All Chapters of KINGMAKER (Indonesia): Chapter 81 - Chapter 90
94 Chapters
81. Notulen
"Mulai sekarang, Tuan Putri akan menjadi pegawai magang di sini. Beliau sama seperti kita semua, tidak perlu di beri perlakuan khusus!" seru Fred di ruang kantor para pegawai. "Kembali bekerja!"Seketika semua orang kembali pada buku jurnal dan perkamen di meja masing-masing. Sheira bisa melihat para Direwolf itu dengan telinga-telinga anjing kecil mereka. Di bawahnya ada wajah-wajah serius yang penuh konsentrasi. Beberapa menetap di meja dengan pena-pena bulu yang tak berhenti menggesek perkamen. Lainnya ada yang mengangkut gulungan perkamen di pelukan mereka atau buku jurnal tebal bersampul kulit lembu.Namun, Sheira tak bisa menghindari lirikan-lirikan mereka yang seperti ingin tahu padanya. Atau beberapa pegawai Direwolf wanita yang berbisik di pojok sana. Entah bicara apa.Mereka ada di Departemen Legal Istana. Sebuah ruangan yang berisi dokumen-dokumen dalam proses dengan para pegawai yang memakai seragam sama dengan Fred. Jas biru tua dengan bordiran sulu
Read more
82. Mencuri Kesempatan
Di balkon ruang kerja raja, sengaja disiapkan sebuah meja dengan dua kursi. Pelayan menyusun sedemikian rupa hingga nyaman bagi raja dan selirnya untuk makan siang bersama.Ditrian tak henti-henti memandangi Sheira yang makan dengan anggun. Hingga sampailah mereka ke makanan penutup."Apa ada sesuatu di wajah saya, Yang Mulia?" tanya Sheira bingung."Tidak," jawab Ditrian mesem-mesem. "Aku cuma senang saja. Sepertinya membuatmu bekerja di istana adalah ide yang bagus. Aku bisa sering-sering melihatmu di jam-jam sekarang.""Seharusnya Yang Mulia membiarkan saya untuk makan siang dengan rekan sejawat yang lain. Tidak bagus loh menganak emaskan pegawai.""Kau kan
Read more
83. Kebimbangan
"Kira-kira, berapa lama hal itu bisa terjadi?" tanya Raja Ditrian.Di siang yang senggang, ia sengaja memanggil Dokter Stuart, dokter kerajaan dan Master Viserian, ahli alkimia kerajaan."Saya tidak bisa menjanjikan atau bahkan menjamin Tuan Putri bisa memiliki anak dari Yang Mulia," jawab Dokter Stuart. "Ini karena Anda berdua adalah dua ras yang berbeda. Manusia dan Direwolf.""Apa tidak ada ramuan yang bisa mewujudkannya?" Ditrian beralih pada Master Viserian."Saya tidak menyarankan ramuan apapun, Yang Mulia. Salah-salah, janin yang ada dalam perut Tuan Putri bisa terkena kutukan, atau malah bisa membuat beliau mandul. Tapi kalau Yang Mulia menginginkan ramuan kontrasepsi, saya bisa menyediakan."
Read more
84. Anak Kesayangan Dewa
'Bagaimana membatalkan pernikahan dengan Evelina?' pikir Ditrian.Dadanya cemas. Dia ingat bagaimana wajah Everon tadi. Langkah kaki yang panjang begitu cepat melintasi lorong-lorong istana. Ia melesat melewati pilar-pilar pualam yang tinggi dan gagah."Siapkan kereta kuda!" perintah Ditrian ketika ia berpapasan dengan salah satu pengawal. Tanpa menghentikan langkahnya sebentar pun."Baik Yang Mulia!" sahut pengawal itu. Ia berlari sepanjang koridor hendak memenuhi perintah rajanya.Ditrian telah sampai di salah satu ruang di istana. Ruang Departemen Legal Kerajaan. Pintu itu masih terbuka lebar."Yang Mulia," sapa seorang pegawai sambil membungkuk. "Apa ada yang bisa kami-.""Dimana Fred? Dimana istriku?" potong Ditrian semena-mena dan tergesa.Ditrian mengedarkan pandangannya ke seisi ruangan. Para pegawai langsung membungkuk begitu melihat sang raja. Ia menememukan Sheira dan Fred tengah berbincang. Mereka berdua tak menyadari keha
Read more
85. Puncak Kebimbangan
Tidak bisa dihindari.Wajah gemuk Duke Gidean von Monrad dan Duchess Anna von Monrad berseri-seri. Di ruang kerja raja yang biasa membuat stress Raja Ditrian, kini terasa lebih buruk baginya. Grand Duke Everon duduk khidmat. Lady Evelina pun menunggu-nunggu jawaban tunangannya."Se-Sebulan. Beri aku waktu sebulan lagi," lirih Ditrian.Seketika senyuman keluarga Monrad redup. Bahu Evelina melorot lesu. Yang paling berubah jengkel adalah Everon. Mata biru pria itu melirik tajam seperti berkata, 'apa yang kau lakukan?!'"Maksud Yang Mulia ... apa ya?" tanya Duchess Anna gugup. Ia terlihat semakin tidak nyaman.Ketika wanita itu melirik Evelina, mata zamrudnya berkilat sekilas nyaris memuntahkan air mata."Ah! Haha! Yang Mulia pasti ingin supaya pernikahan dilakukan sebulan lagi," sambar Grand Duke Everon dengan nada bercanda. Ia mengatakan seolah ini adalah lelucon. Seringai canggungnya mekar di bibir."A-Aku tidak-," Ditrian berkeringat
Read more
86. Pernikahan Kedua
"Tuan Putri?" panggil Fred. "Tuan Putri?!" panggilnya sekali lagi dengan nada gemas."O-Oh!" Sheira tersentak kaget dari renungannya. Ia menoleh di atas tempat duduk pada pria culun berambut klimis itu. Wajah Fred agak kesel. "I-Iya Tuan Fred? Apa ada yang bisa saya bantu?"Fred mendesah sebal. "Hhh. Saya sudah memanggil Anda tiga kali. Apa Anda sudah menyelesaikan salinan dokumen?""Ah ... maaf. Iya saya sudah selesai." Sheira buru-buru merangsak ke lembar-lembar perkamen yang acak-acakan di meja. "Ini dia Tuan. Tiga lembar kan?" katanya seraya menyerahkan dokumen."Tiga? Saya cuma minta dua kok," sanggah Fred."Eh ... bukan tiga ya?" tanyanya linglung.Fred cuma menggeleng tidak habis pikir, lalu mengambil dokumen itu dari genggaman Sheira. Fred memeriksa baik-baik dari kacamata baca. Kemudian mata hijau pria itu melirik Sheira yang kembali seperti melamun."Meja Anda berantakan. Anda tahu saya tidak suka itu. Meja yang berantakan bisa jadi bibit keteledoran. Apalagi Anda mengurusi
Read more
87. Jawaban Dewa
"Hentikan ... nghh!""Sheira! Sheira!" panggilnya sekali lagi."Ditrian ... hentikan ....""Sheira ... bangun!"Ditrian mengguncang lengannya. Seketika mata Sheira terbelalak. Ia terjaga. Keringat dingin menyelimuti leher dan pelipis. Ia terengah-engah."Di-Ditrian ... apa yang kau lakukan disini?" tanyanya kaget."Kau mimpi buruk?" sambar Ditrian.Kamar itu remang hanya ditemani cahaya perak dari bulan yang menyelinap masuk. Tapi Sheira bisa jelas melihat kedua mata emas yang menyala-nyala di kegelapan. Memandanginya cemas.
Read more
88. Kesayangan
"Hamil?"Dokter Stuart mengangguk takut."Saya ... tahu Yang Mulia hendak menikah. Saya tidak berani memberitahu siapa pun Yang Mulia. Saya hanya memberitahu Lady Emma."Ditrian memandang mata perak Sheira. Istrinya itu terlihat panik dan cemas. Dia ketakutan."Dokter Stuart ... tinggalkan kami berdua. Panggil Lady Emma kemari.""Ba-Baik Yang Mulia ...," dengan gugup, Dokter Stuart memunguti peralatan dan tas kulitnya. Ia setengah berlari meninggalkan kamar itu. Kini hanya ada dirinya dan Sheira.Perlahan Ditrian mendekat dan duduk di bibir kasur.Sheira cemas. "Di-Ditrian ... maafkan aku. Aku ... aku benar-benar tidak tahu," Sheira perlahan menangis, tangannya gemetar. "Aku mohon maafkan aku. Seharusnya aku tidak hamil. Kau sebentar lagi akan menikah .... Aku-."Kalimatnya terpotong saat Ditrian memeluknya erat. Kepalanya terbenam di bahu Sheira. Nafasnya penuh dengan kelegaan."Akhirnya ... akhirnya dewa menjawab doaku
Read more
89. Regina
"Aku pakai yang ini saja ya?" tanya Evelina pada dirinya sendiri.Ia memandangi cermin sembari menjinjing sebuah kalung berlian besar di sekitar lehernya, mengira-ngira kalau ini cocok atau tidak dengan warna gaunnya nanti."Yang itu juga bagus, Lady," sahut pelayannya mengiyakan."Menurutku juga begitu. Ini sangat mewah! Pasti akan cantik sekali."'Pasti ... Ditrian akan melihatku berkilauan di pernikahan kami,' batinnya. Ia membayangkan wajah haru macam apa yang akan dibuat calon suaminya saat memandang dirinya berjalan menuju altar dengan gaun pernikahan.Tiba-tiba saja itu membuatnya berdebar-debar dan merona. "Oh! Aku sangat ingin segera menikah!" serunya."Evelina sayangku, sepertinya ada tamu lagi dari kerajaan. Apa mereka membawa hadiah yang lain untukmu?" tanya Duchess Anna.Ia sedari tadi memandang ke luar jendela kamar. Ada dua buah kereta kuda kerajaan baru saja terparkir di sana. Tak berapa lama seseorang turun dari keret
Read more
90. Penghuni Baru Istana
"Dengan ini ... kunyatakan Evelina von Monrad sebagai seorang Regina," tandas Yang Mulia Raja Ditrian.Beberapa bangsawan yang menyaksikan bertepuk tangan. Ruang tahta hari ini penuh. Seharusnya, ini adalah hari pernikahan Yang Mulia Raja dengan Lady Evelina von Monrad. Namun, dengan beberapa kejadian, hari ini menjadi hari penobatan Lady Evelina von Monrad sebagai Regina istana Kerajaan Canideus.Aturan lama istana ini, beberapa bangsawan kurang memahami. Hingga petugas arsip dan ahli istana harus mengorek-korek banyak perkamen lawas untuk mendiskusikan seperti apa posisi dan tugas seorang Regina, dan berapa lama ia akan menjadi Regina. Entah sudah berapa abad setelah status Regina lenyap dari istana. Raja-raja terdahulu Kerajaan Canideus nampaknya lebih senang langsung memilih ratunya daripada harus repot-repot menyeleksi R
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status