All Chapters of Kaya Setelah Dibuang : Chapter 11 - Chapter 20
193 Chapters
kaget
"Sombong sekali kamu, Mbak. Mas Bayu tidak seserius itu mengatakannya. Kalau Mbak Arin tak mau kembali ke rumah Mas Bayu sekarang, jangan harap bisa lagi bertemu Agam selamanya," ucap Wisnu tegas. Sepertinya adik dari Bayu ingin menggunakan Agam sebagai bahan untuk memperalat Arin."Apa-apaan ini? Bu Reni jika mau bertamu baik-baik, sebaiknya kita bicara di dalam. Tidak membuat keributan di luar rumah seperti ini. Saya sedang kedatangan tamu jauh, tak enak di dengarnya," ucap Narsih ikut membantu anaknya berbicara kepada tamu tak diundang ini.==============="Tidak perlu, saya hanya urusan sama Arin. Kedatangan saya ke sini untuk menjemputnya, jika hari ini ia tak pulang ke rumah maka jangan salahkan saya mencoret nama Arin dari daftra menantu saya," teriak Reni geram."Silahkan! Lagian, anak saya ini juga tak akan menyesal jika dibuang oleh anda dan keluarga besar anda. Justru anda yang akan menyesal telah menzalimi anak saya. Lihat saja, siapa yang akan bahagia setelah perceraian
Read more
selamat jalan
Jalanan yang sudah terlihat sepi dan juga berembun karena ini sudah malam. Penerangan yang juga tidak terang seperti di kota membuat Bayu semakin ingin segera sampai ke rumah Karyo. Jika malam ini ia diharuskan menginap, itu akan ia lakukan demi menjemput Arin.Mobil sampai di depan gang masuk rumah Arin. Tak ada cahaya lampu terang di sana, membuat Bayu harus menggunakan ponselnya untuk menerangi jalanan yang gelap. "Shit! Kenapa jalannya becek gini, sandalku jadi kotor kena lumpur. Awas kamu Arin kalau kamu sampai tak mau pulang," gerundel Bayu memarahi jalanan yang tak bisa dilalui dengan mudah ini. "Arin! Agam!" Bayu mengetuk pintu tanpa mengucapkan salam membuat Arin yang sedang ibadah sholat kaget. Ia bangun dan berjalan menuju pintu, Narsih juga mendekat ke arah Arin karena ia juga kaget dengan kedatangan Bayu ke rumahnya."Biar Ibu yang buka," ucap Narsih.Narsih membuka pintu dan melihat wajah Bayu yang tampak marah."Assalamualaikum, Bu." Bayu meraih tangan Narsih dan menc
Read more
sabar
Setelah mengurus berkas kepengurusan jenazah, Arin terlebih dahulu pulang ke rumah. Walau dirinya juga berkabung, tapi ia masih bisa kuat untuk melakukan ini semua. Mengingat jika bukan dirinya yang tegar, siapa lagi yang akan menguatkan Narsih dan adiknya. Ya, Arin masih mempunyai adik perempuan satu. Dia sekarang sedang di pondok pesantren di daerah Bandengan, Tegalkamulyan. Maka dari itu, Arin harus kuat agar ia bisa menjadi sandaran adik dan Ibunya.Arin sampai di tempat ketua rt, ia langsung menyampaikan kabar duka ini dan dengan sigap ketua RT merespon berita duka warganya. Selepas sholat Subuh, mushola setempat mengumumkan kabar duka ini. Arin sudah menghubungi pihak keluarga dan pihak pesantren dengan meminjam ponsel pak RT untuk mengabari berita duka kematian ayahnya.Tak selang lama, seluruh penjuru desa Sawangan berbondong-bondong ke rumah Karyo untuk takziah. Arin yang mengurus jenazah dari rumah ke rumah sakit, hingga dari rumah sakit ke rumah tanpa lelah. Hingga mobil
Read more
sombongnya
"Yah, Agam mimpiin kakek tadi malam, kita ke rumah kakek yuk?" ucap Agam dengan wajah polosnya."Hanya mimpi Agam, itu bunga tidur. Nggak usah dipikirkan, kamu hari ini sama mama Susi ya? Ayah mau kerja," ucap Bayu yang sudah rapi dengan pakaiannya."Agam nggak mau sama tante galak. Agam maunya sama Ibu," tolak Agam."Sebentar lagi mama Susi bakal gantiin ibu Arin. Ya?""Nggak!"Agam berlari ke kamarnya dan menyilangkan tangannya menunjukan pada Bayu bahwa ia merajuk."Kenapa, Bay?" tanya Reni yang baru datang."Ini si Agam, nggak mau sama Susi. Maunya sama Arin," ucap Bayu."Sudah hari ini kamu nggak usah kerja, kita ke Sawangan. Bapak Arin kecelakaan, dia meninggal dunia, Bay." Wajah Bayu seakan kaget tapi sedikit takut. Malam itu ia sengaja pergi begitu saja saat melihat mobilnya menyerempet sepeda yang ditumpangi Karyo."Me-ninggal?" "Iya, sekarang kita ke sana. Bu Puji tadi ngabari ke Ibu, jenazah sudah dimakamkan kemarin. Kamu siap-siap sekarang, siapa tahu kalau kamu ke sana A
Read more
perkataan Bayu
"Kamu mau jemput Agam sekarang, Mas?" tanya Susi."Iya, lagian ini sudah tujuh hari kematian ayahnya Arin. Ibu juga sudah memintaku untuk menjemputnya, kamu tak keberatan 'kan mengasuh Agam? Tenang saja, semua proyek Mas sukses. Kamu juga akan mudah menjadi nyonya besar," ucap Bayu manis."Kita sewa baby sitter saja ya? Biar aku bisa melayani kamu 24 jam. Masa iya, baru nikah kita harus repot ngurusin Agam.""Lihat nanti Ibu bagaimana maunya, Mas pergi dulu." Bayu melangkah ke garasi, mengambil kunci mobil dan bersiap menuju tempat kerja. Selepas pulang kerja nanti, ia akan mampir ke rumah Arin untuk menjemput Agam."Permisi!" Bayu mengurungkan masuk mobil saat ada tukang pos mengantarkan barang atas namanya."Iya, Pak. Cari siapa?" tanya Bayu."Dengan Bapak Bayu prayoga?""Iya, saya sendiri.""Ada surat untuk Bapak, silahkan ditandatangani serah terimanya." Bayu menandatangani serah terima dan mengucapkan terima kasih. Susi melihat dari balik pintu saat Bayu menerima surat di dalam a
Read more
thanks Kai
Arin sudah bersiap dengan pakaian yang sedikit ia rapikan dengan gosokan. Kedatangannya kemarin ke rumah Pakde Supri membuahkan hasil. Ia akhirnya bisa bekerja di sebuah rumah kosong yang jarang di datangi pemilik rumah, Arin hanya bertugas membersihkan karena seminggu sekali pemilik rumah akan pulang.Arin berpamitan dengan Narsih dan menaiki motor butut pemberian Pakde Supri. Pakde memang lebih berada daripada keluarga Karyo yang lain, tapi ia tidak sombong dan congkak. Buktinya ia mau membantu Arin mencarikan pekerjaan yang tak jauh dari rumah PakDe Supri. Arin bekerja di perumahan Rinjani estate dan ini adalah hari pertamanya bekerja.Dengan berbekal niat yang kuat, ia melajukan perlahan motor keluaran tahun 2000 itu agar sampai tempat tujuan tanpa mogok.Arin langsung masuk kawasan perumahan itu begitu saja karena kemarin Pakde sudah memberikan kunci dan juga informasi pada satpam yang berjaga di sana bahwa Arin akan bekerja di salah satu rumah di kawasan itu. Setelah menunjukan
Read more
harapan
"Assalamualaikum, Bu." Arin pulang ke rumahnya dengan senang, ia memanggil Narsih dengan keras dan dengan senyum memgembangnya ia mencari Narsih sampai ke kandang bebek milikinya."Oalah, dipanggil malah lagi di belakang. Arin pulang Ibu nggak tahu," ucap Arin."Denger, udah Ibu jawab. Kamu yang nggak denger, tangan Ibu kotor jadi nggak bukain pintu. Bagaimana hari pertama kerja? Seneng?" tanya Narsih."Alhamdulillah, seneng banget, Bu. Ternyata rumah yang Arin kerjain itu milik Mas Kaisar. Ibu inget Kaisar nggak?""Inget, lelaki yang pernah main ke rumah ini 'kan? Kok bisa kebetulan gitu?" Narsih mencuci tangannya di sumur dan mengajak Arin masuk."Ya mana Arin tahu, mungkin Pakde lebih tahu. Dia kan yang kasih kerjaan Arin, tapi nggak ada masalah kok kerja sama Mas Kaisar. Orangnya baik dan nggak banyak bicara, sepertinya dia orang sibuk, Bu. Kerjaannya di kamar khusus, terus dia pulang ke rumah itu setiap weekend.""Apa tuh, weekend?""Liburan, Bu. Biasanya sabtu sama minggu. Kalau
Read more
Terdengar
Arin sudah selesai mengerjakan semua pekerjaan di rumah Kaisar. Jam menunjukan pukul lima sore, tapi Kaisar belum juga pulang membuat Arin gusar. Pasti Ibunya cemas menunggunya belum pulang.Sepuluh menit kemudian akhirnya Kaisar pulang. Dengan menenteng beberapa paper bag, ia segera masuk ke dalam."Assalamualaikum.""Waalaikumsalam, Mas. Sini barangnya biar Arin bawakan," ucap Arin dibalas senyuman Kaisar."Maaf kesorean, tadi ada masalah dikit di percetakan.""Nggak apa, Mas. Ini semua barang yang hendak di packing?" tanya Arin pada paperbag yang ia bawakan tadi."Bukan, itu buat kamu. Kamu ke kamarku, beresin berkas yang ada di atas meja sekalian barang yang ada di dalam nakas bagian bawah. Kamu masukin kardus barangnya, kalau berkas kamu masukin tas kerja saya. Saya mau mandi sebentar, badan sudah lengket rasanya.""Baik, Mas."Arin langsung mengambil kardus di dapur dan menata barang yang ada di lemari milik Kaisar. Arin merasa heran, kenapa semua barang yang lucu dan unik ini m
Read more
resah
"Mau berangkat kerja, Nak Arin? Tumben nunggu angkot?" Sapa Bu Umi tetangga satu kampung Arin."Iya, Bu. Motornya di rumah majikan. Ibu Umi mau ke mana, rapi banget?" tanya Arin saat melihat dandan Bu Umi yang fashionable."Mau arisan di rumah Bu RT, eh iya … Ibu tanya boleh?""Tanya apa, Bu?""Emang bener kamu mau bercerai dari suami kamu yang orang kota itu? Kata Bu RT kamu menggugat suamimu itu karena sudah memiliki gebetan baru. Benar?" tanya Bu Umi membuat Arin kaget."Astaghfirullah, Bu. Itu fitnah, saya tidak mungkin melakukan hal hina seperti itu. Saya menggugat Mas Bayu karena memang dia sudah tak bisa lagi menjadi imam yang baik buat saya, daripada saya berumah tangga diliputi dosa mending cerai.""Kan bisa berunding untuk mempertahankan rumah tangga. Nggak eman-eman punya laki tajir kayak Bayu? Kalau saran saya, lebih baik Nak Arin urungkan saja niat bercerai. Bercerai itu dibenci Allah, walau boleh tapi 'kan kalau masih bisa diperbaiki apa salahnya," ungkap Bu Umi berbica
Read more
sidang pertama
Tak terasa, satu minggu sudah Arin bekerja di rumah Kaisar. Hari ini sengaja ia memilih cuti bekerja sehari untuk menghadiri persidangan. Arin yang ditemani ibunya, datang ke pengadilan. Arin berharap Bayu tak akan datang kali ini agar sidang ini bisa segera diputuskan.Arin menaiki sepeda motornya pelan, hatinya sudah harap harap cemas menunggu jalannya persidangan hari ini. Arin juga meminta Pakde Supri untuk ikut menmaninya nanti di sana.Arin sampai di gedung yang sangat horor ini, gedung yang paling menakutkan bagi Arin. Tak pernah terbayangkan akan bercerai dan mengalami pernikahan yang mengerikan dengan Bayu."Bismillah, Rin. Semoga dimudahkan.""Aamiin, Pakde kok belum datang ya, Bu?" tanya Arin."Coba kamu telpon, mungkin dia sedang di jalan atau masih di rumah." Arin mencoba menelpon Pakde Supri.dsn selang beberapa detik beliau mengangkatnya."Assalamualaikum, Rin.""Waalaikumsalam. Pakde, sudah dimana?""Di Jalan, tapi tiba-tiba mobilnya mogok. Jadi harus dibawa bengkel dul
Read more
PREV
123456
...
20
DMCA.com Protection Status