All Chapters of Dark Secret of Lady CEO: Chapter 21 - Chapter 30
55 Chapters
Acceptance and Rejection
        Abigail menikmati sarapan ditemani pikiran dan hati yang kalut. Apa yang terjadi di ruang rapat kemarin sesungguhnya sangat di luar dugaan. Namun, dengan cepat ia berhasil menetralisir suasana hati yang mendadak berubah ketika melihat kehadiran Sidney di sana, tak henti bergelayut pada lengan Zachary.         Ia kesal melihat adegan mesra yang baginya justru tampak berlebihan dan menjijikkan. Pasalnya, di ruangan itu tak hanya ada mereka bertiga—jika niat Sidney untuk membuat Abigail cemburu, melainkan ada beberapa lainnya yang pada akhirnya terpaksa ikut menjadi penonton.         Sungguh, perasan itu muncul bukan karena dirinya cemburu. Di mata Abigail, tak ada yang menarik dari Zachary. Memang benar pria itu tampan, dengan rambut sewarna tembaga berpotongan cepak, sepasang manik mata kelabu yang tajam namun hangat, juga suara bariton yang mungkin akan membuat para gadis menahan nafas jika mendengar
Read more
Judge
        Abigail sedang bersama Alice di kantor saat Mr.Thompson datang. Ia telah menemukan siapa saja yang memiliki saham di perusahaan James Anderson. Pria itu meletakkan amplop coklat di atas meja, tepat di hadapan Abigail.         "Amplop itu berisi berkas mengenai kepemilikan saham Tuan Anderson di salah satu anak perusahaan yang dibangun olehnya, yang kini telah diakuisisi oleh EmerCorps. Namun, aku tidak menemukan data legal dari tindakan tersebut," tutur Mr. Thompson.         Abigail menyeringai, mendengar penjelasan Mr. Thompson telah membuat matanya terbuka. Jelas betapa licik Garry Emerson, juga keluarga dan rekan-rekannya, hingga tega melakukan cara kotor demi mendapat apa yang mereka inginkan.         "Tentu saja ... mereka tak memiliki data kuat untuk mengambil hak atas perusahaan James, sehingga menghalalkan segala cara. Aku ingin kau mengusut lainnya yang terlibat a
Read more
A Longing
        Zachary dan Sidney, masih dengan topik yang sama, saling melempar argumen satu sama lain. Tak ada satu pun dari mereka yang mau mengalah, atau setuju dengan keinginan lainnya. Abigail bisa memaklumi itu. Andai dirinya menjadi Sidney, ia pun akan melakukan hal yang sama, melindungi kekasih dari wanita lain.         Hanya jika wanita itu terlihat mengancam hubungan mereka. Mudah sekali menyimpulkan tujuan dari sikap keras kepala Sidney. Ia masih bersikeras untuk menginvestasikan saham miliknya. Sementara Zachary justru sebaliknya.         Abigail menyimak pertengkaran yang semakin rumit. Ia ingin menghentikan tindakan keduanya yang tentu saja mengganggu ketenangan Abigail, tetapi juga penasaran akan berakhir seperti apa pertengkaran mereka.         Setelah membiarkan kedua tamunya berdebat, Abigail akhirnya harus mengambil keputusan.         "Hent
Read more
Someone From Another Past
        Abigail terenyak mendengar perkataan Dokter Gregory. Matanya membelalak, tak menyangka dokter yang menangani Selena akan mengenali. Siapa sebenarnya dokter itu? Mengapa ia bisa tahu banyak hal?         "Apakah kau terkejut, dan bertanya-tanya mengapa aku bisa mengetahui siapa kau?"         Dokter Gregory tersenyum, memutar tubuh ke arah Abigail.         "Kau mungkin bisa memakai ribuan topeng untuk bersembunyi dari mereka, siapa pun itu. Namun, kau tidak bisa bersembunyi dariku. Aku dokter yang menangani kejiwaan, Abby, aku dapat membaca ada yang tidak beres. Dan itu terjadi di alam bawah sadarmu."         "K-kau tidak bisa seenaknya mengatakan hal tanpa bukti," elak Abigail. Dokter Gregory hanya menyungging senyum tipis.         "Sudahlah Abby, aku memang tak punyai bukti, tapi DNA bisa menjadi bukti. Namun, aku tak
Read more
Ashton is Join The Game
        Abigail terdiam mendengar suara yang tentu saja tak asing di telinga. Sudah menghabiskan air mata selama seharian, dan kini tampak ada yang mulai menggenang lagi.            "Apa yang kau inginkan?" tanya Abigail, sendu. Bukan raut kemarahan yang terulas di wajahnya, melainkan haru, tetapi ada sedikit kesal.            Ia mengusap air mata dengan jemarinya.           "Abby ... apakah kau menangis? Hey ... kau seharusnya senang mendengar suaraku, bukan malah bersedih ...."            Abigail menyembunyikan isaknya. "Aku tidak sudi menangisi pria pengecut sepertimu!"            Keduanya terdiam sesaat, merangkai rindu dan memori yang sempat terburai dan tercerai-berai. Kini, segala kenangan tentang kebersamaan singkat mereka, seolah kembali satu per s
Read more
The Choice
        Abigail merenung mengingat pertemuan dengan Ashton, lalu kejadian tak terduga di mana Zachary tiba-tiba muncul di kediaman gadis itu. Dan bagaimana pria itu mengungkapkan perasaan dan kekalutannya menjalani hubungan dengan Sidney.         Benarkah ia merasa kalut? Atau jangan-jangan itu hanya kepura-puraan saja agar Abigail memberinya kesempatan? Namun, bukankah perkataan orang mabuk adalah bentuk ungkapan hati yang terdalam?         Bisa ya, bisa juga tidak.         Satu hal yang pasti adalah Abigail tak akan semudah itu memberi hati bagi sembarang pria. Meski Zachary juga bukanlah pria sembarangan, tetapi apa yang telah diperbuat oleh ayahnya tentu saja tak akan pernah termaafkan.         Lalu bagaimana dengan Ashton? Haruskah ia memberi kesempatan pada pria itu? Bagaimana jika setelah mendapat kesempatan, pria itu justru pergi lagi? &
Read more
Erratic Feeling
        Abigail merasa dirinya sudah tidak waras. Biasanya ia tak pernah begitu tersipu akan perhatian pria mana pun, tetapi dengan Ashton, rasanya sungguh berbeda.         Ia bisa menjadi pribadi yang berbeda ketika bersama pria itu, dibanding saat sendiri atau dengan orang lain. Kecuali keluarganya, tentu saja. Dan Ashton sudah mendapat keistimewaan yang sama seperti yang ia berikan pada paman dan bibinya.         Seperti hari ini, Abigail sudah duduk berhadapan dengan Ashton, menikmati makan malam romantis di restoran favorit Abigail.         Wajah keduanya tak henti mengulas senyum, terlihat sesekali Abigail melempar tatapan penuh kerinduan, begitu pula Ashton. Keduanya terlihat dimabuk asmara.         "Jadi ... kapan aku bisa bertemu Paman dan Bibimu?" tanya Ashton, hampir membuat Abigail tersedak.         Ia tidak menya
Read more
Game and Negotiation
        "Mengapa sikapmu tiba-tiba manis padaku saat di depan mereka?" tanya Ashton, saat ia dan Abigail sudah berada di dalam mobil, meluncur meninggalkan L'Restaurante untuk menuju ke tempat lain.        Ashton bersikeras mengajak gadis itu untuk pergi ke tempat lain, meski sebenarnya Abigail sangat enggan. Pembicaraan dengan Ashton membuat suasana hati gadis itu berubah tiba-tiba.        "Aku hanya melakukan yang seharusnya. Gadis itu selalu mencurigai aku memiliki hubungan khusus dengan kekasihnya, sementara pria itu ...." Abigail tidak meneruskan kalimatnya. Ia enggan membahas tentang Zachary, karena setiap kali bicara dengan Ashton, ia tak akan bisa mengendalikan berapa banyak kalimat yang akan keluar.        Ia tak ingin Ashton mengetahui tujuan utamanya terhadap Zachary.        "Ada apa dengan pria itu? Apa ia mendekatimu? Apakah ia jatuh cinta
Read more
Trick or Treat
        Alice mendatangi kantor Abigail setelah sekian lama tak muncul. Ia sudah membaca berita tentang kedatangan seorang pebisnis muda, yang ternyata merupakan kekasih Abigail, Ashton.         "Aku tidak menyangka kau sudah memiliki kekasih," komentar Alice, yang membuat Abigail tersipu.         "Ingatlah, Alice, semua yang dilakukan oleh seorang pebisnis adalah kembali untuk bisnis," tukas Abigail sembari menuangkan kopi untuk Alice. "Bagaimana kabarmu setelah menghilang sekian lama?"         "Oh ... kau pasti bisa melihatnya sendiri. Aku baru saja melakukan misi. Sungguh tak mudah menemukan adikmu. Setiap kali mendapat informasi keberadaannya, ia menghilang begitu aku tiba. Sangat aneh mengingat tak ada seorang pun yang mengenalinya."         Abigail tertegun mendengar cerita Alice, tangannya yang sedari tadi menuangkan kopi hanya diam di tempat, me
Read more
Pleasure Part of Negotiation (21+)
        Setelah kegagalan misi menemukan Gin, Alice membuat rencana lain, tentu saja untuk tujuan yang sama. Ia berharap taktik ke sekian kali ini akan membuahkan hasil. Namun, sebelum menjalankan rencana, ada hal yang ingin ia lakukan.         Sama seperti Abigail, ia pun penasaran mengenai Dokter gregory. Bagaimana pria itu bisa mengetahui identitas asli Abigail? Alice bahkan ingat betul, dirinya sama sekali tidak mengungkit tentang Abigail, hanya bertanya tentang Gin, yang saat itu masih sangat kecil. Bodohnya, ia tidak menaruh curiga pada dokter berwajah tampan itu.         Karenanya, hari ini ia memutuskan untuk kembali ke panti rehabilitasi dan bertemu dengen Dokter Gregory. Ia tak mampu lagi menahan, terlebih Abigail merasa dirinya terancam ketika mengetahui bahwa dokter itu seolah tahu banyak tentang keluarga Anderson.         Alice sudah bersiap, mengenakan pakaian terbai
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status