All Chapters of I am The Real King: Chapter 11 - Chapter 20
33 Chapters
Chapter 9 - Ternyata Kenyataannya Semenyakitkan Ini
"Aku benar-benar tidak mengerti. Buku ini, bibi mengetahuinya? Tapi bagiamana bisa??"  Tuntut Erry. Pusing, begitu banyak emosi yang berkecamuk di kepalanya. Sedang sang bibi menunduk.Erry memegang erat bahu wanita paruh baya itu, "bibi, cepat katakan! Apa bibi benar-benar tahu buku ini berasal darimana?" Terdiam sejenak, "oh, atau, buku ini ada hubungannya denganku?" Lanjutnya.Bibinya tetap diam selama beberapa detik. Hingga ia akhirnya iapun berkata dengan suara menahan tangis, "sesungguhnya bibi pun tak terlalu tahu Erry. Karena saat pembantaian itu terjadi, bibi, bibi tak ada disana." Balasnya.Erry melepaskan kedua tangannya, menatap bibinya yang saat ini masih tertunduk, tidak tega melihat tubuh ringkih wanita yang selama ini membesarkannya itu. Tapi ia memilih diam, ingin mendengar lebih lanjut. Dan bibinya mengerti."Dulu, 27 tahun yang lalu," ujar bibinya sendu."Seorang wanita datang menghampiri bibi di tengah malam. Bibi yang saat
Read more
Chapter 10 - Menanti Sosok Kedatangan Adik Ken
KrakKrakKrakPanorama alam yang indah. Langit biru yang berpadu dengan lembayung senja beralaskan awan comulunimbus yang putih bersih. Burung-burung beterbangan hendak kembali ke peraduannya.Senja yang indah bukan?Namun sayangnya keindahan tersebut tak berarti apa-apa bagi seorang remaja lelaki yang kini tengah berjalan dengan tatapan yang kosong. Entah sudah berapa lama ia berlari hingga akhirnya tanpa sadar ia memutuskan untuk melangkah.Tatapan kosong, tubuh letih, rambut berantakan dan pakaian lusuh. Tidak, dia bahkan tak menggunakan alas kaki! Kotor!Pantaskah sekarang predikat gembel untuknya?Tidak, itu semua tentu tidak sebanding dengan pikirannya dan perasaannya yang tengah berkecamuk. Bagaikan benang kusut yang tak tahu mana awalnya dan mana akhirnya. Semuanya berjalin, rumit. Benar-benar melelahkan.Remaja lelaki itu, Erry, akhirnya ia memutuskan untuk duduk di bawah sebuah pohon. Duduk diatas akarnya yang
Read more
Chapter 11 - Seperti Apa Ayah dan Ibuku?
Malam itu, pukul 00.02 dini hari. Erry baru pulang ke rumah dengan lelah sambil mengendap-endap. Ia masuk ke pekarangan lewat belakang, lalu ke sisi samping, bermaksud untuk masuk lewat jendela kamarnya. Saat ia berhasil membukanya, dengan sangat pelan ia menaikkan satu kakinya. Namun belum juga sampai ke daun jendela, suara yang sangat familiar menyapa indera pendengarannya.Eek, ek!'Seon?'Kepalanya refleks menoleh ke bawah, tapi tak ada apa-apa. Ia memutuskan kembali menurunkan kakinya dan memeriksa sekelilingnya. Sambil terus mengendap-endap, ia melangkah ke pintu depan. Dan tepat Seon berada di depan pintu masuk rumah. Tengah tiduran santai sambil mendengkur. Sesekali matanya terpejam, mungkin mengantuk."SEON!"Erry yang senang dengan kehadiran kucingnya yang tidak terduga itu langsung teriak tanpa suara. Seon pun yang menyadari kehadirannya segera bangkit dan merilekskan seluruh ototnya. Matanya coklat gelapnya berbinar bulat menggemaskan.
Read more
Chapter 12 - Namaku Devian, dan inilah diri kita saat lahir
"Hah... Dasar kucing pencuri. Erry, lain kali didiklah kucingmu agar menjadi kucing yang sopan dan pengertian." "T, Tuan Ken, apakah... Perkataan anda tadi... Benar?" Bibi bertanya cemas, apa-apaan ini? Mendadak sekali! "Tentu saja Deanna. Bukankah lebih cepat lebih baik?" Ken menatap Erry, "bagaimana dude, pokoknya kau harus setuju. Kita tidak boleh membuang-buang waktu lagi." "TIDAK, AKU TIDAK SETUJU!" Balas Erry cepat. "Erry, paman serius. Ulang tahunmu tinggal menunggu hari. Segel yang dibuat ibumu akan terbuka di usia ke 17 tahun. Tentu saja jika di Valeoryea kau berusia 27 tahun. Kita tidak boleh terlambat nak. Jika segelmu terbuka di dunia manusia ini, kemungkinan besar kau akan mengguncangkan satu benua. Dan benar-benar membuat kacau dunia manusia. Kau ingin, para manusia yang tidak tahu apa-apa menjadi korban?" Terang Kenio. "Tentu saja tidak!" "Jadi?" "Paman, ku mohon berikan aku waktu sehari untuk menyiapkan
Read more
Chapter 13 - Aku Sudah Siap Ke Valeoryea Paman!
"Ck aaahhh Ken, kau benar-benar tidak berubah sama sekali."Pria bermanik sehitam jelaga itu tertawa renyah. Ia memeluk wanita berambut putih disampingnya, mengusap pipinya dan menatap manik kuning wanita tersebut. Membuat keduanya saling berhadapan hingga tak lama tatapan liar keduanya kembali. Mereka bahkan sama sekali tak berniat menutupi tubuh polos mereka."Kau bilang padaku bahwa kau sudah tak tertarik pada pria lainnya hm, kini akhirnya kau kembali lagi padaku," balasnya dengan senyum menawan dan suara serak.Wanita itu yang tak lain Lucy menatap Ken layaknya anak anjing, "aku sulit menahannya. Dan kau tahu itu kan? Tidak ada yang sehebat dirimu. Ditambah lagi... Menunggu remaja tampan itu terlalu lama.""Bukannya kau masih takut padanya karena insiden serangan preman saat itu?""Ah tidak kok. Aku hanya takut pada sisi iblisnya. Dia... Benar-benar mengerikan!""Hm, dia bahkan tidak menyukaimu. Jadi hati-hatilah."CupKen
Read more
Chapter 14 - Sampai di Valeoryea Dan Kediaman Blake
"Kemari, Erry, Deanna," ujar Ken saat mereka bertiga sampai di sebuah villa sederhana bercat putih tulang.Mata Deanna tak henti-hentinya menatap interior villa tersebut. Berbeda dengan Erry yang fokus mengikuti langkah Kenio, tak memedulikan sekitarnya. Termasuk para pelayan Ken yang kini berjejer rapi menyambut ketiganya.Ken terus membimbing Erry dan Deanna hingga sampai di lantai dua. Ia berhenti di depan pintu biasa bercat coklat.'Pintunya terlalu sederhana,' pikir Erry.Ken mengambil kunci di saku jasnya. Membukanya dan membentangkan pintu tersebut."Sebuah gudang?" Tanya Erry."Ya, sebuah gudang biasa."Ken merentangkan kedua tangannya, mempersilahkan kedua tamunya masuk ke ruangan gelap yang terasa dingin itu.Erry berjalan terlebih dahulu, melihat-lihat. Deanna hanya membungkuk sopan, tak berani mendahului sang tuan rumah. Ken mengedikan bahunya, mengerti.Baru saja Ken ingin mengatakan sesuatu, Erry menggeser sebuah lukisan klasik yang tergantung di pojok kiri. Ia mengernyi
Read more
Chapter 15 - Hari Pertama Dan Awal Yang Baru
"SELAMAT PAGIII ADIKKU YANG TAMPAN!"Erry menyipitkan matanya saat mendengar teriakan lantang Ken pagi ini. Ah ia melihat arloji, pukul 7 pagi jika menurut dunia manusia. Ia melihat jendela, cuaca sangat cerah. Seperti hampir siang. Ia kemudian tidur lagi."Hei, hei, hei! Begini caramu setelah dibangunkan langsung oleh tuan rumah? Bangun Erry! Kau harus sarapan bukan? Begitupun dengan Seon?""Ya, ya, ya, baiklah."Erry perlahan bangkit dan berjalan ke kamar mandi."Aku tunggu di bawah oke!"..."Hah??? A, aku tidak mengerti. Baju-baju ini, rumit sekali!"Erry kebingungan saat ia membuka lemari pakaiannya. Pakaian-pakaian asing yang cukup membuatnya heran. Meski terlihat begitu formal dan keren.'Kau membuka lemari khusus untuk pakaian acara-acara penting dan formal bodoh. Tentu saja desainnya cukup rumit.'"Bisakah kau tidak mengatakan aku bodoh, Devian gila?"'Cih, coba buka lemari yang lain. Kita cari pakaian biasa saja.'"Ohh, ini... Sepertinya ini walk in closet? Baiklah aku akan
Read more
Chapter 16 - Peristiwa Yang Sungguh Membingungkan Dan Membuat Jengkel
Erry masih terdiam di kamarnya. Menatap keluar lewat jendela. Ia tak berniat membukanya ataupun diam di balkon. Ia membutuhkan ketenangan saat ini memikirkan hal yang terjadi sekitar satu jam yang lalu, setelah pengumuman singkat mengenai perkenalan dirinya.Erry ingat sekali, setelah ia mengucapkan sumpahnya atas nama Klan Demonia, bangsanya, petir besar berwarna nila menyambar sangat keras. Petir itu seolah-olah tepat berada diatas gedung mansion. Membuat semua makhluk terkejut bukan main, dan penuh bisik keheranan sekaligus ketakutan. Namun Kenio dengan sangat lihai mengendalikan situasi. Membuat mereka tenang lalu membubarkan mereka.Kini situasi di Kediaman Blake sudah normal. Mereka semua kembali lagi ke pekerjaannya. Namun tetap saja petir tersebut menjadi perbincangan utama hari ini. Erry atau yang kini juga sudah berganti nama menjadi Arvian Blake itu terus kepikiran. Ia juga terkejut dan tak menyangka bahwa hal itu akan terjadi. Begitupun Devian. Kembaran gelapnya itu mengat
Read more
Secarik surat untuk para pembaca
Hai, aku penulis cerita ini, biasa dipanggil Nichie. Tidak ada apa-apa, hanya ingin menyapa saja.Sebetulnya ..., ingin curhat juga si, hehe :pSebelumnya aku salah menulis:(, mengetik chapter di bab ini, dan baru sadar dua hari kemudian ternyata bab ini bukan bab biasa. Jadi ku putuskan (baru sekarang), lebih baik aku ganti menjadi sapaan hangat untuk kalian ...! ;')Ya, aku ingin menyapa kalian:") dan juga berterima kasih karena telah menyempatkan waktu untuk membaca cerita pertamaku di Good Novel ini.Aku juga sedang mencoba merevisi beberapa bab yang menurutku sangat berantakan. Jadi mungkin akan ada cukup banyak yang berubah dari sebelumnya.Maafkan Nichea yang teman-teman^_^Love untuk kalian semua.Salam hangat, Niche Al;)
Read more
Chapter 17 - Mempelajari Tentang Seluk Beluk Valeoryea (1)
"Jadi, sekarang Valeoryea hanya memiliki 6 kerajaan," ujar Erry dengan wajah serius. Tangannya terus mencatat beberapa hal yang menurutnya penting untuk ke depannya.1. Kerajaan Davês - bangsa peri2. Kerajaan Arcane - bangsa werewolf3. Kerajaan Tharasville - bangsa vampir4. Kerajaan Orthon - bangsa penyihir5. Kerajaan Airalex - bangsa duyung/mermaid dan merman6. Penyihir putih - tidak pernah memberitahu apa nama kerajaannya, bahkan tidak tahu letak pastinya dimana. Sangat tertutup dan dianggap klan suci karena elemen cahaya dan kekuatan penyembuh yang mereka miliki. Mereka juga memiliki kekuatan khusus yang mampu menyerap kegelapan di sekitarnya dalam jarak radius beberapa meter."Penyihir putih adalah kebalikan dari bangsa iblis Yang Mulia. Mereka juga adalah musuh bebuyutan Klan Demonia selama beberapa dekade. Bahkan sampai terakhir kali bangsa anda ada dan akhirnya musnah seperti sekarang."Lucy terus menerangkan apapun pada Erry. Meski ia tahu lelaki muda itu dengan sangat cep
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status