Lahat ng Kabanata ng Istri Tawanan CEO: Kabanata 61 - Kabanata 70
662 Kabanata
Kemarahan Keluarga Derrick
Wajah Melissa pucat pasi, matanya melebar menatap Kevin tidak percaya. Kata-katanya sangat kejam.“Kevin teganya kamu berkata seperti itu padaku. Anak ini benar-benar anak kamu!”Kevin tertawa dingin.“Dokter mendiagnosisku mandul, Melissa menurutmu aku bisa menghamilimu?” ujarnya dengan ekspresi suram menatap Melissa dengan wajah penuh kemarahan.“Beraninya kamu menggunakan anak dari pria lain untuk menipuku! Dasar kamu perempuan hina!”Wajah Melissa semakin pucat seolah tidak dialiri darah.“Itu tidak mungkin!” serunya panik.“A ... aku ... tidak pernah tidur dengan pria lain selain kamu ....” dia berbata-bata.“Lalu bagaimana kamu bisa hamil? Apa menurutmu aku bodoh!”Melissa menatapnya ngeri dan takut. Dia tidak pernah tahu Kevin sebenarnya tidak subur. Jauh sebelum tidur dengan Kevin Melissa sudah hamil dulu. Dia hanya memanfaatkan
Magbasa pa
Harta Peninggalan Delia Garrett
Emily terdiam, wajahnya berubah pun, pun dengan Melissa.“Omong kosong! Siapa yang menyebat rumor busuk itu! Aku akan merobek mulut mereka! Berani-beraninya mereka menyebar rumor buruk tentang putriku!” bantah Emily bersikeras membela Melissa.Dia sangat percaya diri rahasia Melissa tidak akan terungkap. Tidak ada bukti yang membuktikan bahwa anak di perut Melissa adalah bukan anak Kevin.“Ini pasti Aria! Dia ingin mengambil calon suami Melissa karena cemburu! Karena itu gadis sialan itu menyihir Kevin dan menyebar fitnah tentang Melissa! Dasar gadis tidak tahu diri!” rutuknya dengan suara keras.“Jika mereka bilang anak di perut Melissa bukan anak Kevin, mereka harus memiliki bukti! Jika tidak aku akan menuntut siapa pun menyebar rumor buruk tentang putriku, termasuk Aria!” Emily memelototi Stefan marah berpikir suaminya mempercayai Aria dan menuduh Melissa.Melissa menunduk tidak berkata apa-apa. Dia lebih jela
Magbasa pa
Kekejaman Hanna
Setelah apa yang terjadi pada Melissa, hidup Aria benar-benar damai tanpa keributan dari sisi Kevin dan Melissa, atau pun Dario.Kevin tidak mendatanginya lagi dan Melissa membuat ulah untuk membalas apa yang terjadi tempo hari di apartemen.Yang membuat Aria lebih senang Dario juga tidak mengusik hidupnya setelah dia berhenti bekerja.Namun Aria tidak bisa santai setelah berhenti dari pekerjaannya sebagai sekretaris.Meski sangat disayangkan melepaskan gaji besar seorang sekretaris, jika itu membuatnya lepas dari Dario, Aria sama sekali tidak menyesal.Sekarang dia mencari pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Dia memiliki banyak tanggungan untuk membayar biaya rumah sakit Ramus dan kebutuhan selama masa kehamilannya.Aria memutuskan melepaskan studinya dan berhenti kuliah karena dia tidak bisa lagi membayar biaya kuliah.“Kenapa kamu berhenti dari pekerjaanmu? Padahal gaji sekretaris cukup besar loh,”
Magbasa pa
Dipaksa Minum
Aria terdiam mendengar kata-kata Cindy. Ekspresinya tampak berat dan tertekan.Dia tidak menyukai pekerjaan yang ditawarkan Cindy karena memiliki pengalaman mengerikan di klub malam saat menemani Dario kerja sama bisnis dan dilecehkan oleh Tuan Albert.Tapi Aria tidak punya pilihan lain. Dia saat ini terdesak kondisi ekonomi dan sangat membutuhkan uang untuk biaya rumah sakit Ramus, belum lagi Aria harus mencari tempat tinggal baru.Dia malu menumpang di apartemen Hanna setelah perbuatannya dan juga dia harus menjaga kehamilannya agar tidak ketahuan oleh Hanna.Tidak ada cara lain.Aria mau tak mau harus menerima pekerjaan yang ditawarkan Cindy.“Kapan aku akan mulai bekerja di klub?” Aria bertanya dengan ekspresi pasrah di wajahnya.Cindy menghela napas lega dan puas karena Aria tidak menolak. Dia kemudian mendiskusikan persiapan lamaran mereka.Setidaknya Aria tidak sendirian bekerja di tempat itu. Meski sika Cind
Magbasa pa
Dipermalukan
“Dario, bukankah gadis ini adalah sekretarismu?”Mata Dario yang terpejam tiba-tiba terbuka. “Benarkan Dario, dia sekretarismu,” celetuk Allen penuh minta melihat Dario membuka matanya begitu dia menyebut sekretarisnya.Mata dingin Dario melirik dengan wajah tanpa ekspresi. Dia tidak bereaksi atau pun menanggapi ucapan Allen.Tubuh Aria berubah kaku, jantungnya berdebar kencang. Kepalanya tertunduk, dia berani melirik Dario dan melihat tatapan penghinaan di matanya. Dia meremas tangannya yang berkeringat dingin, hatinya merasa pahit. Rasanya dia ingin menggali lubang dan melompat untuk menyembunyikan rasa malunya.“Dario, kenapa kamu diam saja?” Allen berkata melihat Dario sama sekali tidak bereaksi.Aria sedikit mengintip melirik Dario.Dario balas menatapnya dengan sepasang mata gelap yang dingin. Wajahnya yang tampak ekspresi membuat Aria tidak bisa menebak apa yang dipikirkan
Magbasa pa
Menjadi Wanita Simpana
Aria mengepalkan tangannya mendengar penghinaan Dario. Dia mencoba terlihat tenang dan berkata acuh tak acuh. “Lebih baik daripada memberikan anakku pada orang ini.” Ekspresi Dario gelap. Sudut bibirnya melengkung dengan ekspresi mencemooh. “Kamu lebih memilih menderita untuk anak yang belum lahir? Apa kamu yakin dia akan lahir dengan aman dengan kondisimu finansialmu yang buruk dan bekerja di tempat seperti ini?” “Kamu bisa menolak Barry hari ini, tapi tidak dengan orang lain,” ujarnya dingin. Hati Aria bergetar mengingat kelakuan Barry yang melecehkannya dan memaksanya minum. Jika Allen tidak menghentikannya, konsekuensi akan lebih buruk dia kehilangan anak di perutnya. Seperti kata Dario, bekerja di tempat ini bukan hal baik untuk Aria. Ada banyak tipe orang seperti Barry mendatangi tempat ini untuk kesenangan. Meski Aria bukan wanita panggilan, pekerjaannya akan mengharuskannya mendapat perlakuan tidak senonoh seperti halny
Magbasa pa
Berita Buruk
“Hmp—“Mata Aria melebar menatap wajah Dario yang menempel di wajahnya. Sementara bibir pria itu mengunci bibirnya dalam ciuman panas dan mendominasi hingga Aria tidak kesulitan bernapas. Tangan pria itu meremas dadanya, lebih tepatnya dicengkeram kuat membuat Aria meringis kesakitan.Dia memukul dan mendorong dada Dario marah.“Bajingan lepaskan ak—“Dario memanfaatkan celah itu memasukkan lidahnya dan melumat bibir Aria seolah dia ingin memakannya.Aria menangis merasa sakit dan terhina dilecehkan oleh pria itu . Dia tidak menikmati ciuman pria itu. ini pelecehan.Dia membencinya.Tubuh besar Dario menekan tubuh mungil Aria di bawah, membuatnya tidak bisa melarikan diri.Sementara bibirnya mencium Aria dengan mendominasi. Sementara tangannya meremas payudara Aria kuat-kuat membuat gadis itu menangis kesakitan dan mengumpatinya dalam mulutnya.Dario tidak merasa kasihan, dia ingin men
Magbasa pa
Rasa Sakit yang tak Tertahankan
Wajah Aria pucat pasi mendengar penjelasan pihak rumah sakit tentang kondisi Ramus menjadi kritis.“Nona, kamu harus segera datang ke rumah sakit untuk penjelasan lebih lanjut.”“Baik, aku akan segera ke sana.” Aria menutup panggilan dengan panik. Dan mengganti pakaiannya dengan tergesa-gesa sebelum berlari keluar dari ruang ganti.Dia bertemu dengan Cindy di koridor yang memegang nampan berisi botol-botol minuman. Dia berhenti hendak menghentikan Aria.“Aria kamu mau ke mana? Manajer tadi mencarimu ... hey!”Aria melewati Cindy tanpa peduli.Cindy memandang punggung Aria yang berlari terheran-heran.“Aria!”Aria tidak berhenti dan terus berlari keluar dari klub.Hatinya penuh dengan kecemasan mengkhawatir adiknya. Seketika kesedihan yang dia rasakan beberapa saat yang lalu lenyap digantikan kecemasan dan ketakutan akan kehilangan adik satu-satunya..Kumohon ... Ramu
Magbasa pa
Komplikasi Kehamilan
Aria berlari keluar dari gedung apartemen Hanna dan menghapus air matanya kasar. Dia berhenti sejenak untuk menarik napasnya yang terengah-engah.Namun rasa sakit di dadanya masih ada. Aria menepuk-nepuk dadanya berharap rasa sakit di hatinya menghilang. Namun rasa sakit itu semakin menjadi-jadi saat bayang-bayang sosok Dario terjerat di tempat tidur bersama sang sahabat.“Kumohon ... rasanya sangat sakit ....” isaknya mencengkeram erat dadanya, di mana sumber rasa sakitnya. Air matanya tak henti-hentinya mengalir di pipinya.Mengapa Tuhan tidak mengasihinya. Dia sangat lelah.Sungguh. Ini sangat sakit.Aria mendongak memandang langit, gugusan bintang yang bertabur di indah di langit malam. Keindahan langit berbintang sama sekali tidak menghibur hatinya yang lara.Ibu ... apa kamu melihatku?“Mengapa kamu meninggalkanku dan Ramus,” bisiknya lirih, tubuhnya merosot berjongkok sambil meringkuk memeluk lutut.
Magbasa pa
Nostalgia
Aria keluar dari ruangan itu setelah diceramahi dokter tentang kesehatan janin dan lain-lain. Sepasang suami istri masuk ke ruangan kandungan setelah di panggil memasuki ruangan.Aria melirik mereka dengan ekspresi iri. Sang suami dengan penuh perhatian membimbing istrinya yang hamil besar ke dalam ruangan. Wajah mereka penuh dengan senyum kebahagiaan.Dia menunduk sambil mengelus perutnya. Dia dengan lesu berjalan meninggalkan tempat itu.Saat berada di tempat sepi, dia berhenti sejenak dan mengeluarkan ponselnya. Dia hanya menatap layar ponselnya cukup lama.Aria hafal dengan nomor Dario, tapi ragu-ragu menghubunginya terutama setelah apa yang dia lihat di kamar Hanna.Aria mencengkeram ponselnya dan tersenyum pahit.Mungkin saat ini Dario masih bercinta dengan Hanna di apartemen.Aria buru-buru menghapus air matanya yang akan mengalir. Dia sudah cukup menangis hari ini. Dia sangat lelah dan tidak ingin menangis lagi.
Magbasa pa
PREV
1
...
56789
...
67
DMCA.com Protection Status