All Chapters of Suamiku Direbut Kakak Tiriku: Chapter 21 - Chapter 30
102 Chapters
Happy Birth Day!
Ai tampak sangat terkejut, ketika Ian datang ke kantornya kemudian memberikan buket bunga dengang kotak hadiah ulang tahun di tangannya. Wanita itu tentu saja kaget. Ia tidak sedang berulangtahun sekarang."Untuk Tante Ica," terang pria itu membuat Ai tidak jadi mengidap penyakit jantung."Oh! Astaga! Aku baru ingat ternyata Tante Ica ulang tahun hari ini," balas Ai yang tertawa canggung kemudian menerima hadiah itu dengan senang hati. "Kenapa kamu tidak ikut saja?""Aku sedang ada pekerjaan yang harus segera diselesaikan malam ini. Aku nitip, ya? Acaranya jam enam nanti. Kalau aku ikut, tidak akan ada waktu sepertinya.""Jam enam? Kenapa aku tidak tau? Bagaimana ini ... ck! Aku bahkan belum sempat mencarikan hadiah untuk kado," cemas wanita itu sekarang."Makanya jangan terlalu kaku. Sesekali baca pesan di grup, jadi kamu juga tau apa yang sebenarnya tengah terjadi. Otak kamu juga terupdate akan berita saat ini."Wanita itu mengangguk setuju sekarang. Entah mengapa, perasaannya sangat
Read more
Memergoki Suami
"Mas?" panggil Rainy dengan nada sendu sebab suaminya melintas begitu saja ketika ia masih membereskan semua sampah di rumah itu."Mas Mario?" panggilnya lagi. Kali ini, wanita itu segera terisak dan terduduk jongkok dengan keadaan lemas.Mario yang mendengar namanya dipanggil pun segera menoleh dan berhenti sesaat."Ada apa memanggilku?""Apa Mas masih sangat marah padaku? Aku sudah minta maaf atas perbuatan salahku itu. Aku tau, aku salah dan terlalu jahat pada Ai. Tapi itu semua hanya niat untuk pendekatan, Mas. Dibalik itu semua, suatu hari nanti, aku akan dekat dengannya dan tau apa yang dia butuhkan sebenarnya."Penjelasan panjang lebar itu sejenak membuat Mario merasa iba."Dari semua yang telah terjadi, apa yang sangat kamu sesali? Hukuman karena menyamakanmu dengan pembantu?""Tidak, Mas. Aku hanya tidak suka ketika dianggap tidak dianggap ada. Padahal kan, sudah jelas, jika aku adalah istrimu." Rainy semakin terisak sekarang.Mario kemudian mengajaknya untuk bangkit. Ia membe
Read more
Enak ya Jadi Pelakor?
"Papa ... kalian ngapain ke sini?" Pertanyaan yang sebenarnya lebih tepat ditujukan untuk dirinya sendiri.Ai hanya diam. Ia menatap Mario, menyerahkan situasi saat itu apda sang ayah mertua."Kenapa nih, kamu yang ngapain di sini? Ada kerjaan apa lagi di sini sih, Ian. Papa tuh sudah capek ya ngomongin sama kamu. Jaga nama baik keluarga kita. Kalau perbuatan baik kamu tidak ingin diekspos, setidaknya perbuatan jahatmu juga!"Pria itu tampak sangat kecewa."Papa, dengarkan aku dulu," pinta Ian sekarang."Tidak menerima alasan. Sekarang juga kamu ikut pulang. Segera!" perintah Mario tegas kemudian masuk ke dalam mobil. Ia mengemudi.Sementara Ai, ia masih memeriksa ke arah sekitar. Ia sungguh ingin melihat dengan mata kepalanya sendiri akan keberadaan Ana di sana. Namun, sejak tadi ia mencari masih tetap tidak ada hasil."Ai, kenapa bisa datang ke sini?" tanya Ian berbisik.Pria itu menarik istrinya menjauh sambil memberi ancaman dengan mencengkeram lengannya. Tentu saja, ia ingin menda
Read more
Sasimo
"Iya, aku sudah tau semuanya. Kalian ingin liburan, kan? Pergilah," ujar Ana.Belum sempat Ai mengucapkan sepatah kata untuk memberikan penjelasan, gadis itu malah sudah menyiapkan jawabannya."Kita makan bersama sekarang!" titah gadis itu kemudian memperhatikan Danny yang tengah bekerja. "Yuk, kita makan di luar. Bawa bosmu," perintahnya."Siap, Bu," jawab Danny yang merasa sangat curiga sekarang.Selama dalam perjalanan, kedua orang itu benar-benar diam dalam sepi. Tidak ada percakapan di antara mereka.Di sebuah kafe, tampak jika Ian sudah lebih dulu tiba di sana. Ia bahkan sudah membuat pesanan yang sama untuk semua orang dan hanya Ai yang sangat tidak menyukainya."Aku tidak ingin makan makanan berminyak seperti ini di pagi hari, aku pesan yang lain, ya?" tawarnya."Hallah, manja sekali. Memangnya kamu siapa sampai berniat buang-buang makanan seperti ini? Kamu lupa kamu siapa? Pekerjaan kamu juga ada karena ayahku, jadi tidak usah berlebihan!" seru Ana yang segera memberi perintah
Read more
Sebuah Teror
Ana merasakan pegal di kakinya sebab seharian melakukan pekerjaan sendirian. Ia juga harus mondar mandir ke ruangan Ai dan ruangannya untuk melakukan banyak hal.Tatkala jam kerjanya telah usai, ia terdiam sekarang. Merenungi nasib. Ponselnya juga tidak mendapatkan notif dari orang yang paling dia harapkan.Foto mesranya bersama Ian yang dipajang di meja kerjanya, ia ambil kemudian elus. Ia baru menyadari jika mencintai suami orang adalah sebuah pilihan yang salah. Namun, ia telah terjebak dan memang tidak ada niat untuk ke luar dari sana.'Jaga hati, tubuh, dan pikiranmu hanya untukku, Sayang.' Sebuah pesan yang ia kirimkan sebelum akhirnya pulang ke rumah.Kali ini, ia mengemudi dengan cukup cepat sebab memang tujuannya sekarang hanyalah rumah dan ingin segera tidur. Namun, pergerakannya harus segera dihentikan ketika Elvina muncul mendadak di persimpangan.Ia menginjak rem dengan sangat tiba-tiba hingga hampir menimbulkan sesuatu yang sangat tidak diharapkan oleh semua orang.Wanita
Read more
Raihana Hendy
"Aneh sekali! Dari tadi tidur mulu. Di pesawat, di mobil, turunkan itu kopermu!" omel Ian yang hanya mengeluarkan koper miliknya sendiri dari bagasi."Uwah!" Mengencangkan seluruh bagian tubuhnya. Ia merasa geregetan karena akhirnya tiba di tujuan. "Yeey, akhirnya sampai juga. Bisa lanjut tidur dengan tenang, nih."Wanita itu ke luar dari mobil tanpa mempedulikan keberadaan Ian. Ia tidak lupa meminta tolong pada soir untuk mengeluarkan barang-barangnya."Kenapa harus menyusahkan orang lain kalau masih punya tangan sendiri?" protes Ian lagi."Aneh, deh. Bapak sopirnya saja tidak repot, kenapa malah kamu yang berisik? Suaramu itu loh, seperti kicauan burung, ribut sekali!"Ai berjalan dengan santai menuju hotel tempat mereka menginap. Ia bahkan tidak peduli dengan panggilan Ian dan hanya menunggu sampai pria itu mengurus segalanya."Ayah mertua, Tante Rainy, Ayahku yang tampan, kami baru saja tiba, nih!" serunya melapor lewat panggilan video."Di mana dia?" tanya Mario.Ai segera mengara
Read more
Di mana Wanitamu?
Ana memerintah pria bayarannya untuk datang sekarang. Ia benar-benar membutuhkan bantuan ketika anak-anak itu memaksa masuk dan menghakiminya.Ana memberikan segala sesuatu yang dia punya agar anak-anak itu melepaskannya, namun tetap saja tidak. Mereka hanya ingin Ana melepaskan Ian dan memilih mereka sebagai pasangannya."Kami janji akan memberikan apapun yang kamu mau, segalanya," ujar salah satu dari mereka."Orang tua kami kan kaya. Tidak akan membuatmu sengsara. Setialah pada kami, sampai kapan pun, kamu akan tetap ada di hati kami," lanjut salah seorang dari mereka juga.Ana tak lagi dapat menahan emosi dan amarahnya. Namun, ia juga harus bisa bersikap sebaik mungkin agar tidak mencurigakan. Kali ini, ia meminta izin untuk masuk ke toilet dan memastikan jika pria bayarannya telah benar-benar datang.Suara bel di depan pintu rumahnya berbunyi membuat anak-anak itu merasa penasaran dan segera mengintip."Seorang pria, apa dia suruhanmu?" tanya seseorang pada Ana yang masih mengurun
Read more
Masalah Ana
Noah sangat kaget mendapati keadaan putrinya yang mendapat begitu banyak luka. Gadis itu tampak terbaring lemah sekarang.Arzi tampaknya menyadari sesuatu. Ia dengan sigap memberi perintah agar ruangan Deon diberikan jarak yang cukup dengan Ana. Hal itu tentu saja menarik atensi semua orang. Walau begitu, tanpa bertanya secara langsung, tampaknya mereka telah tau apa yang sebenarnya tengah terjadi.Tanpa basa-basi, Diko segera memerintahkan staff rumah sakit untuk memindahkan ruangan Deon."Bagaimana bisa ini semua terjadi?" tanya Ica yang tampan penasaran. Ia merasa kasihan dengan keponakannya itu."Ini terjadi di apartemennya, tadi ...."Dokter yang menangani kasus itu segera menjelaskan apa yang ia tangkap dan ketahui. Kening semua orang tampak mengerut."Bang, bukannya apartemen itu sudah tidak dihuni sama Ana, ya? Bukannya sudah mau dijual?" tanya Ica sangat penasaran."Kasusnya berhubungan lagi dengan teman-temanku. Sepertinya alamat itu yang diketahui sama mereka, jadi ya merek
Read more
Menyerang Elvina Secara Tiba-tiba
Seseorang menyerang Elvina secara tiba-tiba. Sesuai dengan pekerjaannya, sudah menjadi kebiasaann baginya untuk pulang subuh dan selalu sendirian. Seperti saat ini.Tatkala ia merasakan sakit di kakinya dan terduduk lemas, kaki itu malah diseret oleh seseorang. Tak peduli seberapa keras wanita itu memberontak dan menangis, tetap saja ia masih diperlakukan sama.Kali ini, ia juga dimasukkan ke dalam mobil kemudian dibekap. Mulutnya ditutupi kain sehingga tidak bersuara. Ia juga dikawal oleh dua orang yang membuatnya semakin takut.'Apa yang akan terjadi padaku? Kenapa rasanya sangat takut?' batin wanita itu mulai berhenti menangi sekarang.Ia juga menatap kedua pria itu dengan sendu sehingga penutup mulutnya dilepaskan. Ia berpikir keras untuk mendapatkan kepercayaan lebih sekarang."Aku haus. Apakah ada air?" tanyanya sambil memperhatikan jalanan yang mereka lalui.Kecil harapannya untuk bisa lepas saat itu juga sebab jalanan masih lengang oleh pengguna. Ia gemetar ketika membayangkan
Read more
Harus memenuhi Hasratku
Masih dengan pelariannya, Elvina terus menyusuri jalan untuk bersembunyi. Ia masuk ke pekarangan area hotel yang terbengkalai. Rasa takut segera ia tepis demi bersembunyi dari preman-preman itu.Sorakan yang masih jauh namun dapat ia dengar segera ia sempatkan untuk mencari bantuan. Rasa takutnya sempat mereda ketika seseorang akan datang untuk menolongnya.Namun, ia terlena sekarang. Ia berhenti terlalu cepat sehingga pengejaran berhenti. Ia telah diketahui berada di rumah yang sama dengan para preman itu.Menirukan suara kucing sempat membuatnya aman hingga akhirnya sebuah petaka menjebaknya di sana. Suara notifikasi pesan di ponselnya membuatnya ketahuan dan tak lagi bisa menghindar.Ia ditarik paksa sekarang. Kedua kakinya ditarik begitu saja sehingga badannya harus merasakan sakit yang teramat sebab bergesekan dengan lantai kotor dan basah itu."Berani ya kamu!" teriak pria itu segera menjamah seluruh badan Elvina dan menemukan ponsel wanita itu."J-jangan!" pintanya namun tidak a
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status