Semua Bab Karir Melejit Setelah Dicampakkan Suami: Bab 51 - Bab 60
126 Bab
Berahirnya hubungan Ratna dan Diki
"Oh ya Wul, kenapa kemarin suamimu datang? Mau apa dia?" tanya Candra saat mengantarku pulang."Entah Ndra apa yang sebenarnya dia mau." Jawabku.Candra tidak bertanya lagi setelah mendengar jawabanku. Dia kemudian mengalihkan pembicaraan."Oh ya Wul, kenapa kamu gak pernah tanya tentang pekerjaanku? Apa kamu gak penasaran kenapa aku selalu bisa menemuimu kapanpun??" Tanya Candra."Memangnya apa pekerjaanmu?" Tanyaku akhirnya. Sebenarnya aku tidak begitu peduli dengan pekerjaan seseorang. Karena bagiku, seseorang tidak bisa diukur dari pekerjaannya. Aku tidak pernah mempermasalahkan tentang pekerjaan teman temanku. Asal mereka asik dan aku merasa nyaman, mereka tetap temanku."Sebenarnya aku seorang penulis. Aku baru akan menerbitkan buku ke duaku." Lanjutnya."Penulis? Wah keren Ndra." Jawabku."Awalnya sih emang hanya iseng iseng aja Wul. Ngungkapin apa yang ada diotakku, tapi lama kelamaan, aku semakin tertarik untuk masuk lebih jauh lagi. Ternyata menyenangkan." Terangnya."Kapan
Baca selengkapnya
POV Yogi bagian 2
Setelah berpisah dengan Reina, aku mulai menjalani hidupku bersama Ratna. Dia akan segera menjadi istriku. Ratna sangat baik dan menyayangiku. Setiap hari ratna selalu datang ke apartemenku. Dia selalu mengatakan jika dia ingin segera menjadi istriku. Hubungan kami selalu baik baik saja. Namun entah apa motivasi Reina, dia selalu mengatakan bahwa Ratna perempuan yang jahat. Dia selalu saja menyuruhku untuk berhati hati. Mungkin dia melakukannya karena belum sepenuhnya merelakanku. Dia masih mengharapkanku kembali padanya, pikirku selalu.Setelah berpisah dariku, kulihat kehidupan ekonominya semakin membaik. Ku dengar juga dia sekarang menjadi seorang manejer keuangan di suatu perusahaan. Aku senang melihat mantan istriku itu bisa bertahan hidup walaupun tanpa adanya diriku. Dia juga bisa menyekolahkan Reza dan membiayai semua fasilitas Reza.Sedangkan hubunganku dengan Ratna, semakin hari semakin memburuk. Dia terlihat berubah akhir akhir ini. Dia jadi jarang datang ke apartemenk
Baca selengkapnya
Ibu sakit
Ibu belum bangun juga ketika aku sudah selesai masak. Ku suruh Diki untuk membangunkannya."Tolong bangunkan Ibu Dik. Dia harus tetap makan walaupun sakit." Kataku."Iya Kak." Jawab Diki kemudian berjalan menuju kamar Ibu.Diki belum juga kembali setelah pergi beberapa menit yang lalu. Aku dan Reza masih menunggu mereka untuk makan bersama."Ma, kok lama banget Nenek sama Om Diki? Reza udah keburu lapar nih." Katanya."Ya udah Reza makan duluan ya. Sini Mama ambilin nasi sama lauknya." Kataku.Setelah mengambilkan nasi juga lauknya, aku segera menyusul Diki ke kamar ibu."Belum bangun juga Ibu Dik?" Tanyaku heran."Belum Kak. Badan Ibu panas banget, Ibu demam kak." Kata Diki sembari memegang megang jidat Ibu."Ya udah Kakak ambil air buat konpres ya." Kataku kemudian berlari menuju dapur.Ibu masih menggigil setelah ku kompres. Sepertinya Ibu harus dibawa ke rumah sakit jika kondisi belum mendingan."Telepon Bapak aja Kak." Kata Diki selanjutnya."Jangan Dik. Nanti bapak khawatir. Ki
Baca selengkapnya
Tentang orang tua Candra
Candra? Apa mungkin dia adalah Candra yang selama ini ku kenal?Arghhhhhhh, Bukan. Pasti Bukan Dia. Mana mungkin Bapak kenal dengan orang tuanya. "Bagaimana menurutmu Re? Mungkin saja kamu jadi berubah pikiran karena mendengar namanya?" Tanya Bapak lagi."Jawaban Reina masih sama Pak." Kataku.Bapak lalu pergi setelah mendengar jawabanku. Dia tidak memaksaku untuk setuju dengan apa yang dia mau."Eh, sebentar Pak. Apa Bapak tau nama lengkapnya?" Tanyaku menghentikan langkah Bapak."Aduh, Bapak tidak tau kalau nama lengkapnya Re. Tapi yang bapak tau dia pria yang baik." Jawab Bapak lalu keluar dari kamarku.Setelah Bapak pergi, aku kemudian teringat dengan apa yang Candra katakan ditelepon tadi. Dia bilang dia hanya menjadi aset Kakaknya? Apa berarti dia tinggal bersama Bu Serli. Lalu dimana orang tuanya? Karena dulu kita memang tidak terlalu dekat, aku tidak begitu tau tentang keluarganya. Lagian tidak baik juga ikut campur urusan keluarga orang. Perasaan penasaranku tidak kunjun
Baca selengkapnya
Sifat asli bu Serli
Sesampaiku dikantor, ku lihat Bu Serli sudah berdiri didepan pintu ruanganku. Sepertinya dia sengaja menungguku."Selamat pagi Re." Sapa Bu Serli."Iya Bu selamat pagi. Ada apa Ibu pagi pagi menemui saya?" Tanyaku heran. Dia bahkan jarang sekali pergi ke kantor selama ini."Saya mau minta tolong sama kamu Re, boelh?" Lanjutnya."Minta tolong apa Bu?" "Tolong bujuk Candra untuk pulang ya Re. Sepertinya hanya kamu yang bisa menghubunginya." Sambung Bu Serli.Apa Candra belum pulang juga? Kemana dia sebenarnya?"Baik Bu. Nanti saya coba hubungi dia kembali. Memangnya Candra masih belum mengangkat telepon Ibu?" "Belum Re. Dia masih marah dengan saya sepertinya." Tambah Bu Serli.Ternyata Candra beneran marah seperti apa yang dikatakannya. Dia mungkin marah karena bu serli hanya menganggapnya aset."Em, maaf sebelumnya Bu. Ada masalah apa sebenarnya hingga dia pergi?" Tanyaku ragu ragu. Takut Bu Serli akan marah."Cuma hal sepele Re. Aku menyuruh dia meyakinkan Mas Hisyam jika dia mampu
Baca selengkapnya
Mungkinkah dia orangnya
Usai bekerja, seperti yang sudah dibicarakan via telepon semalam, Fida menungguku untuk bersama sama ke butik. Dia ingin mencari baju disana, mungkin aja ada yang ia suka."Hai Da, udah lama menunggu?"Tanyaku yang sudah melihat Fida di depan kantor."Baru aja Re. Ya udah, tunggu ya! Aku ambil mobil dulu." Fida pergi ke parkiran untuk mengambil mobilnya. Sembari menunggu, ku buka ponselku. Siapa tau ada pesan masuk yang belum terbaca.[Re, Candra jadi kesini. Dia bersedia menunggu sampai kamu pulang.] Ternyata pesan dari Ibu.Dia jadi datang? Bukannya aku sudah menyuruh Ibu untuk menundanya?Karena merasa tidak enak jika membuat Fida kecewa, akhirnya aku pergi ke butik dengannya dulu. Biarkan Candra menungguku dirumah. Dia juga bilang akan menunggu sampai aku pulang."Ayo Re." Ajak Fida yang berhenti didepanku.Aku segera masuk dan duduk disebelahnya. Kini hubungan kami sudah baik baik saja. Sudah kembali seperti dulu. Aku bahkan sudah melupakan apa yang Fida perbuat tempo hari."Oh
Baca selengkapnya
Salah Paham
Sesampainya aku dirumah, Bapak dan Ibu terlihat sengaja menungguku untuk meminta penjelasanku kenapa terlambat pulang. Kali ini kulihat wajah mereka serius."Kenapa baru pulang Re? Gak biasanya pulang terlambat." Tanya Ibu setelah aku duduk bergabung bersama mereka."Maaf Pak, Bu. Tadi Reina ke butik dulu. Lihat perkembangan butik." Jawabku."Kamu sengaja menghindari Candra ya? Kenapa ke butiknya harus hari ini, Kan bisa besuk." Kata Bapak."Reina baru buka pesan dari Ibu ketika sedang berjalan ke butik. Sayang aja kalau harus berbalik arah udah hampir sampai soalnya. Lagian kata Ibu, Candra bersedia menunggu Reina sampai Reina pulang." Jelasku."Iya tadinya memang mau menunggu, tapi dia tiba tiba ada urusan mendadak." Sahut Ibu.Haruskah aku menanyakan nama lengkapnya sekali lagi pada Bapak? Mungkin kali ini dia sudah tau nama lengkapnya. Tapi apa ini ide yang baik? Jika mungkin Candra yang dimaksud adalah Candra temanku, Bapak pasti akan senang karena kami sudah saling mengenal se
Baca selengkapnya
Cinta karena terbiasa
"Malam ini Candra akan ke sini Re." Kata Ibu setelah melihatku pulang."Kenapa gak bilang Reina dulu Bu?"Kataku sedikit kesal."Kamu selalu menghindar jika Ibu bilang. Nanti malam Candra akan datang bersama orang tuanya." Kata Bapak menimpali.Berarti Candra akan benar benar kesini. Berarti Ibu dan Bapak juga akan tau jika yang kemarin datang bukan Candra, melainkan orang suruhan Candra."Kamu siap siap dulu, mandi sana." Kata Ibu.Karena tidak ingin membuat Ibu atau Bapak merasa kecewa, akhirnya ku turuti juga kemauan mereka. Selesai mandi, aku segera membantu Ibu didapur. Memasak cemilan yang akan dihidangkan untuk Candra dan kekuarganya."Sini Reina bantuin, Bu." Kataku yang melihat Ibu sibuk didapur."Itu kamu goreng kacang aja Re, biar ibu yang masak ikan." Lanjut Ibu.Ibu terlihat bahagia menyambut kedatangan keluarga Candra. Semoga Ibu tidak kecewa jika melihat Candra yang asli datang, pikirku.Setelah semua makanan siap, kami lalu menunggu kedatangan mereka. Tak lama kami men
Baca selengkapnya
Bertemu bu Serli
Setelah kedatangan Candra malam tadi, kulihat Bapak dan Ibu berwajah sumringah pagi ini. Sebuah asa telah didapatkan mereka kembali."Bagaimana menurutmu Za, Om Candra?"Tanya Ibu ketika kami tengah sarapan."Om Candra baik Nek. Lebih baik dari Om Candra yang sebelumnya." Terang Reza.Ibu dan Bapak hanya tertawa mendengar perkataan polos Reza. Dia masih mengira bahwa Candra ada dua."Reza seneng kan kalau dia jadi Papa baru Reza?" Kini Bapak juga mengeluarkan suara."Reza akan seneng jika lihat Mama juga seneng." Jawabnya membuatku terharu."Terimakasih sayang." Kataku seraya memeluknya. Air mataku hampir saja tumpah."Mama seneng kan jadi istri Om Candra?" Tanya Reza kini. Aku tidak ingin membuat putraku itu sedih. Ku anggukkan kepalaku tanda setuju dengan ucapannya.Cinta akan datang seiring berjalannya waktu, Pikirku. Seperti pepatah bahasa jawa Witing tresno jalaran seko kulino, yang berarti Cinta akan tumbuh karena terbiasa. Kali inj Aku sungguh mempercayainya."Ya udah Mama beran
Baca selengkapnya
Rendi dan Desi?
Jam menunjukkan pukul tiga petang, Waktunya untuk pulang. Sore ini Candra sengaja menjemputku. Dia bilang dia akan jadi sopir pribadiku mulai sekarang.Kulihat Candra melambaikan tangan dari kejauhan ketika melihatku keluar dari kantor."Udah lama?" Tanyaku setelah menghampirinya."Baru juga nih." Jawabnya.Candra segera membuka pintu mobilnya untukku. Senyuman mengembang diwajahnya ketika menatapku."Jangan menatap gitu Ndra, bikin aku salah tingkah nih." Kataku.Candra hanya tersenyum, kemudian menutup pintu mobil setelah aku masuk."Bagaimana pekerjaanmu hari ini?" Tanya Candra."Lumayan capek Ndra. Banyak berkas yang harus ku periksa." Jawabku."Semangat Reina." Katanya seraya mengangkat genggaman tangannya."Tumben manggil Reina?" Kataku heran. Tidak biasanya dia memanggilku dengan sebutan itu."Gak papa Wul. Mulai sekarang aku panggil kamu Reina aja. Itu kan nama panggilan aslimu?" Tanya Candra.Aku hanya mengangguk. Candra beberapa kami menoleh dan melihatku dengan senyumannya.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status