Semua Bab Om Duda, Nikah Yuk!: Bab 151 - Bab 160
217 Bab
82 (bagian 1)
Mila memilih merapikan barang milik sang anak, melihat hal tersebut Kayla berusaha menahannya. "Mah! Apaan sih, aku masih pengen disini," teriak Kayla. Mendengar teriakan Kayla, Erika langsung masuk ke sana karena khawatir. Mila tidak menghiraukan seruan sang anak, ia melirik Erika yang mematung. "Cepat kemasi pakaianmu! Kita akan pulang," lontar Mila. Erika tidak bisa berkata-kata, ia memilih melaksanakan perintah Mila. Bergegas mengemasi pakaian dan tidak menghiraukan omelan Kayla. Bahkan mereka berusaha tak peduli dengan ocehan wanita itu. "Ayo pulang! Apa kamu ingin mempermalukan diri sendiri, lagian ... kenapa bertindak ceroboh, malah nyelakain orang lain," tutur Mila.Kayla menghentakan kakinya mendengar penuturan sang Mama. "Lagian, kalau kamu tetap di sini. Wulan pasti masih menyimpan kekesalan, jadi mendingan kamu menjauh beberapa hari bukan? Menunggu amarahnya reda," celetuk Mila. Hanya itu yang bisa membujuk agar Kayla menurut untuk pulang. Mendengar hal tersebut, wa
Baca selengkapnya
82 (bagian 2)
Shilla sama sekali tidak menampilkan riak tak bersalah. Ia langsung menatap Amel dan memegang bahu wanita itu."Jangan marah-marah mulu, nanti cepet tua. Lagian gue kan yang bakal nganterin lo ke kantor Ka Raffa, harusnya lo baek-baek dong sama gue," balas Shilla.Amel mencebik mendengar balasan Shilla. "Ayia, sana pergi! Siap-siap sana, masa pakai lo ke kantor Mas Raffa begini," usir Amel.Shilla mengeryitkan alis lalu bersidekap. "Emang kenapa dengan baju ini? Perasaan gak ada yang aneh deh," ujar Shilla.Amel menggerakan tangannya dan memegang lengan Shilla membawa telapak gadis itu ke pantatnya. "Coba liat tangan lo sekarang!" perintah Amel.Shilla langsung melihat telapak tangannya, karena disana terasa lengket. Matanya membulat lalu mencium cairan kental dan hitam tersebut. "Aish ... kena kecap." Perempuan itu langsung berbalik dan ternyata tempat tadi dia bersandar ada lelehan kecap. "Kamu tuh gimana sih, kok bisa sampe belepotan dimana-mana gini," gerundel Shilla. "Ya n
Baca selengkapnya
83 (bagian 1)
Tetapi perkataan wanita tersebut bernada sedikit tinggi. Amel yang melihat pertengkaran antara Mama dan anak itu hanya tertawa. Melihat sang Kakak ipar mentertawakannya, ia mencebik lalu melangkah pergi."Aishh ... dia malah marah, ya udah Mah. Kami pamit ke kantor Mas Raffa dulu ya, aku mau bawain bekel nih," ujar Amel.Wulan mengangguk dan Amel tidak lupa memintar agar sang mertua memberitahu Ibunya. Wanita itu bergegas mengejar Shilla, terlihat gadis tersebut kini tengah memanaskan kendaraan roda empat dan sedang berbincang dengan Mama Panji."Eh, Amel. Semangat ya, moga diperut kamu itu ada buah hati kalian, duh rasanya pengen banget gendong bayi." Mama Panji berujar kala Amel sudah di dekat mereka. Ia berkata sambil memegang perut istri Raffa. Mendengar hal itu Amel hanya mengulas senyum kecil lalu berpamitan. Shilla bergegas melajukan kendaraan roda empat tersebut."Kapan lo mau hamil keponakan gue, Mel? Banyak yang pengen gendong bayi tuh," celetuk Shilla.Amel menoleh menatap
Baca selengkapnya
83 (bagian 2)
Amel memutarkan bola matanya malas, wanita itu menghentikan langkah lalu bersidekap. Tatapan sinis terpancar di netra Shilla, ia menatap kesal sepupu Kayla ini. "Kenapa kalian ngeliatin sampe segitunya, perkataan gue bener kan," lontar Erika. Baru saja wanita itu hendak menyahuti, seseorang memanggilnya membuat dia menoleh. "Eh, Bu Bos dateng," sambut Siska.Siska langsung melirik sinis Erika. Ia bersidekap, menatap wanita yang kini berprofesi official girl. "Ngapain disini, sana pergi kerjain kerjaanmu!" perintah Siska. "Dan ... dandanmu gak sesuai sama pakaianmu, tolong make-up jangan ke tante-tante gitu."Cibir Siska, Erika yang mendengar itu langsung melotot. Ia menghentakan kakinya lalu memilih pergi. Karena dia melihat Raffa tengah berjalan ke arah sini."Kamu datang ke sini, Sayang. Kenapa gak langsung ke ruanganku," seru Raffa.Amel mendengar suara suaminya langsung menoleh. Ia sedikit berlari lalu berhamburan memeluk pinggang lelaki itu. "Suprise, oh iya. Sekarang kan
Baca selengkapnya
84 (bagian 1)
Raffa bergegas memberikan uang, takut dirinya makin di salahkan. Tetapi, wanita tersebut malah semakin kusut, ia menghentakan kaki lalu melangkah keluar ruangan. Melihat kepergian sang istri, Raffa menghela napas dan memilih tidak mengejar."Sebenernya apa sih salahku," gumam Raffa. Lelaki itu memijit keningnya yang terasa pusing, ia sudah letih memikirkan pekerjaan. Kini ditambah lagi Amel yang marah. Dengan frustasi, pria tersebut mengacak-acak rambut lalu berteriak."Cewek emang bikin pusing," dumel Raffa.Sedangkan di tempat lain, Shilla tengah menunggu makanan di antar. Kini perempuan tersebut berada di kantin kantor, ia mengeryitkan alis karena baru tau jika ada menu baru di sana. Kegemaran pada wanita, bahkan kini kebanyakan mereka memesan hidangan tersebut. "Wah, baru tau sekarang ada menu baru. Seblaknya enak lagi," lontar Shilla. Perempuan itu mencicipi hidangan tersebut saat pelayan yang mengantar belum pergi. "Eh, sejak kapan kalian nambahin beberapa menu ini?" tanya
Baca selengkapnya
84 (bagian 2)
Muka masam langsung terukir di wajah Shilla. Ia dengan gerakan kasar melepaskan genggaman tangan di lengan Amel. "Gak usah kasar juga kali, kenapa gak kaya biasanya sih lho, ada masalah sama pacar lo? Masih belum mau cerita," tanya Amel.Shilla tidak menjawab, membuat Amel keheranan. Ia memilih nanti melontarkan pertanya di mobil saja. Sesampai di kendaraan roda empat itu, Shilla langsung melajukan kendaraannya."Beneran kamu gak mau cerita? Aku itu sahabatmu lho, yang merangkak jadi kakak iparmu. Emang gak mau curhat sama aku," ujar Amel. Adik Raffa menghela napas lagi, ia melirik Amel lalu menatap jalanan lagi. "Gue udah jomblo lagi, Mel."Perkata perempuan itu membuat Amel menoleh, ia langsung menatap tajam Shilla. Mencari letak kebohongan disana tetapi, tidak menemukan hal tersebut. "Lo serius, La. Kan, bukannya pas gue kencan sama Kakak lo, lo itu mau ngenalin dia ke Mama?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Amel. Ia langsung mengatupkan bibir saat melihat wajah Shilla semakin
Baca selengkapnya
85 (bagian 1)
Amel yang baru saja selesai dari toilet, dia mengernyitkan alis saat terlihat Shilla sudah menunggu di depan pintu. "Lho ... kok lu ada di sini, pake segala bawa barang-barang lagi. Kan gue belum selesai makan," seru AmelPerempuan itu mendengkus mendengar seruan Amel. Ia langsung menarik lengan sang kakak ipar, membuat wanita tersebut kebingungan."Eh, pelan-pelan dong! Nanti gue jatuh gimana," omel Amel.Shilla hanya melirik saat Amel mengomel, ia menghentikan langkahnya lalu memberikan beberapa bawaan. "Bantu gue bawain, susah tau. Ayo cepet ke mobil!" seru Shilla.Jalan Shilla sangat terburu-buru, membuat Amel sedikit kewalahan. Sesampai di mobil, adik Raffa itu menyuruh Amel agar segera masuk ke kendaraan roda empat itu. Setelah keduanya berada di sana, Shilla langsung menyodorkan benda pipih milik Amel."Lo itu ngapain sih, handphone segala dipake mode jangan ganggu. Sekarang kita jadi berabe tau!" omel Shilla.Amel mengeryitkan alis masih tidak mengerti maksud Shilla. Lalu ia
Baca selengkapnya
85 (bagian 2)
"Udahlah, lo fokus aja jalanin mobil. Biar gue mikirin gimana caranya nenangin laki gue."Shilla mendengar itu hanya mengembuskan napas. Lalu melakukan apa yang dikatakan Amel, ia fokus melajukan kendaraan roda empat. Perjalanan mereka di temani dengan keheningan."Bentar lagi sampe, Mel ...." Ucapan Shilla terhenti kala melihat Amel yang terlelap. Ia menggelengkan kepala lalu mengembuskan napas kasar. "Alamat gue yang harus hadepin Ka Raffa nih," dumel Shilla.Shilla bergegas memarkirkan kendaraan roda empat tersebut. Matanya menangkap Raffa telah diluar menunggu mereka. Setelah mobil itu terparkir, lelaki yang berstatus Kakak Shilla tersebut mengetuk kaca. "Ayo cepet buka pintunya!" perintah Raffa.Perempuan itu langsung keluar untuk memberitahu pintu sudah tidak terkunci. Raffa tak menanggapi ucapan sang adik, ia malah langsung membuka benda itu. Terlihat Amel yang terlelap begitu tenang. "Enak banget tidur, sedangkan aku dari pulang ke villa ketar-ketir nyariin kamu," gerundel
Baca selengkapnya
86 (bagian 1)
Amel langsung membulatkan mata mendengar perkataan sang suami. Wanita itu turun dari ranjang lalu berlari ke bilik mandi. Melihat hal tersebut, Raffa hanya menggelengkan kepala lalu menaruh belanjaan Amel."Istriku kenapa kamu malah kabur, padahal seru lho kalau aku bantuin kamu mandi," teriak Raffa. Lelaki itu berkata sambil mendekati pintu bilik mandi lalu mengetuknya."Aishh ... kamu mesum banget sih, Mas!" sungut Amel. Dia bersyukur telah mengunci bilik mandi karena melihat gagang pintu itu diputar. Raffa menghela napas lalu memilih pergi dan membaringkan diri di ranjang."Apa yang dibeli istriku ya," gumam Raffa.Lelaki itu bangkit dan melihat isi paper bag yang dia bawakan tadi. Matanya melirik sesuatu kain berwarna merah, ia dengan penasaran mengeluarkan pakaian tersebut."Mas ... tolong ambilin handuk dong," pinta Amel.Wanita itu kini hanya mengeluarkan kepalanya dari pintu. Memandang Raffa yang tengah duduk dan membongkar belanjaan. "Mas! Kamu apa-apaan sih, kepo banget d
Baca selengkapnya
86 (bagian 2)
"Hehe ... maaf Mas, aku kaget sih, baru inget ada tugas dari kampus. Mas harus bantuin ya, sekarang!" seru Amel. Raffa mengembuskan napas pelan, lelaki itu bangkit dan menatap istrinya. "Ya udah, sekarang kita mandi aja dulu. Baru ngerjain tugasmu," tutur Raffa.Wanita itu langsung mengangguk semangat saat sang suami mengiyakan akan membantu. Mereka melangkah menuju bilik mandi dengan selimut untuk menutupi tubuh keduanya."Ambilin handuk punyaku dong, Mas," pinta Amel.Raffa menggeleng, lelaki itu memilih melangkah lagi. Melihat respon begitu, Amel langsung menggembungkan pipinya. "Mas ini, padahal lumayan deket lho dari kamu berdiri," gerundel Amel.Lelaki itu menghela napas, kini keduanya sudah berada di bilik mandi. Raffa mengunci pintu, lalu melepaskan selimut yang menutupi tubuh. "Gak perlu ambil handuk, disini kan ada handuk baru ya ... pake yang baru aja," sahut Raffa santai.Amel hanya mendengkus, mereka akhirnya mulai membersihkan diri. Yang pasti, Raffa selalu saja ber
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
22
DMCA.com Protection Status