All Chapters of Akibat Berzina Sebelum Menikah : Chapter 21 - Chapter 30
102 Chapters
Berbagi Cerita
"Ada apa kalian berkumpul disini?" tanya ibu nyai lagi. "Oh ini, mbak Amelia bertanya pada saya tentang bagaimana hukumnya jika seorang suami meninggalkan istrinya tanpa kejelasan?" jawab Ustadz Farid. Mataku membulat sempurna sambil menatap kearah Nisa begitu mendengar jawabannya dari ustadz Farid, sedangkan Nisa hanya mengangkat bahunya samar. "Bener seperti itu nak Amelia?" tanya ibu nyai padaku. "Benar Bu," jawabku mendukung kebohongan ustadz Farid. Mungkin ini yang terbaik, dari pada urusannya makin panjang jika aku mengatakan yang sebenarnya. "Siapa yang di abaikan suaminya?" ibu nyai masih bertanya. "Temannya mbak Amelia." kali ini Nisa yang menjawab. "Oh begitu, yaa sudah segera selesai urusan kalian. Jangan terlalu lama berbincang-bincang seperti ini, tidak baik dilihat yang lain. Lain kali jika ingin bertanya, bertanya saja pada ustazah yaa nak Amelia," pesan ibu nyai sebelum pergi meninggalkan kami. "Ya sudah ustadz, kami permisi dulu. Maaf jika membuang waktu usta
Read more
Aku Merindukanmu
"Mas Damar ...." gumamku.Hatiku berdebar kencang melihat orang yang aku rindukan ada tepat di hadapku. Ingin rasanya aku berlari dan memeluknya, meluapkan rasa rindu yang telah lama aku tahan dalam hatiku. Ternyata Nisa adalah putri mereka. Kenapa takdir ini selalu membawaku berada di antara keluarga mas Damar. Apa gadis itu juga akan membenciku begitu tahu aku adalah kakak iparnya yang mengkhianati keluarga dan kakaknya. Jika dia pulang nanti pasti dia akan mengetahui segalanya. Aku segera berbalik arah, tidak mungkin aku bertemu mereka disini, sekarang. Aku berlari menuju kamar, tidak terasa netraku berair. Aku dulu berharap suamiku itu datang ke tempat ini, dan dia benar-benar datang. Namun ternyata kedatangannya bukan untuk menjemput diriku tapi menjemput adiknya. Takdir seperti selalu menertawakan nasibku. Sesampainya di kamar, aku membuka lemari pakaian dan mengambil foto pernikahanku dengan mas Damar yang sengaja aku bawa. Foto dengan pakaian pengantin berwarna putih, mas D
Read more
Dijemput
"Jangan, Nisa!" cegahku.Seger ku tutup pigura tersebut dengan bantal yang ada di sampingku. "Kenapa mbak?" tanya Nisa penasaran."Itu foto dengan pakaian terbuka. Kau tahu foto pengantin ala barat, yang memperlihatkan lehernya yang jenjang di kulitnya yang mulus? Nah seperti itulah fotoku itu. Jadi jangan dilihat ya, aku malu," ucapku beralasan."Ya sudahlah kalau begitu," ucap Nisa pasrah. " Ayo mbak, sebelum aku pulang kita bertemu dengan keluargaku dulu." Nisa mengulangi ajakannyaGadis itu merapikan semua barangnya dan hendak keluar membawanya. "Lain kali saja yaa, aku malu. Lihat ini mukaku habis menangis gini," tolakku."Ya udah deh kalau gitu, Aku pulang dulu yaa. Sampai ketemu lagi," ucap Nisa berpamitan. Aku mengantarkannya hingga dia keluar pintu kamar, setelah itu aku tutup kembali pintu kamar tersebut. Suasana disini mulai sepi, banyak siswa yang pulang selepas ujian. Hanya tinggal beberapa kelas saja yang mukim di pesantren, dan aku pun mulai kesepian karena tinggal s
Read more
Tunggulah Aku
POV DAMAR__&&___Begitu sampai di rumah, adik perempuanku itu langsung heboh ingin melihat foto pernikahanku dengan Amelia. Dia bilang di pesantren juga punya teman bernama Amelia, yang dia bilang orangnya baik dan pintar. Nisa terus saja menggerutu sepanjang jalan karena aku tidak mengajak serta kakak iparnya. Bagaimana aku mau mengajaknya jika istriku itu tidak ada bersamaku saat ini. "Istirahat dulu, Nduk! Besok-besok juga masih bisa lihat fotonya," ucap ibu pada Nisa. Gadis itu terus saja merengek meminta album pernikahanku. Aku tidak menghiraukannya dan memilih untuk pergi ke kamarku. Aku lelah menyetir bolak-balik dari rumah ke pesantren Nisa lebih dari dua puluh empat jam, dan hanya beristirahat sebentar di rest area. Saat aku merebahkan diriku, ingatanku melayang pada istriku. Aku teringat saat dia menangis malam-malam diatas sajadah, apa itu karena dia menyesali perbuatannya. Itu tepat dimana kami selesai mengadakan syukuran, saat itu mungkin dia merasa bersalah karena me
Read more
Pertemuan
"Kamu tahu tidak, salah satu temanmu itu kan bekerja dengan suamimu," ucap mama.Kami sedang bercengkerama selepas memasak dan makan siang bersama. Hari ini hari libur, jadi kami bertiga bisa makan bersama-sama. "Siapa ma, Ziva?" tanyaku.Saat di cafe dulu Ziva lah yang ingin bekerja dengan mas Damar jika dia tidak mendapatkan pekerjaan juga. Aku pikir dia hanya bercanda, masa iya dia benar-benar bekerja dengan mas Damar. Seorang sarjana bekerja mengurusi telur? Dua hari di rumah, aku belum pergi kemanapun atau menghubungi siapapun. Aku lebih banyak menghabiskan waktu dengan mama dan papa di rumah. Menceritakan semua yang aku lewati saat di pesantren. "Bukan Ziva, tapi Alesha," sahut mama. Alesha? dia bilang sudah bekerja waktu itu, kenapa bisa pindah bekerja ditempat mas Damar? Sebesar apa gaji yang di berikan suamiku itu, apa lebih besar dari gajinya di kantor? "Kok mama tahu sih?" tanyaku penasaran. "Mama pernah lihat dia beberapa kali pergi dengan Damar, dan berada di tempat
Read more
Bersama Kembali
"Maaf aku menganggu kalian bekerja," lirihku. Entah kenapa aku yang malah merasa bersalah disini, bukankah seharusnya aku marah-marah melihat suamiku bersama wanita lain? Ah ... kadang kala beban rasa bersalah dimasa lalu akan terus membuat kita tidak berdaya terhadap apapun. Mungkin jika saat menikah tidak ada masa lalu yang buruk, aku bisa berbuat apapun yang aku inginkan. Termasuk marah saat melihat suamiku bersama wanita lain. Ku tarik kembali handle pintu dan hendak menutupnya. "Tunggu!" cegah mas Damar. Aku diam terpaku, tidak jadi menutup pintu itu namun tetap menggenggam handle pintu tersebut. Kulihat lelaki dengan kacamata bertengger diwajahnya itu bangkit dari duduknya dan berlari ke arahku. Ah, kenapa dia semakin tampan jika memakai kacamata. Aku tak pernah melihatnya memakai benda itu jika di rumah. Mungkin hanya saat bekerja dan berurusan dengan berkas-berkas pekerjaannya. Begitu jarak kami sangat dekat, mas Damar segera memelukku dengan erat. "Jangan pergi ... Janga
Read more
Masa Depan Milik Kita Berdua
"Aku melakukannya dulu saat kelas tiga SMP, setelah perpisahan sekolah aku melakukannya dengan pacarku. Beberapa kali hingga akhirnya dia hamil. Orang tuaku marah dan akhirnya memaksaku masuk ke pondok pesantren untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Kau ingat aku pernah bilang kabur dari pesantren? itu karena aku tidak betah disana dan memang tidak suka di paksa. Aku tetap sekolah di sekolah biasa yang berbasis agama, dan di sanalah aku mulai berubah." Mas Damar menjeda ceritanya dan menatap kearaku, lelaki itu langsung saja bercerita tanpa aku memintanya. "Aku pergi meninggalkanmu saat kamu mengatakan yang sebenarnya malam itu bukan karena aku marah padamu, tapi aku kecewa dengan diriku sendiri. Aku pikir semua terjadi karena karmaku dimasa lalu, orang selalu mengatakan jodoh cerminan diri. Aku menyalahkan diriku atas apa yang kamu lakukan, aku sudah mengambil kegadisan wanita tanpa ikatan pernikahan dan akhirnya aku mendapatkan istri yang menyerahkan kesuciannya pad
Read more
Masa Lalu yang Menganggu
Dengan malas aku keluar dari mobil, dan berdiri di samping pintunya."Ada apa?" ketusku bertanya."Mana anak itu, berikan padaku." Aku menatap tajam ke arah lelaki yang pernah mengisi hatiku itu. Muak rasanya melihat wajahnya. "Anak?! anak siapa yang kamu maksud?" tanyaku sinis. "Anak yang kamu kandung kala itu, tentu dia sudah lahir kan. Sekarang berikan dia padaku, aku yang akan merawatnya." Aku tersenyum miring mendengar perkataannya."Dengar ya Zay, aku tidak pernah mengandung anak itu apalagi melahirkannya. Pergi dari hadapanku dan jangan menganggu hidupku lagi!" pekikku kesal. "Waktu itu kamu yang bilang sendiri jika kamu hamil anakku, apa kamu membunuhnya sebelum dia sempat lahir ke dunia?" Lelaki itu bertanya dan menuduhku dengan sorot mata yang penuh amarah, dia kira dia itu siapa bisa memarahiku karena urusan anak. Dulu saat aku menginginkanmu dia bertanggung jawab dia menolakku dan juga anak itu, sekarang dengan seenaknya sendiri memarahiku. Dia pikir aku ini isteriny
Read more
Didatangi Mantan
"Bukan apa-apa mas," sahutku cepat. Aku segera merapikan bekas makanan kami, tidak ingin banyak berbicara dengan mas Damar didepan sahabatku. "Sibuk tidak mas? antar aku pulang bisa?" ucapku sambil bangkit dari duduk dan berjalan menghampiri suamiku.Aku mengajak pulang mas Damar lebih cepat hari ini, mudah-mudahan dia tidak sedang sibuk. "Tumben minta di antar?" tanya mas Damar. "Aku rindu," bisikku tepat saat kami berpapasan. "Ya sudah kalau tidak mau, aku naik taksi saja." Aku sengaja mengeraskan suaraku.Aku berlalu meninggalkan mas Damar yang masih terbengong-bengong mendengar bisikanku barusan. "Kalau mas Damar sibuk, biar aku antar Amelia," sahut Alesha menawarkan diri. "Tidak perlu, biar saya saja yang mengantarkannya. Sepertinya saya tidak akan kembali kesini, kalau ada apa-apa tolong diselesaikan ya." Dari luar ruangan, aku mendengar ucapan mas Damar pada Alesha. Tak lama berselang, langkah kaki suamiku terdengar mendekat ke arahku. "Kamu sedang menggodaku?" tanya m
Read more
Dinodai?
"Sudahlah ayo kita pergi, benar katamu. Percuma meladeni orang yang tidak waras!" Mas Damar berkata sambil memeluk pinggangku dan berjalan meninggalkan mantan kekasihku itu. Beruntung Zayden tidak lagi berbuat kekacauan ataupun mengejar kami. "Kamu kok bisa turun dan mendatangiku, mas?" tanyaku begitu kami sampai di ruangannya. "Tadi Alesha bilang melihatmu dari lantai dua, dia bilang kamu sedang bersama lelaki. Aku berpikir jika itu mantan kekasihmu, jadi aku segera turun karena khawatir," jawab mas Damar menjelaskan."Dari mana lelaki itu tahu tempat kerjamu disini mas? siapa yang kasih tahu. Tadi dia mengancam akan mencari alamat rumah kita dari orang yang sama.""Entahlah, tapi kamu harus hati-hati jika di rumah, jangan-jangan dia akan benar-benar datang kerumah.""Lihatlah apa akibat yang aku dapatkan dari kesalahan-kesalahan masa lalu. Bahkan saat aku sudah berusaha menjadi lebih baik, masa lalu itu terus mengikutiku dan ingin merusak kebahagiaanku. Bahkan kamu jadi kena imb
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status