All Chapters of Racun Mulut Tetangga: Chapter 21 - Chapter 30
259 Chapters
Percakapan menjijikkan
Bukannya aku diam saja karena di bully nanti akan ada saatnya aku membantah mereka. Untuk saat ini aku memilih diam karena jika bertengkar di tempat kerja akan membuat buruk citra kepada atasan. Dan mempengaruhi kinerjaku.“Ada saatnya diam juga ada saatnya kita melawan Metta. Sekarang belum saatnya, kita harus mempertahankan nama baik kita di perusahaan,” jawabku.“Dara, jika hatimu lembut seperti ini orang akan terus-terusan jahat sama kamu!” seru Metta.“Mengalah belum tentu kalah Metta. Tunggu saja tanggal mainnya aku pasti akan bertindak,” jawabku.Aku senang Metta mengerti apa maksudku. Aku menambahkan orang yang diam saat ditindas bukan berarti lemah. Mungkin aku sedang menyiapan sebuah kejutan untuk orang jahat itu. Aku percaya orang yang jahat akan mendapatkan balasan dari yang maha kuasa atas perbuatannya. Seperti hukum tabut tuai. Siapa yang menanam akan memanen apa yang ia tanam.“Saya baru kelu
Read more
Ada apa ini Ramai-Ramai?
Aku masih berdoa supaya ada orang yang datang ke toilet. Karena aku pasti bingung akan menjawab apa saat Irma bertanya apakah aku mendengar percakapan menjijikkannya dengan pria yang sudah beristri.“Oh kau Dara ternyata, jadi kamu sengaja menguping percakapan kami ya?” tanya Irma dengan ketus.“Percakapan apa, aku tidak mendengar apapun. Kau tidak lihat kalau aku sedang terpeleset di toilet ini?!” tegasku agar Irma tidak curiga.Irma tidak percaya dengan apa yang aku katakan. Dia menjambak rambutku dan hampir membenturkan kepalaku ke tembok toilet beruntung sekali ada Metta yang masuk ke toilet. Dia melihatku yang sedang teraniaya. Ia berteriak meminta pertolongan.“Tolong ada yang bertengkar!” teriak Metta panik melihatku dijambak Irma.“Metta kau gila ya. Apa kau ingin kita semua kena sangsi hah!” bentak Irma.Metta menghampiriku dan bertanya apakah aku baik-baik saja. Dia kemudian melihat k
Read more
Bukan masuk angin biasa
Aku kaget bu Sari punya pemikiran seperti itu. Kok bisa sih beliau mempunyai tebakan yang memang betul seperti itu. Apakah bu Sari sudah melihat gelagat yang aneh dari mereka berdua.“Itu hanya perasaan ibu saja mungkin, pak Roni sudah beristri mana mungkin Irma nekat berpacaran dengan suami orang,” jawabku masih menutupi hubungan Irma dan pak Roni.“Jangan salah kamu Dara. Jaman sekarang suami orang juga punya simpanan. Banyak gadis yang mau pacaran sama suami orang karena diberi uang jajan,” balas bu Sari.Aku hanya mengangguk tidak berani mengatakan yang sebenarnya. Walaupun berbicara aku tidak punya bukti. Apakah orang akan mempercayainya.“Tapi mungkin itu bukan si Irma bu.” Ucapku sambil memeriksa berkas yang ada di atas mejaku.“Ya sudah kalau kamu tidak mau mengatakan apa yang kamu dengar tadi. Besok kamu boleh cuti dua hari seperti apa yang dikatakan pak Maulana tadi,” balas bu Sari.A
Read more
Tetangga Menuduh
Bu Endang memegang perutku entah apa maksud dia ini. pagi=pagi aku sudah dihadapkan dengan manusia rese seperti ini membuatku ingin marah. Tapi yang aku hadapi adalah orang tua. Nanti akan menjadi bahan gosip lagi. “Ya ada hubungannya lah Dara. Kalau punya pacar terus sering masuk angin itu tanda sudah dibobol sama pacarnya sebelum menikah,” jawab bu Endang sambil cengengesan. “Oh jadi bu Endang menuduh anak saya melakukan hal yang tidak bermoral diluaran sana ya?” tanya ibuku sedikit kesal. “Tidak menuduh tapi hanya memastikan saja. Soalnya aku sering sekali loh melihat anak ibu beberapa minggu ini beii obat masuk angin di warung mang toto,” jawab bu Endang yang membuatku tersulut emosi saja. Aku meninggalkan rumah karena sudah siang juga. Bodoh amat deh bu Endang mau mengoceh apa lagi hari ini. aku bosan mendengar ocehannya yang tidak berguna setiap hari. Membuatku jengkel saja. “Dara kenapa kamu kok cemberut begitu pagi-pagi begini?” tanya
Read more
Gosip Anak Pak RT
Aku pusing mendengar Irma dan juga bu Lisa terus berdebat. Sikap macam apa ini kenapa Irma begitu berani kepada para atasan wanita. Apakah Irma semakin besar kepala saat mempunyai backingan seperti Pak Roni ini. “Sudahlah bu. Memang ibu Lisa dan bu Sari ini tidak suka sama saya jadinya selalu mencari kesalahan saya untuk diadukan ke atasan, jadinya ya menilai saya buruk terus,” ucap Irma. “Kalau begitu kemasi barangmu. Kamu harus intropesi diri besok kamu saya pindah ke kantor cabang!” seru Pak Maulana yang tiba-tiba datang. Pak Maulana sendiri sudah jengah mungkin dengan sikap Irma yang selalu berani kepada siapapun. Di kantor pusat ia selalu membuat ulah terutama padaku. Aku memang anak baru dan Irma adalah seniorku tapi entah kenapa ia selalu mengganggu ketenanganku saat bekerja. Irma terlihat gelagapan saat pak Maulana masuk pantry serta memindahkannya di kantor cabang. “Pak Maulana, kenapa harus saya yang dipindah. Saya tidak melakuan kesalahan a
Read more
Sakit Tumor kok melahirkan?
Bapakku hanya nyengir lalu mengambil makan di meja makan. Aku semakin tak mengerti apa yang ada di pikiran bapak saat ini. Apakah memang aku yang kudet. "Buk, coba ibu ngomong sama bu Rt ajak periksanya ke bidan atau Dokter. jangan ke alternative. Nanti malu sendiri loh!" seru bapak. "Maksud bapak apa sih! Enggak mau ah ibu enggak mau mengatakan itu pada bu Rt. Nanti kesalahan lagi!" tegas ibuku. Aku semakin tidak mengerti apakah si Husna ini beneran hamil tapi tidak mengakuinya. Atau mungkin ia takut orang tuanya marah kalau mengetahui ia sedang hamil saat ini. "Ya sudah kalau begitu. Lihat saya beberapa hari kemudian ada berita apa. Soalnya 'kan kelihatannya nggak lama lagi bakal lahiran," ucap bapakku santai. "Jadi si Husna itu Hamil pak?" tanyaku. "Sepertinya iya. Kamu jangan sampai seperti itu ya nak, nanti bapak bisa malu," pinta bapakku. Aku mengangguk pelan. Lagian siapa juga yang mau seperti itu. Sekarang saja pulang m
Read more
Siapa bapak bayi?
Mendengar ada pertanyaan siapa bapak bayi yang di lahirkan Husna. Aku semakin penasaran dan menguping percakapan ibu-ibu yang ada di pos ronda."Waduh kenapa aku nggak kepikiran bertanya siapa bapak si bayi itu ya," jawab bu Endang."Bu Endang nanti kalau sudah sepi coba tanya sama Husna siapa bapak dari bayinya," usul bu Arum.Haduh para ibu-ibu ini penasaran tapi tidak berani bertanya kepada orang yang bersangkutan sendiri. Mereka lebih mengandalkan bu Endang yang pemberani. Tapi kalau itu aku juga tidak berani bertanya sih. Lebih mengandalkan berita dari orang lain hehe."Ya biar bapaknya saja yang tanya. Bapak si Husna 'kan Rt, biasanya suka mengurus warga masa sama anak sendiri tidak bisa mengatasi masalah," jawab bu Endang ketus."Tapi semenjak anaknya ketahuan melahirkan tidak ada bapaknya. Pak Rt tidak pernah keluar rumah bu," ucap bu Arum."Ya malulah, saya juga anak saya kalau hamil nggak ada bapaknya malu. Mungkin saya juga sama k
Read more
Ada apa lagi sih?
Aku sendiri juga tidak melihat pak RT semenjak anaknya melahirkan tanpa bapak. Soalnya saat Husna mengaku sakit tumor ddari susu pindah ke perut beliau sibuk mencarikan obat ke alternative untuk putri kesanyangannya. Kenyataan itu sungguh pahit aku bisa membayangkan betapa kecewanya pak Rt saat ini.“Tunggu sebentar ya bu Endang. Saya cari dulu suami saya. Bisa minta tolong gendong cucu saya sebentar?” pinta bu Rt.“Sini bu RT saya gendong cucunya. Sudah lama ya kita tidak melihat bayi di desa ini,” ucap bu Arum.Benar juga sih kata bu Arum sudah lama desa sukma jaya ini tidak kedatangan bayi. Kebanyakan anak muda di sini begitu hamil melahirkan di tempat suami. Ini bayi lelaki pertama yang datang setelah sekian purnama tapi dengan kondisi yang menghebohkan. Beberapa saat bu RT datang bersama suaminya.“Bu Endang ada apa mencari saya?” tanya pak Komar dengan wajah yang sepertinya lelah sekali.“Saya mau mem
Read more
Bukti dari tuduhan.
Irma menggertakkan giginya menandakan dia sedang sangat kesal. dengan apa yang di hadapinya saat ini. Aku sangat senang melihat wajahnya yang merah padam itu. Dia saja meminta bukti masa iya aku tak meminta bukti."Beraninya kalian keroyokan menindasku!" seru Irma."Siapa yang menindasmu. Kamu duluan yang mencari gara-gara," balas Desi.Aku memperhatikan sekitar ternyata ada pelindungnya. trik licik dari perempuan jalang seperti Irma ini sudah banyak aku baca di novel favoritku."Ada apa ini. Kenapa ribut, Irma kenapa kamu menangis?" tanya pak Roni."Mereka menindasku pak. Mereka menuduhku mempunyai main dengan atasan sehingga tidak jadi dimutasi ke kantor cabang," ucap Irma sambil berpura-pura menangis.Dari cerita Irma pak Roni memarahi kami. Memangnya aku takit dengan dia apa. Aku menantang pak Roni memutar cctv di ruangan kami berada."Kalian ini jangan menuduh tanpa bukti. Kalian yang seharusnya di kirim ke kantor cabang, pembuat
Read more
Tetangga Sok Kaya
Lama-lama aku jadi terbiasa dengan gosip dan kadang suka penasaran tentang gosip yang baru muncul di desaku. Bu Endang mengingatkanku dengan seorang warga yang terlihat lewat saat kami mengobrol malam tadi.“Kamu ingat nggak orang yang semalam lewat saat kita mengobrol. Itu orang belagu banget sombong sekali, dia pikir dia orang paling kaya apa ya,” jawab bu Endang sedikit sewot.“Oh yang semalam, emang kenapa sih bu. Apa dia itu pelakor yang tinggal di desa kita?” tanyaku penasaran.Bu Endang terlihat sewot saat aku tanya apakah dia pelakor atau tidak. Hanya saja dari raut wajahnya sudah memperlihatkan kalau tidak menyukai warga baru di desa kami.“Dia itu bukan pelakor Dara, tapi orang sok kaya di desa kita ini. lihat saja gayanya sok banget!” seru bu Endang.“Sok bagaimana sih bu. Aku melihatnya biasa saja,” ucapku masih belum paham apa yang dimaksud oleh bu Endang ini.Bu Endang menegaskan
Read more
PREV
123456
...
26
DMCA.com Protection Status