All Chapters of CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN): Chapter 11 - Chapter 20
95 Chapters
BAB 11 PERJALANAN
BAB 11PERJALANANBeberapa nelayan baru pulang mencari ikan, menambatkan perahunya di tepian. Beberapa lainnya sedang sibuk memasukan ikan teri putih ke wadah besar yang berisi air mendidih, untuk selanjutnya diletakan ke tempat penjemuran. Keramaian sudah nampak di Pasar Sumur Pandeglang, pagi itu Alif menggilas aspal dengan ban motornya, dari simpang tiga Sumur Alif menuju arah Tanjung Lesung. Wangi pagi bercampur wangi air laut menenami perjalanan Alif. Trek yang di lalui Alif memang sebagian besar jalan lurus, ia melewati jembatan pelangi hingga pantai Bugle dengan kecepatan 70km/jam.Belum banyak aktivitas kendaraan di jalur Sumur menuju Tanjung Lesung, hanya ada satu Damri yang memang memiliki trek Sumur-Serang di depan Alif, mudah baginya untuk mendahului Damri yang memiliki jadwal keberangkatan pukul 06:00WIB tersebut.Memasuki Cikujang ada tanjakan yang lumayan tiggi saat melewati Batu Hideung. Selebihnya trek ke
Read more
BAB 12 DANAU BIRU
Setelah istirahat dan salat zuhur,  Alif berpamitan dengan Nadia. Ia mengajak Nurul ke Danau Cigaru Cisoka yang terletak di Kabupaten Tangerang. Alasannya sederhana, pertama Alif tidak tahu menahu daerah Rangkasbitung sekalipun bisa mencarinya secara googling akan memakan waktu yang ekstra untuk menjangkaunya, kedua untuk Danau Cigaru sendiri merupakan tempat wisata yang pernah viral dengan pesona air danaunya berwarna biru dan memang rutenya satu arah dengan jalur yang dilalui Alif jika pulang ke Kota Tangerang.“Kak, saya izin ajak jalan Nurul. Nanti diantar lagi pulangnya.”“Nggak usah pakai kak, formal banget. Nadia aja. Sip hati-hati ya kalian,” jawab Nadia.Alif kini bersama orang yang ia dambakan, orang yang ia kenal sebelumnya sebagai sosok yang selalu membuatnya kepikiran dan penasaran, seseorang yang di awal perkenalan telah berulang kali menyihirnya dengan tingkah lucu semasa diklat, dan orang yang tanpa diduga me
Read more
BAB 13 TRAGEDI KRL
Matahari mulai terbenam saat Alif kembali dari Danau Cigaru, dengan pertimbangan jika mengantar Nurul kembali ke Rangkasbitung menggunakan sepeda motornya akan memakan waktu lebih lama, Alif memutuskan untuk naik KRL. Ia membuka gawainya dan menggunakan map menuju Stasiun Tenjo. Nurul pun menyetujui, karena memang saat sampai di Danau Cigaru sudah terlalu sore ia sepakat dengan pemikiran Alif.Tepat azan magrib Alif dan Nurul sampai di Stasiun Tenjo, suasana sangat ramai dengan kondisi jalan yang kecil dan dipenuhi pedagang di masing-masing sisi jalan.“Kita salat dulu ya,” saran Alif.Di luar Stasiun Tenjo ada musala terdekat, dengan berjalan kaki berlawan arah dari stasiun sekitar 20 meter musala dapat dijangkau.“Kamu laper nggak?” tanya Alif.“Lumayan sih, tapi aku lagi nggak mau makan nasi.”“Yaudah kita ngebakso aja yuk.”Kebersamaan dengan Nurul menjadi sesuatu yang sanga
Read more
BAB 14 TENTANG MEMBERSAMAI DAN KUWACI (Bagian 1)
Dalam ruang sempit yang menjadi tempat singgah sementara Alif, di Sumur Pandeglang. Alif membuka buku binder di kamarnya, menelusuri lembar demi lembar, mencari sesuatu. Ada rangkaian kata per kata, kalimat demi kalimat yang tersusun dengan tanggal, bulan, dan tahun. Beberapa ia coret, lalu menuliskan beberapa kalimat lagi dan tak lupa diberi keterangan waktu. Alif sedang menuliskan rencana dalam hidupnya, menyertakan nama Nurul Qolby Izazy di dalamnya dan melingkarinya. “De, apa mimpi dalam hidupmu?” tanya Alif dalam salah satu pembicaraan. “Nggak ada mas, aku ngikut kamu aja. Kamu kan nanti jadi imam aku.” Sejuk menjalar ke seluruh tubuhnya, walaupun tak ada udara sama sekali. Alif mengartikan ada tanggungjawab besar di balik jawaban Nurul. “De, ini mimpi mas, segala sesuatu dalam hidup mas yang ingin mas capai. Saat ini mas ada di sini de, di titik ini, dan untuk sampai disini, jalan-jalan ini yang akan mas tempuh,” Alif memperlihatkan foto
Read more
BAB 14 TENTANG MEMBERSAMAI (Bagian 2)
Air mata Nurul kini tak dapat lagi dibendung, jatuh dengan sejadinya. Balong yang berada di jantung alun-alun Rangkasbitung malam itu membisu, membiarkan dua insan yang sedang menata rencana hidup untuk bersama larut dalam kata. Ada satu cup lagi es durian yang belum habis dimakan, masih menyisakan setengah. Satu cup es durian kesukaan Nurul.****“Eh ngomong-ngomong sowang apa kabarnya?” suara Alif diujung telepon.“Tadi pagi aku labrak dong mas.”“Hah dilabrak, gimana-gimana?”“Iya kan tadi aku mau berangkat kerja, nah motor aku kan udah di depan, di halaman. Ya aku kan biasa aja langsung naik motor, waktu aku mau starter eh ada satu sowang yang tiba-tiba udah di depan aku dong.”“Hahahaha, kok jadi kayak tukang parkir ya de.”“Ihh kamu mah mas, bentar dulu belum selesai tahu, jadi ternyata teman-temannya ada lagi dong di belakang nyamperin aku rame-rame. Uda
Read more
BAB 15 DARI PERON KE PERON (Bagian 1)
“Mas kamu lagi apa, sibuk nggak?” suara Nurul pelan sekali nampak kesal.“Heiiii....kamu kenapa, baik-baik aja kan disana?” tanya Alif khawatir.“Mas jangan kemana-mana ya, temenin aku teleponan.”Alif melihat jam tangannya, masih ada dua jam lagi untuk istirahat makan siang. Ia menimbang cepat, saat ini memang jadwalnya kosong.“Iya, kan emang biasanya gitu. Kamu kenapa emangnya? Cerita ke mas, ini malah jadi khawatir masnya de,” suara Alif pelan dan tenang.“Aku lagi sebel, lagi kesel banget mas.”Alif tidak berkata apa pun, seperti biasa Alif selalu menjeda atau menunggu beberapa saat jika ada situasi yang emosional.“Kamu udah tenang?” baru Alif kembali bertanya.“Iya mas, kalau dengerin suara kamu aku sebenernya udah aga baikan kok.”“Mau cerita sendiri atau mas yang nanya de?”“Aku tadi kesel banget mas, kam
Read more
BAB 15 DARI PERON KE PERON (Bagian 2)
Kali ini jantung Nurul yang berdetak lebih kencang, ia seakan tak percaya. Namun, ia pun merasa begitu senang. Beberapa saat yang lalu Nurul sedang kacau hatinya karena dibuat kesal oleh orang yang selalu menguntit dirinya di tempat kerja, memperlakukannya dengan mengirim hadiah-hadiah dengan maksud mendekatinya, beberapa saat yang lalu pula hatinya menjadi damai setelah mendengar suara dan melihat sosok Alif dengan kata-kata yang membuatnya hatinya nyaman kembali, dan kini perasaannya campur aduk antara haru dan senang.“Ketemu ibu kamu mas?” Nurul memastikan.“Iya de, tapi terserah sih mau mas dulu yang ke rumah kamu atau kamu  yang duluan ke rumahnya mas”“Kalau ke rumah aku, aku belum bilang ke bapak sama ibu mas soalnya aku belum pulang ke Cilegon. Tapi ini aku bingung mau bilang siapnya ketemu ibu kamu.”“Emmm gitu, mau ketemu ibu mas langsung atau orang yang juga mas anggap ibu?”“Eh
Read more
BAB 16 SEBUAH PERSIAPAN (Bagian 1)
Alif mengantar Nurul ke Stasiun Rawa Buntu setelah Salat Asar, dan kali ini Alif mengantar sekaligus menemani Nurul hingga ke Stasiun Rangkasbitung. Sebenarnya Nurul sudah melarangnya karena ia bisa pulang sendiri, Nurul juga mengingatkan bahwa Alif mengejar keberangkatan KRL dari Rangkasbitung ke Stasiun Rawa Buntu untuk pulangnya, masih ada jejak dan langkah dari peron ke peron yang harus Alif lakukan, tapi ada perasaan tak tenang dalam diri Alif kalau-kalau kejadian yang lalu terulang kembali, saat Nurul berdesakan di gerbong KRL.Benar saja KRL malam itu penuh seperti biasa, namun Nurul masih bisa duduk. Setelah ke luar dari Stasiun Rangkasbitung, Alif mengantar Nurul ke parkiran motor, mereka menyeberangi rel dan berjalan ke arah parkiran salah satu tempat perbelanjaan. Nurul tidak parkir di Stasiun. “Eh kamu setelah ini mau ngerjain apa?” tanya Alif.“Nggak ada mas, paling abis ini mau beli makan dulu terus langsung balik indekos.&r
Read more
BAB 16 SEBUAH PERSIAPAN (Bagian 2)
Malam itu Alif tetap memutuskan kembali ke rumahnya meski hujan semakin deras saat sampai di Stasiun Rawa Buntu.****----/De, maafin masJangan diam seperti ini ya----Alif hanya bisa berulang kali mengirim WA ke Nurul meski lima pesan sebelumnya tidak mendapat balasan.----/Yaudah, kita sama-sama tenangin diri dulu ya de, kalau udah baikan moodnya kabarin mas ya. Oia mas ngingetin aja, lusa kita harus balik lagi ke Balai Diklat, laporannya diselesaikan ya. Sehat-sehat kamu----Selesai menjalani diklat satu bulan yang lalu baik Alif, Nurul, dan teman-temannya harus kembali dengan membawa laporan praktik lapangan dari tempat bekerja. Hal tersebut dimaksudkan sebagai bentuk evaluasi apakah ilmu yang didapat selama diklat bisa diterapkan atau tidak, seberapa besar pengaruhnya, dan seberapa efektif dampaknya.Selama menjalani hubungan dengan Nurul, Alif sempat beberapa kali membahasnya dan sejauh ini belum
Read more
BAB 17 KEMBALI SATU GERBONG (Bagian 1)
Selesai Salat Subuh Alif berpamitan dengan kedua orang tuanya. Ia menjelaskan akan kembali ke Jakarta Timur. Sudah menjadi kebiasaan Alif jika akan bepergian, ia pasti bangun lebih pagi dan memberitahukan keperluanya hari itu juga. Kedua orangtuanya pun sudah sangat mengerti.“Ini teh pahitnya masih panas, dihabiskan dulu mas.”Bu Muthia memberikan mug putih.Sebelumnya pun demikian, saat Alif dinyatakan lulus seleksi dan diterima menjadi pegawai negeri ia baru menyampaikan kabar tersebut saat akan pergi ke Kota Serang untuk melakukan pemberkasan, pengumpulan dokumen. Jelas kabar tersebut membuat kedua orang tuanya haru dan gembira, saat itu bapaknya malah tidak percaya.****“Iya pak, ini mau berangkat mengumpulkan berkas untuk kelengkapan dokumen akhir. Mungkin sekiar satu atau dua bulan lagi baru dapat Surat Keputusan”.Bukan tanpa alasan bapaknya Alif tak percaya, namun memang Alif seperti biasa saja mengucapkan sesuatu y
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status