Lahat ng Kabanata ng JODOH TAK TERDUGA: Kabanata 41 - Kabanata 50
142 Kabanata
BAB 41 : Dewa Selama Ini
“Jadi ceritanya …. “ Flashback ” Tetep terus selidiki tentang dia. Kalo ada yang baru langsung info ke gua sekecil apapun itu. Kalo dia emang orang yang seperti itu, maka gua harus hati-hati sama dia. “Dewa mengangguk mendapat perintah dari Brian dan langsung undur diri dari hadapan Brian. Ia langsung pergi keluar dari SFC. Biasanya ia akan menggoda Citra tapi bukan waktunya untuk bercanda. Tidak ingin menanggung resiko karena berurusan dengan sosok besar seperti Dariel, kemarin saja ia hampir tertangkap, jadi hari ini dia akan kembali ke kosnya. Ia harus berpikir matang untuk nyawanya juga agar aman. Dewa menyalakan komputernya. Pertama ia akan menyadap akun salah satu perusahaan kecil Dariel. Ia sudah tahu seluruh anak cabang perusahaan Dariel, ada juga daftranya ia sudah pegang. Jadi ia akan mulai dari yang terkecil. Tidak ad
Magbasa pa
BAB 42 : Belanja Bahan Makanan
Hari minggu yang cerah. Seolah langit ikut melancarkan acara kencan Arin dan Dariel yang akan mereka jalani hari ini. Pagi-pagi sekali Arin sudah disibukkan dengan memasak. Memang Dariel menginginkan kencan dengan belanja di mall, nonton bioskop, tapi Arin menolaknya dengan keras. Arin ingin benar-benar menghabiskan waktu dengan Dariel. Tercetuslah ide mereka akan piknik di taman. Flashback Arin hanya menyedekapkan kedua tangannya di depan dada dan melihat keluar jendela. Setelah Arin masuk mobil, Dariel langsung melajukan mobilnya untuk mengantar Arin pulang. Sudah dari tadi Dariel mengajak Arin bicara, tapi Arin masih tetap saja diam. Harusnya ia tidak asal bicara pada tukang ojek tadi, karena Arin malah benar-benar merajuk. Ucapan adalah doa, memang benar adanya. Hingga saat ini sudah sampai depan gang kontrakan Arin pun ia masih dengan mode diamnya. 
Magbasa pa
BAB 43 : Kencan Piknik (1)
“Onigiri, sandwich, kentang goreng, ayam krispi, nasi, keripik, kue basah, buah-buahan, jus, air putih… apa lagi ya? Udah kayaknya.” Takut ada yang terlewat, Arin saat ini sedang mendikte apa saja yang akan ia bawa untuk piknik nanti. Arin langsung mengambil keranjang piknik miliknya, lalu memasukkan makanan tersebut ke dalamnya. Arin juga sudah menyiapkan tikar, tisu baik yang basah maupun yang kering, obat nyamuk spray, sunscreen, box P3K, dan trash bag. Begitu rempongnya Arin dari pagi menyiapkan semuanya. Sudah seperti ibu-ibu yang menyiapkan perlengkapan liburan keluarganya. Tapi ia puas. Bagaimana pun ini merupakan kencan pertama Arin dan Dariel, jadi harus berkesan. Tok tok tok Arin yang masih memasukkan perlengkapan piknik ke dalam tas langsung menghentikannya. Ia langsung buru-buru membuka pintu, sepertinya Dariel sudah datang. Benar saja, disana sudah
Magbasa pa
BAB 44 : Kencan Piknik (2)
Di dekat Arin dan Dariel terlihat ada 1 keluarga yang sedang piknik juga. Ada sepasang ayah dan ibu, 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan. Mereka terlihat bahagia. Itu membuat Dariel iri. Keluarga yang harmonis, kasih sayang dari kedua orang tua, tidak Dariel dapatkan dari kecil. Orang tuanya yang sibuk bekerja membuat Dariel tidak tahu apa itu cinta. Yang Dariel tahu, hanya neneknya lah yang selalu ada untuknya. Saat orang tua Dariel meninggal pun ia memang merasa sedih, tapi tidak merasa kehilangan. Ia sudah biasa ditinggal bekerja oleh kedua orang tuanya. Bahkan Dariel lebih dekat dengan pengasuhnya dulu dibanding dengan ibunya. Lihatlah… keluarga itu tertawa bersama, berlari kesana kemari, menyebarkan kebahagiaan ke seluruh orang yang ada di taman ini. Sepertinya Dariel melewatkan sesuatu. Dari 5 anggota keluarga itu hanya ada 4 orang yang bahagia, sedang 1 orang lagi yakni sang kakak lak
Magbasa pa
BAB 45 : Double Date?
Dariel keheranan saat berjalan melewati pohon tempat mereka tadi piknik “Ini kamu yang beresin sendiri? Bawa ke mobil sendiri?” Dariel menunjuk kesana sudah kosong molongpong tidak ada peralatan piknik mereka. Pantas saja Dariel heran, karena awalnya ia aneh hanya membawa cooler box saja, tambah-tambah sekarang tikar bekas mereka piknik juga sudah tidak ada. Fix. Arin bukan cewek manja. Tapi Dariel ingin Arin bermanja-manja dengannya. Untuk bergandengan saja harus Dariel dahulu yang menyodorkan tangannya. Bukannya salting atau wajahnya memerah, Arin malah terkekeh jika Dariel ingin bergandengan tangan atau dipeluk lengannya saat di mobil. Malah jadi dia yang seperti bocah kecil yang tidak ingin jauh dari ibunya. Mereka menuju tempat parkir dimana mobil Dariel berada. “Baru jam 5 sore. Mau kemana lagi?” “Pulang aja.”
Magbasa pa
BAB 46 : Dilema
“Gapapa. Kelilipan.” Citra menghindari tatapan Arin dengan menghadap Dewa. Dewa tersenyum sedih melihat Citra. Dewa langsung mendekap kepala Citra.“cup… cup… cup…”“Pasti kamu ya yang bikin Citra nangis?” tuduh Arin pada Dariel. Arin mendekati Citra lalu ikut memeluk Citra bersama Dewa.Dariel melotot dituduh Arin seperti itu. Baru kali ini ia merasa difitnah dan sakit hati mendengarnya. Lebay? Emang.Jika ada yang menjelekkan Dariel, ia tidak pernah marah. Bodo Amat. Tapi ini Arin yang tidak tahu apa-apa tapi malah menuduhnya. Apa salahnya?“Ngga usah peluk-peluk Citra. Dia udah dipeluk Dewa. Peluk aku aja sini.” Dariel menarik pelan lengan Arin. Lengannya malah dihempaskan Arin lalu memeluk Citra lagi.Gondok. Sumpah.Dewa menyeringai, meledek. Dewa malah menggoda ikut menyentuh lengan Arin yang memeluk Citra. Tambah panaslah hati Dariel.Brengs*k. Awas aja.“Sini.” Dariel menarik Arin hingga Arin melepas pelukannya pada Citra. Arin protes dengan cara memelototi Dariel.“Ngga usah
Magbasa pa
BAB 47 : Menjaga Kalya yang Sakit (1)
Jika pasangan Arin-Dariel dan Citra-Dewa sedang saling mengucapkan selamat tinggal, beda lagi dengan pasangan Kalya-Brian.Dari semalam Kalya masih belum sadar juga. Brian menahan kantuknya takutnya Kalya sadar dan membutuhkan sesuatu. Brian tetap setia duduk di kursi samping ranjang Kalya. Ia tidak henti-hentinya berdoa akan kesembuhan Kalya. Kalya sadar saja sudah membuat ia sangat bersyukur.Namanya juga manusia. Brian yang kelelahan karena aktifitas hari ini justru malah tertidur sambil menggenggam tangan Kalya yang tidak diinfus.Sudah jam 2 dini hari. Kalya sadar, perlahan ia membuka matanya. Kalya sadar akan kebodohannya. Perutnya masih kosong tapi malah minum Ice Americano. Tentu saja perutnya bergejolak tak nyaman. Awalnya ia mengabaikannya, namun makin lama napasnya makin sesak, dadanya seperti ada yang menindih, ia kesusahan mengambil napas, dari dada hingga tenggorokan terasa panas.Kalya kehausan. Ia mencoba mengangkat tangan yang tidak diinfus, tapi sangat berat dan keba
Magbasa pa
BAB 48 : Menjaga Kalya yang Sakit (2) + Pernyataan
“Katanya aneh lembek tapi abis juga.” sindir Brian sambil menyuapi Kalya.“Biar nanti dapet sate lontong plus nasi padang.”“Iya nanti belinya kalo udah keluar dari sini.”TIdak terima. Kalya tidak terima jika harus menunggu hingga ia keluar rumah sakit. Kalya aja ngga tau kapan diperbolehkan pulang oleh dokter. Kalau besok gimana? Kalau dua hari lagi gimana? Lama dong.“Ya ngga bisa gitu dong. Janjinya kan ntar sore.”“Lah kan nanti pulangnya siang. Kata dokternya sih gitu.””Oh ya? Beneran mas?”Brian mengangguk.Kalya senang bukan main. Benar juga selama di sini ia belum pernah bertemu dengan dokter yang memeriksanya, hanya perawat yang bulak-balik memberikan obat dan mengecek tensi Kalya tadi pagi.Masih dengan Kalya yang masih disuapi, Kalya terus saja nyerocos.“Berarti belinya nanti siang aja, seporsi-seporsi.”“Bakalan abis gitu?”“Iya lah. Perut masih kosong juga.”“Ya jangan langsung banyak juga.”“Perut ya perut aku. Yang laper aku bukan mas. Yang pengen juga aku bukan mas.
Magbasa pa
BAB 49 : Coba Menghindar
Brian menghentikan tawanya setelah mendengar ucapan Kalya.Pernyataan cinta? Love you tadi dia bilang?Dada Brian terasa sakit seperti ada yang mencubitnya hingga melintir diputar 360 derajat. Perih.“Mas, kata dokter aku bisa pulang jam berapa?”Kalya bertanya seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Hati Kalya sakit tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Mungkin jodoh Kalya bukan Brian. Kalya sudah pasrah saja. Lagipula Alloh yang lebih mengetahui hati seseorang, Alloh juga maha pembolak-balik hati. Jika Brian jodoh Kalya pasti nanti Brian akan kembali pada Kalya, tapi jika bukan jodohnya maka Kalya akan mundur perlahan dari sekarang.Perasaan Kalya sudah melewati batas, jadi mendengar bercandaan seperti itu saja sudah membuat dirinya kecewa.Brian yang diam akan keterkejutannya langsung sadar setelah mendengar pertanyaan Kalya.Brian berdeham melancarkan tenggorokannya.“Ekhem… Jam 11.”Kalya mendongak melihat jam dinding. Kalya jadi ingin cepat-cepat pulang menghindari Brian.“Udah jam 10.
Magbasa pa
BAB 50 : Video call
Arin sedang duduk di ranjang tidak ada niatan untuk tidur maupun rebahan. Ia terus memikirkan keberangkatan Dariel ke Jakarta besok. Posisinya saat ini kurang lebih sama dengan Citra. Namun harus bagaimana lagi, pekerjaan Dariel di Jakarta pasti banyak sekali. Brian hanya mengelola satu perusahaan saja, tapi Dariel iya di Indonesia hanya satu perusahaan namun Dariel juga pasti mengurus perusahaan yang ada di luar negeri, kebanyakan ada di Amerika dan Eropa.Baru saja ia menikmati namanya pacaran, eh malah mau pisah aja. Ngomong-ngomong, ini pertama kalinya Arin pacaran.Berbeda dengan Citra yang ditawari pindah ke Jakarta oleh Dewa, tapi Arin sama sekali tidak. Ia juga mau setidaknya Dariel mengajaknya atau menawarinya untuk pindah ke Jakarta.Mungkin Dariel memiliki alasan lain makanya tidak mengajaknya. Jika Arin pergi ke Jakarta juga bagaimana dengan keluarganya disini. Bisa dibilang Arin itu tulang punggung keluarga saat ini, meskipun masalah uang bisa saja dikirim lewat transfer
Magbasa pa
PREV
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status