Semua Bab Akibat Berzina Sebelum Menikah : Bab 11 - Bab 20
102 Bab
Ke Rumah Sakit
"Sejak kapan kamu bangun mas? apa aku membuatmu terbangun?" tanyaku.Aku berusaha menyembunyikan kekawatiranku, setelah menumpahkan segala keluh kesahku di atas sajadah, seperti aku tidak begitu takut lagi dengan semua yang akan terjadi. "Sejak aku mendengar isak tangis, kupikir ada kuntilanak yang masuk kedalam kamarku. Tenyata bidadari surgaku yang sedang bermunajat," jawab mas Damar antara melucu dan menyanjung. Sanjungan yang tidak pantas disandangkan padaku. "Kemarilah," ucapnya mengulurkan tangan.Aku mendekat padanya, melipat jarak diantara kami. Mas Damar meraih tanganku begitu aku sudah berada di dekatnya, lalu menyuruhku duduk disampingnya. "Kenapa menangis malam-malam begini?" tanyanya. "Enggak kenapa-napa mas, aku hanya terharu. Aku terharu dan bahagia berada diantara kalian, aku berharap bisa terus berada diantara kalian.""Tentu, kamu akan menjadi menantu kesayangan dan istri kesayanganku," sahutnya sambil memelukku. "Tidurlah lagi, pagi masih lama. Tidak baik wani
Baca selengkapnya
Kehilangan
"Jadi begini bapak dan ibu, ibu Amelia ini mengalami Kehamilan kosong (blighted ovum). Yaitu dimana kondisi terbentuknya kantung kehamilan, tapi tidak terdapat embrio di dalamnya. Hal ini terjadi apabila sel telur di dalam rahim sudah dibuahi, tapi tidak berkembang ke tahap selanjutnya menjadi embrio (bakal janin)." Dokter itu menjeda ucapannya dan menatap ke arah kami, sepertinya memastikan jika penjelasannya dapat kami mengerti."Pada kasus janin tidak berkembang, sel telur yang telah dibuahi (zigot) gagal membelah diri menjadi embrio. Kehamilan kosong juga bisa terjadi ketika pembelahan sel zigot berhenti setelah menempel pada dinding rahim. Penyebab janin tidak berkembang adalah kelainan kromosom pada zigot. Hal ini bisa jadi karena kualitas sel telur atau sperm* yang kurang baik."Maksudnya sel telur istri saya atau sperm* saya yang mungkin kurang bagus, Dokter?" sela mas Damar memotong perkataan dokter itu."Tidak pak, itu hanya salah satu faktor saja. Untuk mengetahuinya harus
Baca selengkapnya
Jujur
"Mas ...." kupanggil namanya. Kenapa tidak ada respon apapun darinya, tidak marah atau apa tapi diam saja. Aku berbalik dan menghadap padanya, dan ternyata dia tertidur. Pasti dia tidak mendengar apa yang aku katakan. Ada rasa lega di dadaku, entah kenapa aku tidak rela jika harus berpisah dengan laki-laki ini. Apakah taubatku sekarang tidak bisa menjadikanku bersamanya? Ku dekatkan tubuhku padanya, aku memeluk tubuh tegap suamiku. Entah sampai kapan aku akan mendapatkan kesempatan untuk bisa bersamanya seperti ini.***Usahaku untuk berbicara dengan mas Damar belum terwujud juga, belum ada kesempatan lagi untuk melakukannya. Semakin aku mengulur waktu, semakin aku tak ingin mengatakannya. Apa aku mencari pendapatan dari seseorang saja ya. Terlintas nama Alesha dalam pikiranku, dari ketiga temanku, dialah yang paling Solehah, dia yang paling banyak mengerti ilmu agama dan hanya dia juga yang memakai kerudung. Selain itu, di rumahnya juga sering diadakan pengajian. Segera ku hubungi
Baca selengkapnya
Separuh Jiwaku Pergi
"Apa yang kamu katakan, Amelia. Kamu sedang bercanda kan? Ini masih termasuk ulahmu untuk ngerjain aku kan?" Mas Damar berkata sambil membingkai wajahku. Hatiku semakin sakit melihat semua ini. Oh Allah ... kenapa begitu berat hukuman yang harus kuterima karena satu kesalahanku. Aku melukai orang yang kucintai, andai dulu rasa cinta pertamaku jatuh padanya, pasti semua akan berakhir bahagia."Tidak mas, aku berkata yang sebenarnya," ucapku sambil terisak. Bulir bening menetes dari netraku tanpa bisa aku tahan lagi. "Katakan yang jelas padaku, Amelia. Jelaskan semua biar aku mengerti," ucap mas Damar.Tubuhnya terhuyung ke belakang menjauhiku, dan pada akhirnya dia duduk di sisi tempat tidur. Aku tidak berani mendekatinya, tubuhku merosot dan bersandar pada dinding kamar kami."Aku sudah melakukan hal yang tidak terpuji tepat sebulan sebelum kita menikah. Aku telah berbuat zina, aku melakukannya karena ...."Ku ceritakan semuanya tanpa ada yang tertinggal, persisi seperti yang telah
Baca selengkapnya
Kemarahan Papa
"Damar tidak pulang apa? kok mama nggak lihat dari tadi. Mama juga nggak dengar suara mobilnya pulang atau pergi," ucap mama bertanya.Saat ini kami sedang asyik berdua membuat sarapan di dapur. Nah kan, mama mulai curiga. Apa yang harus aku lakuin, lebih baik aku jujur sama mama. Beliau selalu menyayangiku, pasti tidak akan terlalu marah padaku. "Sebenarnya sudah satu bulan mas Damar tidak pernah pulang ma," jawabku. "Apa maksudmu sudah satu bulan Damar tidak pulang, apa dia mengabaikan dirimu?" tanya papa. Entah dari mana datangnya tau-tau papa sudah berada di belakang kami. Tidak biasanya papa akan pergi ke dapur seperti sekarang ini. Aku dan mama refleks menoleh ke arah papa. "Bukan apa-apa pa," jawabku. "Bukan apa-apa bagiamana? kamu papa nikahkan dengan laki-laki itu agar dia menjagamu, bukan malah membiarkan dirimu tinggal sendirian di rumah sebesar ini. Apa dia mulai berulah lagi seperti saat masih remaja dulu, suka pergi dan susah di atur." papa masih terus mengomel."Am
Baca selengkapnya
Ujian Lagi
Aku segera pergi dari tempat itu, tidak mau berprasangka apapaun pada mereka. Apa Alesha sedang membantuku untuk membujuk mas Damar? Ku langkahkan kakiku semakin menjauhi tempat itu, aku akan menelpon Alesha begitu jarak ku dan tempat mas Damar bekerja tidak dekat lagi. Sampai di sebuah halte, aku beristirahat melepas lelah. Bisa-bisanya aku berjalan sejauh ini, hal yang tidak pernah aku lakukan sebelumnya. Belum lagi aku berjalan sambil menyeret koper. Setelah duduk dengan tenang, aku mencari smartphone milikku di dalam tas tangan yang aku bawa. Segera ku telepon Alesha, kupikir dia tidak bekerja hari ini. "Halo Amelia, ada apa?" sapa Alesha setelah saling berbalas salam tapi aku terus diam membisu. "Aku diusir papa, tidak boleh tinggal di rumah mas Damar maupun pulang ke rumah papa," sahutku pelan."Kamu dimana sekarang? aku akan menjamin," ucap Alesha dari seberang telepon. "Aku di halte bus, aku kirim alamatnya yaa." Setelah mematikan sambungan telepon, aku segera mengiri
Baca selengkapnya
Tempat Baru
" Kenapa mbak? tanya gadis itu."Saya salah tempat, handphone saya kecopetan jadi tadi asal datang kesini saja. Saya pikir bakalan betul, ini kali pertama saya datang ke daerah sini. Saya tidak tahu apa-apa tentang daerah sini, mana sudah malam. Ah ...." Mulutku dengan lancar bercerita pada gadis itu, bagaimana bisa malam-malam aku mencari tempat itu. Rasanya aku ingin menangis dan berteriak, tidak cukupkah semua yang terjadi padaku saat ini. Kenapa masih saja aku harus menderita. "Lebih baik mbak Salat dulu, nanti habis salat saya antar bertemu ibu nyai. Siapa tahu beliau bisa menolong, tidak mungkin juga ada orang yang tega membiarkan wanita berkeliaran malam-malam."Ucapan gadis itu seperti oase di padang pasir. Benar, harusnya orang-orang disini adalah orang-orang yang baik. Tidak mungkin mereka akan membiarkan wanita longang-lantung tanpa tujuan dimalam hari. Aku bangkit berdiri kembali, "Bolehkah saya meminjam mukena?" tanyaku. Gadis itu malah menatap kearah koper yang aku b
Baca selengkapnya
Jodoh Baru?
"Tuh mbak, lelaki tegap beneran mendatangimu. Kamu tahu, dia itu ustadz yang jadi idola santri putri disini. Namanya ustadz Farid," ucap Nisa sambil menyikut tanganku. "Apaan sih Nisa, bukan dia maksudku," sahutku berbisik. Pria itu makin mendekat kearah kami, entah apa yang membawanya menuju ke arah sini. Seharusnya dia sudah pulang, karena hari sudah beranjak senja dan tidak ada lagi jam pelajaran yang diajar ustaz di malam hari. "Maaf, kalian yang kadang jaga di toserba kan ya?" tanyanya begitu berada di hadapan kami. "Betul ustadz," jawab Nisa. "Sepertinya kartu ATM saya ketinggalan disana, bisakah kalian menyimpannya untuk saya?""Bisa ust, nanti kami akan tanya yang sedang berjaga sekarang," jawab Nisa lagi. Setelah mengucapkan terimakasih, lelaki itu kembali lagi keluar meninggalkan kami menuju ke gerbang. Nisa tertawa cekikikan kembali, setelah kepergian pria itu. Entah apa yang lucu menurut dia. "Mbak, merasa aneh gak sih sama ustaz Farid. Tiap kesini pasti ke toserba
Baca selengkapnya
Dimana Kau Berada
POV DAMAR____&&____Kubuka pintu rumah yang terasa sepi, sudah enam bulan kamu pergi dari rumah ini, kamu ada di mana Amelia? AKu hempaskan tubuhku di sofa ruang tamu. Hari ini aku tidak bekerja, hanya menaiki mobil keliling kota berharap tiba-tiba saja bertemu dengan istriku di jalan. Malam itu aku shock dengan pengakuannya hingga memutuskan pergi dari rumah ini begitu saja. Aku pergi bukan karena marah pada wanita yang sudah ku nikahi itu tapi marah pada diriku sendiri, apa kesalahanku dimasa lalu yang membawanya harus melewati kejadian buruk itu. Kedua orang tuanya bilang, jika putri mereka adalah anak baik dan penurut. Tapi begitu dia akan di nikahkan denganku kenapa jadi berpikir se-liar itu. Hal yang tidak pernah aku pikirkan akan bisa dia lakukan. "Harusnya kamu menolakku saja daripada harus merusak dirimu sendiri." ucapku padanya malam itu sebelum meninggalkan dirinya.Kepergianku hanya untuk menenangkan diri, mencoba mencari makna atas semua kejadian yang menimpa kami. Na
Baca selengkapnya
Aku Wanita Bersuami
Segera kumasukkan surat dari ustadz Farid ke dalam saku rok panjang yang aku kenakan. Sambil memperhatikan sekeliling, kira-kira ada orang yang memperhatikan aku membaca surat itu atau tidak.Aku tidak bisa menerima ajakan ini, bagaimana wanita bersuami menerima ajakan ta'aruf dari seorang lelaki. Meskipun aku tidak tahu bagaimana nasib pernikahanku, tapi aku masih berharap bisa bersama-sama dengan mas Damar lagi. Tapi bagaimana juga aku bisa menolaknya, apa alasan yang harus aku kemukakan. Kebingunganku membuatku seperti orang linglung seharian."Nisa, disini boleh tidak kalau ketemuan sama laki-laki?" tanyaku pada gadis itu.Kami sedang di kamar berduaan saja karena kami sama-sama tidak salat jadi memilih tetap di kamar saat Maghrib tiba. "Kamu mau ketemuan sama siapa mbak? ustadz Farid?" tanya Nisa. Kenapa tebakan anak ini bisa sangat tepat. Aku mengangguk dan memperlihatkan surat dari ustadz Farid tadi siang. "Wah, mbak! dia beneran tertarik padamu. Udah iyain aja biar beliau m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status