Semua Bab DEVIL QUEEN: Journey as Villainess's Subordinate: Bab 31 - Bab 40
99 Bab
[JEANETTE] Aku Membuat Gebrakan
“Saya rasa itu aja, Folkstein.”“Maaf?” Rasanya aku bahkan belum melakukan apa-apa.Yang kami lakukan selama sepuluh menit ini cuma bertukar kabar. Berbincang basa-basi yang tak mengarah pada apa pun, dan … selesai.“Itu aja?”Tuan Dylan mengangguk dan tersenyum. “Saya sungguh senang mendapati generasi muda kami sudah mempertimbangkan baik-baik bagaimana dia bisa berkontribusi pada masyarakat. Itu modal yang signifikan. Terutama untuk anda.”Dia membicarakan ‘berkah’ yang kumiliki.Tentu aja, ini sudah jadi rahasia umum di kalangan pelajar.Lebih-lebih, pria di depanku inilah yang ngasih Ayah surat rekomendasi eksklusif. “Itu berarti … saya lolos?”“Saya enggak bisa menjanjikan apa-apa.” Tuan Dylan berdeham. “Tapi, bisa dibilang, sejauh ini, hampir semua orang mendapat hasil impresif.”“Be-begitu …” Kata ‘tapi’ itu masih bikin aku gelisah. “Kalau saya … kalau saya lulus dari sini, apa Tuan bisa ngasih surat rekomendasi ke Guardian Dorm?Akademi Andromeda memang menjadi institusi pend
Baca selengkapnya
[WILSON] Pekerjaan Terkutuk
Aku salah.Sejak awal, seharusnya tak kuikuti arahan nenek sesat itu.Lagian, kalau dipikir-pikir, rasanya semuanya terasa sangat mustahil.Nyulik putri seorang bangsawan aja udah gila. Belum lagi mesti berurusan dengan para pedagang budak.Cih. Orang-orang berengsek gak bermoral itu.Tetapi, mesti diakui, untuk suatu pekerjaan kecil dan instan, hasilnya sangat menggiurkan. Maksudku, siapa yang bisa nolak?Dan ketika diberitahu, rencananya benar-benar tersusun matang.Kapan dia akan datang, bersama siapa, dan di mana kira-kira spot paling krusial untuk menyeludupkannya ke luar negeri.Prediksinya hampir akurat hingga terasa mengerikan. Seolah dia tahu dan sadar apa yang akan terjadi. “Katakan.” Suaraku mengalun serak.Entah udah berapa lama aku mendekam di sini.Dikerubungi kegelapan, tikus, kotoran, dan bau pesing; semua hal mulai terasa sureal.Wewangian tak sedap dan dingin yang mencekik membuatku tak bisa tidur.Apa Isabelle dan Anna juga ngalamin kemalangan yang sama.Dibiarin ke
Baca selengkapnya
Realita dan Khayal (Apa Aku Ini Nyata?)
Nyatanya, punya kuasa segede gaban, enggak berarti orang lain bakal nurut gitu aja.Iya, ini tentang proses ekskeusi orang-orang sialan itu.Ada pengadilan, sesuatu merepotkan bernama hak pembelaan diri, dan—ternyata—menghukum mati banyak orang bakal dipandang sebagai genosida—tindakan keji yang dibenci dewa dan segenap manusia.Sementara mereka mengglamorkan perang dan invasi.Dasar sekumpulan masyarakat munafik.Hambatan terbesar adalah anak-anak—di mana-mana, mereka ini emang menyusahkan.Anak dianggap sebagai keberadaan tak berdosa, mulia, dan tak pantas menanggung kesalahan orang tuanya.Cih!Aku enggak ngerti pemikiran orang-orang ini.Kalau kubiarkan mereka hidup sebatang kara, cuma bakal ada kesengsaraan yang menanti.Kelaparan. Kesepian. Ketidakpastian.Jika diganderungi hal mengerikan itu terus-menerus, kematian lebih nampak seperti suatu anugerah, ‘kan.“Bisa lebih cepet?” Selanjutnya, kuserahin aja perkara ini ke Lucian atau Alfie. Toh itu gunanya laki-laki, dan ada satu h
Baca selengkapnya
Mending Gak Usah Ingat-Ingat Masa Lalu, Deh!
Apa?Kau enggak berpikiran kalau kuberitahu semuanya kepada Rose secara gamblang, bukan?Kalau iya, maka kau lebih tolol dari udang—eh, apa udang itu tolol, ya? Entahlah, otaknya kecil, tapi aku juga bukan ahli eksotis, jadi … cari tau sendiri, deh.Karena pertama, itu tindakan gegabah.Aku emang bakal dapat pengakuan, tapi dalam konteks negatif.Rose menganggap ini sebagai bencana dan mengira penyakitku sudah mencapai stadium akhir. Memberitahunya ke Lucian. Lucian mulai mendiskusikannya bersama Afie, memutuskan apakah sebaiknya aku segera disembelih atau dimasukkan ke rumah sakit jiwa terdekat—bentar, zaman ini udah ada belum, ya?Semuanya bakal jadi runyam.Yang kubutuhin lagian cuman selembar kertas, dokumen, atau perkamen. Dan alat tulis.Lagian, aku cuma butuh diakui oleh satu pihak yang paling penting: diriku sendiri.Oke.Mari kita mulai.Mulai dari mana, enaknya, hm.Nama.Ya. Nama.Namaku Nadia Yolanda.Aku lahir 16 Juni 1996, jadi menurut perhitungan tahun dunia nyata, seh
Baca selengkapnya
Derita Jadi Orang Terkenal
“So … em … aku masih enggak ngerti apa yang terjadi. Kamu ngelabrak para pengajar, kamu hampir ditahan, dan tiba-tiba aja nilaimu enggak valid?”Jean berheni dan berbalik. Menggeleng-gelengkan kepala. “Intinya aku dicurangi. Dan jangan dibahas lagi. Mending kita fokus.”“Fokus?” Hari baru aja menjelang dan lorong masih sepi. “Fokus untuk apa?”Jean menghela napas dan menatapku seolah tengah menghadapi bayi tolol korban ibu pecandu alkohol. “Kontes Kecakapan itu butuh lebih dari dua orang. Minimalnya bahkan mesti empat.”“Oke.” Yang itu mah aku juga tau.Eh. Bentar. Jangan bilang … “Kamu belum punya ide untuk ngajak siapa lagi?”“Kirain kamu punya.”Huft …Anak ini.Kalau dia enggak punya potensi yang bisa kujadikan jaminan dan kumaanfatkan kedepannya, udah kusingkirin sejak awal.“Minggir!”Uahh!Dasar orang gak sopan!Apa-apaan, sih, teriak-teriak ngagetin pagi-pagi gini.Itu … ternyata mereka.Siapa lagi kalau bukan rombongan Irene. Dan seperti biasa, gadis itu diapit Sara, si cewek
Baca selengkapnya
Sejak Awal, Aku Emang Udah Ditakdirin Selalu Kalah (Punya Dendam Apa, Sih?)
“Lucian enggak bisa diharapkan.” Maksudku, liat aja sikapnya tadi. Dan lawan kami Putra Mahkota? Kayakynya gagasan kalau aku enggak nyata mulai terdengar lebih masuk akal. “Bagus. Kita enggak butuh dia.” “Jean bener. Cukup kita bertiga dan udah terwujud keluarga bahagia. Menakjubkan. Mereka masih sama seperti sebelumnya. Jean masih keras kepala. Dan Arsenault adalah Arsenault. Kombinasi yang sempurna. Ck! Lucian kayaknya ada benernya. Aku mesti lebih pilih-pilih cari sekutu lain kali. “Lagian, apa, sih, Kontes Kecakapan itu?” Kenapa semuanya dibikin rumit? Dari format yang dijabarkan, rasanya tes ini bisa dilakoni perorangan. “Kamu mesti mulai mandiri, Dawver. Instruksi dan petunjuk itu ada untuk dibaca.” Tapi, Jean akhirnya jelasin juga. Jadi … itu terdengar rumit dan berbelit-belit—apa semua kutu buku kerjaannya selalu mempersulit sesuatu agar mereka keliatan lebih pintar, ya? Sekarang rasanya aku ngerti kenapa kebanyakan dari mereka dirundung. Anyway, singkatnya: ini
Baca selengkapnya
Cara Terbaik Untuk Disukai Semua Orang
Huft … Enggak sia-sia rasanya aku ikut seminar mingguan kantor. Meski topiknya bikin bosen setengah mampus dan pengisi acaranya cuma motivator ecek-ecek, aku dapat beberapa pelajaran berharga. Salah satunya adalah gimana cara bikin orang mau melakukan apa yang kita mau. Cerita menarik: ternyata mudah. Giring pemikiran mereka hingga mereka berpikir kalau itu keinginan mereka. Anakmu enggak mau belajar? Sita fasilitasnya dan mulai biasain dia jogging lima kilo sehari. Karyawanmu males-malesan dan enggak produktif? Kasih dia seminar gak guna yang durasinya lama dan sensasi boseninnya bahkan lebih buruk dibanding dikurung di neraka. ‘Temenmu’ enggak mau ngelakuin tugas mereka? Well, kasih tau kalau pilihan yang menanti cuma dropout, menggelandang, dan jadi pecundang. Ada gunanya juga konsep dualisme moral gini, ya. “.… Kebangaan, keagungan, dan kemuliaan abadi. Tentu aku anggap semboyan negeri kita tercinta ini sangat tangguh. Perkasa. Mencerminkan negeri sakti yang takkan pernah
Baca selengkapnya
Semua Mulut Itu Berbisa
Dan begitulah awal mula aku digiring menuju medan pertempuran asing yang bahkan lebih menyiksa dibanding perang asli ini.Tentu aku suka bergaul—hei, jangan samakan aku dengan sifat kutu buku dan pecudangmu itu, ya.Tapi, sekali lagi, untuk tujuan jelas.Tujuanku di dunia ini satu-satunya adalah untuk menjamin supaya masa depan yang menanti—kalau amit-amit aku mesti membusuk di sini selamanya—dan lebih giat lagi nyari tahu apa eksistensi Nadia Yolanda benar adanya.Hm … setelah kuliat-liat lagi, pesta ini enggak sekuno yang kubayangkan.Nah, beberapa dari kalian tentu pernah liat tayangan serial televisi amoral dari platform streaming negeri barat seputar kehidupan remaja.Pasti enggak jauh-jauh dari pesta pora. Narkoba. Dan seks—emang dasar bocah-bocah ingusan, punya hak apa coba mereka sok-sokan ngelakuin ini.Dan gambaran pesta ini enggak jauh dari yang divisualisasikan media mainstream.Hanya aja lebih halus. Lebih tenang. Dan lebih munafik.Aku tahu, pasti di beberapa sudut yang
Baca selengkapnya
Tampang Kadang Bisa Membunuh
“Anda bener-bner bikin saya khawatir, Nona. Bisa tolong jelaskan ke mana anda semalaman ini?”Entah multitasking adalah bagian dari kualifikasi pelayan abad ini, atau emang Rose ini manusia setengah robot.Ya … apa pun itu, dandanin sambil ngeinterogasi orang secara bersamaan seperti sekarang bukan pekerjaan mudah. “Enggak.”“Nona …”Huft …Bener juga.Gara-gara bergaul dengan Sean, aku jadi ketularan kebiasaan buruknya yang seakan bicara tanpa berpikir. “Seorang teman ngajak aku menginap semalam.”“Menginap? Tanpa izin terlebih dulu?”Duh … dia ini berisik banget, sih.Emangnya, dia siapa?Ibuku, kah?Well, dalam beberapa aspek, ya, sedangkan menurut aspek lain enggak.Lagian, ya, yang harusnya nanya-nanya begini adalah ‘keluarga’-ku.Tapi, Alfie sama Lucian anteng-anteng aja—dan agaknya kurang biasa.Entah mereka makin enggak peduli, atau ada kejadian lebih penting yang mesti dipikirkan.Oh. Kalau dipikir-pikir ada.Krisis ekonomi kami yang sampe sekarang masih mengarah ke jalan bun
Baca selengkapnya
Dengar, Aku adalah Warga Negara Dewasa yang Baik, Bermartabat, dan Jelas Sekali Tidak Akan Memberontak
Nah, bukannya aku enggak bisa bersyukur atau malah tamak. Tapi kadang sesuatu yang enggak biasa bisa bikin dirimu enggak nyaman.Tau tentang teori pembentukan kebiasaan selama 21 hari?Iya, iya.Tuh teori dah basi, dan enggak akurat juga—toh pencetusnya juga malah seorang ahli bedah alih-alih psikolog (ibaratnya seorang dokter gigi tanpa latar belakang olahraga apa pun tiba-tiba ditunjuk sebagai pelatih klub sepakbola).Namun, itu kayaknya yang paling pas diaplikasikan ke sini.Nasib buruk beruntun yang datang nyiptain semacam persepsi kalau aku bakal terus gagal.Meski di beberapa kesempatan langka, aku berhasil, tapi itu merupakan peluang yang udah kuprediksi.Ya … ini juga salah satunya, sih.“Jadi kamu bener-bener berhasil, Dik.”Meskipun tengah berada dalam kondisi yang bikin diri biasaku langsung muak—kembali sekereta bersama Lucian.Tapi, well … karena ini hari yang enggak biasa, jadi kurasa … oke …? “Sayang banget kelompokku enggak menang. Tapi, itu nyaris, mesti kuakuin.”Apr
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status