KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 50
Aku menggandeng tangan Mama setelah mendapatkan surat berharga yang kumaksud. Awalnya mama enggan ikut pulang denganku, tetapi Ulfa tetap menyuruh pulang.
"Ul, apa kamu tega sama Mama? Rumah itu sebenarnya sudah menjadi milik Gibran, jadi kita hanya nebeng di sana. Sebentar lagi adiknya Rey itu mau menikah dan kau tahu tidak?" tanya Mama dengan tatapan memelas.
"Aku enggak tahu dan enggak mau tahu dengan urusan kalian. Mau itu rumah Gibran atau bukan yang penting kalian pergi," jawab Ulfa dengan menggelengkan kepala.
"Gibran mau nikah, Ul!"
Ulfa terdiam dan melengos. Ia tidak menanggapi ucapan Mama demgan wajah datar tanpa ekspresi. Sepertinya ia memang sudah tidak peduli lagi dengan urusan yang ada sangkut pautnya denganku. Kenapa ia tidak kaget Gibran akan menikah?
"Tanya lah Ul atau setidaknya kaget adik iparmu itu akan menikah? Bukankah kamu tahu si Gibran itu orangnya dingin, tetapi kok pada akhirnya punya
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 51"Bella dan Anisa itu sama saja. Sebelas dua belas, lah. Mereka angkuh dan tidak pengertian sama Mama.""Bella dan Anisa berbeda banget dengan kamu, Ul. Kamu adalah menantu yang baik, sedangkan mereka berdua kuberi nilai nol sebagai menantu. Pokoknya tidak ada yang mampu menggeser kamu sebagai menantu di hati Mama."Ulfa masih diam, kini ia malah asyik dengan ponselnya, entah ia dengar ucapan Mama atau tidak."Mama jadi dilema jika Gibran sudah benar-benar menikah dengan Bella. Mau tetap tinggal di rumah itu kok sepertinya hanya dijadikan pembantu, tetapi jjka pergi, terus mau ke mana? Sedangkan itu hanya rumah kami satu-satunya yang kami punya." Mama masih saja mencerocos meskipun dari tadi tidak ada yang menanggapi. Itulah yang namanya berpidato, ada yang mendengar atau tidak, tetap saja dilanjutkan, tidak seperti dialog yang ada timbal balik."Ya, kata Gibran si Bella yang entah nama lengkapnya siapa itu katanya kay
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 52"Sudahlah, Ma. Ayo kita pulang!" Aku sudah menarik tangan Mama dari tadi, tetapi ia tetap tidak mau beranjak dari duduknya."Benar kata Mas Rey, sebaiknya Tante pulang karena sudah mendapatkan apa yang kalian inginkan."Mama menggeleng dan cemberut seperti anak kecil yang merajuk saat minta mainan tidak dituruti."Ayo kita pulang, Ma. Kita makan di restoran mewah langganan Mama dulu. Katanya sudah kangen?" Aku berbisik di telinganya."Benar?" Mama semringah dan bersemangat.Aku mengangguk."Kalau begitu Mama pulang dulu, ya? Besok minta dibawain apa kalau Mama datang lagi? Pisang goreng sejuta kenangan, mau?" tanya Mama saat sudah sampai di depan pintu."Enggak perlu, Ma. Lebih baik kalian nggak usah datang lagi ke rumah ini demi kewarasanku." Ulfa tersenyum tipis."Maksudnya kamu sudah mulai tidak waras ketika kami datang hanya sebentar? Mama, kan sudah bilang agar kalian rujuk saja biar b
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 53"Mama dirumah aja dan jangan bikin aku pusing dengan meminta mobil. Masa iya baru jual mobil terus beli lagi?" Aku mengacak rambut kasar, gemas dengan tingkah ibuku sendiri. Apa ini yang disebut orang sudah mulai pikun? Kemarin ia sendiri yang sudah setuju mobilnya dijual, kan?"Mama mau jalan-jalan, Rey. Bosan di tumah terus!" Mama merengek."Alah pakai bilang bosan segala. Selama ini nggak pernah ke mana-mana, baik-baik aja.""Saat nggak punya uang diam rumah memang nggak masalah, tetapi kalau ada uang kayak gini, ya, sebaiknya dinikmati, lah. Jalan-jalan, makan, dan belanja serta ke salon. Tangan ini gatal mau beli ini itu." "Ingat umur, Ma.""Usai boleh tua, tetapi jiwa harus tetap muda. Sini uangnya." Mama mengangsurkan tangan dan memaksa minta uang.Aku memutar bola mata dan mengambil uang yang seharusnya hendak kusimpan. Orang tua ini kalau nggak dituruti bakalan ngambek. Aku ju
"KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 54"Hellow, Mama lupa kalau yang menjadi istri Mas Rey itu aku bukan Ulfa?" tanya Anisa dengan nada tinggi."Ulfa memang bukan istri Rey lagi, tetapi dia juga mengandung anaknya, anak yang ada dalam kandungannya itu cucuku juga.""Mama sendiri, kan, yang bilang kalau si Ulfa itu mandul? Kenapa sekarang bisa hamil? Siapa tahu dia hanya pura-pura hamil untuk cari perhatian Mama?""Ulfa enggak mandul buktinya sekarang bisa hamil. Sudah, ini buat Ulfa. Kalau kamu mau beli saja sendiri!""Oke, oke, aku percaya Ulfa benar-benar hamil, tetapi Mama nggak perlu ngasih dia dusu, dia tinggal ambil di toko, kan?""Mama tetap mau ngasih susu ini pada Ulfa. Kamu jangan protes, kalau mau minum susu beli aja sendiri. Kamu, kan punya uang banyak pemberian orang tuamu!" Mama cemberut."Yang ada dalam kandunganku ini anak Mas Rey alias cucu Mama, kan?" Anisa menunjuk perutnya."Iya." Mama menga
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 55"Nis! Mama datang!" Aku berteriak tanpa mempersilahkan mertuaku itu masuk terlebih dahulu."Nis!" Panggilku sekali lagi."Enggak perlu panggil Ninis." Mama mertua menahan tanganku yang hendak menuju kamar untuk memanggil anaknya itu. Wanita yang sudah melahirkan istriku itu terlihat kesal denganku, ada apa ini?"Tetapi, Ma?" Aku menoleh."Aku ke sini mau bertemu denganmu dan mama kamu bukan mau ketemu Ninis," ucap wanita dengan rambut digelung itu dengan tangan bersedekap. Ninis adalah nama panggilan untuk Anisa--anak kesayangannya."Mau bertemu aku dan Mama? Tetapi ada apa?" tanyaku dengan mengerutkan dahi."Sekarang Mama kamu mana?" tanyanya celingukan.Aku beranjak dan mengetuk pintu kamar Mama agar ia keluar dan menemui besannya."Oh, ada Bu Besan. Kok nggak diambilkan minum, Rey? Anisa mana?" tanya mama tersenyum ramah."Nggak usah basa-basi, saya ke sini juga
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 56"Kami tidak mau menuruti permintaanmu yang konyol itu. Apa yang kamu beri untuk Anisa itu tidak pernah kami ikut menikmatinya secuilpun." Mama menjentikkan jarinya."Kalian harus ganti rugi kalau tidak ..."Kalau tidak apa? Mau bawa anakmu pulang? Silahkan bawa pulang anak yang enggak tahu diri itu!" ucap Mama gusar memotong ucapan Bu Susi--mama mertuaku."Baik, Anisa itu anakku satu-satunya mana rela aku dia harus tinggal dengan suami uang tidak mau menuruti semua permintaannya. Awas, ya, ketika aku bawa pulang nanti, Anisa nggak boleh berkurang, lecet, atau tergores sedikitpun. Datang dalam keadaan mulus, pulang juga harus dalam keadaan mulus juga. Jika sampai ada goresan sedikit saja, aku akan melaporkan kalian ke polisi. Ingat itu!" ucap mama mertua dengan mengacungkan kepalan tangan ke udara."Hei, Bu. Anakmu itu tidak mungkin lecet sedangkan di sini saja ia tidak pernah mau melakukan pekerjaan apapun. Setiap hari hany
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 57"Makanya, Ma. Izinkan aku dan Mas Rey untuk tinggal di rumah kita yang besar itu."Apa? Kenapa aku tidak kepikiran untuk ikut tinggal di rumah Anisa saja, ya? Rumahnya sangat besar dan nyaman."Enggak bisa. Kamu boleh tinggal di rumah itu lagi, tetapi tidak bersama Rey atau mamanya. Mama nggak sudi rumahku ditempati oleh orang lain seperti mereka." Bu Susi bersedekap dan menatap sinis ke arahku dan mama."Ya udah biarkan aku tetap tinggal di sini bersama Mas Rey dan kasih aku uang yang banyak agar bisa makan enak setiap hari.""Kamu harus pulang, Nis. Mama sudah terlanjur kecewa dengan Rey yang ternyata tidak bisa membahagiakan kamu.""Aku bahagia hidup bersama lelaki yang sangat kucintai dan sudah lama kuincar ini, Ma. Masa iya, lelaki yang selama ini kuincar dan kudambakan harus kulepas begitu saja setelah kudapatkan dengan susah payah?" Anisa mencebik."Apa maksudmu selama ini mengincarku?
KEJUTAN UNTUK SUAMIKU 58"Aku tidak akan meninggalkan Mama.""Mas Rey, apa-apaan kamu? Aku ini istri kamu kenapa malah mama yang menjadi prioritas?" Anisa cemberut."Aku mau tinggal di rumah kamu asalkan bersama Mama." Aku merangkul wanita yng sudah melahirkanku itu. Kulihat matanya berkaca-kaca melihatku telah memilihnya."Itu tidak akan terjadi.""Ayolah, Mas. Tinggalkan Mama, di sini kan masih ada Gibran?" tanya Anisa dengan nada tinggi."Rey, aku tidak mau tinggal bersama Gibran. Aku bersumpah kamu tidak akan bahagia jika meninggalkan Mama," ucap mama lirih sambil terisak.Bagai guntur di siang bolong mendengar ucapan mama barusan. Aku tahu ucapan yang keluar dari mulut seorang ibu adalah keramat. Aku tidak mau ambil risiko dengan tidak mengindahkan ucapan wanita yang sudah melahirkanku itu.Bisa saja ucapan mama menjadi kenyataan. Aku tidak akan hidup bahagia hidup bersama Anisa di rumah mewahnya.