Semua Bab Partner di Atas Ranjang: Bab 51 - Bab 60
100 Bab
Ini Kan yang Kamu Mau?
Jantung Kasih berdegup begitu kencang ketika melihat tespack itu ada di tangan Dani, wajahnya berubah menjadi pucat pasi."Lagi cari ini?" tanya Dani sekali lagi.Kasih diam seribu bahasa, dia tidak bisa menjawabnya, lebih tepatnya dia bingung harus menjawab apa."Kenapa diam aja, hah?! Kamu lagi cari ini, kan?!" bentak Dani.Kepala Kasih menunduk sambil meremat kedua tangannya, terkejut juga dengan bentakan Dani.Mata Kasih terpejam ketika Dani melemparkan tespack itu ke kepalanya."Kamu bilang kemaren lagi datang bulan, terus ini apa, hah?! Kamu hamil? Jawab, Kasih, di mana suara kamu yang biasanya selalu melawanku, kenapa sekarang kamu diam aja?!" pekik pria itu."Maaf."Dani tertawa keras sambil bertepuk tangan. "Wow, wow, wow, jadi ini yang bikin sifat kamu berubah, Kasih? Aku benar-benar nggak nyangka sama kamu," desis pria itu dengan tangan mengepal.Lagi-lagi Kasih terdiam, membuat emosi Dani semakin memuncak. Dani menarik rambut wanita itu, lalu mencengkram kedua pipi Kasih b
Baca selengkapnya
Jadi Dia Udah Tau?
"Maafkan aku, Bu. Seandainya saja waktu bisa diputar kembali, pasti aku nggak akan melakukan hal ini," kata wanita itu sambil menangis tergugu.Dia terus memandangi batu nisan yang bertuliskan nama ibunya itu dengan perasaan sakit yang sangat amat luar biasa. Tidak ada yang menemaninya di sini, semua orang sudah pada pergi, para tetangga Kasih mencerca Kasih habis-habisan, bahkan ada juga yang mengatainya dengan sebutan binatang.Ya, waktu ketika Dani dan Kasih bertengkar hebat, bukan hanya ibu Kasih saja yang mendengar, tapi para tetangga yang dekat dengan rumahnya juga ikut mendengarnya, dan dalam sekejap saja hal itu sudah banyak yang mengetahuinya.Ibaratnya hanya satu telinga yang mendengar, tapi banyak mulut yang ikut berbicara.Ketika Kasih membawa Mutia ke rumah sakit, dokter mengatakan jika denyut nadi ibunya mulai melemah, dan dokter itu juga mengatakan jika Mutia mengalami serangan jantung secara mendadak yang mengakibatkan nyawa wanita paruh baya itu tidak tertolong lagi.
Baca selengkapnya
Inilah Konsekuensinya
Setelah terdiam cukup lama, Kasih hanya bisa menghela napas berat, kentara sekali jika begitu berat beban yang dia pikul. Fandi pun menyadari hal itu."Sekarang apa yang akan kamu lakukan?"Kasih tak menjawab, dia hanya bisa menggeleng, karena memang dia tidak tahu setelah ini apa yang akan dia lakukan. Dia seperti kehilangan arah dan tidak tahu harus di mana lagi tempatnya mengadu.Fandi menepuk pundak wanita itu secara perlahan. "Aku tahu kalau kamu sedang dalam suasana sedih, dan mungkin kabar kehamilan ini juga begitu mengejutkanmu. Sebaiknya jangan terlalu dipikirkan, kasihan bayi yang kamu kandung," nasehat pria itu.Kasih tertawa mendengarnya. "Maksud kamu aku harus tetap tenang gitu? Kamu itu nggak tahu apa yang aku rasakan itu seperti apa. Sakit!"Fandi manggut-manggut. "Aku tahu, mungkin aku memang tidak pernah merasakan apa yang kamu rasakan, tapi aku paham sakitnya seperti apa. Tenangkan pikiran kamu, aku yakin semua ini pasti akan ada jalan keluarnya."Lagi-lagi wanita it
Baca selengkapnya
Saatnya Pergi
Gilang tersenyum lebar ketika melihat Kasih begitu cantik malam ini. Sebenarnya Kasih selalu berpenampilan cantik, tapi untuk malam ini penampilan wanita itu sangatlah beda."Cantik banget sih," goda pria itu.Kasih tak menjawab, wanita itu hanya tersenyum tipis, hal itu semakin membuat pria itu gemas."Kemarilah, jangan jauh-jauh dariku," titahnya dengan nada bosnya.Kasih menggeleng, akan tetapi senyum itu tetap terbit di bibirnya.Gilang yang awalnya tersenyum seketika wajahnya berubah menjadi muram."Kamu berani membantahku, huh?" tanyanya dengan kesal."Sudah waktunya," lirih wanita itu.Gilang mengerutkan keningnya, tak lama kemudian dia tersenyum menyeringai."Wah, wah, wah, kamu sekarang sudah mulai nakal ya, mengajak bercinta duluan? Hei, siapa yang ngajarin kamu seperti itu?"Gilang berusaha menangkap tubuh wanita itu, lagi-lagi pria itu mengerutkan kening karena tubuh Kasih tak bisa disentuh."Kenapa kamu nggak bisa aku sentuh?" tanya pria itu heran."Aku sudah bilang, suda
Baca selengkapnya
Karena Aku Melakukan Hal yang Sama
Gilang tertawa miris sambil geleng-geleng kepala, masih tak percaya dengan apa yang dia lihat barusan.Istrinya baru saja bercinta dengan orang lain, entah sudah berapa lama pria itu bermain di belakangnya.Sebenarnya Gilang ingin marah, tapi kalau dipikir-pikir lebih jauh lagi untuk apa? Toh dia juga melakukan hal yang sama. Tapi menurutnya Yura benar-benar keterlaluan. Sempat-sempatnya bercinta dengan orang lain di saat dia sedang bersama dengan wanita itu.Pikirannya kali ini benar-benar tak karuan, tiba-tiba saja dia teringat dengan Kasih. Lagi, dia kembali mengingat mimpi itu yang sialnya membuat emosinya seketika naik.Dia menggeram kesal ketika dia menghubungi Kasih, nomor wanita itu tidak aktif, dia hanya mendengar suara datar dari wanita yang dia yakini operator."Sial! Dia ke mana sih, kenapa nomornya tidak aktif? Atau jangan-jangan dia mau menjauhiku, berengsek! Ini nggak boleh terjadi. Awas saja kau, aku akan memberikanmu pelajaran karena berniat tidak mengangkat telepon d
Baca selengkapnya
Siapa Wanita Itu?
"Apa kamu bilang? Aku nggak salah dengar, kan?" tanya Yura tak percaya.Gilang menggeleng. "Kamu nggak salah dengar," ucap pria itu meyakinkan."Jadi ... kamu juga selingkuh?""Kenapa? Jangan merasa di sini kamulah yang paling tersakiti, karena nyatanya kamu duluan yang memulainya," desis pria itu. Dia sudah muak dengan tingkah polos Yura."Tapi ... aku--""Sebaiknya hal itu nggak usah dibahas lagi. Lebih baik kita bahas masalah kita ke depannya," sela Gilang cepat.Yura menggeleng, wanita itu rupanya tidak setuju dengan penuturan Gilang. "Nggak, aku ingin tahu masalah ini lebih detail. Bukannya kamu cinta banget sama aku? Kenapa kamu bisa kepikiran untuk selingkuh?" tanya wanita itu beruntun.Gilang menghela napas gusar. "Gini aja deh, sekarang pertanyaan itu aku balikin ke kamu, kenapa kamu selingkuh? Padahal kamu nyadar, kan, kalau kamu udah punya suami?"Yura langsung terdiam, dia bingung untuk menjawabnya."Nah, kenapa diam. Aku sedang bertanya.""Maaf, aku khilaf," tutur wanita
Baca selengkapnya
Aku Bukan Selingkuhannya!
Gilang menggeram kesal ketika berkali-kali menghubungi nomor Kasih tapi tidak pernah tersambung. Berbagai pikiran buruk sudah bersarang di kepalanya.Apa yang saat ini wanita itu lakukan? Kenapa nomornya sampai tidak aktif? Apa wanita itu sedang bermesraan dengan suaminya?Itulah pertanyaan yang selalu Gilang lontarkan.Saat ini dia tengah mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, menuju rumah wanita itu, mungkin hanya untuk memastikan bahwa Kasih baik-baik saja. Dia akan memantau dari jarak jauh. Jika saja dia melihat Kasih bermesraan dengan suaminya, dia sudah memutuskan untuk mendatangi wanita itu, memberitahu apa yang sebenarnya terjadi."Sialan!" Berkali-kali Gilang mengumpat ketika pikirannya selalu mengarah ke sana. "Kenapa dia mematikan ponselnya, awas saja kau, habis kau malam ini!" desis Gilang.Kini Gilang sudah berada di dekat rumah wanita itu, Gilang menatap rumah wanita itu cukup tajam. Karena tidak terlalu terlihat, akhirnya pria itu memutuskan untuk memajukan mobil
Baca selengkapnya
Aku Mencintaimu
"Udah kayak orang gila aja kamu itu, kenapa?" tanya Fandi sinis, dia pura-pura tidak tahu masalah pria itu. Dia sengaja memberikan pelajaran untuk pria itu."Diam, Lo!" bentaknya seraya mengacak rambutnya frustasi."Cuma tanya aja, kenapa malah nyolot? Oh, aku tahu, pasti masalah perempuan, kan?"Gilang mendelik kesal, sejujurnya dia enggan untuk membicarakan hal ini, menurutnya sungguh memalukan, tapi dia juga butuh teman curhat, agar emosi yang ada pada dirinya bisa mereda. Siapa tahu dengan dia bercerita, temannya itu bisa membantu mencari solusinya."Kasih pergi, dan aku nggak tahu dia ke mana," katanya pelan.Fandi mendengkus keras. "Kemarin-kemarin kamu ke mana aja? Kenapa baru sekarang dicari? Udah bosan bercinta sama istri baru cari pelampiasan lain," ejek pria itu.Gilang menatap Fandi dengan dahi mengernyit. Curiga sepertinya Fandi tahu sesuatu."Aku sama sekali nggak senang-senang. Aku ketemu Yura karena dia bilang lagi sakit, setiap aku mau pergi selalu ditahan. Kenapa kam
Baca selengkapnya
Rumput Tetangga Lebih Hijau
"Sekarang Kasih sudah pergi, jadi perbaiki lah hubunganmu dengan Yura, bila perlu kamu minta maaf sama dia kalau kamu pernah membuat kesalahan," kata Fandi tiba-tiba.Gilang menggeleng pelan. "Hubunganku dengan Yura udah nggak bisa diperbaiki lagi," katanya pelan.Fandi mengerutkan keningnya. "Kenapa? Apa karena Kasih? Kamu lebih memilih wanita itu dari pada istrimu sendiri?" tanya Fandi kesal.Lagi-lagi Gilang menggeleng. "Ini nggak ada sangkut-pautnya sama Kasih, aku dengan Yura udah selesai, bukan suami-istri lagi, makanya aku bertekat mau nikahi Kasih," ujar pria itu memberitahu."Kalau bukan karena Kasih, terus apa?""Sebenarnya Yura telah lama berselingkuh, sejak awal memulai karirnya, mirisnya aku baru tahu hal itu kemarin."Fandi menganga ketika mendengarnya. "Kamu serius? Nggak mengada-ada, kan?" tanyanya tak percaya."Memangnya sekarang aku lagi mood buat bercanda?" tanya Gilang kesal."Wah, wah, wah, pria setampan kamu aja dia bisa berpaling darimu, atau jangan-jangan dia k
Baca selengkapnya
Benar-benar Pergi
Plak!Gilang meringis pelan ketika mendapat tamparan keras dari Diana."Dari awal aku udah peringatin kamu berkali-kali, tapi kamu anggap semuanya itu gampang. Sekarang lihat sendiri akibatnya, ini benar-benar fatal, Gilang!" pekik wanita itu, dia tidak terima jika nasib temannya itu akan seperti itu.Diana tahu, seberapa penting hidup ibunya bagi Kasih, bahkan wanita itu rela menukar kehidupannya demi ibunya, sampai-sampai rela menjual diri pada orang asing, itu juga karena campur tangan dari dia juga."Aku tahu aku salah, makanya aku datang ke sini, aku ingin bertemu dengannya."Diana tertawa sinis. "Kamu pikir Kasih ada di sini? Kalaupun ada, aku nggak bakal izinin kalian untuk bertemu.""Please, kasih tahu aku di mana dia sekarang.""Aku bilang nggak tahu ya nggak tahu! Kenapa maksa banget sih, aku aja kaget karena nasib Kasih sekarang seperti itu. Ibunya meninggal aja aku nggak tahu," gerutu wanita itu.Gilang mengerutkan keningnya. "Emangnya kamu nggak dikasih tahu?""Kasih kala
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status