Semua Bab SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN: Bab 51 - Bab 60
104 Bab
Ada Duit Urusan Lancar
"Bagaimana kondisi di sana?" tanya Biantara pada orang di ujung telepon. Pria itu kini tengah beristirahat di sofa setelah pekerjaan panjang yang melelahkan di kantor."Aman, Tuan. Mereka sedang frustasi karena ATMnya tak bisa digunakan," sahut orang suruhan Biantara. Mata mereka terus mawas. Secara bergantian, bahkan bersamaan mengawasi dua orang yang tampak cemas di seberang sana.Setelah memutuskan mengganti tiket Dewa dan Qinara, bos itu meminta empat orang anak buahnya mengikuti di pesawat yang sama. Mereka bergerak, tanpa sepengetahuan pasangan pengantin baru itu."Hem. Bagus." Biantara tersenyum. Sebuah senyuman sinis. Mereka pantas mendapatkan kesulitan atas kejahatan yang mereka perbuat dan rencanakan.Seperti halnya setan jahat, yang paling sakti dan jahat di antara mereka adalah yang memisahkan pasangan suami istri saling mencintai."Oya, Tuan. Perempuan muda itu sepertinya pingsan. Apa perlu kami membawanya ke dokter?" ucap salah satu a
Baca selengkapnya
Keguguran?
"Catch him!" Salah seorang pria berpakaian keamanan menunjuk pada Dareen.Pria yang dianggap telah melakukan tindakan tidak menyenangkan di area mereka."Apa?!" Kalila melebarkan mata karena bingung. Menatap pada pria-pria yang memakai seragam, lalu pada Dareen, untuk membaca situasi di depannya.Apa yang sebenarnya terjadi?Begitu juga Dareen dia sangat heran, apa kesalahannya sampai para petugas datang padanya. Dan ingin menangkap tiba-tiba. Mungkinkah ini dendam papinya?Namun, ia segera menepisnya. Pria tua itu terlalu sibuk, untuk bercanda seperti sekarang. Apalagi Qinara dan Dewa ada di bawah pengawasannya."What? I cannot understand what he mean?!" Dareen meninggikan suaranya pada orang-orang itu."Mas, ada apa ini?" Kalila berbisik. Yang kemudian pria di sampingnya menggeleng menjawabnya."Aku belum pernah ngalamin kaya gini," bisik Dareen."Are you okay?" tanya salah seorang petugas pada Kalila, sementara petuga
Baca selengkapnya
Darah ….
"Ada apa dengan Qinara?" tanya Kalila penasaran. Juga cemas.Dareen menoleh pada sang istri, lalu mengangkat tangan, memberi kode pada wanita itu agar bersabar untuk menunggunya selesai bicara dengan orang di ujung telepon. Dengan begitu dia sendiri bisa memahami secara jelas maksud sang papi."Ya, Pi? Gimana?" tanya Dareen, melanjutkan perbincangan dengan papinya."Em. Ini kabar dari orang Papi yang mengikuti mereka ke Tanzania." Biantara menyahut."O, begitu. Lalu bagaimana kondisinya sekarang? Apa sudah dibawa ke rumah sakit?" tanya Dareen lagi.Kalila melebarkan mata. Kepanikannya bertambah- tambah saat pria tampan di depannya menyebut rumah sakit. Apa iya separah itu?Ingatannya langsung berputar pads kejadian sebelum mereka berangkat. "Apa jangan-jangan dia memang perdarahan hari itu?" tanya Kalila.Pikirannya makin kacau, kala sadar bahwa mereka berdua terlalu sibuk di dalam kamar hotel, sampai tak tahu kabar sebenarnya dari In
Baca selengkapnya
Melihatnya di Hotel Saja
Pada siang hari pemandangan kota tampak luar biasa, ketika cuaca cerah karena langitnya biru, tamannya indah menghasilkan foto yang luar biasa."Indah sekali." Kalila memandang dengan takjub, pemandangan yang terhampar di depannya.Untuk mendapatkan view kota Paris terbaik, memang harus naik ke Puncak menara."Ini sangat mengagumkan." Senyum wanita itu semakin terlihat cantik dan menawan, hingga secara otomatis membuat Dareen ikut tersenyum.Mereka melihat keamanan berjaga dimana-mana membuat suasana menjadi sedikit mencekam. Dareen tertawa masam karena ingat kejadian di lift dengan pihak keamanan."Anda belum mengunjungi Paris apabila belum foto di Eiffel, kota penuh pesona, penuh cinta dan romantis," bisik Dareen kemudian.Kalila menoleh dan tersenyum. Paham maksud prianya, wanita itu segera menghadap sang suami membelakangi pemandangan kota yang dikaguminya. Kemudian berpose di depan kamera.Usai memfoto istrinya yang cantik, Daree
Baca selengkapnya
Harus Dimulai dari Mana?
“Dareen gawat! Qinara masuk rumah sakit. Aku tak yakin dia akan tertolong meski semua biaya berobatnya papi yang bayar.” Suara papi Dareen terdengar di balik ponsel milik pria bertubuh kekar yang duduk di samping Kalila.Tentunya Kalila mendengar jelas meski Dareen tidak men-loadspeaker ponselnya.Di dalam mobil sewaan yang sedang dikemudikan supir, mereka berdua dalam kondisi tegang setelah mendengar berita mengejutkan dari Papi Dareen. Di luar dugaan bagi sepasang suami istri yang berharap bisa balik ke hotel dalam suasana so sweet romantic.Tidak bisa dipungkiri, kondisi di mana dan bagaimana dia, panggilan papinya hukumnya wajib diangkat. Kecuali beberapa hal yang kress, terutama soal perjodohan yang sempat beberapa kali ditolak Dareen.Bagaimana mungkin Daraen tega menolak panggilan telepon dari seorang pria yang bertubuh gempal dan sudah memutih di kedua sisi rambutnya? Seorang pria tua yang sudah bekerja keras untuk hidupnya.&ld
Baca selengkapnya
Menambah Rute
“Eh … Eum … Qinara dan Dewa gak di sini. Mereka di Afrika.” Pria itu memegangi jemari istrinya yang dipenuhi pertanyaan di kepalanya. Dia menatap dalam pada sosok lengkung paras Kalila yang membingkai indah dan mulus. Kesempurnaan ciptaan Allah yang tiada bandingannya dengan makhluk lain. Wanita yang menjaga auratnya dan taat akan sangat berharga seperti kerang yang di dalamnya terdapat mutiara mungil cantik.“Maksud Mas?!” Kalila menautkan kedua pelipisnya berusaha menerka maksud suaminya. “Apa yang sebenarnya terjadi? Jelaskan Mas?” Penasaran Kalila yang sedari tadi tertahan di ubun-ubunnya akhirnya keluar juga.“Eh … Eum … ” Dareen bingung harus mulai dari mana.“We have arrived, sir.” Sopir menghentikan mobilnya tepat di depan bibir Gedung hotel yang megah menjulang tinggi.Pandangan Dareen seketika berbinar kala sudah di depan hotel.&l
Baca selengkapnya
Semua Rencana Papi
“Kenapa sayang? Siapa yang …?” tanya Dareen yang tiba – tiba terbangun karena mendengar kabar buruk dari bibir tipis nan berisi milik istrinya.“Maafin nenek, Kalila …” terdengar samar-samar suara isak tangis nenek dari ponsel yang dilekatkan di telinga istrinya.“Nek …” ucapan Kalila menggantung kala nenek mematikan ponselnya.‘Ini gak mungkin. Jadi yang waktu di rumah itu …? Lalu sekarang …? Apa ini karma Qinara? Tapi, kenapa juga nenek harus minta maaf?’ Ribuan pertanyaan menumpuk di kepala wanita itu.Kalila menatap kosong karena masih syok mendengar berita dari neneknya lewat telepon.Sosok adiknya yang begitu dibencinya karena sempat mengacaukan separuh hidupnya. Dengan dalih hamil, dia berhasil membuat perhatian semua orang. Bahkan mama pun tega mendukung rencana jahatnya. Sangat menyakitkan adik dan mama yang disayanginya melakukan hal sepicik itu demi
Baca selengkapnya
Tenggelam dalam Pelukan
Dareen menggeser tubuh kekarnya dan duduk menghadap istrinya yang sedari tadi bersandar di ranjang di bawah satu selimut. Dirangkulkanya kedua jemari istrinya dengan mesra sembari menarik napas panjang untuk menghilangkan rasa cemasnya.‘Semoga Kalila gak marah.’ Dareen menelan saliva sekali teguk.“Qinara dan Dewa di Tanzania Afrika, itu sudah direncanakan … sama … Papi.” Dareen sesekali memandang istrinya lalu menunduk. Merasa bersalah.Ada rasa takut yang sekilas menghampiri pria itu jika kejujuran ini terdengar oleh Kalila. Terlebih, sedari tadi wanita di hadapannya ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Namun jika tidak diungkapkan akan lebih menyakitkan bagi istrinya. Akan lebih baik mendengar langsung dari bibirnya meski juga membuat wanita di hadapannya akan tersentak kaget.“Apa?!” Kalila menautkan kedua alisnya dengan mulut menganga seperti ekspresi dugaan Dareen.“Dengarkan s
Baca selengkapnya
Nasib Dewa dan Qinara
Entah kenapa, lama-lama perasaannya luluh. Apa karena kelelahan? atau karena suaminya yang membuat dekapannya terasa hangat? Apapun itu, saat ini Kalila hanya ingin menenggelamkan diri dalam pelukan mesra suaminya yang masih dalam satu selimut.Hingga akhirnya tubuh wanita itu terasa berat bersandar dengan kelopak mata terpejam. Kontan Dareen membaringkan istrinya bersamaan dengan dirinya. Menyandarkan lengannya sebagai bantal dan merangkul tubuh langsingnya. Wajah pria itu hanya berjarak kurang dari satu centimeter menatap mesra istrinya yang tengah terlelap.“Lucu banget kamu sayang.” Dareen menahan cekikikannya sembari mengingat eskpresi istrinya yang tadinya penuh emosi, sekarang bisa tenang di pelukannya.Pria itu pun ikut hilang kesadaran entah berapa lama.Tiba-tiba Dareen terbangun kala mendengar suara gemericik air. Tersadar wanita disampingnya sudah tak ada. Pandangannya mengarah ke kamar mandi sambil tersenyum mengingat kejadian tad
Baca selengkapnya
Pingsan
Secepat kilat Dareen menahan tangan wanita itu hingga membuat wajah istrinya memanas kala menatap mata elang itu yang tak berkutik. Wajah suaminya kian makin mendekat.“Wanitaku lagi omes nih. Mau aku wujudkan?”Pria benar-benar membuat Kalila seperti terbang tiba-tiba terhempas jatuh ke dasar. Hal yang paling menyebalkan dari karakter seorang Dareen. Cerdasnya dia mampu membuat hati wanitanya yang sedari tadi kegeeran bisa menjadi tak berdaya karena salah tingkah.Kontan wanita itu menyeruduk keras batok kepala suaminya."Argh!" Dareen menjerit kesakitan sembari mengusap kedua pelipisnya."Augh!" jeritnya lagi dengan melangkah mundur. Masih teras cenat cenut efek benturan keras."Mau suamimu amnesia?!" gerutu Dareen dengan bibir mencucu."Mas juga sih. Goda lagi. Nyebelin tau gak. Gak tau tuh, berapa cewek yg trgoda. Oh, itu si Clara kayaknya tergoda tuh.ck." Cerocos Kalila mencebik kesal kala tiba-tiba terlintas di otakn
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status