Lahat ng Kabanata ng Second Marriage With Duke: Kabanata 31 - Kabanata 40
59 Kabanata
Aku Anggap Mimpi
"Bisakah Duke tidak mencintainya,"Duke Cristin melirik ke atas agar air bening itu tidak keluar. Semua orang tidak tahu, kapan perasaan itu datang dan menghilang."Apa kamu bisa memprediksi? Bagaimana bisa aku mencintainya? Kapan aku mencintainya? Bukankah selama ini kamu menginginkan semua ini Duchess, lalu sekarang apa letak kesalahan ku. Oh benar, kesalahan yang paling menyakitkan bagi ku karena aku tidak jujur pada mu, aku mementingkan perasaan dari pada dia."Duchess Lilliana langsung memeluk punggung Duke Cristin, melingkarkan kedua tangannya di dadanya. Ia tidak sanggup, baru ia rasakan saat Duke Cristin memberikan perhatian. Ia tidak bisa, hatinya sangat sakit."Aku sudah menolaknya, bahkan aku sudah menyakitinya terlalu dalam. Dulu, aku sempat berfikir, tindakan ku yang arogan dan kejam, aku bisa membuat Viola membenci ku karena aku takut membahayakan nyawa Viola dan yang lebih menakutkan, aku takut mencintainya dan menyakiti mu. Kamu sangat heb
Magbasa pa
Mengorbankan Perasaannya
Duchess Lilliana semakin tertekan, dengan cara apa dia harus menghilangkan bayang-bayang Viola. Melihat suaminya saja meringkuk di atas ranjang Viola. Semakin dia tidak percaya diri, apakah cintanya akan berakhir?Duchess Lilliana menggenggam erat gaunnya. Dia akan menjaga hati Duke, ya Duke adalah miliknya dan hanya miliknya.Duchess Lilliana pun melangkah, satu langkah saja kakinya langsung berhenti. Viola berjalan di depannya, memutari ranjangnya, menaiki ranjang itu dan mencium kening Duke Cristin.Matanya membulat, darahnya mendidih. "Viola!" Geramnya.Mata Viola melihat Duchess Lilliana dengan senyuman mengejek. Tanpa rasa bersalah, Viola mencium Duke Cristin dan Duke Cristin justru menyambutnya, laki-laki itu menahan tengkuk Viola, melumat bibir seksinya dengan rakus.Kedua pipi Duchess Lilliana di banjiri oleh air mata yang turun dari matanya. Ia menutup bibirnya agar suaranya tertahan."Aku mencintai mu, Viola."Viola bergera
Magbasa pa
Apa Aku Hamil?
Duchess Lilliana tersadar, dia memandang sekelilingnya, ruangan yang terasa asing, namun mengenalinya."Emmm, dimana aku?"Duchess Lilliana beringsut duduk, matanya menangkap sosok Duke Cristin yang sedang berdiri di balkom dengan kedua tangannya yang menyeludup masuk ke saku samping pakaian hangatnya.Duchess Lilliana pun turun, dia berjalan berjinjit dan langsung memeluk Duke Cristin dari belakang."Duke, sedang apa? Aku merindukan mu."Duke Cristin menghapus kedua sudut matanya menggunakan tangan kanannya. Kemudian melepaskan tautan yang melingkar itu. "Sudah sadar, hem.."Duke Cristin mengecup singkat kening Duchess. "Sudah malam, sebaiknya kamu makan malam. Tadi pagi kamu pingsan  dan maaf atas perkataan ku.""Lupakan, aku sudah melupakan semuanya. Mari kita memulai dari awal."Bagaimana aku bisa memulai dari awal Duchess, se
Magbasa pa
Tidak Akan Mengkhianati Ku
"Duchess.. "Duke Arland tersenyum, dia merubah kesedihan di balik senyumannya itu. "Ada apa?""Aku tidak bisa tidur karena tidak ada Duke."Duke Cristin tersenyum tipis. Semenjak kepergian Viola, Duchess Lilliana sedikit manja, perubahannya membuat Duke Cristin merasa risih."Kamu duluwan, aku akan segera menyusul.""Tapi aku ingin... ""Lilliana, aku tidak pernah mendengarkan mu menolak perintah ku."Duchess Lilliana tak ingin pergi, dia ingin mendengarkan obrolan mereka. Apakah tentang Viola atau tentang pekerjaannya. "Sebenarnya apa yang mereka bicarakan?" Duchess Lilliana menempelkan telinganya, namun sial, ia tidak bisa mendengarkannya.Duchess Lilliana pun memilih pergi dengan pikiran kosong.Sedangkan di dalam ruangan itu. Sang Kesatria sangat serius. Dia harus melaporkan apa yang ia dengar tadi dengan kedua orang laki-laki yang tanpa sengaja mendengarkannya.FlasbackKesatria Luis menghentikan lang
Magbasa pa
Kecewa
"Jangan berbicara sembarangan, Viola tidak mungkin mengkhianati ku." Duke Aland tertawa, dia akan menyiksa perasaan Duke Cristin seperti perasaannya. Ia ingin melihat, sejauh mana Duke Cristin kehilangan Viola. "Kamu merasakannya sama dengan perasaan ku dulu. Aku menahan sakit dan sekarang aku sudah memiliki Viola. Viola mu itu, dia pernah menginap di Villa ku dan kamu tahu apa yang terjadi pada kita. Satu wanita dan satu laki-laki di atap yang sama." Duke Cristin semakin melundak, amarahnya tidak bisa di kendalikan.  "Kamu! Aku mempercayai Viola sebesar aku mencintainya." Duke Cristin hendak melangkah ke depan, namun di cegah oleh Kesatria Luis. "Hentikan, Tuan! Kendalikan amarah Tuan. Kita tidak boleh memicu keributan di kediaman Duke Aland, tenanglah. Duke Aland tidak tahu keberadaan Nyonya, saya yakin. Duke Aland memancing amarah tuan. Jika nyonya mencintai Duke Aland, dia tidak mungkin pergi bersama pelayannya dan meninggalkan Duke A
Magbasa pa
Sembilan Bulan Kemudian
Sembilan bulan kemudian.Kehidupan keempat orang yang terjebak ke dalam lingkaran cinta itu berubah total. Kini Viola telah melahirkan seorang dua orang laki-laki. Kedua anaknya sangat mirip dengan Duke Cristin, seolah takut tidak di akui oleh Duke Cristin. Putra pertama ia beri nama Javier dan kedua ia beri nama Jasper. Untuk membedakan keduanya pun terletak pada tahi lalat. Javier memiliki tahi lalat di telinga kanannya sedangkan Jasper memiliki tahi lalat di telinga kirinya. "Nyonya,"Viola mencoel pipi Javier, untungnya dia melahirkan secara normal dan butuh perjuangan ektra untuk melahirkan kedua buah hatinya. Tepat jam 12.00 malam dia melahirkan, hanya di temani oleh pelayan Milea dan Dokter.Dia tidak ingin ke rumah sakit dan memilih melahirkan di rumahnya saja."Dia mirip sekali, seandainya Duke tahu, apa dia juga merasa senang."Pelayan Milea melirik ke arah Jasper, bocah laki-lali itu menggesekkan kepalanya. Pertan
Magbasa pa
Penyelidikan Pelayan Milea
Malam harinya.Pelayan Milea membereskan pakaiannya, dia masukkan ke dalam koper berbentuk kotak itu. Sedangkan Viola, dia hanya diam seraya berdiri dan menggendong Jasper."Nyonya, aku akan mencari situasi di sana.""Terima kasih, maaf merepotkan mu.""Tidak, selama ini saya sangat senang membantu dan menjadi pelayan nyonya, sekarang nyonya istirahatlah. Nyonya pasti lelah."Viola mengangguk, dia dia antar oleh pelayan Milea ke kamarnya. Sesampainya di sana, pelayan Milea mengambil alih Jasper, lalu membaringkan tubuhnya ke box itu."Terima kasih banyak Milea," ujar Viola seraya memeluk pelayan Milea begitu hangat.Setelah selesai berpelukan, keduanya berpisah dan tidur di kamar masing-masing.CitCitSuara burung membangunkan Viola, dia membuka matanya, lalu menghadang silau matahari yang menerpa wajahnya."Ini jam berapa?"Viola beringsut turun, pertama kali yang ia lihat kedua bayi gembulnya. Keduany
Magbasa pa
Titik Pertemuan
Kesatria Luis pun memilih sembunyi, dia mengintip di balik karung. Menatap jeli ke arah pelayan Milea. Untuk memastikan dan meyakinkan hatinya. Kesatria Luis menyuruh seorang wanita menarik jubah hitam yang menutupi kepalanya itu dan sekali lagi, Kesatria Luis tercengang. Wanita itu benar-benar pelayan Milea, pelayan Nyonya kedua kediaman Duke.kesatria Luis memilih mendekat, dia ingin mendengarkan percakapan pelayan Milea dan orang suruhannya itu."Maaf Nyonya, maaf saya salah orang, saya kira nyonya adik saya."Pelayan Milea mendengus kesal, bisa saja akan ada orang yang mengenalinya dan rencananya akan gagal total. "Sudah tidak apa-apa, lain kali berhati-hati." Pelayan Milea kembali melihat ke depan. Dia mengabaikan wanita yang memunguti tomatnya itu, fokusnya hanya pada Duke Cristin dan yang lainnya, namun yang di cari malah menghilang."Kenapa aku bisa teledor sih? Seperti ini kan."P
Magbasa pa
Laporan Kesatria Luis
"Dan saya takut, Duchess akan mengambilnya. Bukankah tujuan Duchess ingin membawa mereka. Kediaman Duke membutuhkan pewaris sah." Viola membenarkan perkataan pelayan Milea, dia akan mempertahankan apa yang sudah menjadi miliknya. Masa bodoh dengan perjanjian itu, dia tidak peduli lagi. OekOek "Nyonya sepertinya mereka haus," ujar pelayan Milea. Viola langsung berlari dan menghampiri putranya yang menangis itu di ikuti pelayan Milea. "Aku harus mengatakan ini pada tuan, tuan pasti senang," ujar Kesatria Luis meleset pergi. Dia pun menunggangi kudanya yang tak jauh dari sana. Selama di perjalanan, Kesatria Luis tidak berhenti sedikit pun. Seakan tubuhnya tidak perlu energi, sekedar minum atau makan. Baginya, informasi kali ini lebih penting dari kesehatannya sendiri. Sesampainya di kediaman Duke, Kesatria Luis langsung turun. Dia menyerahkan tali kudanya pada salah satu pengawal yang menghampirinya. "Dimana tuan?" "Tuan ada d
Magbasa pa
Pertemuan Dalam Diam
Sepanjang malam Duke Cristin berdiri di balkom sembari menyilangkan kedua tangannya di belakang punggungnya. Semua yang di alami oleh Viola karena semua kesalahannya. Memilih melihat dan menjaga dari jauh karena ia tidak mampu berhadapan langsung dengan Viola."Tuan." Duke Cristin sedikit menoleh, kemudian melihat matahari yang mulai nampak memancarkan cahaya keemasannya.Sudah pagi, itu artinya sebentar lagi dia sudah berangkat."Saya sudah menyiapkan semuanya."Duke Cristin memutar tubuhnya. "Apa kamu sudah tahu? Apa yang harus kamu lakukan?!""Iya Tuan,""Semuanya sudah siap Tuan," ujar Kesatria Luis."Tunggulah di luar, aku akan segera menyusul kalian." Perintah Duke Cristin.Selang beberapa saat, Duke Cristin telah bersiap-siap. Dia pun turun dan melihat Eryk di tangga terakhir. "Ayah, ayah mau kemana?""Eryk, maaf Ayah ada urusan di luar.""Duke mau kemana?" Sambar Duchess Lilliana yang tiba-tiba muncul dari
Magbasa pa
PREV
123456
DMCA.com Protection Status