All Chapters of Pembantu Kaya Tuan Tampan: Chapter 41 - Chapter 50
134 Chapters
Part-41 Kesempatan
Setelah mengirim pesan untuk Alan, Lala mengunci pintu dan meletakan kuncinya di atas meja dekat laptop. Lala sudah tidak peduli lagi dengan rentetan tugas yang sudah diberikan Glenn. Dirinya sudah lelah. Gadis itu berbaring dan menunggui pesan balasan dari Alan. Benar saja tak lama kemudian ponselnya bergetar. Lala tersenyum ketika mengetahui Alan membalas pesannya. [Maaf baru balas, aku baru sampai kos La, besok pagi aku jemput ya?] [Nggak usah Al, aku sudah langganan ojek purple kok. Lagi pula kalau sampai ketahuan Glenn, bisa tambah marah nanti majikanmu itu]_ balas Lala. [Majikanmu itu sudah keterlaluan La. Aku takut kamu tertekan atau dia Cuma memanfaatkan, mending kamu keluar saja cari pekerjaan lain, nanti kubantu]_Alan. [Nggak Al, lagian aku cuma dua ratus hari dan kesepakatan itu sudah hampir selesai]_Lala. [Oh ya]_Alan. [Iya, Al. Dua bulan lagi aku sudah bebas]_Lala [Syukurlah, ya sudah kamu banyak-banyak sab
Read more
Part_42 Tidak Rela
“Jangan khawatir aku akan menjagamu,” ucap Glenn dalam hati, sambil mempererat pelukannya kemudian menghirup pucuk kepala Lala. Tidak tahu kenapa Glenn tiba-tiba ingin melindungi gadis dalam pelukannya itu dan tidak rela jika Lala balikan dengan Alan. Gadis ini berbeda, tidak seperti kebanyakan gadis seusianya. Bahkan dirinya terlihat mandiri dan tidak manja sama sekali. Bahkan sangat sederhana dan tidak silau dengan harta. Seperti wanita-wanita di kantornya, yang terkadang menggodanya terang-terangan tanpa tahu malu. Glenn melepaskan tubuh kecil dengan muka tersipu itu, sepertinya Lala malu, Glenn menyadari itu. “Kita makan, yuk!” ajak Glenn mencairkan suasana. Karena sepertinya Lala masih larut dalam suasana sebelumnya, sejujurnya Glennpun demikian bahkan jiwa laki-lakinya meronta ingin menandai gadis itu. Tetapi itu tidak akan terjadi, karena Sabila masih bertahta di hatinya. Kenapa Glenn sedemikian egois, sebentar lagi bahkan dia akan tunangan. Di
Read more
PART_43 Aku Sayang Kamu La
Lala turun dari mobil Glenn. “Nggak bilang makasih dulu, Cil?” Glenn mulai menggoda Lala lagi, pasalnya sepanjang perjalanan gadis itu hanya diam. “Terimakasih,” ucap Lala tanpa menatap Glenn sama sekali. Kemudian membiarkan mobil itu melesat pergi. Nggak tahu sejak kapan tiba-tiba Alan sudah datang menghampirinya, sepertinya laki-laki itu menunggu kedatangan Lala. “Maaf ya, Al. Soalnya tadi Glenn memaksa bareng,” ucap Lala tidak enak hati. Alann mengangguk kemudian tersenyum, “Oh, ya nggak apa-apa La,” “Eum tapi kelasku hampir dimulai, Al. Aku tidak mau terlambat,” ucap Lala sambil melihat arloji di tangannya dan sedikit bingung. Memang tadi kondisi jalan macet jadi memakan waktu lebih lama untuk sampai di kampus. “Oke, La. Kamu masuk dulu saja, kebetulan aku juga ada kelas kok, nanti kita bertemu di tempat biasa ya,” jawab Alan. Lala mengangguk kemudian menuju kelasnya dengan tergesa. Ya. Dirinya tidak boleh terlambat
Read more
Part 44 Rahasia Terindah
Lala menarik tangannya perlahan bukan karena Ingin membuat Alan kecewa tapi dia harus masuk untuk mata kuliah selanjutnya. “Maaf, Al. Aku harus masuk kelas dulu,” putusnya dan berjalan meninggalkan Alan. Alan menyesal telah mempercayai Dewi. Saat Glenn memukulnya dua baru tersadar atas kesalahannya.  Sepulang dari mall waktu itu Alan dan Dewi berantem. Alan menatap Dewi penuh kemarahan, dan mengajaknya pulang saat itu juga. “Kita pulang sekarang!” “Tapi, Al, aku belum selesai belanja,” ucap Dewi merengek. Alan tidak mendengar jawaban Dewi yang tidak penting itu. Dirinya memutar tubuh dan segera mengambil langkah lebar untuk segera menuju tempat parkir. “Al .... Tunggu!” Dewi tampak membuntutinya dengan langkah yang sama tergesa menyeimbangkan dengan langkah Alan. Hingga mereka berdua sudah sampai di tempat parkir. Dewi menarik tangan Alan yang hendak meraih helm. Sejenak Dewi mengatur nafasnya yang memburu.
Read more
Part_45 Jangan Melarangku
Glenn mengajak Lala ke sebuah resto. Ini pertama kalinya Glenn mengajak makan siang Lala di luar. Sepertinya sebelumnya Glenn sudah reservasi tempat terlebih dahulu. Mengingat resto sedemikian ramai tapi Glenn langsung di arahkan pramusaji di meja sesuai nomor yang di pesan. “Hai ..., Glenn sekarang sombong, nih. Jarang ngumpul bareng,” Sapa seorang laki-laki yang mungkin seumuran dengan Glenn. Laki-laki itu berdiri demi menyambut kedatangan Glenn. Rupanya mereka sudah membuat janji untuk bertemu siang ini. Glenn tertawa memamerkan gigi putihnya yang tampak rapi, seketika lesung Pipit tercetak bikin gemas siapapun yang memandangnya. “Aku sibuk Bro, akhir-akhir ini,” elak Glenn. Mereka berdua menyatukan kepalan tangannya. Laki-laki itu mengernyit demi memandang Lala, “Astaga! Yang baru nih ya?!” tanyanya kemudian. “Apaan sih ... Namanya Lala, Cil kenalin ini Rega temenku,” Ucap Glenn. Lala mengulurkan tangannya dan Rega menggengam jemari kecil
Read more
PART 46 Norak
Mereka sudah tiba di sebuah butik dan rupanya Sabila sudah menunggu di sana. Lala menunduk dan memejamkan mata ketika sepasang kekasih itu berpelukan. “Hei, La. Gimana kabar,” tanya Sabila beramah-ramah, setelah melepas tubuh kekasihnya. Kemudian mereka berkonsultasi dengan pemilik butik, sepertinya ini adalah butik dipilih untuk mengerjakan busana pertunangan mereka nanti. Setelah berbasa-basi Lala memilih duduk di kursi tunggu dan untuk menghilangkan bosan Lala membuka ponselnya. Ngapain lagi kalau tidak menulis? Mulai hari ini Lala diwajibkan setor minimal seribu kata pada editor untuk novel onlinenya, dan Lala harus kejar deadline. “La, sini sebentar,” panggil Sabila. Lala bangkit kemudian mendekat. Sebenarnya dia merasa malas sekali tapi tetap saja tidak bisa menolak. “Ada yang bisa Lala bantu, Kak Bila?” tanya Lala kemudian. Sabila menyodorkan kebaya warna maroon untuk Lala, “Coba kamu pake, aku ingin melihatnya,” pinta S
Read more
PART 47_Stop Glenn
Semakin mendekati akhir kontrak harusnya Lala senang, harusnya Lala lega. Sebentar lagi dirinya akan terbebas dari Kungkungan aturan Glenn. Tidak lagi harus mengurusi bayi besar beserta kerepotannya. Tidak lagi mendengar teriakannya dan segala kemarahannya. Tapi kenapa Lala semakin ke sini Lala malah semakin nyaman dengan laki-laki pemilik dada bidang itu? Pemilik lesung pipit dan pemilik mata hazel yang begitu Lala sukai. “Astaga, sadar La!” ucap Lala mengeplak kepalanya sendiri, kemudian dirinya memberi tanda silang merah di kalender untuk satu hari yang akan dilewatinya ini. Setiap pagi itu yang dia lakukan, dulu berharap silang itu segera berjumlah dua ratus. Tapi sekarang entahlah Lala sendiri bingung. Lala keluar kamar demi ingin menyelesaikan pekerjaannya, gunungan baju yang harus dia setrika tidak membuatnya malas, justru dirinya semangat. Suatu saat nanti dirinya pasti merindukan semua ini. Ini masih terlalu pagi, tapi Lala memang harus rajin
Read more
PART_48 Ikut Aku
“Bersiaplah La, hari ini ikut aku! kita berangkat ke Singapura menemui, Papa” ucap Glenn meninggalkan ruangan itu. Bagi Glenn segala urusan yang menyangkut hubungannya dengan Sabila adalah prioritas. Setelah itu baru hidupnya bisa tenang. Apa pun perjuangan demi Sabila akan ia lakukan. “Glenn, tunggu dulu. Aku nggak mau ikut!” ucap Lala keberatan. “Jangan membuatku tambah pusing. Sudah seharusnya pembantu menuruti perintah majikannya. Ini juga termasuk kategori tugas pembantu!”  Glenn bergegas bersiap diri, mandi dan berganti pakaian tidak lupa memesan tiket penerbangan ke Singapura pagi ini secara on line. Setelah di rasa cukup dirinya mencari Lala. “Cill!!! Apa kau sudah siap?” Teriaknya sambil berjalan ke kamar Lala. “Astaga! Kenapa belum siap?” tanya Glenn marah melihat Lala. Gadis itu begitu tenang, malah mengetik di depan laptopnya, bahkan tidak terganggu sedikit pun dengan kedatangan Glenn. Tubuh gadis itu masih terbungkus midi dre
Read more
PART_49 MINTA RESTU
Mereka sudah sampai di kediaman Herlambang. Fixs, kehidupan keluarga Glenn di Singapura bukan orang sembarangan. Hunian tersebut menggambarkan bungalow modern bergaya resort. Terletak di Caldecott hill, area kelas atas di dekat kawasan perbelanjaan Orchard Road yang terkenal. Glenn dan Lala di sambut Wina kepala asisten rumah tangga di rumah mewah tersebut. Wina adalah pengasuh Glenn ketika kecil, yang terpaksa ikut hijrah ke Singapura demi mengabdi pada orang tuanya. “Bibi Wina!!” Teriak Glenn pada wanita paruh baya itu, dirinya bahkan teramat rindu pada sosoknya. Jujur saja Glenn berkunjung ke Singapura bisa dalam hitungan jari. Glenn sadar diri jika orang yang dia sebut Papa itu kurang menyukainya. Wina sampai meneteskan air mata terharu demi pertemuan itu, bahkan dirinya tidak menyangka Glenn akan datang. Wina memeluk tuan mudanya begitu erat. “Mas Glenn! Astaga sekarang ganteng banget, ayoo silahkan masuk, Bibi kangen,” ucapnya ramah sembari meng
Read more
PART 50 KECELAKAAN KECIL
Glenn menerima setiap balasan dari makhluk cantik di atasnya, menyambut dan menyelaraskan dengan gerakannya sendiri, bagaimana pun Lala belum ahli melakukan itu semua. Kemudian Glenn membalik posisi, hingga dirinya berada di atas. Kedua tangganya bertumpu di sisi kanan kiri tubuh itu, agar tidak menimpanya. Glenn menatap wajah di bawahnya, “Berjanjilah! Kamu tidak akan menceritakan ini semua pada pasanganmu nanti dan aku pun demikian tidak akan bercerita apa pun pada Sabila. Cukup kita berdua yang rasa, dan aku berharap kelak kamu mendapat suami yang baik, asal jangan Alan!” “Kenapa begitu?” tanya Lala terkejut demi mendengar ucapan terakhir Glenn. Glenn, beralih merebahkan tubuh besarnya ke sisi sebelah kiri Lala, memandang langit-langit kamar itu, kemudian berucap, “Aku nggak rela,” ucapnya serak. Lala mengernyitkan kening, kemudian memiringkan tubuhnya, demi bisa melihat ekspresi wajah Glenn. Terusik dengan tatapan Lala Glenn memiringkan tu
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status