Semua Bab Cinta Setengah Hati: Bab 1 - Bab 10
172 Bab
SATU
 "Hai siska, arvan ada didalam?" Tanya wanita muda pada seorang wanita muda lain yang sedang sibuk di depan laptop. Seorang wanita dengan kemeja biru langit dan rambut di ikat tinggi. penampilannya sepertinya seorang sekretaris."Sedang ada rapat mbak, sebentar lagi selesai. silahkan tunggu di dalam mbak manda," balas wanita bernama siska sambil berdiri hendak membuka pintu tapi di hentikan oleh Amanda."Kamu lanjutin aja kerjaan kamu, aku akan tunggu Arvan di dalam ruangnnya," ucap Amanda sambil berjalan kearah pintu. "Ohya..., boleh aku minta teh hangat, Siska. tenggorokannku sedikit kering," lanjut Amanda pada siska sambil tersenyum.Siskapun tersenyum dan segera beranjak dari duduknya. Siska mengenal Amanda karena dia sering datang berkunjung. sebagai tunangan bosnya bukan hal asing melihat Amanda dikantor bosnya.Amanda masuk kedalam ruang
Baca selengkapnya
DUA
Tiga tahun kemudian Di sebuah swalayan 24 jam Amanda sedang duduk jongkok merapikan deretan makanan yang tidak tersusun rapi. Hal yang selalu dilakukannya di awal pergantian piket. Amanda merapikannya dengan sedikit rasa bosan. Sudah 10 bulan dia bekerja di swalayan ini. tapi Amanda merasa gajinya masih belum cukup memenuhi kebutuhan hidup dan melunasi hutang pada rentenir. Dia sudah kebingungan harus mencari pekerjaan dimana lagi.Apalagi tempatnya berada sekarang bukanlah di kota besar. Tentunya sangat sulit mencari pekerjaan dengan keahliannya saat ini. Amanda kembali teringat kehidupannya tiga tahun lalu ketika masih di Jakarta. Dia merasa saat itu hidupnya baik-baik saja. Saat itu, dia tidak perlu bersembunyi dari kejaran para penagih hutang. meskipun hidup sebatang karang setidaknya dia tidak perlu merasa ketakutan sewaktu-waktu rentenir dat
Baca selengkapnya
TIGA
Langit kota jakarta sudah sedari tadi menghitam. Lampu lampu kota sudah mengambil alih tugas untuk membagi cahaya bagi mereka yang masih beraktivitas di malam hari. walaupun tidak sepadat disiang hari, masih terlihat silih berganti orang- orang melintasi jalan. Waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam namun di beberapa sudut kota masih terlihat hingar bingar anak manusia mencari peruntungannya.Di ruangan yang tidak terlalu terang tampak pria dan wanita tengah larut menikmati keintiman mereka di atas ranjang. Terlihat sepasang anak manusia terlarut dengan posisi sang wanita berada diatas. Erangan bahkan terdengar beberapa kali di antara keduanya. Keintiman yang terjadi diantara keduanya mengisyaratkan seakan keduanya saling membutuhkan.Tidak ingin hanya menjadi penikmat, si pria mengubah posisinya menjadi di atas si wanita dan mulai melakukan aksinya lagi dengan menyerang wanita itu hingga yang dapat terdengar dari mulut si wanita hanya desahan.“Kau suka?” tany
Baca selengkapnya
EMPAT
Arvan terlihat sangat rapi. Dia menatap pantulan dirinya di cermin. Mengenakan kemeja putih dengan celana bahan berwarna beige dan rompi tanpa lengan berwarna senada. Tidak ada yang salah dengan tubuhnya yang bahkan tetap terlihat menonjol dibalik kemeja pas body yang dia kenakan. Dia hanya tidak nyaman dengan rompi yang saat ini melekat di tubuhnya. Arvan mengambil sebuah dasi kupu-kupu dan menghela nafasnya pelan sambil melihat dasi di tangannya. Rasanya dia ingin melempar dasi itu ke cermin saat ini juga. Dengan malas dia mengenakan dasi tersebut. Setelah itu dia mengenakan sepatu dan melihat lagi bayangan dirinya di cermin. Setelah merasa penampilan cukup baik Arvan meninggalkan walk in closet. Dia harus bergegas dan tidak boleh terlambat.***Arvan tiba di aula sebuah gedung yang sudah didesain dengan banyak bunga dengan ornamen dominan berwarna rose gold. Arvan memperhatikan sekeliling lalu memilih keluar dan mencari ruang khusus di
Baca selengkapnya
LIMA
Arvan Aditya Baskoro. seorang CEO muda yang sukses  di umurnya yang genap 32 tahun. Dia pernah merintis usahanya dari bawah sebelum mengambil alih bisnis ayahnya. Dengan pengalaman yang dimilikinya, Arvan terkenal sebagai seorang pengusaha yang sangat teliti dalam mengambil  setiap keputusan. Dia juga dikenal sebagai seorang yang handal dalam menilai perkembangan bisnis yang akan sukses dikemudian hari. Arvan ibarat "cenayang" di kalangan rekan dan koleganya. semua itu tidak terlepas dari ketelitian dan kepandaiannya membaca peluang bisnis yang ada.Dengan gaya penampilan yang selalu menggunakan kemeja ditambah dengan postur tubuh tinggi sedikit berotot yang dimilikinya membuat dadanya terlihat bidang. Selain itu perawakannya yang tegas dengan netra hitam pekat yang mampu mencuri hati siapa saja yang memandangnya. ditambah cambang tipis yang menghiasi rahangnya membuat banyak wanita mengidamkan s
Baca selengkapnya
ENAM
Diatas mejanya, Arvan mengambil setumpuk berkas yang diserahkan oleh pihak HRD tadi pagi. Berkas itu berisi laporan kinerja karyawan yang ada di berbagai cabang perusahaan. Dia harus memeriksa daftar nama para karyawannya sebelum nanti mengambil keputusan apakah memberi surat peringatan atau melakukan pemutusan kerja.Sebenarnya dia malas melakukan ini, dirinya bisa saja menyerahkannya kepada HDR untuk memvalidasi dan segera melakukan pemutusan kerja pada pegawai yang namanya ada di atas mejanya sekarang. Surat peringatan baginya hanya basa-basi dan kurang memberi efek jera. Dia lebih memilih langsung mengambil sikap dengan memutuskan kontrak.Tapi sebagai pemilik perusahaan tentu memerlukan izin darinya jika ingin melakukan pemutusan hubungan kerja dengan karyawan yang dianggap tidak kompeten dalam mempertahankan kinerjanya. Hanya memerlukan tanda tangannya.
Baca selengkapnya
TUJUH
“Pindah?” Amanda terkejut dengan ucapan Fandy Barusan.“Iya. Pindah. Karena itu aku ingin dengar dari kamu langsung, apa kamu ada masalah dengan rekan yang lain sampai kamu ingin pindah dari tempat ini?" Ucap Fandy sambil menatap Amanda serius. Sebagai kepala cabang dia tidak melihat ada masalah yang berarti selama ini diantara rekan timnya sehingga dia penasaran alasan Amanda mengajukan kepindahan hingga disetujui oleh CEO mereka. Bahkan dia pindah ke Jakarta. Setahunya untuk pindah ke kota besar seperti Jakarta bukan hal yang mudah. Setidaknya dia harus melewati beberapa jenjang karir misalnya kepala toko atau supervisor wilayah. Sedangkan Amanda masih berstatus staf.Amanda  benar-benar tidak mengerti maksud pembicaraan Fandy tentang pindah karena dia tidak mengajukan kepindahan. Dia sudah merasa nyaman disini dan dia tidak memiliki masalah apapun.“aku nggak ngerti deh maksud mas apa, aku sama sekali
Baca selengkapnya
DELAPAN
Amanda pulang ke rumahnya dengan wajah lesu. Dia menatap hampa pada rumah satu lantai dengan pekarangan yang tidak terlalu luas. Dengan dinding berwarna hijau yang sudah sedikit memudar. Ini bukan rumahnya atau rumah peninggalan orangtuanya. Ini rumah seseorang yang dianggapnya tante. Seseorang yang sudah mau menampungnya selama tiga tahun berada di Pati."Apa yang kamu lakukan disana, Amanda. Bantu tante angkat jemuran," ucap Anna sambil berteriak menunjuk Amanda.Amanda tersadar dari lamunannya dan segera membantu tantenya mengangkat jemuran dan meletakkannya di keranjang."Heran deh.. anak muda jaman sekarang bukannya pulang langsung bantuin orang tua. Malah melamun, tidak ada kerjaaan," gerutu Anna di depan Amanda yang sudah membantunya mengangkat jemuran.Tanpa memperdulikan ocehan tantenya amanda mengangkat keranjang berisi pakaian bersih ke dalam rumah. Lebih baik tidak meladeni tantenya. Biarkan saja dia mengomel sesuka hati. Amanda sudah
Baca selengkapnya
SEMBILAN
Amanda menatap rekan- rekan di outlet tempatnya bekerja satu per satu. Akhirnya dia memutuskan untuk mengambil tawaran itu dan bersiap pindah ke Jakarta. Hari ini adalah hari terakhirnya dan dia ingin berpamitan dengan rekan- rekannya.Ada perasaan sedih yang menghinggapinya. Bagaimanapun mereka adalah orang- orang yang bersamanya selama dia mencari nafkah. Memberikan semangat saat dirinya merasa lelah serta tempat curhat saat masalah yang dihadapi terasa buntu dan dirinya membutuhkan saran atau sekedar pendengar untuk ceritanya."Aku akan merindukan kalian semua," ucap Amanda berusaha menahan air matanya agar tidak menetes.Retno maju menghampiri Amanda dan memeluknya. "Mbak… Retno akan sangat rindu dengan mbak Manda," ucao Retno sambil menangis. Retno adalah karyawan termuda di swalayan tempat Amanda bekerja.Amanda memeluk Retno sambil sesegukan. Akhirnya dirinya tidak dapat menahan air matanya untuk keluar walaupun sudah di cobanya.A
Baca selengkapnya
SEPULUH
Arvan merasa gusar. Pikirannya sedang tidak berada di otaknya saat ini. Sebagai orang yang memindahkan Amanda kembali ke Jakarta dia tentu tahu kapan seharusnya gadis itu sudah berada di Jakarta. mengingat surat keputusan telah diterima outlet cabang Pati dan Amanda sudah menandatangani surat pemindahan setidaknya Amanda sudah berada di Jakarta hari ini, paling lambat besok karena lusa dia sudah mulai bekerja di cabang baru.Rasanya Arvan ingin berdiam di Stasiun Pasar Senen mengamati wajah para penumpang kereta satu persatu untuk memastikan kalau Amanda sudah tiba di Jakarta. Tapi hal itu tidak mungkin dia lakukan. Merasa penasaran dengan kondisi terbaru mantan tunangannya namun dia mengingatkan dirinya untuk menahan diri membuat Arvan menjadi badmood. Rasanya waktu hari ini berjalan sangat lambat dan semua pekerjaan seolah berantakan. Beberapa kali Arvan bahkan terdengar menggebrak meja hanya karena stafnya kurang teliti atau melakukan tindakan yang seharusnya b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
18
DMCA.com Protection Status