Share

Cinta Setengah Hati
Cinta Setengah Hati
Penulis: _arsanna_

SATU

"Hai siska, arvan ada didalam?" Tanya wanita muda pada seorang wanita muda lain yang sedang sibuk di depan laptop. Seorang wanita dengan kemeja biru langit dan rambut di ikat tinggi. penampilannya sepertinya seorang sekretaris.

"Sedang ada rapat mbak, sebentar lagi selesai. silahkan tunggu di dalam mbak manda," balas wanita bernama siska sambil berdiri hendak membuka pintu tapi di hentikan oleh Amanda.

"Kamu lanjutin aja kerjaan kamu, aku akan tunggu Arvan di dalam ruangnnya," ucap Amanda sambil berjalan kearah pintu. "Ohya..., boleh aku minta teh hangat, Siska. tenggorokannku sedikit kering," lanjut Amanda pada siska sambil tersenyum.

Siskapun tersenyum dan segera beranjak dari duduknya. Siska mengenal Amanda karena dia sering datang berkunjung. sebagai tunangan bosnya bukan hal asing melihat Amanda dikantor bosnya.

Amanda masuk kedalam ruangan dengan santai, tapi begitu sampai didalam ruangan kerja Arvan, dia mulai mengamati keadaan disekitar. terlihat sedikit ragu dia berjalan mendekati meja kerja Arvan yang terlihat sedikit berantakan dengan tumpukan kertas diatasnya. dengan hati hati dia membuka satu persatu berkas yang ada diatas meja. sebenarnya dia ragu melakukan ini tapi keadaanya sedang tidak baik sekarang.

Amanda membuka beberapa berkas sebelum akhirnya menemukan berkas yang dia butuhkan. Amanda memandang berkas itu. Berkas sudah ada ditangannya. Sedikit ragu dia membukanya. Amanda tahu perbuatannya salah,, tapi dia tidak punya pihan lain. Tander ini peluang yang bagus untuk Arvan. Amanda yakin Arvan pasti akan sangat marah bila mengetahui perbuatannya. bagaimanapun juga laki laki yang menjadi tunangannya itu adalah pria baik . tapi dia tidak memiliki pilihan lain saat ini. Dia harus cepat bertindak sebelum Arvan atau Siska kembali dan memergoki perbuatannya.

Perlahan Amanda meronggoh isi dalam tasnya dan mengeluarkan sebuah ponsel pintar. dia harus segera menyalin berkas yang ada diatas meja kedalam ponselnya.

Dengan cekatan Amanda menyalin lembar demi lembar berkas berisi informasi rancangan tender yang akan di ikuti oleh perusahaan Arvan dua hari lagi. Tender yang cukup besar mengenai pengadaan inventaris sebuah perusahaan multi nasional.

Perusahaan Arvan bergerak dibidang pengadaan barang yang sangat tergantung pada proyek. Banyaknya saingan untuk memenangkan tender membuat terjadi banyak kecurangan di dalamnya. Amanda tahu dia kejam pada tunangannya sendiri. Dia akui semuanya karena uang tapi tidak ada pilihan lain karena dia sangat membutuhkannya saat ini.

"Sayang, kamu datang," ucapan seseorang dibelakang Amanda menghentikan gerakannya. amamda terlihat panik. gawat  dia belum sempat menyalin semua berkas itu.

Amanda berbalik dan mendapati Arvan sudah melihatnya. dengan tatapan bingung bercampur marah. Amanda melirik meja kerja Arvan dan menyadari kalau perbuatannya mungkin sudah ketahuan oleh Arvan.

"Apa yang kamu lakukan sayang?" Ucap arvan dingin.

Amanda berusaha menyembunnyikan benda pipih itu dibalik badannya. tapi Arvan sudah melangkah mendekatinya dengan pandangan penuh kecurigaan.

"Aku tanya kamu sedang apa amanda?" Ucap Arvan ketus. Pandangan dingin Arvan membuat Amanda sedikit takut tapi sebisa mungkin dia berusaha tetap tenang.

"Aku lagi tunggu kamu sayang, kita janji makan siangkan?" Balas Amanda setenang mungkin sambil berusaha meraih pundak arvan tapi segera ditepis oleh pria itu

"Sambil ngacakin meja kerja aku?" Ucap Arvan dingin. Nada dalam suara arvan mengibaratkan kemarahan yang ditahan dan tidak suka.

Dipandanginya berkas yang baru saja diliat Amanda.  Arvan terlihat sedikit terkejut sedetik kemudian dipandanginya Amanda dengan tatapan benci dan tidak percaya

"kamu salah paham sayang, tadi berkasnya tersenggol tangan aku, dan aku hanya mencoba membereskannya," kilah Amanda. amanda tetap berusaha menggapai lengan Arvan walaupun kemudian ditepis pria itu dengan kasar.

"Kamu nggak lagi nusuk aku dari belakangkan?" Tanya Arvan dingin penuh benci.

"Maksud kamu apa sih sayang," kilah Amanda tetap berusaha tenang walau suaranya terdengar sedikit bergetar.

"Justru aku yang harusnya tanya sama kamu, kamu ngapain ngacak ngacak file kerja aku," tuntut arvan sambil menunjuk file di atas meja kerjanya. Suaranya mulai meninggi. "Kamu tahu file ini penting untuk tender yang akan aku diskusikan dengan klienku. apa kamu sedang mengkhianati aku sekarang?" Suara Arvan sedikit meninggi tidak percaya bahwa wanita yang akan dinikahinya tega melakukan hal itu

"Kamu salah paham sayang, tadi berkasnya jatuh dan aku bereskan. aku juga cuma lihat sekilas, nggak seperti yang kamu tuduh," ucap Amanda mulai sedikit terisak. dia tidak menyangka Arvan aku semarah itu padanya. selain itu dia juga diliputi perasaan bersalah akan tindakannya.

"Cukup Amanda," potong Arvan dingin. dia masih tidak menyangka bahwa gadis polos yang diliatnya setahun lalu yang langsung membuatnya jatuh cinta hingga nekad melamarnya akan mengkhianatinya seperti ini.

Amanda sendiri mulai bimbang dengan tindakannya. apa dia harus memberitahukan Arvan yang sebenarnya terjadi. mungkin dengan begitu Arvan masih bisa memaafkannya, tapi disisi lain dia tidak ingin Arvan memandangnya kasihan bila tahu masalah yang dihadapi saat ini. Amanda tidak siap bila Arvan memandangnya penuh kasihan walaupun pria itu berjanji menerimanya apa adanya. Tapi siapa yang bisa menebak hati seseorang. Penolakan dari orang tua Arvan mengenai hubungan saja mereka sudah cukup membuat Amanda merasa tersisih.

"Kamu dibayar berapa untuk mengkhianati aku?" Amanda begitu terkejut mendengar ucapan arvan. "Siapa yang udah berhasil bayar kamu?" lanjut Arvan dengan suara dingin. Amanda tidak menyangka tunangannya akan mengatakan hal itu.

"Kamu tega banget ngomong gitu?" airmata Amanda mulai mengalir. "Aku bisa jelaskan yang sebenarnya terjadi," lanjut Amanda dengan isak tangis yang berusaha ditahan. dia akui dia memamg salah tapi dia tidak menyangka reaksi Arvan akan seperti itu.

"Aku nggak butuh penjelasan kamu sekarang," Dipandanginya amanda dengan penuh rasa marah. Merasa dikhianati oleh wanita yang paling dicintainya hanya karena masalah uang.

Pasti karena uang. alasan apalagi hingga membuat Amanda melakukan hal hina seperti ini. ternyata uang bisa membutakan siapapun. termasuk perempuan polos seperti Amanda.

"Lebih baik kamu pergi dari sini," Arvan memalingkan wajahnya dari Amanda. Sangat benci melihat wajah kekasihnya itu saat ini.  padahal saat rapat  tadi Arvan sudah tidak sabar bertemu Amanda dan mendiskusikan persiapan pernikahan mereka. tapi moodnya jadi berantakan karena pengkhianatan Amanda. "Keluar sekarang," usir Arvan dengan nada tinggi yang membuat Amanda terlonjak kaget.

Amanda hanya bisa terdiam melihat perlakuan Arvan padanya. ternyata pria itu tidak ingin mendengar penjelasannya sedikitpun. Bagaimana dia yakin Arvan akan mempercayai setiap tindakannya kalau untuk mendengar penjelasannya saja Arvan tidak mau. bagaimana dia akan menceritakan masalahnya bila pria itu tidak mempercayai ucapannya.

Sambil menahan tangis Amanda beranjak meninggalkan ruangan Arvan. Tunangannya itu mungkin tidak akan memaafkan tindakannya jadi percuma berusaha memberinya penjelasan atas tindakannya. bahkan rasanya percuma berharap Arvan akan mengerti kondisinya saat ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status