All Chapters of Janji Suci Yang Terbagi: Chapter 91 - Chapter 100
104 Chapters
Chapter 4
POV MANDAPerhatianku dari layar televisi teralihkan ketika mendengar suara ketukan di pintu kamarku."Masuk," aku mempersilakan diri."Halo," Ayu menyapaku sembari tersenyum."Ayu, " sambutku senang.Ayu berjalan masuk ke dalam kamarku sambil membawa keranjang parsel berisi buah-buahan."Bagaimana kabarmu?" tanyanya sambil berjalan."Baik,"Ayu meletakkan keranjang buah itu di atas meja rias."Aku senang sekali mendengarmu hamil lagi," Ayu memelukku hangat.Aku tertawa kecil membalas pelukannya."Makasih,""Sudah berapa minggu?" tanya Ayu antusias. Sambil melepaskan pelukannya, dia duduk di tepi ranjang."Kata dokter sudah sebulan,""Sebulan?""Manda gak tahu kalau sedang hamil. Manda pikir sudah biasa telat haid. Kan haid Manda gak teratur,""Oh iya. Berar
Read more
Chapter 5
"Selamat siang, Pak," sapa seorang wanita paruh baya pada satpam rumah keluarga Hadiwijaya."Siang. Ada keperluan apa ya, Bu?" tanya Pak Satpam."Kami dari Yayasan Mutiara Hati, Pak. Yayasan penyalur asisten rumah tangga dan baby sitter. Kami sudah buat janji dengan Ibu Amanda hari ini," wanita paruh baya itu memperkenalkan dirinya dan seorang gadis muda di sampingnya."Sebentar ya, Bu. Saya konfirmasi dulu ke dalam," Pak Satpam masuk ke dalam posnya untuk menelpon.Gadis muda berparas manis itu memperhatikan rumah keluarga Hadiwijaya dengan perasaan takjub. Dia belum pernah melihat rumah sebesar dan semegah itu sebelumnya."Jaga sikapmu di dalam nanti," tegur wanita paruh baya tersebut."Iya, Bu," jawab pelan gadis itu sambil menundukkan kepalanya.Tak berapa lama, Pak Satpam kembali menemui mereka."Silakan masuk, Bu," ujar Pak Satpam sambil membukakan pintu gerbang.
Read more
Chapter 6
"Kak, baby sitter yang Kak Tamara rekomendasikan sudah datang. Namanya Rianti. Apa benar, Kak?" tanya Manda melalui telponnya."Iya, benar. Namanya Rianti. Bagaimana pendapatmu?" jawab Tamara dari balik telpon."Manda masih ragu, Kak. Dia masih muda. Manda pikir yang datang sekitaran umur 30-an," Manda duduk di tepi ranjang kamarnya."Tapi dia bagus lho kerjanya. Waktu Arman memintaku untuk mencarikan baby sitter, aku teringat pada sahabatku, Claudia. Dia pernah punya baby sitter. Aku pernah bertemu dengannya di rumah Claudia. Dia bilang kalau Rianti orangnya cekatan dalam mengurus anaknya. Anak Claudia kan pengidap autis. Kamu tahu sendiri kan bagaimana aktifnya anak autis? Rianti bisa menjaganya dengan baik,""Apa benar anak Claudia sudah meninggal, Kak?""Iya. Kejadiannya tragis sekali. 7 bulan yang lalu, Claudia kehilangan anak dan suaminya dalam kecelakaan,""Malang sekali," ucap Manda dengan ek
Read more
Chapter 7
"Ha ha ha, Man, Man. Kalau mau genit, pilih-pilih tempat dong. Jangan pegang mawar di durinya, ntar ketusuk kan berdarah," ledek Daniel sembari tertawa."Apaan sih, Kak. Aku datang ke sini mau curhat, malah diledek. Balik ke ruanganku ajalah," gerutu Arman beranjak diri dari kursi."Hei, jangan kayak perempuan. Sedikit-sedikit cemberut," Daniel menahan Arman untuk tetap duduk."Lagian kamu asal peluk aja. Lihat dulu siapa perempuan itu,""Iya aku tahu aku salah dan bodoh,""Lha baru sadar kamu bodoh?" Daniel tertawa lagi.Arman berdecak kesal."Hei, Man. Dia cantik gak?" goda Daniel."Apaan sih, Kak!""Bercanda. Jangan serius gitu dong. Tapi benaran ini Kakak tanya, dia cantik gak?""Enggak!" tegas Arman dengan kesal."Kalau gak cantik terus kenapa kamu peluk?""Bukan itu intinya! Perempuan itu sekilas mirip Manda. Ja
Read more
Chapter 8
Beberapa hari kemudian ....Manda terbangun dari tidur siangnya karena mendengar suara berisik dari luar kamarnya.Perlahan dia beranjak bangun dari ranjangnya menuju ke pintu kamar. Suara sayup-sayup gaduh itu mulai terdengar jelas ketika dia membuka pintu.Itu suara Chandra, anak laki-lakinya. Manda berjalan menuju ke sumber suara.Manda tercengang melihat ruang tengah yang sudah berantakan. Bantal-bantal sofa tergeletak di bawah. Sedangkan Chandra sedang melompat-lompat di atas sofa sambil memainkan pedang mainannya. Di depannya ada Kiki yang berusaha untuk menghentikan aksi Chandra."Chandra!" tegur Manda.Mendengar suara Mamanya, Chandra seketika berhenti. Raut wajahnya yang semula ceria berubah menjadi takut."Kiki, kenapa jadi begini?!""Ma-maaf Nyonya Manda. Sa-saya sudah meminta Tuan Muda Chandra untuk berhenti. T-tapi ... dia gak mau mendengarkan saya," ujar Kiki
Read more
Chapter 9
Arman mempercepat langkahnya menyusuri koridor rumah sakit. Raut wajahnya cemas setelah mendengar kabar buruk yang menimpa istrinya.Arman mengecek satu persatu nomor yang tertera di depan pintu kamar pasien.Dia berhenti di depan pintu kamar yang dicarinya. Arman pun segera masuk ke dalam tanpa mengetuk terlebih dulu.Perhatian Arman tertuju pada istrinya yang sedang berbaring di atas ranjang rumah sakit."Mas," sapa Manda."Ada apa? Apa yang terjadi? Bagaimana keadaanmu? Bagaimana bayi kita?" tanya Arman dengan panik."Mas, Manda gak apa-apa. Anak kita juga baik-baik saja," jawab Manda menenangkan suaminya."Kamu yakin? Dokter bilang apa?" tanya Arman yang masih ragu."Kata dokter, gak ada yang perlu dikhawatirkan. Manda hanya kaget saja karena itu perut Manda jadi sakit,""Syukurlah," Arman bernafas lega."Apa yang sebenarnya terjadi di rumah
Read more
Chapter 10
"Tante Adele di rumah?" Manda terkejut."Iya. Tante memberi kabar mendadak. Karena Mas gak bisa menjemput, Mas minta Pak Setya yang datang ke bandara," jawab Arman sambil menyuapkan sesendok nasi ke mulut istrinya."Sudah, Mas. Manda sudah kenyang," tolak halus Manda."Tinggal satu sendok lagi. Sayang kalau dibuang. Ayo," bujuk Arman."Gak mau. Rasanya mual," Manda menutup mulutnya dengan tangan."Ya, sudah," Arman melahap satu sendok nasi terakhir."Berapa lama Tante akan tinggal di rumah, Mas?""Mas gak tahu. Kan Mas belum sempat mengobrol sama Tante," jawab Arman setelah selesai menelan makanannya."Ooh," ujar Manda dengan nada lesu."Kenapa? Kok wajahmu jadi murung?" tanya Arman sembari memberikan segelas air putih pada Manda."Gak apa-apa, Mas," jawab Manda sembari tersenyum tipis.Manda menerima gelas itu, lalu meminum airnya
Read more
Chapter 11
Arman berjalan menuju ke ruang tengah sambil menenteng travel bag kecil di tangannya."Bagaimana si kembar?" tanya Nyonya Adele yang sedang duduk di sofa sambil membaca majalah."Mereka baik-baik saja, Tan. Arman sudah menidurkan mereka,""Kamu mau kemana bawa tas?""Arman mau ke rumah sakit,""Kamu mau meninggalkan anak-anak setelah kejadian tadi?" Nyonya Adele mengerutkan keningnya."Si kembar gak apa-apa, Tan. Makanya Arman berani pergi. Lagipula di sini ada Tante. Arman minta tolong jaga anak-anak malam ini. Besok Arman sudah kembali,""Ini bukan masalah mereka gak apa-apa atau ada Tante yang jaga di sini. Si kembar butuh kamu, Arman. Bagaimana kalau tengah malam mereka merengek kesakitan dan mencarimu? Lagipula Manda itu udah dewasa. Dia bisa jaga dirinya sendiri. Gak perlu kamu manjakan seperti ini!" ucap kesal Nyonya Adele.Arman menghela nafas. Dia meletakkan travel bagnya di bawah, lalu duduk di samping
Read more
Chapter 12
"Alhamdulillah Nyonya sudah pulang," sambut hangat Bi Sari."Iya, Bi. Senang rasanya bisa pulang," sahut Manda dengan tersenyum lega."Anak-anak belum pulang sekolah, Bi?" tanya Arman."Belum, Tuan. Tapi Pak Setya sudah jemput ke sana,""Baguslah. Sayang, kamu istirahat dulu di kamar, ya," ujar Arman."Manda mau ke ruang tengah saja, Mas. Nungguin anak-anak,""Mas antar ke sana," jawab Arman sambil menggandeng tangan istrinya."Tasnya biar saya taruh di kamar, Tuan,""Makasih, Bi," Arman menyerahkan travel bagnya pada Bibi Sari.Kemudian dia mengajak Manda pergi ke ruang tengah."Duduklah di sini. Mau nonton tv?" tanya Arman sambil menata bantal sofa."Gak usah, Mas," jawab Manda sembari duduk."Selamat datang, Nyonya Manda. Nyonya mau minum teh?" Kiki menyusul ke ruang tengah."Kok kamu gak ikut jemput anak-anak, Ki?" tanya heran Manda."Gak, Nyonya. Soalnya Nyonya Adele minta Kiki di rumah saja," jawab Kiki dengan salah tingkah."Pak Setya yang jemput sendirian?""Gak, Nya. Tadi pag
Read more
Chapter 13
Keesokan harinya ...."Bi, Pak Setya dan anak-anak sudah pulang?" tanya Manda saat berpapasan dengan Bibi Sari."Belum, Nyonya,""Manda tunggu saja di ruang tengah," jawab Manda sambil melihat ke jam di layar ponselnya."A-anu ... Nyonya. Di ruang tengah sedang ada tamu,""Tamu siapa?""Hmmm ...," Bibi Sari ragu untuk menjawab pertanyaan Manda."Siapa, Bi?" selidik Manda."Tamunya Nyonya Adele,""Kenapa raut wajah Bibi jadi gugup begitu? Memang siapa tamunya?" tanya Manda penasaran."I-itu ... dia ... babysitter yang waktu itu,""Ha?" Manda terkejut.Kemudian Manda bergegas menuju ke ruang tengah untuk menemui tamu Nyonya Adele.Bibi Sari yang merasa khawatir, ikut menyusul Manda ke ruang tengah.Manda menghentikan langkahnya seketika setelah melihat Rianti sedang mengobrol dengan Nyonya Adele di ruangan."Bu Manda," Rianti segera bangun dari duduknya untuk menyapanya.Sementara Nyonya Adele mengabaikan kehadiran istri keponakannya itu."Kamu sudah paham aturan rumah yang saya sampaik
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status