Semua Bab Gairah Terpendam Sekretaris Kesayangan CEO : Bab 141 - Bab 150
155 Bab
Exp 7
Pagi itu. Daniel sudah bangun sejak adzan subuh belum berkumandang karena ia ingin melaksanakan ibadah salat Subuh di masjid yang terletak di dekat apartemen. Hari ini Daniel ingin mengenang kembali sahabatnya Gilang. Dulu ketika Gilang masih hidup dan Daniel belum mualaf, Daniel seringkali mengantarkan gilang untuk melaksanakan ibadah salat Subuh di masjid yang terletak di dekat apartemen Daniel.Daniel bahkan rela bangun subuh setiap kali Gilang menginap di apartemennya karena ia ingin mengantarkan gilang untuk melaksanakan ibadah salat subuh berjamaah di masjid."Ngapain sih lo nganterin gue, Dan, orang gue jalan kaki juga." Gilang selalu protes setiap kali Daniel mengantarkannya untuk salat berjamaah di masjid."Biar ada teman ngobrol lah." Daniel menyahut perkataan Gilang dengan menyunggingkan senyumnya.Meskipun mereka menjalin hubungan dengan perbedaan agama, akan tetapi Daniel dan Gilang saling menghormati perbedaan tersebut. Tak jarang Daniel mengantarkan Gilang untuk melaks
Baca selengkapnya
Exp 8
"Sayang, Kok tumben kamu salat di masjid?" Lagi, Cinta bertanya kepada Daniel karena laki-laki itu tak kunjung menjawab pertanyaannya."Aku lagi kangen sama Gilang. Dulu sebelum aku mualaf, aku sering menemani Gilang melaksanakan ibadah salat Subuh di masjid di dekat apartemen ini." Daniel menyahut dengan wajah murung.Cinta merasa menyesal karena telah mempertanyakan hal yang seharusnya tidak perlu ia tanyakan kepada Daniel. Dia menyesal karena pertanyaannya telah membuat suaminya tersebut bersedih dan kembali mengenang Gilang dalam kesedihan."Maaf sayang, aku tidak bermaksud." Cinta meraih tangan Daniel dan mengecupnya dengan lembut."Nggak apa-apa kok Sayang, Ya udah kalau gitu aku berangkat ke masjid sekarang ya," ujar Daniel yang kemudian mencium pucuk kepala Cinta dengan lembut dan mesra.Cinta mengantarkan Daniel untuk berangkat ke masjid sampai ke pintu apartemen. Setelah itu ia langsung mengetuk pintu kamar Carissa untuk membangunkan gadis kecilnya itu agar melaksanakan ibad
Baca selengkapnya
Exp 9
"Hmm ... Aku bahagia karena istriku kembali nakal." Daniel mulai melancarkan aksinya. Ia melumat bibir Cinta dengan lembut dan menyesap dengan hati-hati. Cumbuannya pun ia turunkan ke leher Cinta dan meninggalkan tanda kepemilikan di sana. Bukan hanya satu tanda kepemilikan, tetapi ada lima tanda kepemilikan yang dibuat oleh Daniel. Lelaki bermata sipit itu semakin liar saat mendengar Cinta mulai mendesah dan memanggil namanya."Daniel, akh, nanti kita kebablasan, Sayang." Cinta berbisik seraya menjambak rambut Daniel.Daniel tidak mempedulikan peringatan Cinta, ia terus mencumbu Istrinya itu hingga Cinta menggeliat seperti cacing kepanasan. Tubuhnya pun merasakan sengatan listrik yang cukup kuat."Sayang, aku mohon udah, dong. Aku nggak kuat ntar. Kita belum boleh melakukannya." Cinta menahan Daniel yang kemudian membuka kancing dress-nya dan membawa Cinta masuk ke dalam kamar.Daniel menghimpit tubuh Cinta dan mulai menggerayangi tubuh istrinya yang sudah mulai terbuai gairah. Tata
Baca selengkapnya
Exp 10
Jalanan cukup macet meskipun waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Begitulah Jakarta. Setiap hari selalu ramai oleh kendaraan yang berlalu lalang. Sangat berbeda dengan kota Jambi yang meskipun besar tapi tidak terlalu macet seperti Jakarta.Kemacetan itulah yang menyebabkan Daniel tidak ingin tinggal di Jakarta dan meneruskan perusahaannya yang berada di Jakarta. Lelaki bermata sipit itu memilih mempercayakan perusahaan di Jakarta kepada orang kepercayaannya sedangkan dia sendiri mengolah perusahaan yang berada di kota Jambi.Gio mengemudikan mobil dengan tenang membelah Jalan Raya. Pemuda yang baru terjun di dunia perusahaan selama satu tahun terakhir itu tampak tenang meskipun jalanan mulai merayap. Gio terlihat jauh lebih dewasa semenjak kematian Gilang. Ia menepati janjinya pada Gilang untuk mengelola perusahaan dengan baik dan menjaga nama baik keluarga. Jika dulu Gio adalah orang yang suka bercanda dan suka berbuat onar, untuk kali ini Gio terlihat lebih dewasa dan tidak
Baca selengkapnya
Exp 11
Daniel terkejut saat menerima telepon dari pihak rumah sakit yang mengatakan bahwa Gio mengalami kecelakaan saat sepulang dari mengantar Daniel dan Cinta ke apartemen. Lelaki bermata sipit itu segera meminta pendapat Cinta untuk bertindak. "Gimana nih, Gio sedang dirawat di rumah sakit,sedangkan siang ini kita harus mendampingi Risa untuk ikut meeting besar tersebut." Daniel bertanya kepada Cinta dengan tatapan gusar. Tentu saja Daniel merasa gusar karena saat ini Gio sangat membutuhkan kehadirannya di rumah sakit untuk mengurus segala keperluannnya. Sedangkan Risa juga membutuhkan kehadirannya di perusahaan karena meeting besar kali ini dihadiri oleh beberapa orang yang suka menjatuhkan pengusaha untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Daniel tidak mungkin meminta kedua orangtua Gio untuk mengurusi segala sesuatu yang diperlukan oleh Gio di rumah sakit mengingat Pak Adiguna sudah sering sakit-sakitan dan tidak sanggup untuk memikirkan banyak hal. Bahkan Gio sendiri meminta Ri
Baca selengkapnya
Exp 12
Sebuah gedung berdiri megah di jantung kota. Bangunan itu sangat tinggi seperti gedung pencakar langit. Parkirannya sangat luas dan gedung tersebut terlihat sangat elegan. Ada beberapa pohon ketapang yang berjejer disudut gedung tersebut. Ada juga beberapa pos satpam dan bangunan-bangunan kecil lainnya. Pak Sapto memarkirkan mobilnya di halaman gedung dan menurunkan Cinta di sana. "Nanti gak usah jemput, ya, Pak, saya bisa pulang sendiri," ujar Cinta kepada Pak Sapto. "Mbak Risa memerintahkan saya untuk mengantar dan menjemput Mbak Cinta, saya takutnya nanti dimarahi sama Mbak Risa." Pak Sapto menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Cinta tersenyum mendengar perkataan Pak Sapto. Perempuan bermata bening itu mengerti bagaimana kegelisahan Pak Sapto. "Bapak tenang saja saya nanti akan pulang bersama Risa ke apartemen dengan menggunakan mobil Risa," sahut Cinta. "Oalah begitu, Saya kira Mbak Cinta mau pulang naik mobil sendiri nanti saya bisa dimarahi sama Mbak Risa," sahut Pak Sapt
Baca selengkapnya
Exp 13
# 13Risa memang tidak memiliki sahabat di Jakarta karena dulu ia bekerja di cafe dan hanya memiliki satu teman yaitu Anita, tapi telah lama, sahabatnya itu tidak bisa lagi dihubungi karena pindah ke luar pulau Jawa.Risa hanya mengenal Cinta dan Rachel yang merupakan sahabat suaminya. Akan tetapi, Rachel pun tidak berani Risa jadikan teman curhat karena perempuan yang merupakan kelahiran Tiongkok itu jarang berada di Jakarta.Risa kembali menatap keluar jendela dan melihat sinar matahari mulai bergeser dari atas kepala menyinari tepat jendela kantor nya. Perempuan berambut panjang itu menghela napas dalam-dalam. Ia mencoba menghibur hatinya yang sebenarnya sedang dilanda rindu yang teramat sangat pada Almarhum Gilang suaminya."Namun terkadang aku yang terlanjur lelah mengurusi si kembar suka mengalami penurunan mood jika sudah berada di perusahaan. Begitupun sebaliknya, aku yang sedang capek dengan urusan pekerjaan mudah tersulut emosi saat berada di rumah dan menghadapi kelakuan si
Baca selengkapnya
Exp 14
Risa terkejut saat melihat kehadiran Mister Hua yang tiba-tiba berada di dalam ruang meeting. Semua anggota meeting pun tak satupun yang berani bersuara. Mereka terdiam seribu bahasa seakan menyalahkan Risa atas keputusan yang diambil olehnya. "Maaf Pak, Anda terlambat selama lebih dari lima belas menit, Saya tidak menyangka jika anda akan tetap menghadiri meeting ini," sahut Risa Seraya mengangguk hormat pada Mister Hua. Mr.Hua menyunggingkan senyumnya dan mendudukkan bokongnya di kursi yang telah tersedia. Lelaki berkulit putih dengan tinggi hampir menyamai Daniel tersebut menatap penampilan Risa dari ujung kaki sampai ujung kepala. Risa yang diperhatikan dengan seksama oleh Mister Hua merasa risih dan memutuskan untuk duduk di kursi. "Mungkin lebih baik saya menjelaskan tentang perkembangan perusahaan kami dengan duduk saja," ujar Risa. Perempuan berambut panjang itu kemudian menjelaskan secara detail kepada seluruh pengusaha yang hadir tentang perkembangan perusahaannya dan ju
Baca selengkapnya
Exp 15
Risa tidak menyadari ada mobil yang menguntitnya dari tadi di belakangnya. Risa sedang menyetel musik yang sering diputar oleh Gilang setiap kali mereka bepergian. Matahari mulai meninggalkan bumi dari pancarannya. Biasnya yang kuning keemas-emasan perlahan-lahan menghilang. Risa mempercepat laju kendaraannya karena ia tidak ingin sampai di rumah ketika waktu sudah melewati salat magrib. Risa terlambat karena tadi mengalami kemacetan yang cukup panjang sehingga ia harus terlambat pulang ke rumah. Sebelumnya Risa tidak pernah pulang setelah memasuki waktu magrib karena dia tidak pernah mengalami macet panjang seperti saat ini. Jalanan mulai lengang. Saat Risa masih dengan santainya mengemudikan mobilnya, tiba-tiba sebuah mobil menghadang mobil Risa dari depan. Mobil tersebut melintang dan menyebabkan Risa menghentikan laju kendaraannya. Risa mengernyitkan keningnya karena penumpang tersebut tak kunjung keluar dari mobil. Risa sedikit merasa takut karena jalanan tersebut cukup sepi
Baca selengkapnya
Exp 16
Cinta mondar-mandir di dalam kamarnya karena waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, dan Daniel belum kembali ke apartemen. Perempuan berambut pendek itu menatap keluar jendela dan memandangi lampu lampu yang menerangi kota Jakarta sehingga kota itu terlihat sangat indah. Cinta kembali mengecek ponselnya dan melakukan panggilan kepada Daniel. Namun telepon Daniel tak kunjung diangkat membuat Cinta semakin gelisah. Saat ia sedang berusaha menenangkan pikirannya, tiba-tiba kedua bayi kembarnya menangis bersamaan membuat Cinta semakin bingung. Cinta pun mencoba menenangkan Anggun dan Anggur dengan memeluk kedua bayi itu bersamaan. Namun meskipun Cinta sudah menggendong kedua bayi kembar itu dan menyanyikan lagu-lagu yang biasa dinyanyikan akan tetapi bayi-bayi itu tak kunjung reda tangisannya. Carissa yang saat itu sedang berada di ruang depan bersama Meri menoleh ke arah pintu kamar Ibunya yang tertutup rapat. "Kenapa dede bayi menangis terus dari tadi ya, Bik?" Carissa menge
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status