All Chapters of Serangan Balik Berandal Seksi: Chapter 11 - Chapter 20
207 Chapters
Target Berikutnya
   Morgan membalikan badan. Di hadapannya, ada Liana. Wanita bertubuh pendek dengan body yang cukup sekal. Sangat mantap digendong dari depan. Saling berhadapan.Liana terperangah. Tas yang dibawanya sampai jatuh. Isinya berserakan di luar.Morgan memicingkan mata. Dia merapikan celananya ala kadarnya untuk berjalan mengambil isi dari dompet itu. Liana justru berdebar-debar. Menganggap Morgan akan melakukan itu di toilet ini.“M-morgan,” Liana mendesis sambil mencegah Morgan untuk jongkok. Tapi, dengan kasar Morgan menepis tangan Liana dan mengambil dompet yang menjadi perhatiannya itu.Morgan memegang dompet itu. Melihat foto yang terpampang jelas di sana. Itu foto Gilang sahabat yang mengkhianatinya dulu.“Itu Gilang anakku, kamu kenal dengan dia?”Morgan menoleh cepat. Pantas saja, dia agak familiar dengan wajah Liana yang mirip dengan seseorang. Iya, memang mirip sekali denga
Read more
Kebakaran Butik
Anggy meminta untuk di antarkan ke butik, karena ada beberapa pejabat penting yang datang melakukan fitting baju pengantin. Kehadirannya di sana akan sangat lama, Morgan memanfaatkan kesempatan itu untuk pergi ke Markas. “Tuan, saya sudah mendapatkan informasi mengenai sosok asing yang Tuan maksud. Dia tinggal tidak jauh dari daerah Thamrin.” Hadyan melapor saat Morgan duduk di singgasananya. Dia tampak melepas beberapa kancing bajunya karena merasa kegerahan padahal ruangan full Ac.“Kira-kira siapa orang itu? Dan apa motifnya mengintai butik milik Anggy?”“Saya kurang tahu, Tuan. Mungkin saja dia adalah musuh Michael yang berniat mencelakai Anggy.”Morgan tercenung. Mungkin itulah alasan kenapa Michael menyewa bodyguard untuk melindungi Anggy sepanjang waktu.“Apa perlu saya suruh anggota kita untuk menculiknya?”“Tidak perlu. Cukup berikan alamatnya kepada saya. Biar saya yang ak
Read more
Pelaku Pembakaran Butik Itu adalah
Morgan tersenyum. Suka sekali dengan kinerja anggota gangsternya. Bergerak tanpa diperintah terlebih dahulu.Morgan mematikan ponselnya. Dengan tidak enak hati berpamitan dengan Anto.“Pak, saya izin pergi duu ya.”“Lho, memangnya mau kemana lagi. Bang?”“Saudara saya yang di condet masuk rumah sakit, Pak. Saya mau menjenguknya.” Morgan beralibi.Anto diam sejenak, “Tuan Michael pasti marah kalau Bang Morgan pergi.”“Habis bagaimana lagi, Pak. Lagian saya enggak masalah kalau seandainya dipecat. Karena saudara saya memang benar-benar kritis di rumah sakit.”“Ya udah Bang Morgan pergi saja. Biar nanti saya yang bicara dengan Tuan Michael.”“Makasih Pak.”*Morgan melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Sudah tidak sabar ingin melihat siapa orang yang membakar butik itu. Orang yang mungkin mempunyai dendam yang begitu besar k
Read more
Wanita Tomboy Memang Menantang
Morgan salah sangka. Ternyata tujuan Sarah tidak hanya sekedar membakar butik. Memberikan efek jera, tetapi lebih dari itu, di mana Sarah mengincar nyawa dari Anggy. Separah itukah dampak dari perbuatan Michael dan Anggy sampai-sampai anak konglomerat itu begitu benci sama mereka?“Terus kamu puas melakukan semua itu? Bagaimana kalau polisi sampai menangkapmu.”“I’m totally don’t care. Bagi saya, dua bedebah itu tidak layak hidup, setelah apa yang mereka lakukan terhadap keluargaku.”Morgan tidak sanggup berkata lagi. Getar dendam itu bisa Morgan rasakan. Sama seperti dendamnya kepada Jacob, Angeline, Andres dan teman-teman gangnya yang belum terbalaskan. Hanya saja Morgan masih punya nurani untuk tidak melenyapkan nyawa mereka, meski sangat bisa dia melakukan itu mengingat dia adalah pemimpin gangster besar. Berapapun nyawa bisa hilang dalam semalam saja.Namun yang dia tidak habis pikir adalah wanita di hadapannya ini
Read more
Morgan Tuan, Michael Hamba Sahaya
“Saya datang ke sini untuk menagih janji anda, Tuan Michael.” “Kenapa kamu datang ke sini? Bukannya aku sudah bilang sebaiknya kamu keluar negeri dulu?” Morgan menyalakan ponselnya dan menangkap percakapan antara Michael bersama dengan orang asing sesampainya di kantor. Posisi pria asing itu membelakangi kamera sehingga Morgan tidak bisa melihat jelas siapa orangnya. Morgan harus menunggu perbincangan mereka selesai baru bisa menemui Michael, tapi justru keuntungan buat Morgan. Dari pembicaraannya, Morgan menduga bahwa pria itu adalah orang yang ditelfon Michael malam itu. Orang suruhan untuk menghabisi nyawa Nyonya Damara. Morgan menyeringai. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Tak perlu susah-susah mencari sosok itu sekarang dia menampakkan diri.  “Saya tidak bisa terus-terusan di luar negeri, Tuan. Papa Jacob pasti marah besar karena membiarkan Adam Persada terbengkalai, padahal alasan saya hanya berlibur.” ‘Papa Jacob? Adam Persada?’
Read more
Menghibur Nyonya Anggy
“Saya tidak akan menghukummu. Saya juga tidak akan menjebloskan kamu ke penjara. Tapi sebagai gantinya, kamu harus mau menuruti apapun yang menjadi keinginan saya.” “Apa yang bisa saya lakukan, Tuan?” “Saya minta kamu membuat surat pengalihan kepemilikan perusahaan dan seluruh aset Hartanto Internsional atas nama saya. Batalkan pengangkatan Andres sebagai Presdir, karena kamu yang saya suruh untuk memimpin perusahaan ini.” Michael terkesiap. Sorot matanya hendak protes kepada Morgan. Sedangkan, Berandalan itu tersenyum lebar melihat reaksi Michael. “Kalau tidak mau, terpaksa aku….” “Iya, B-baik Tuan, saya mau. Saya akan segera membuat surat itu dan memanggil notaris.” “Good. Anjing memang harus menurut sama Tuannya.” Morgan menepuk-nepuk pundak Michael yang resah. Untuk pertama kalinya dalam hidup, dia dibuat tidak berkutik. Seperti yang dulu pernah dia lakukan terhadap keluarga Hartanto. Sekarang karma itu berbalik kepadanya. Lebih pa
Read more
Rencana Berlibur Ke Bali
Morgan menuruni tangga saat Renata, Liana, dan Nia sedang asik berbincang dengan Anggy. Semua mata mama-mama cantik itu langsung terarah ke Morgan yang hanya menggunakan celana pendek.“Bagaimana kabarnya Nyonya-nyonya semuanya?” sapa Morgan ramah. Ketiga wanita itu tampak terkesiap dari lamunan mereka atas tubuh besar Morgan. Entah apa yang sedang mereka pikirkan.“Kabar baik, Morgan,” sahut mereka serempak.Morgan tersenyum. Melangkah dengan tenang menuju belakang. Dia berhenti sejenak karena pandangan ketiga wanita itu yang sepertinya selalu mengarah kepadanya.“Morgan.”Morgan membalikan tubuh besarnya tatkala suara Liana memanggil. Nada suaranya sangat Morgan hafal, begitu juga desahannya.“Iya, Nyonya Liana.”“Duduk sini, ada yang mau kami bicarakan.”Morgan mendekat. Menghempaskan tubuh besarnya tepat di samping Liana. Sekilas, dia memandang Anggy yang kurang su
Read more
Video Apa?
“Bukan apa-apa Morgan.” Renata berbicara tenang, walaupun sebenernya dia ingin berkata ‘rudal besar’ . Dia lebih memilih untuk menahannya.Sesuatu yang tersembunyi di balik boxer tipis itu besar. Sangat-sangat besar sekalipun dalam keadaan tidur.  Itulah yang membuat perhatian ketiga wanita itu tidak lekat dari sana. Hanya saja di antara ketiga temannya, Renata-lah  terlihat lebih mampu menjaga sikap. Dia pula yang meredam yang lain supaya tidak melampaui batas.Morgan berdeham untuk menyamarkan tawanya. Tanpa kata yang terlontar, bahasa tubuh mereka sudah menunjukn semuanya. Kini, dia memahami alasan kenapa Anggy marah besar. Marah yang tidak biasa. Marah yang sama yang ditunjukan Anggy sewaktu mengetahui Morgan menjamah Liana di kamar mandi. Marah karena tidak rela Morgan bersama wanita lain selain dirinya.Di sisi lain, dia merasa ini adalah sebuah ide yang menarik, di mana ketika berlibur di pulau Dewata itu, dia bebas menci
Read more
Morgan dan Sarah
Anggy sedikit menggeser pandangannya dari pantulan cermin. Astaga, dia tidak menyadari kalau Michael sudah pulang kerja dan berada di kamar itu. Ponsel yang tergeletak di cermin pun sudah tidak ada, sepertinya Morgan terlebih dahulu menyadari datangnya Michael dan buru-buru menyembunyikan ponselnya. Morgan juga terlihat jaga jarak darinya. “Video apa? Apa yang sebenernya terjadi di sini?” Michael bertingkah seolah-olah majikan, sesuai dengan permintaan Morgan, walaupun sebenernya dia sangat tunduk dengan Morgan sebagai pemimpin gangster yang juga menguasai Hartanto internasional. Michael tidak tahu apa yang Morgan rencakan dibalik kepura-puraan ini. Tidak ada jawaban. Secara dramatis, Michael melihat Morgan berjalan dengan tenang mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai. Dengan santai mengenakannya kembali. Menutupi kekarnya tubuh berandalnya itu. “Bukan video apa-apa Tuan. tadi saya meminta bantuan istri anda untuk memijat tubuh saya yang keseleo. Nyon
Read more
Bertemu Dengan Markus
Morgan terbangun dari tidurnya saat mendengar ponsel berdering. Pria itu menggeliat sambil menggaruk-garuk dadanya yang telanjang. Dia mengangkat sedikit kepalanya dengan mata mengerjap. Tangan besarnnya meraih ponsel yang dia temukan tidak jauh darinya, di atas ranjang kamar Sarah. Morgan menggeser tombol hijau dan mendekatkan ke telinga. Suaranya bassnya tampak mengeram seksi. Kalau wanita yang diseberang sana pasti berdesir hatinya, sayangnya itu adalah orang kepercayaannya. “Mohon maaf, Tuan. Menganggu waktunya sebentar. saya baru saja mendapatkan telfon dari markas, kalau Markus, Adik Tuan datang dan ingin bertemu dengan Tuan.” Morgan langsung membuka matanya yang kuyu. Markus, adik semata wayangnya datang ke markas? “Saya akan segera ke sana.” Begitu telfon ditutup. Morgan termenung sesaat. Markus, satu-satunya anggota keluarganya yang masih peduli dengannya. Lima tahun mendekam di penjara. Hanya Markus yang rutin menjenguknya. Tak Ayal
Read more
PREV
123456
...
21
DMCA.com Protection Status