Semua Bab Cinderella Hot Story: Bab 51 - Bab 60
160 Bab
Harus Selevel
“Nggak ada apa-apa di rumah.” Dewa duduk santai pada sofa single, yang berbeda sisi dengan ketiga wanita yang kini duduk di depannya. Ada seorang wanita cantik, yang duduk manis dan diapit oleh dua orang wanita paruh baya. “Jadi maaf, saya juga nggak bisa menyajikan apa-apa,” tambah Dewa memberi senyum ramah pada ibu dan anak yang duduk satu sofa dengan mamanya. “Bu Nana nggak masak?” tanya Maria kemudian beranjak hendak pergi ke dapur. “Nggak ada makanan atau minuman?” “Aku sibuk di luar,” kata Dewa memberi alasan logis, sambil melihat sang mama yang akhirnya berhenti melangkah. “Pulang cuma sebentar terus pergi lagi. Jadi, aku minta supaya nggak buat apa-apa, dan nggak nyetok apapun di rumah. Adanya cuma air mineral.” Maria menghela kemudian membalik tubuh unt
Baca selengkapnya
Menjeritkan Namaku
Setelah melihat sedan hitam yang sama persis dengan milik Dewa keluar pagar, Rindu langsung kembali ke tempat tidur. Berbalik memunggungi arah pintu kamar, lalu memejamkan mata. Rasa kantuk yang sebelumnya mendera, tiba-tiba hilang ketika mendengar Dewa tengah berbicara dengan mamanya di telepon. Ditambah, Dewa langsung pergi ke bawah dan meminta Rindu untuk tidak keluar kamar, sebelum pria itu kembali.Jelas saja, Rindu langsung tidak bisa memejamkan mata. Rindu juga tidak berani mengambil resiko untuk keluar secara diam-diam, karena ia tidak tahu menahu, dengan siapa saja mama Dewa itu datang ke rumah. Jika dilihat dari jendela kamar, ada dua mobil yang masuk ke dalam pagar, tapi manik Rindu tidak bisa menjangkau, siapa saja yang ada di dalam sana.Rindu tidak mengerti, sampai kapan ia akan hidup seperti ini bersama Dewa. Menjadi seorang istri, tapi hanya dal
Baca selengkapnya
Layaknya ... Cinderella
Sejak melihat kotak persegi yang tergeletak di atas rak, yang berada di gudang kecil pada kamar Dewa, pikiran Rindu selalu saja terusik. Tidak tenang. Rindu mengerti, kalau benda persegi yang ada di sana bukanlah satu-satunya yang ada di dunia. Hanya saja, semua tiba-tiba mengingatkan Rindu tentang beberapa hal yang terjadi di masa lalu. Rindu mendadak mulai tergelitik, untuk mencari informasi tentang kematian sang ayah yang sampai sekarang tidak kunjung ditemukan jasadnya. Mengapa Rindu tiba-tiba berpikir, kalau ayahnya saat ini sebenarnya masih hidup, tapi ada di suatu tempat yang tidak bisa dijangkau mata. Namun, di mana itu dan apa yang harus Rindu lakukan agar bisa menguak misteri yang kini menggantung di kepalanya. Di lain sisi, dengan melihat kotak berbahan fiber tersebut, Rindu jadi mengetahui sisi lain y
Baca selengkapnya
Giveaway Time
Haluuh semuaa ...Ada total 2000 koin gratis dari Sang Sekretaris dan Cinderella Hot Story untuk 10 pembaca yang beruntung. It means 200 koin untuk 1 pembaca. Caranya gampang dund, yaitu : 1. Kasih komen bintang ***** di salah satu novel on going yang saia sebut di atas. NOTE : Bukan komen di bab yakk, tapi di luar bab yang ada bintangnya.2. Follow igeh saia @kanietha_  Gampang, kan ~~ Bagi yang beruntung, akan diumumkan tanggal 4 April yakk. Makasiy banyak buat yang sudah sabar menunggu update dari saia yang belakangan ini rada riweuh dengan dunia nyata. Kisseeedd .... PS : Bakal ada hadiah plus-plus untuk 3 orang pemberi gems terbanyak di masing-masing cerita, dan akan diumumkan setelah tamat yakk.  ¡Buena suerte!
Baca selengkapnya
Menutup Masa Lalu
Setelah membuka mata, kepala Rindu reflek menoleh pada sisi tempat tidur yang ada di sebelahnya. Kosong, dan tidak ada jejak kusut yang terlihat pada sprei, maupun bantal yang ada di sampingnya. Itu berarti, Dewa tidak pulang ke apartemen tadi malam.Rindu sempat menahan kantuk hingga hampir tengah malam, karena ingin menunggu Dewa pulang. Namun, karena kelopak matanya sudah tidak sanggup terbuka, akhirnya Rindu pun terlelap. Hingga baru saja bangun, ketika bias mentari mulai merasuk melewati kaca jendela.Rindu buru-buru bangkit lalu meraih ponselnya di atas nakas untuk menghubungi Dewa. Rindu menunggu nada sambungnya terhubung, dengan jantung yang mulai berdetak tidak nyaman. Apa hanya karena Rindu sedang mendapatkan jadwal bulanannya, Dewa langsung berubah sedemikian rupa?“Halo, Yank.” Rindu buru-bur
Baca selengkapnya
Tahu Diri
Kaki Rindu baru saja melangkah keluar pagar rumah, saat ponsel yang belum ia masukkan ke dalam tas tiba-tiba berdering. Bibirnya mencebik melihat nama Dewa terpajang di sana. Tidak biasanya, pria itu menelepon Rindu di jam seperti itu.Tidak … Dewa memang tidak pernah punya inisiatif menelepon Rindu, jika tidak ada hal penting yang ingin disampaikan. Bayangan romantis sebagai sepasang suami istri, benar-benar tidak tercermin dalam hubungan mereka. Yang ada, hanyalah hasrat duniawi yang tidak pernah cukup dan terpuaskan sama sekali. Di luar itu, Rindu merasa hubungan mereka terasa adem ayem dan sangat hambar, karena ikatan emosional itu sepertinya masih belum tercipta.Rindu berdecak sebentar, sebelum ia mengangkat teleponnya dengan rasa malas yang luar biasa.“Halo,” sapa Rindu dengan datar untuk
Baca selengkapnya
Janji Rindu
“HEEEI!” Rindu berteriak protes setelah terdiam beberapa saat, untuk mencerna ucapan Dewa yang sangat menusuk. Ia memang bukan siapa-siapa, dan tidak memiliki apa-apa. Namun, bukan berarti Dewa bisa merendahkannya, hanya karena pria itu sudah membiayai, dan menjamin hidup Rindu. Dewa yang sudah berbalik dan meninggalkan Rindu itu, seketika menghentikan langkahnya ketika ia baru berada di bibir pintu. Dewa berbalik pelan, seraya menenggelamkan satu tangannya di saku celana. Satu alisnya terangkat santai dan menatap tanya, tanpa mengucap kata. “Menjamin hidupku, katamu! Jaga sikap, katamu! Tahu diri, katamu!” Dada Rindu sudah bergerak naik turun tidak menentu. “Anggap, uang yang sudah aku habiskan kemarin itu sudah impas dengan pelayananku selama ini sama kamu! Dan sisanya, sebentar lagi aku transfer langsung ke rekeningmu, Pak Dewan yang terhormat!” Dengan semua harga diri yang masih tersisa, Rindu menahan panas yang menjalar di sekujur wajahnya. Ia merogoh
Baca selengkapnya
Frustrasi Sendiri
Rindu terbangun dengan sakit kepala yang begitu berat. Terlalu lama berlinang air mata, membuat tubuhnya terasa lemas dan enggan beranjak pergi ke mana pun. Ruang yang terlihat gelap, pun dengan jendela yang tidak lagi membiaskan cahayanya, menandakan mentari di luar sana sudah tenggelam dengan tenang di peraduan.Rindu berbalik, lalu menarik napas panjang. Mengerjap dalam gelap, dan kesunyian yang kini menemaninya. Entah pukul berapa jarum jam saat ini tengah berdetak, tapi Rindu yakin, kalau malam ini Dewa tidak akan pulang ke apartemen.Merasa tidak nyaman dengan pembalut yang belum ia ganti karena ketiduran, Rindu dengan terpaksa harus beranjak dari tempat tidur. Pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dari semua penat yang sudah menyelimuti hati. Setelahnya, Rindu menghampiri tempat tidur lalu duduk di tepi ranjang, dan masih setia berteman dengan ke
Baca selengkapnya
Sampai ke Ujung Dunia
Rindu sangat sadar, kalau perutnya saat ini sudah terasa sangat lapar dan butuh asupan makanan. Namun, satu kotak pizza berikut dengan spaghetti yang sudah berada di depannya, tidak juga mampu untuk menggugah nafsu makannya.Saat ini, kepala Rindu sibuk memikirkan tentang keselamatan dirinya sendiri. Jika ingin kabur, Rindu harus benar-benar merencanakan semuanya dengan sempurna. Tidak boleh ada celah sedikit pun, agar Dewa tidak mengetahui ke mana pun dirinya pergi.Namun, apa bisa?Sementara selalu ada anak buah Dewa yang mengawasinya selama 24 jam. Ditambah, Dewa juga sudah berani mengancam Tiara. Jadi, Rindu benar-benar sudah tidak bisa pergi ke mana pun saat ini. Dirinya terjebak dengan permainan yang telah Rindu ciptakan sendiri.Rindu tidak pernah menduga, kalau w
Baca selengkapnya
Ingat Itu Baik-baik
Pagi itu, Rindu hanya duduk terpaku di balkon kamar. Setelah mandi, Rindu hanya duduk merenung dan tidak mengerti apa yang tengah berputar di kepalanya saat ini. Apa yang Rindu cari jika semuanya berakhir seperti ini? Rindu bisa membeli apapun yang ia inginkan, tapi hidupnya berakhir seperti burung yang berada di dalam sangkar emas. Tertekan, dan tidak tahu ke mana harus pergi mengadu. Apa Dewa akan benar-benar menghabisi nyawanya, jika Rindu pergi menjauh dari pria itu? Tidak … Rindu tidak boleh mati dulu sebelum teka teki yang kini berputar di kepalanya terjawab. Ada satu hal yang harus Rindu pastikan terlebih dahulu, yakni, tentang kotak berwarna cokelat, yang sungguh membuatnya penasaran. Untuk itu, Rindu harus berad
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
16
DMCA.com Protection Status