Semua Bab KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN: Bab 41 - Bab 50
163 Bab
Bab 41
"Iya, Anisa, Papa paham, dengan maksud kamu. Tapi, kamu juga harus inget umur, Nisa. Papa, hanya takut. Kalau kamu terus bersikeras, dengan prinsipmu itu. Nanti kamu malah akan menjadi perawan tua," terang Papa, ia memberitahukan maksud dari kekhawatirannya kepadaku."Iya, Pah. Nisa juga paham maksud Papa," kataku."Pokoknya, kalau sampai kamu belum membawakan calon buat kamu. Papa, yang akan mencarikannya dan kamu tidak boleh menolaknya. Ingat itu," ancam Papa.Rupanya Papa serius dengan ucapannya ini, membuat aku menjadi bingung. Karena dimana lagi, aku harus mencari calon suami yang tepat, jika mendadak seperti ini."Ih apaan sih, Pah. Nggak mau ah, Anisa nggak mau di jodohin, Pah." Aku langsung menolak keinginan Papaku itu."Makanya, Nisa, kamu segera bawa dong calonmu menghadap Papa! Kalau tidak, kamu tau sendiri konsekuensinya," perintah Papa, sambil mengancamku."Iya, Pah, akan Nisa usahakan," sahutku.Aku terus berusaha mengiyakan perkataan Papa, padahal otakku sedang keras
Baca selengkapnya
BAB 42
Ratna terus memaksaku, ia berkata sambil mengguncangkan pundakku. Ratna berbuat demikian, seolah aku tidak boleh memiliki pilihan lain selain menurutinya untuk berkenalan dengan temannya itu. Ia, terus saja memintaku, supaya aku mau menemui temannya itu. "Malas ah, Rat, kamu ini menganggap aku sudah seperti apaan saja. Sampe-sampe kamu mau menjodohkan aku segala, aku ini sudah seperti sedang berada di zamannya Siti Nurbaya saja, yang dijodohin sama Datuk Maringgi." "Heh Nisa, aku lakuin semua ini juga demi kamu, demi pertemanan kita! Jika kamu menolak saranku untuk berkenalan dengan Bagas lebih baik aku pergi, aku tidak mau berteman denganmu lagi. Ingat itu," ucap Ratna. Ia malah mengancamku, kalau sampai aku tidak mau berkenalan dengan temannya, maka ia akan menjauhiku. Aku tidak habis pikir, kenapa Ratna bisa berbuat seperti itu? Sampai-sampai dia mau memutuskan pertemanan kami, hanya karena aku tidak mau berkenalan dengan temannya itu. "Kok kamu ngomongnya gitu sih, Rat? Apa k
Baca selengkapnya
BAB 43
Aku bertanya kepada Ratna, kenapa dia sampai tega ingin menjauhiku. Aku juga memberi saran kepadanya, kenapa Ratna tidak pacaran saja sama si cowok tersebut. Padahal selama ini, aku juga belum pernah melihat Ratna memiliki pasangan. Sebab tidak ada satu orang pun cowok, yang Ratna perkenalkan denganku. Sungguh aku merasa tersinggung, dengan sikap Ratna saat ini."Anies, kamu itu kangan ngaco! Kamu jangan menyuruh aku untuk berpacaran dengan Bagas, sebab aku sudah mempunyai cowok tau! Asal kamu tau, Nisa. Aku sudah memiliki cowok, sejak lama. Tapi, cowokku sedang mengejar S dua, di luar negeri. Makanya, si Bagas, aku mau kenalin sama kamu. Kalau aku belum punya cowok, sudah pasti aku yang akan menjadikan Bagas sebagai pacarku. Aku nggak perlu repot-repot untuk memperkenalkannya sama kamu," cerocos Ratna. Aku sampai kaget saat Ratna sepertinya marah, saat aku berkata seperti itu. Ratna bahkan sampai membentakku, saat aku menyuruhnya untuk berpacaran, dengan cowok yang bernama Bagas ter
Baca selengkapnya
BAB 44
"Anisa, bagaimana kalau di Restauran Samudra saja, yang deket kantorku. Besok jam makan siang kita ketemu disana ya," terang Ratna, ia menjawab ucapanku."Ok deh, Ratna. Besok pasti aku akan datang ke sana," kataku, sambil mengacungkan jempol ke arah Ratna.Aku menyetujui rencana Ratna, yang mengajakku ketemuan di Restoran Samudra tersebut."Ya sudah, Nis, aku pulang dulu ya. Soalnya sudah sore juga nih, takut jika nanti Mamaku menunggu." Ratna mengakhiri percakapan kami, sambil melihat ke arah arlojinya yang menempel di pergelangan tangan kirinya."Iya, Ratna, hati-hati di jalan ya. Jangan ngebut bawa motornya!" pesanku. Aku memberi peringatan kepada Ratna, supaya ia berhati-hati membawa motornya, dan jangan sampai ngebut."Iya, Nis, terima kasih perhatiannya ya. Kamu memang sahabat terbaikku, aku permisi dulu ya, assalamualaikum." Ratna pamit kepadaku. Iya berjalan menuju pintu depan dan aku pun mengekorinya. Aku juga mengantar Ratna sampai teras depan, setelah itu Ratna pun men
Baca selengkapnya
Bab 45
"Ya sudah, Nis. Terserah kamu aja," sahut Papa. Setelah tidak ada lagi kepentingan, yang disampaikan. Kami pun memutuskan sambungan telponnya. Aku kembali larut dalam lamunanku, memikirkan tentang pertemuan besok. Ada perasaan tidak karuan, di dalam hati ini. Saat mengingat, kalau yang ingin aku temui adalah seorang laki-laki.*****Keesokan harinya, aku sedang bersiap-siap untuk menuju Restoran Samudra. Restoran yang berada dekat dengan kantor Ratna, yaitu kantor cabang perusahaan Papa. Ratna bekerja di kantor itu sebagai HRD. Ratna bekerja di kantor Papa juga atas rekomendasi dariku. Aku yang meminta Papa untuk menerima Ratna sebagai karyawannya. Aku juga yang meminta Papa, untuk memberi kedudukan kepada Ratna di kantor itu dan Papa mengangkatnya menjadi HRD.Jam telah menunjukan pukul sebelas kurang lima belas menit, aku telah berdandan rapi. Aku sedikit memoles riasan di wajahku, supaya tidak kelihatan pucat. Aku telah berkali-kali bercermin, takut kalau penampilanku ada yang ku
Baca selengkapnya
BAB 46
"Iya, Mbak," sahut si pelayan kafe, setelah ia sampai ke meja kami."Berapa semuanya?" tanyaku. Aku menanyakan bill makanan dan minuman, yang tadi kami pesan. Si pelayan pun mengatakan jumlah uang, yang harus dikekuarkan untuk membayar makanan dan minuman tersebut."Semuanya empat ratus delapan puluh ribu rupiah, Mbak. Ini notanya," ucap sang pelayan, sambil memberikan nota kepadaku. "Oh iya, Mbak, terima kasih. Bisa pake debit kan, Mbak?" tanyaku, sambil mengambil nota tersebut. "Bisa, Mbak. Mbak langsung saja ke kasir," terangnya.Pelayan tersebut menjawab dan menunjuk, ke arah kasir yang berada di pojok dekat pintu keluar."Ok, Mbak, terima kasih ya." Aku kembali mengucapkan terima kasih kepadanya."Sama-sama, aku permisi dulu ya, Mbak," sahutnya. Pelayan pun pergi dari hadapan kami. Setelah itu aku pun berdiri dan berjalan ke arah kasir untuk membayar makanan. Sesampainya di depan kasir, aku merogoh tas untuk mengambil ATM. Tetapi pada saat aku mau menyerahkan kartu ATM kepada
Baca selengkapnya
Bab 47
Setelah selesai membayar, aku menemui Mas Bagas dan juga Ratna, yang telah berada di luar kafe. Mereka sedang tertawa bersama, entah sedang membicarakan apa, sehingga membuat mereka tertawa serenyah itu. "Nis, aku malu deh sama kamu. Masa iya sih, aku malah di traktir sama kamu. Aku yang seharusnya mentraktir kamu, bukannya kamu yang mentraktir aku. Aku ini kan cowok," ujar Mas Bagas, saat aku sudah berada di antara mereka berdua. Mereka berdua pun tidak lagi tertawa seperti tadi, saat melihatku menghampiri mereka."Oh nggak apa-apa kok, Mas. Selama itu aku bisa dan juga mampu. Santai aja, jangan terlalu di pikirkan," ucapku.Aku berkata kepada Bagas, kalau semua itu tidaklah masalah buatku. "Oh iya, Ratna, aku mau pulang dulu ya! Kalian sudah mau masuk kantor lagi, bukan?" tanyaku."Iya, Nis, kamu hati-hati di jalanya! Kamu jangan ngebut-ngebut, bawa mobilnya," pesan Ratna."Terima kasih, Ratna, atas peringatannya. Ya sudah aku duluan, assalamualaikum," pamitkku, sembari mengucapka
Baca selengkapnya
Bab 48
Sesampainya di depan kantor Papa, aku pun segera memarkirkan mobilku. Kemudian aku segera masuk ke dalam kantor, serta masuk ke ruangan Papa. Sampai je ruangan Papa, ternyata beliau di ruangan tidak sendirian, tetapi ia ditemani seorang pemuda. Mungkin dia adalah rekan bisnisnya Papa."Assalamualaikum, Pah," ucapku, saat masuk ke dalam ruangannya Papa."Waalaikumsalam," sahut Papa."Nis, ayo duduk!" Papa menyuruhku untuk segera duduk, aku pun mengikuti perintahnya. Aku duduk di samping Papa, serta berharapan langsung dengan tamu Papa tersebut. "Pah, ada apa Papa menyuruhku datang ke kantor?" tanyaku."Nisa, Papa menyuruh kamu untuk datang ke kantor. Bukan karena ada urusan kantor, tapi untuk sekedar memperkenalkan kamu dengan Andre. Papa ingin supaya kalian bisa berjodoh," terang Papa.Papa mengungkapkan apa yang menjadi tujuannya, sehingga ia menyuruhku untuk datang ke kantor."Maksud, Papa, apa?" tanyaku, tidak mengerti."Jadi begini, Anisa. Maksud Papa menyuruh kamu datang ke
Baca selengkapnya
Bab 49
"Ya sudah, Om, tidak apa-apa kalau memang Anisanya sudah punya calon. Andre, biar cari calon sendiri saja. Karena sepertinya, Anisanya juga tidak suka sama, Andre." Andre berkata, dengan wajah pilu. Entah kenapa dia berkata seperti itu? Karena sebenarnya yang selalu sinis dari tadi itu dia? Jadi sebenarnya dia dong, yang tidak suka padaku. Kenapa dia malah membalikan fakta? Dasar orang aneh, Andre ini. Seharusnya dia itu senang, saat mendengar kalau aku sudah punya calon. Karena kami tidak mesti dijodohkan, semua itu aku lihat dari sikapnya yang acuh dan dingin kepadaku."Tuh, Papa, lihat bukan? Andrenya saja tidak masalah, kalau Anisa tidak memilih dia. Bahkan sepertinya dia happy banget, sebab tidak perlu dijodohkan, dengan perempuan seperti Anisa yang jelek ini." Aku berkata, sambil menunjuk ke arah Andre."Nisa, yang sopan dong sama orang! Nak Andre, maafin kelakuan Anisa ya! Maafin Om juga, sebab Om tidak tahu kalau ternyata Anisa telah mempunyai calon." Papa meminta maaf kepa
Baca selengkapnya
Bab 50
"Ah, Om, bisa aja. Jangan terlalu memuji, om. Soalnya, aku takut nanti malah menjadi orang yang sombong." Andre begitu merendah, jika di hadapan Papa.Bisa-bisanya, dia begitu hangat bila berbicara sama Papa. Sedangkan kepadaku dinginnya minta ampun. Mungkin karena Papa adalah rekan bisnisnya, sehingga ia harus menjaga etika."Anisa, kalau memang kamu sudah punya calon. Papa minta tolong, supaya calon suamimu itu menemui, Papa! Papa, ingin berkenalan sama dia," pinta Papa.Degh!Aku begitu kaget saat mendengarnya, bahkan lebih kaget dari saat mendengar mau dijodohkan dengan Andre tadi."I-iya, Pah," sahutku ragu.'Bagaimana ini? Ternyata, Papa malah meminta aku untuk membawakan calon suamiku kehadapannya. Kenapa juga tadi aku bilang, kalau aku sudah punya calon? Tapi kalau tidak bicara begitu, aku pasti akan di jodohkan sama Andre. Bagaimana coba, jika ternyata Mas Bagas tidak menyukaiku? Apa aku harus mencari calon suami bayaran aja ya, supaya aku bisa menutupi semuanya ini? Jadi aku
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
17
DMCA.com Protection Status