Share

LIMA

Arvan Aditya Baskoro. seorang CEO muda yang sukses  di umurnya yang genap 32 tahun. Dia pernah merintis usahanya dari bawah sebelum mengambil alih bisnis ayahnya. Dengan pengalaman yang dimilikinya, Arvan terkenal sebagai seorang pengusaha yang sangat teliti dalam mengambil  setiap keputusan. Dia juga dikenal sebagai seorang yang handal dalam menilai perkembangan bisnis yang akan sukses dikemudian hari. Arvan ibarat "cenayang" di kalangan rekan dan koleganya. semua itu tidak terlepas dari ketelitian dan kepandaiannya membaca peluang bisnis yang ada.

Dengan gaya penampilan yang selalu menggunakan kemeja ditambah dengan postur tubuh tinggi sedikit berotot yang dimilikinya membuat dadanya terlihat bidang. Selain itu perawakannya yang tegas dengan netra hitam pekat yang mampu mencuri hati siapa saja yang memandangnya. ditambah cambang tipis yang menghiasi rahangnya membuat banyak wanita mengidamkan sosok Arvan sebagai pendampingnya.

Arvan bukannya tidak mengetahui semua kelebihannya itu dan betapa mudah baginya mendapatkan hati setiap wanita disekitarnya tapi ketelitian dan pengalaman yang pernah dilewatinya membuat Arvan tidak memikirnya mengenai hubungan yang serius. Tapi bukan berarti dia tidak memiliki wanita  dalam menemani harinya. Hanya saja, bagi Arvan para wanita itu hanya penghibur disaat dia butuh hiburan dan partner disaat dia memerlukan mereka.  Bagi Arvan tidak ada yang spesial dari para wanita yang mengelilinginya selama ini.

"Ada lagi yang bapak perlukan?" Tanya Siska yang sedang berdiri dihadapannya mengenakan kemeja putih renda dan rok cream yang tingginya diatas lutut dan melingkari tubuhnya dengan sempurna membentuk lekukan indah tubuh Siska

Arvan menatap Siska lekat dengan pandangan sedikit bernafsu yang tentu saja dapat dilihat jelas oleh Siska. "saya membutuhkanmu," ucap Arvan beranjak dari duduknya menghampiri siska dan mulai melumat bibir wanita itu.

Bukannya menghindar atau merasa marah, Siska justru mengeratkan kedua lengannya di leher Arvan. Dan membalas ciuman Arvan. Arvan menyeringai dalam benaknya.

Hari bahkan masih pagi, namun keduanya memilih untuk melakukan pemanasan singkat di waktu kerja. Enggan menghamburkan waktu paginya, Arvan memilih untuk langsung pada intinya.

Inilah mengapa dia menyukai Siska sebagai sekretarisnya. Wanita itu tidak hanya handal dalam masalah pekerjaan tetapi juga handal dalam memanjakan Arvan. Siska juga memiliki tubuh yang diidamkan seorang pria. Arvan mengagumi tubuh itu.

Bagi Arvan, wanita dan kepercayaan adalah dua hal yang bertolak belakang. Ibarat api dan air tidak akan menjadi satu. Pernah Arvan memberikan kepercayaan pada seorang wanita dan berakhir dengan pengkhianatan. karena itu Arvan tidak pernah mempercayai wanita sama sekali. Wanita dan nafsu adalah hal yang paling nikmat. ketika Arvan membutuhkan kenikmatan itu. saat itulah dia membutuhkan wanita.

Setelah puas menjamah tubuh sekretarisnya, Arvan langsung melepas pengamannya mengikatnya dan membuangnya ke tempat sampah. benar sekali Arvan selalu membawa pengamannya dan menggunakannya saat dibutuhkan. Yang dia perlukan hanya seks. Dia tidak ingin berurusan dengan masalah janin atau apapun itu di kemudian hari. Baginya bercinta selesai ketika dia mendapatkan pelepasannya. Tidak perlu ada hubungan yang melibatkan hati yang akan merepotkan dikemudian hari.

"Sudah kamu atur jadwal saya dengan pak handoko," ucap Arvan sembari merapikan pakaiannya yang berantakan setelah bercinta. Siska melakukan hal yang sama. memastikan penampilannya kembali rapi seperti sebelum masuk ke ruang kerja bosnya.

Siska mendekat ke arah Arvan dengan gemulai. Meraba dada bidang Arvan sambil menyandarkan kepalanya pada dada pria itu. "Apa harus membahas pekerjaan setelah semuanya pak," ucap Siska dengan suara manjanya.

"Saya harap kamu bisa membedakan urusan pribadi dan pekerjaan," jawab Arvan dingin sambil menjauhkan dirinya dari Siska. "Sekarang saya ingin membahas masalah pekerjaan dengan kamu, jika kamu kesulitan membedakan keduanya, saya bisa minta penggantimu," ucap Arvan dingin dengan nada ancaman membuat Siska sedikit takut. Karena Arvan tidak pernah main main dengan ucapannya.

"Pak handoko akan datang besok jam 10 pagi pak," jawab Siska sopan. dia tidak ingin kehilangan pekerjaan sebagai sekretaris dari bos seksinya ini, selain gaji yang lumayan didapatkannya dari perusahaan, keinginannya untuk memiliki Arvan menjadi tujuan utamanya. Dia  merasa  sudah memikat hati bosnya,

"Ya sudah kamu boleh keluar sekarang," ucap Arvan tanpa menoleh ke arah Siska.

Arvan malah sudah mulai membuka laptopnya dan memulai  rutinitas paginya. Tentu saja Siska kesal dicuekin tapi tidak ada yang bisa dilakukannya. Dia hanya bisa cemberut dan mulai meninggalkan ruangan bosnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status