All Chapters of Perjanjian Leluhur: Chapter 11 - Chapter 20
252 Chapters
11. Tamu Istimewa
"Ternyata sampai juga," kata Fredy sambil membelokkan taksi memasuki pelataran Pondok Cinta. "Aku sangka kayak di hutan bunian, cuma bolak-balik."Fredy menghentikan taksi di depan pintu masuk. Malam sudah menjelang pagi. Suasana kelihatan sepi. Satupun tidak ada makhluk yang lalu lalang.Mereka turun."Kayaknya penginapan," kata Jaka. "Banyak kuda tamu di pendopo.""Penginapan apa rumah hantu?" cetus Fredy. "Sepi banget.""Mereka bangsa pemalas. Di kita jam segini sudah berkeliaran mencari rejeki.""Namanya penginapan untuk tempat beristirahat. Mereka pasti bangun siang. Di penginapan masa mencari rejeki?""Banyak yang mencari rejeki di penginapan.""Rumah bordir maksudnya?""Otakmu bawaannya ngeres saja. Penginapan itu tempat mencari rejeki bagi pegawainya.""Berarti benar bangsa pemalas. Pegawai jam segini belum bangun.""Untuk lebih jelasnya kita masuk. Siapa tahu tidak ada penerima tamu, atau tidak buka dua puluh empat jam.""Tunggu sebentar," ujar Fredy membuat langkah Jaka terhe
Read more
12. Perempuan Sisa
Kakek renta berbadan ceking muncul dari dalam penginapan dengan tergesa, di belakangnya menyusul perempuan gembrot mengenakan sarung dengan muka kesal, dan berteriak, "Jangan kabur, perampok!""Enak saja bilang aku perampok! Aku sudah merampok apa?""Merampok diriku!""Aku sudah bilang kantong uangku ketinggalan! Aku bayar nanti!""Modus! Kantong kemenyan dibawa masa kantong uang lupa?""Kalau aku lupa bawa kantong kemenyan, terus aku ngamar pakai apa?""Ada apa, Tongkat Bertuah?" tegur Iblis Cinta yang baru selesai memperbaiki penyok-penyok kecil pada taksi. "Pagi buta begini sudah bikin gaduh.""Tarif lontemu kemahalan," lapor Tongkat Bertuah. "Padahal perempuan sisa.""Bedebah! Minta dilayani tiga kali bilang perempuan sisa!""Berapa bayaranmu, Cemani?" tanya Iblis Cinta."Tiga keping emas."Iblis Cinta terkejut. "Mahal sekali!""Untuk tiga ronde, tuanku."Iblis Cinta bertanya pada Tongkat Bertuah, "Kau merasa kemahalan sekeping emas untuk sekali main?""Ia minta tiga keping emas un
Read more
13. Puteri Lonte
Jaka memiliki dua pilihan untuk keluar dari negeri ini, pergi ke mata air pengukuhan di istana atau mencari Ki Gendeng Sejagat. Dua-duanya adalah pilihan buruk.Pergi ke istana berarti ia harus menikah dengan puteri kerajaan dan mengkhianati cinta Nabila. Sementara mencari pertapa sakti itu adalah perbuatan sia-sia. Ia sudah lama menghilang dari dunia perkelahian. Namun semangatnya untuk mencari gerbang keluar tidak luntur. Ia sudah berjanji ke orang tuanya untuk segera pulang, dan ia tidak pernah ingkar janji.Lagi pula, tidak ada makhluk di jagad raya ini yang segala tahu sekalipun berilmu tinggi. Iblis Cinta belum tentu sepenuhnya benar. Jadi mungkin saja ada jalan lain untuk menembus gerbang gaib.Kabar tentang kedatangan mereka sudah tersebar ke seluruh penghuni pondok, sehingga ketika ada tamu keluar dari sebuah kamar, puteri lonte penghuni kamar itu meminta pelayan untuk segera menghubungi mereka seolah takut keduluan oleh temannya."Apakah di antara kalian ada yang berkenan un
Read more
14. Bangsawan Asir
"Satu lagi yang perlu kau ketahui sebelum pergi, anak muda," pesan Iblis Cinta. "Aku adalah bangsawan Asir, makhluk yang tidak peduli dengan urusan makhluk lain. Aku hanya bisa melindungi kalau kau tinggal di Pondok Cinta karena siapapun tidak diijinkan untuk berbuat kegaduhan. Jadi ketika kau berurusan dengan mereka dan datang ke pondok ini, aku tidak bisa membantu." Jaka sudah duduk di punggung kuda siap-siap berangkat dengan perbekalan beberapa kantong keping perak dan emas."Akan kuingat kata-katamu, Iblis Cinta," kata Jaka. "Sampai jumpa di duniaku."Jaka menghela kuda dan meninggalkan halaman Pondok Cinta. Ia pergi ke arah barat daya sesuai dengan petunjuk Iblis Cinta, dimana pada wilayah itu tidak banyak berkeliaran kaum pemberontak."Ia memilih jalan untuk sengsara demi baktinya pada orang tua," geleng Iblis Cinta. "Pengembaraan manusia di wilayah barat laksana kelinci di kandang serigala." "Betul, tuanku," ujar Nunggal Jati, kepala penjaga yang berdiri di sampingnya. "Aku be
Read more
15. Rahasia Masa Lalu
Fredy memandang Patih Mahameru dengan tidak percaya. "Bagaimana mungkin kau berani mengatakan temanku adalah calon pangeran yang sebenarnya? Lalu kau anggap aku ini siapa? Aku ingin bertemu dengan baginda ratu! Kau sudah berbuat kesalahan besar!""Klan yang kamu punya adalah klan pemberian Dwipa Agusti Bimantara. Ia ingin mengelabui Cermin Mustika dengan menjadi petani dan menyerahkan seluruh hartanya kepada orang tuamu. Kejadian ini jauh sebelum kamu lahir."Cerita itu sama persis dengan apa yang disampaikan oleh Jaka. Tidakkah mereka bekerja sama untuk membelokkan perjanjian? Semenjak lahir ia mempunyai nama Fredy Erlangga Agusti Bimantara, mengapa ketika dewasa hal ini baru dipermasalahkan?"Keluarga kalian tidak tercatat dalam klan Bimantara. Hanya demi harta orang tuamu rela memperdaya anaknya.""Apakah kalian tidak mengada-ada? Aku kuatir kalian sudah bekerja sama dengan keluarga petani itu untuk membelokkan sejarah.""Anak muda, tuduhanmu sangat tendensius," kata Patih Mahameru
Read more
16. Strategi Cerdik
Iblis Cinta menatap pemuda yang turun dari kuda itu dengan tak percaya. Apakah dalam perantauan yang singkat itu sudah menjumpai masalah? Bukankah sudah dikatakan ia tidak dapat menolong?Jaka tersenyum melihat bangsawan Asir itu terbengong-bengong. "Ada apa, Iblis Cinta? Kau seperti melihat hantu saja, padahal hantu tidak ada di negeri ini."Iblis Cinta memandang pemuda di hadapannya dengan tajam, dan berkata, "Aku tidak dapat membantumu anak muda jika kau dalam masalah, lebih baik kau lekas pergi.""Aku datang sebagai nomaden bangsawan Asir. Kau menolak tamu yang singgah?""Jadi kau datang bukan karena dikejar-kejar pemberontak?""Aku datang karena strategi, dan bukan untuk minta bantuanmu. Jadi boleh aku masuk?"Iblis Cinta tertawa senang. "Tentu saja, aku terbuka untuk setiap tamu."Mereka masuk ke aula tamu. Jaka duduk menghadap sebuah meja kosong dan memanggil pelayan yang ada di sekitar situ.Pelayan laki-laki datang dan bertanya, "Ada yang bisa saya bantu, tuan?""Tolong sediak
Read more
17. Merindu Sang Pangeran
Dewi Anjani duduk melamun di taman sari. Wajahnya kelihatan berkabut. Nirmala dan Gentong Ketawa datang dan duduk di hadapannya."Tuan puteri sepertinya lagi bersedih," kata Nirmala. "Ada apa gerangan?""Aku bermimpi lagi semalam, Bibi Nirmala," sahut Dewi Anjani. "Mimpi bertemu dengan Jaka Slebor.""Lalu apa yang membuat tuan puteri bersedih?" tanya Gentong Ketawa. "Kemarin tetangga saya bersedih, hari ini wajahnya jadi jelek.""Kok bisa begitu, Gentong?""Soalnya kemarin wajahnya sudah jelek."Dewi Anjani tersenyum, lalu meminta pendapat pelayan berperut buncit itu, "Apa aku sudah cantik, Gentong?""Tuan puteri sangat cantik," puji Gentong Ketawa. "Perempuan tercantik di seluruh wilayah kerajaan, bulan saja kalah bersinar.""Mengapa Jaka Slebor tidak mau melihat wajahku kalau aku perempuan tercantik? Ia pergi meninggalkan aku sampai suaraku parau memanggilnya." "Jaka Slebor lagi memanggul pacul di pematang sawah?" tanya Gentong Ketawa."Aku berjumpa dengan sang pangeran lagi berkuda
Read more
18. Pangeran Kelana
Hutan itu begitu sedap dipandang. Pepohonan hijau tumbuh secara teratur. Aneka macam bunga bermekaran. Rumput pendek rapi. Tidak ada satu pun daun mati tergeletak. Daun-daun seakan tak pernah tua dan gugur. Hutan itu sangat luas seakan tiada ujung. Jaka menghela kudanya sehingga berlari cukup kencang. Otaknya berpikir keras. Kepada siapa bertanya kalau satupun makhluk tidak dijumpai? Ia tidak masalah jika kemalaman di jalan. Hutan ini cukup nyaman untuk beristirahat, tidak terlihat binatang melata apalagi binatang buas berkeliaran. Ia bisa tidur di atas rumput yang empuk dengan aman.Jaka sudah cukup jauh memasuki hutan, tapi belum ada tanda-tanda hutan akan berakhir. Sejauh mata memandang yang terlihat adalah deretan pepohonan.Hutan ini seperti taman kota di negeri manusia yang terawat secara apik. Wangi bunga menyelimuti udara sehingga menyegarkan pernafasan. Langit bersih tanpa awan. Matahari hampir tergelincir di ufuk ketika Jaka tiba di sebuah rumah mungil terbuat dari kayu. I
Read more
19. Pengembara Muda
Jaka bangun pagi-pagi menjelang matahari menampakkan sinarnya. Ia nyenyak sekali tidur di balai kayu. Tidak ada nyamuk mengganggu seperti di kampungnya. Di sudut balai sudah tersedia kendi berisi air untuk minum dan cuci muka.Minarti muncul dari dalam rumah, dan berkata, "Saya sudah sediakan air untuk tuan.""Ibu baik sekali," puji Jaka sambil mengucurkan air kendi ke wajahnya. "Aku jadi merepotkan.""Saya tidak punya apa-apa lagi selain air, tuan," jawab Minarti. "Hanya itu yang dapat saya suguhkan untuk pagi ini."Jaka menuangkan air kendi ke dalam mulut, kemudian meminumnya. "Air ini menyegarkan. Suami ibu sudah pulang?""Belum, tuan," sahut Minarni dengan air muka gelisah. "Saya kuatir terjadi apa-apa dengannya."Jaka tersenyum dan berusaha menghibur, "Perkampungan di barat daya aman, tidak ada gangguan pemberontak atau orang-orang jahat."Mereka jarang terdengar berbuat kerusuhan di barat daya karena istana adipati terdapat di daerah itu. Banyak prajurit kadipaten berjaga-jaga d
Read more
20. Kampung Madani
Jaka melambatkan lari kudanya ketika di kejauhan terlihat gapura kampung. Ada dua prajurit berjaga di pos. Ia mulanya akan mengambil jalan yang tidak biasa, tapi kuatir penjaga curiga karena bangsawan Asir selalu mengambil jalan umum.Lagi pula, perut Jaka mulai terasa lapar. Ia harus segera menemukan kedai nasi sebelum terjadi pemberontakan di perutnya. Minarti benar, seharusnya ia tidak memberikan semua perbekalan sehingga perutnya dapat bersabar sampai menjelang makan siang. Satu prajurit berbadan kekar keluar dari dalam pos sambil membawa tombak ketika Jaka memasuki gapura. Ia membentangkan tombak menghalangi jalan kuda. Jaka menghentikan kudanya, kemudian turun dan memberi hormat dengan menganggukkan kepala sedikit. "Aku adalah Pangeran Kelana dari klan bangsawan Asir.""Tolong tunjukkan tanda pengenal, tuan," pinta prajurit ramah.Jaka mengeluarkan keping kayu dari balik baju. Keping pengenal itu diperoleh dari Iblis Cinta.Prajurit memeriksa tanda khusus pada keping kayu, kem
Read more
PREV
123456
...
26
DMCA.com Protection Status