Semua Bab Adik Ipar Malang: Bab 11 - Bab 20
120 Bab
bab 11 Awal Mula
Bab 11POV EvanAku Evan Pramudya Sakti, anak bungsu dari dua bersaudara. Mempunyai kakak bernama Elan Fadil Firdaus, hanya beda lima tahun denganku. Aku sudah menikah dengan Laras, adik tingkatku dulu saat kuliah.Awal aku mengenal Laras adalah saat dia magang di kantor perusahaan orang tuaku. Ternyata kita satu divisi dan dia menjadi bawahanku. Aku kagum dengan apa yang ada pada dirinya. Dia cantik, cerdas, mandiri, pemberani, tidak cerewet, dan tidak terlalu agresif pada laki-laki.Akhirnya aku menjatuhkan pilihanku pada Laras, untuk ke jenjang pernikahan. Dia sangat sesuai dengan kriteriaku. Jauh dari definisi wanita yang sering disebut dengan kata 'merepotkan'.Sampai aku bertemu dengan Lilis, adik iparku sendiri. Dia kebalikan dari Laras. Manja, cerewet, penurut, sangat peduli dengan sekitar, tingkahnya juga sangat menggemaskan.Lilis memang manja, tapi dia sangat perhatian. Perhatian yang tidak dia buat-buat, murni dari hatinya. Mampu menggeser sedikit pribadiku yang sangat din
Baca selengkapnya
bab 12 Awal Mula 2
bab 12POV Evan 2Aku menepati janji, membawa Lilis ke rumah Mama. Laras tidak ikut. Dia bilang ingin mencari ide yang lebih brilian, supaya lebih dekat dengan tujuannya. Tipe wanita pejuang sekali. Tapi sayang, aku jadi semakin tak dihiraukan.Melihat Mama tertawa lepas bersama dengan Lilis, membuat hatiku menghangat. Ada rasa iri di dalam hati, kenapa Mama tidak bisa seperti itu dengan Laras.Setelah bersuka ria di dapur, Lilis kini berada di halaman samping rumah. Dia menemani Papa bermain catur. Pembawaan Lilis yang ramah dan mudah berbaur dengan orang di sekelilingnya, membuat dia dipuji banyak orang. Entah dari kalangan muda maupun yang tua.Seperti yang pernah Mama dan Papa bilang, mereka mendambakan anak perempuan. Kini Lilis hadir di antara mereka. Menjadi anak bungsu tersayang.Bahkan Kak Elan yang sangat dingin terhadap perempuan, semenjak kekasihnya tiada pun menjadi sangat memanjakan Lilis. Memberikan kasih sayang bak kakak laki-laki terhadap adik perempuannya."Andai Tan
Baca selengkapnya
bab 13 Kejadian di Kamar
Bab 13POV Evan warning 21+ harap bijak membacanya"Biar aku membantumu mengerjakan PR, supaya cepat selesai. Waktu sudah lumayan larut.""Eh, benarkah? Kak Evan mau membantuku?" Matanya berbinar seperti mendapat keberuntungan. Aku jadi bertambah gemas. "Kalau begitu kita mengerjakannya di ruang tamu saja, ya. Biar aku bawa buku-bukunya dulu.""Nggak perlu." Aku langsung mencegah Lilis. "Di sini saja. Biar nggak repot memindahkan buku dari sini ke ruang tamu."Sepanjang membantu dan mengajari dia mengerjakan PR, aku tak pernah melewatkan ekspresi dari wajahnya. Bibirnya mengerucut lucu saat menghadapi soal yang menurutnya susah.Berbeda dengan Laras yang jarang mengeluh. Dia tangguh dan mandiri untuk menghadapi masalah yang dimiliki. Aku jadi seperti merasa tidak terlalu berperan dalam hidupnya.Entah keberanian dari mana, aku mencoba untuk bisa mencium paksa bibirnya. Lilis menampar pipiku, berusaha untuk menyadarkan sesuatu yang salah.Bukannya sadar, aku malah menarik paksa dia da
Baca selengkapnya
bab 14 Permintaan Devan
Adik Ipar Malangbab 14POV Devan"Aku pulang gadis kecilku!"Harusnya itu yang kukatakan pada dia. Gadis kecil yang sudah berani mencuri hatiku. Membuat aku jadi seseorang yang kata temen-temen 'sapi tua makan rumput muda'. Mereka dapat kata-kata itu dari pepatah cina.Setelah berada jauh, dan tak tinggal bersama dengannya lagi, aku mulai merasakan apa yang dinamakan rindu dan tak ingin jauh darinya. Berusaha menahan hati dan godaan jari-jari nakal yang berusaha untuk menghubunginya terus menerus. Kali ini aku kembali.Baru beberapa hari aku tinggal di sini, duniaku dalam sekejap hancur karena jamuan makan malam untuk keluarga suaminya Laras.Aku terjebak di antara rumitnya masalah internal keluarga Om Arifin. Seorang lelaki yang mengkhianati istrinya, dengan memp*rkosa adik iparnya sendiri.Ingin sekali memaki gadis kecilku, bahkan membuang namanya dari sudut hati ini. Tak bisa menjaga mahkotanya sendiri di usia belia.Setelah melihat rekaman kamera pengawas itu, serta mendengar pen
Baca selengkapnya
bab 15 Diskusi Malam
Adik Ipar MalangBab 15 POV Devan"Maafkan aku Om, Tante. Ijinkan aku menikahi Lilis. Aku tak bisa berjanji, tapi kebahagiaan Lilis dan anaknya akan menjadi yang paling utama untukku.""Aku ... tidak bisa," lirih Om Arif.Beliau menatapku dengan lekat. Darah seakan berhenti mengalir, ketika mendengar jawabannya. Benarkah dia tidak bisa memberiku ijin untuk menikahi Lilis?"Aku tidak bisa menentukannya, Devan. Keputusan ada di tangan Lilis. Tadi kamu lihat sendiri, bukan? Saat aku meminta Evan untuk bertanggung jawab, Lilis menolaknya mentah-mentah. Bagaimana dengan kamu yang akan menggantikan Evan untuk bertanggung jawab padanya? Dia pasti akan merasa tidak pantas untukmu, dengan kondisinya yang seperti ini."Ternyata Om Arif bukan bermaksud menolakku. Berarti masih ada sedikit harapan."Aku tahu itu. Paham dengan cara berpikirnya Lilis. Aku akan perlahan-lahan memberi pengertian, bahwa aku serius ingin menikah dengannya.Selain itu, semoga dengan aku menikahi Lilis, Evan dan Laras b
Baca selengkapnya
bab 16 Datang Ke Rumah
Adik Ipar Malang Bab16 (Datang ke Rumah)POV LilisAku sudah kembali dari rumah sakit, kemarin. Tadi setelah sarapan disuruh langsung istirahat di kamar. Kata Ayah, sebaiknya aku tak sekolah dulu, karena harus memeriksakan kondisi mental akibat peristiwa itu, dengan menjalani psikoterapi.Pikiran ini tiba-tiba teringat dengan perkataan Kak Devan saat di rumah sakit kemarin. Laki-laki itu meminta agar dia yang bertanggung jawab akan janin yang sedang kukandung. Dia ingin menikahi aku.Terdengar suara ketukan dari luar. Aku langsung berjalan ke arah pintu dan membukanya. Sejenak aku terdiam melihat orang yang sudah mengetuk pintu kamarku. Hingga suara panggilan Kak Devan menyadarkan dari keterdiaman ini."Lilis!" panggilnya agak kencang."Y-ya. Ada apa, Kak?" tanyaku agak linglung."Boleh aku masuk?" Suaranya kini lembut.Aku diam tak menjawab. Tiba-tiba teringat kejadian menjij*kan itu, karena kejadiannya di tempat ini, di kamarku sendiri. Sepertinya Kak Devan membaca gerak-gerikku ya
Baca selengkapnya
bab 17 A Lamaran Diterima
Adik Ipar Malang Bab 17 A Lamaran DiterimaPOV Lilis"Tentu ada larangannya. Mertua tidak ada di rumah, yang ada di rumah hanya calon istri saya. Bagaimana bisa aku membiarkan calon istriku berada di rumah hanya berdua dengan seorang laki-laki sepertimu," ujar Kak Devan sambil menekan kata 'Calon Istri'."Calon istri?" tanya kakak ipar terkejut. Matanya membelalak lebar hanya sebentar, kemudian kembali semula. Sayangnya, aku sempat melihatnya sekilas.Aku juga terkejut dengan pernyataan Kak Devan barusan. Hati ini berdesir mendengar kata itu keluar dari mulutnya. Sekuat tenaga menahan senyum yang ingin sekali tersungging di bibir ini."Ya. Calon istriku." sahut kak devan dengan senyum mengejek.Ekspresi wajah Kak Evan mengeras, kedua alisnya mengkerut, matanya memandang Kak Devan dengan tajam."Lilis mengandung anakku, aku yang berhak untuk menjadi calon suaminya," geramnya."Ck, tak sadar diri. Sudah punya istri satu, masih belum cukupkah?"Kak Devan bersikap santai menghadapi kemar
Baca selengkapnya
bab 17 b Lamaran diterima
Adik Ipar MalangBab 17 bPOV LilisAku dan Ayah terkejut, tapi setelah diperhatikan, tak ada wajah bercanda yang diperlihatkan Kak Devan."Kamu itu mau cepat-cepat bukan karena kebelet, kan?" tanya Ayah."Tentu saja bukan. Kenapa Om selalu berpikiran rendah tentangku.""Memang seperti itu kenyataannya," ejek Ayah mengangkat sudut bibirnya sebelah.Aku hanya menepuk jidat. Kalian berdua ini, kalau sudah berkumpul pasti seperti kucing dan tikus, tapi anehnya bisa kompak dalam suatu urusan. Ayah juga akan keluar dari sikapnya itu, hanya kepada Kak Devan. Tanda bahwa Ayah dekat dengannya."Karena Lilis sudah menerima lamaran saya, aku yang akan menyiapkan segala keperluan pernikahan ini. Tapi, kita hanya akan menikah siri dulu, untuk menutupi aib kamu dan keluarga. Kamu nggak apa kan, Lis?" tanya Kak Devan dengan kikuk, sambil menggaruk kepalanya yang kuyakin tidak gatal.Aku mengangguk setuju. Ini saja sudah sangat
Baca selengkapnya
bab 18 A Laras Marah
Adik Ipar MalangBab 18 A Laras MarahPov Laras"Kenapa kamu tega berkhianat? Apa kurangnya aku? Kenapa harus berselingkuh dengan adik aku sendiri? Apa aku kurang memuaskan untukmu?" tanyaku dengan hati jengkel.Sepulang dari rumah sakit, aku mencecar Evan dengan berbagai pertanyaan. Saat ini kami berada di ruang tamu, berdiri dan saling berhadapan. Aku menatapnya tajam, tapi dia hanya menatapku datar."Seharusnya pertanyaan itu kamu tanyakan pada dirimu sendiri. Apa kamu sudah melakukan kewajiban sebagai seorang istri?" Dia berbicara dengan nada datar. Mendudukkan dirinya di sofa , wajahnya datar tanpa ekspresi. Sedikit mendongakkan kepala, karena aku berdiri di depannya."Maksud kamu apa? Kenapa kamu tidak menjelaskannya saja? Beri tahu aku, apa kurangnya dari aku ini sebagai seorang istri?" tanyaku geram sekaligus gregetan."Kamu seharusnya mencari tahu sendiri, apa kurangnya kamu. Bagaimana seharusnya menjadi seorang istri yang baik."Bukannya menjawab pertanyaan dengan penjelasan
Baca selengkapnya
bab 18 B Laras Marah
Adik Ipar MalangBab 18 B Laras MarahPov Laras"Ayo sarapan dulu! Aku sudah memasak nasi goreng untuk sarapan kita."Ajakanku menghentikan gerakkan tangannya yang hendak mengambil air minum di dispenser. Dia hanya melihatku, kemudian menggulirkan matanya ke arah dua piring nasi goreng yang sudah tersaji di atas meja."Mungkin sudah terlambat bagiku, tapi aku ingin berubah lebih baik, terutama untuk memperbaiki hubungan kita," ucapku dengan senyuman manis.Evan diam saja, tapi tetap duduk dan mulai memegang sendok di tangan kanannya. Aku juga duduk di sebelahnya, memandangi dia makan. Dia hanya makan dua suap."Boleh aku beri saran?" tanyanya.Aku mengangguk."Sebaiknya kamu belajar memasak dari ibu, mama atau Lilis." Setelah itu dia meletakkan sendok dengan menelungkup di atas piring. "Terima kasih sarapannya."Evan berdiri dari kursinya dan pergi berangkat kerja, meninggalkan nasi goreng yang masih tersisa banyak.Aku mencicipi masa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status