“Al, aku benar-benar mau punya anak banyak dari kamu. Setelah bayi ini lahir kita langsung program lagi, ya.” Ia memeluk tubuhku yang sudah susah untuk merapat padanya karena perut buncitku yang menghalangi.“Abang nggak liat gimana repotnya Nafisa sekarang? Menurut Nafisa itu karena ia menyepelekan memasang alat kontrasepsi dan akhirnya hamil lagi, padahal Baby Almira masih sangat membutuhkan perhatiannya,” ucapku.“Tapi aku pasti akan membantumu mengurus anak-anak kita, Al. Nggak seperti suami Nafisa yang justru sering meninggalkan keluarganya karena kesibukannya.”“Abang jangan bahas itu dulu deh. Bayi ini aja belum keluar, Bang!”Lelaki itu terkekeh, kemudian berusaha mendekapku lebih erat.“Papa!! Mama Alana!!!” Suara Jessy memngagetkan kami, membuat Darwin spontan melepaskan tubuhku.“Loh, Jessy ... sejak kapan berdiri di situ, Sayang?” tanyaku pada gadis kecil manis itu.“Sejak tadi, Mama Al. Papa dan Mama mau punya banyak bayi? Jessy senang sih punya adik, tapi jangan banyak-b
Read more