Semua Bab Hubungan Gelap Suami dan Adikku: Bab 11 - Bab 20
104 Bab
Bab 10.A
Bab 10Pantas saja Bang Surya selalu pulang malam, rupanya ia bermain-main lagi dibelakangku. Entah wanita mana lagi yang ia mangsa saat ini.*"Sarah! ... haloo," sahut Alisa membuatku tersentak.Lagi-lagi aku melamun rasanya lelah sekali memikirkan tingkah Bang Surya."Iya, Alisa," "Kok diem sih, kenapa? ada masalah? cerita aja!" Alisa adalah teman terdekatku, bahkan disaat jarak yang memisahkan saja ia seakan tahu jika aku sedang dirundung masalah yang pelik.Meski dulu ia adalah bawahanku. Namun, tak ada jarak diantara kami sehingga apa pun kesulitanku pasti aku bercerita padanya, entah itu masalah perusahaan atau pun masalah percintaan, tangannya terbuka lebar untuk merangkul dikala aku sedih."Ada, Sa. Nanti aku main ke rumahmu ya, aku butuh solusi nih," ucapku lesu.Seyakin itu aku mempercayainya, bisa dikatakan dia adalah teman rasa saudara. "Ok deh, rencana sih besok pulang, ke rumahnya sore aja biar aku siap-siap," jawabnya semangat.Ia memang begitu selalu memperlakukank
Baca selengkapnya
Bab 10.B
10.BKuputuskan untuk tidur bersama Carla, dengan derai air mata aku mencium pipinya, memandangi wajah mungilnya hatiku terenyuh, sebentar lagi keluarga utuh ini akan hancur.Karena egois, karena napsu.'Nak, kita harus kuat jika hari esok dan seterusnya kehidupan ini hanya akan dijalani berdua denganmu saja', lirihku dalam hatiSudah hampir dua jam aku mencoba memejamkan mata tapi tak jua terlelap. Baiklah mungkin sang pencipta menginginkan aku untuku lebih mendekatkan diri padanya. Gegas aku mengambil air wudhu, setelah itu mengenakan mukena menggelar sajadah kemudian berniat dalam hati untuk shalat tahajud.Karena dengan mengingat allah hatiku bisa tenang kembali, selepas shalat tahajud dan witir aku mengucap istighfar berulang-ulang kali, dirasa cukup aku melafazkan dzikir memuji dan mengagungkan sang pencipta kemudian membaca shalawat pada Nabi kita Muhammad Shalaallahu A'laihi Wasallam lalu mengangakat tangan ke langit, memohon dan meminta apa yang kuinginkan, dan berkeluh kesah
Baca selengkapnya
Bab 11
Bab 11Bergegas aku dan Alisa menyusuri jalan, ia mengatakan akan menemui para bapak-bapak yang sedang berkumpul main kartu di pos ronda, aku mengekor dibelakangnya.Sampai di tempat tujuan, nampak ada 5 orang lelaki dewasa sedang minum kopi dan main kartu, Alisa menyapa dan mulai berbicara mengenai apa yang kami maksud."Lihat, Pak. Ini buktinya poto pernikahan teman saya, dan suaminya sekarang sedang dirumah itu berduaan dengan perempuan lain," ucap Alisa seraya menyodorkan ponselku yang menampilkan poto pernikahan kami."Ya udah, tapi jangan rame-rame dulu kami berlima juga cukup untuk menjadi saksi," ujar bapak yang mengenakan baju hijauAku dan Alisa menyanggupi, lagian jika mereka terbukti maka semua warga akan berhamburan keluar rumah.Berjalan bersama langkah kami sedikit dipercepat.Tiba di rumah yang dihuni oleh dua manusia tak tahu diri itu, para bapak-bapak menggedor pintu dengan keras, ada pula yang berteriak. Dalam keadaan cemas aku mempersiapkan diri untuk sekuat mungk
Baca selengkapnya
Bab 12.A
Bab 12.APagi berkunjung, aku tengah bersiap menuju kampung halamanku, Carla aku titipkan bersama Kak Shanaz dan Mbok Minah.Tak banyak yang kubawa hanya satu set perhiasan emas yang sudah aku beli jauh hari dan memang diniatkan untuk ibuku, satu stel baju untuk Bapak dan mainan untuk 2 keponakanku anaknya Kak Satya.Memacu kendaraan dengan kecepatan sedang, sebisa mungkin menetralisir rasa yang tengah terombang ambing.Tiba di tempat tujuan, ibu menyambutku dengan senyum mengembang, wanita paruh baya itu sangat senang jika aku mengunjunginya karena kedatanganku selalu membawa buah tangan yang ia sukai"Ya ampun bagus banget perhiasannya, Sarah, kamu emang anak kebanggaan ibu paling tau kesukaan ibu, kamu memang yang terbaik." Ibu terpana melihat satu set perhiasan emas dalam kotak merah. Dia selalu menyanjungku bahkan dihadapan saudara-saudaraku, dari sifat ibu yang berlebihan inilah timbul iri dan dengki dalam relung hati Sonia. Gadis itu tak seperti saudaraku yang lain, ia memang
Baca selengkapnya
Bab 12.B
Entah mengapa terbesit dorongan untuk membuka lemari lama milik Sonia, dengan menutup hidung kubuka lemari yang berdebu itu, menjamah setiap benda yang tersimpan.Ditumpukkan paling bawah aku menemukan sebuah buku harian, ini milik Sonia. Cepat aku membuka buku harian yang sedikit usang itu lembar demi lembar aku susuri, dilembar terakhir ia menuliskan sesuatu yang membuatku berfikir ringan.'Minggu 17 Maret, aku kehilanganmu dan cintamu, semoga kita bisa dipertemukan di kehidupan yang lain'Tanggal ini adalah tanggal pernikahanku, pantas saja ia tak nampak ketika acara akad nikahku waktu itu, rupanya ia tengah patah hati.Tokk! Tokk! Tokk!"Sarah cepat keluar kita ke Jakarta sekarang untuk menemui Sonia," ucap bapak dibalik pintu.Aku bangkit melangkah keluar nampak Ibu dan Bapak beserta Kak Satya sudah bersiap.Suasana jalanan ibu kota nampak padat, kami sampai menunaikan shalat dzuhur di masjid pinggir jalan. Setelah selesai melaksanakan kewajiban dzuhur kami bergegas menuju rumah
Baca selengkapnya
Bab 13.A
Bab 13 A"Wooyy ada yang berbuat tidak senonoh disini," teriak seorang lelaki setengah baya, sontak beberapa orang pemuda dan bapak-bapak yang lainnya berduyun-duyun memasuki rumah.Suasana nampak riuh didalam rumah ini. Sedangkan Kak Haris dan ibuku tetap tak menghiraukan, dengan berang mereka menyerang anak dan adiknya masing-masing."Sudah, sudah ... bawa aja ke Pak RT," suara seseorang yang entah siapa memberi usul."Iya, ayok seret aja!""Arak saja mereka keliling kampung!"Mereka menyeret Paksa Bang Surya dan Sonia tanpa memberi celah untuk mereka mengenakan pakaiannya, nampak ibu mertuaku semakin terpukul memikirkan nasib anaknya. Ada rasa bersalah yang terbesit dalam hati.Apakah aku memang wanita kejam?Dengan langkah paksa kami mengikuti kedua pasangan yang sedang diarak warga, mereka berjalan kaki tanpa mengenakan sandal atau pun pakaian.Dari kerumunan warga ada seorang ibu-ibu melemparkan kain jarik lusuh, sontak Sonia meraih lalu membalutkan ke tubuhnya. Warga semakin ba
Baca selengkapnya
Bab 13.B
Bab 13.B"Iya nih keenakan mereka kalau gitu,""Harusnya dirajam sampai mati!""Betull! ... betuuul!""Huuuuu ... Huuuuu." Sorakan demi sorakan terasa memekikkan telinga."Sudah Bapak-bapak, ibu-ibu mohon tenang, saya sudah putuskan untuk menyerahkan mereka pada pihak keluarganya ... dan untuk bapak Haris saya terima permintaan maaf anda, silahkan bawa secepatnya mereka dari sini," ujar Pak RTDengan rasa malu yang menghujam kami melangkah masuk menuju mobil, karena merasa jijik, aku tak izinkan Bang Surya dan Sonia untuk menaiki mobilku mereka memutuskan untuk naik taxi ditemani oleh Kak Haris.Kami putuskan akan berembuk di rumah ibu mertuaku, selama perjalanan tak henti ibuku dan ibu mertuaku menitikkan air matanya, sedangkan air mataku rasanya sudah mengering.*1 jam berlalu mobilku tiba dihalaman rumah ibu, nampak Kak Haris sudah tiba di rumah terlebih dulu. Aku digandeng oleh ibunya Bang Surya untuk masuk ke dalam rumah, bagaiman pun juga harus ada solusi atas masalah ini, da
Baca selengkapnya
Bab 14. A
Bab 14.A"Tanyakan saja sama ibu kamu," pungkas Bapak seraya melirik ibu.Kini wajah ibu yang berubah pucat.*"Ibu?" Pandangan Sonia teralihkan pada ibu.Ia masih diam, ada raut ketegangan dari wajahnya, seperti sedang merasa takut.=================(Pov Ibunya Sarah)Namaku Hartati, biasa dipanggil Tati oleh tetangga dan kerabatku. Suamiku kang Dadang, dalam status pernikahan dia memang suamiku tapi sudah lama kami tak berintetaksi bagaikan pasangan suami istri pada umumnya, tidur tidak lagi bersama dalam satu ranjang.Semua itu berawal dari hadirnya Sonia di rahimku, kenapa begitu?Aku yang melakukan kesalahan, kukira kang Dadang lelaki yang polos tak akan pernah mengetahui kebusukkanku.Semenjak Sarah berusia 4 tahun Kang Dadang menderita penyakit prostat, berobat kesana kemari tak kunjung sembuh, dokter berkata bahwa harus dilakukan tindakan operasi, tapi waktu itu keluarga kami masih terpuruk keadaan ekonominya, belum lagi kedua anakku Satya dan Shanaz masih membutuhkan biaya u
Baca selengkapnya
Bab 14.B
Bab 14.BInilah yang tak aku sukai dari kang Dadang perangainya kasar, jarang sekali ia berlemah lembut atau bersikap romantis seperti pasangan pada umumnya, sangat jauh berbeda dengan Suryadi yang begitu lembut dan romantis.Saat ingin menjawab tanyanya tiba-tiba perutku terasa mual karena mencium aroma terasi goreng, mungkin itu Shanaz yang sedang membuat sambal terasi di dapur."Hooeeekk hooeeeek!" Tak kuhiraukan Kang Dadang, segera bergegas berlari ke kamar mandi dan memuntahkan isi dalam peru. Namun, tanpa belas kasihan Kang Dadang terus menyerang dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyudutkanku.Tubuhku lemas rasanya, sudah beberapa hari tak makan nasi, hanya bubur ayam yang selalu mengganjal perutku."Jawab pertanyaanku, Tati!" Ia menjerit kembali dengan keras.Namun, tubuhku semakin melemah kepala pusing berkunang-kunang hingga semuanya gelap. Aku tak sadarkan diri.Setelah beberpa jam kembali tersadar, ada tetanggaku yang sedang memijat-mijat kening, dan ada juga Mak Iroh, pa
Baca selengkapnya
Bab 15.A
Bab 15 A HIbu masih diam, wajah bringasnya berubah menjadi pucat."S-sonia ... emm sebaiknya kita bicarakan ini di rumah, ini masalah keluarga," jawab ibu gelagapan.Nampak raut ketegangan yang terpancar dari wajah ibu."Ga mau! Aku maunya disini, aku mau secepatnya dinikahkan dengan Kak Surya, Bu!" pungkas Sonia sambil terisak.Begitu bucinnya dia terhadap Bang Surya, bahkan ia tak menyadari jika lelaki yang saat ini sedang ia dambakan masih milik orang lain. Apakah Sonia tak melihat akan rasa sakit hatiku? ah, bukankah sedari dulu ia memang egois selalu mementingkan dirinya sendiri."Sudahlah kita bicarakan ini di rumahnya Sarah," jawab ibu kekeh."Tidak bisa, Bu!" Tegasku semua netra kini tertuju padaku."Aku ga mau wanita ini menginjakkan kaki di rumahku lagi," seraya menunjuk wajah Sonia.Walau ia adikku tak sudi rasanya jika mengizinkannya kembali untuk menginjakkan kaki di rumahku."Sudahlah, Tati, tak usah berkelit bilang saja Sonia itu sebenarnya anak siapa, akui kesalahanmu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status