Share

Bab 41

"Iya, Anisa, Papa paham, dengan maksud kamu. Tapi, kamu juga harus inget umur, Nisa. Papa, hanya takut. Kalau kamu terus bersikeras, dengan prinsipmu itu. Nanti kamu malah akan menjadi perawan tua," terang Papa, ia memberitahukan maksud dari kekhawatirannya kepadaku.

"Iya, Pah. Nisa juga paham maksud Papa," kataku.

"Pokoknya, kalau sampai kamu belum membawakan calon buat kamu. Papa, yang akan mencarikannya dan kamu tidak boleh menolaknya. Ingat itu," ancam Papa.

Rupanya Papa serius dengan ucapannya ini, membuat aku menjadi bingung. Karena dimana lagi, aku harus mencari calon suami yang tepat, jika mendadak seperti ini.

"Ih apaan sih, Pah. Nggak mau ah, Anisa nggak mau di jodohin, Pah." Aku langsung menolak keinginan Papaku itu.

"Makanya, Nisa, kamu segera bawa dong calonmu menghadap Papa! Kalau tidak, kamu tau sendiri konsekuensinya," perintah Papa, sambil mengancamku.

"Iya, Pah, akan Nisa usahakan," sahutku.

Aku terus berusaha mengiyakan perkataan Papa, padahal otakku sedang keras
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status