All Chapters of NODA PERNIKAHAN: Chapter 61 - Chapter 70
115 Chapters
BAB 60
Darwin.Tak pernah ku sangka kedatanganku di Bandung dalam rangka mengantar Alana kali ini akhirnya berbuah manis. Sebenarnya aku sudah merencanakan untuk kembali meminang Alana setelah masa iddahnya berakhir, namun aku tak menyangka jika Allah membuka lebar-lebar jalan untukku. Kumanfaatkan info dari Teh Niar tentang Alana yang tiba-tiba harus pulang ke Bandung karena sang ibu sedang sakit.Maka, dengan menguatkan hatiku, aku kembali meminang Alana di hadapan kedua orangtuanya, istimewanya lagi, hal itu kulakukan di ruangan rawat inap ibu Alana, meskipun aku harus menerima tatapan tajam dari Mas Sofyan. Entah apa yang membuat pria itu masih enggan menerimaku, padahal menurut Teh Niar, ia sudah mejelaskan pada suaminya itu tentang status pernikahanku dengan Inge yang dulu pernah dipertanyakannya.Tak lupa kukabarkan rencana pernikahan mendadakku besok pagi pada kedua orangtuaku yang tinggal di Medan. Meskipun bapak dan ibuku sangat terkejut karena aku mengabarinya mendadak bahkan tak
Read more
BAB 61
Darwin meraih tanganku kemudian menggandengku ke arah mobilnya. Risih? Iya! Awalnya aku merasa risih, aku belum terbiasa dengan status kami saat ini. Terlebih Darwin juga langsung kembali ke Jakarta setelah kami menikah 2 minggu lalu. Karena sepertinya pekerjaannya juga sedang padat-padatnya. Sisanya, ia hanya menelponku setiap saat disela-sela pekerjaannya, menanyakan kabarku dan bayiku. Juga mengirim pesan dengan emoticon love di ujung kalimatnya. Hanya seperti itu hubungan kami setelah menikah. Maka, saat tangan kekarnya menggenggam tanganku, aku justru merasa risih, namun tak kupungkiri kehangatan telapak tangannya yang lebar dan hangat memberi rasa nyaman mengalir di seluruh pembuluh darahku. Aku menengadah memandang wajahnya tepat setelah ia membukakan pintu mobilnya untukku. Darwin pun menatapku sambil tersenyum kemudian satu kedipan mata darinya membuatku segera memalingkan wajah dan buru-buru masuk ke dalam mobil. Ada getaran yang asing dalam hatiku.***Bukan tanpa alasan
Read more
BAB 62
Wildan.Hatiku tiba-tiba saja bergetar saat melihat sosok seorang wanita yang berdiri sendirian di tepi kolam renang. Wanita itu terlihat sangat menikmati suara gemericik air di bawah langit malam. Kolam renang hotel ini memang terletak di outdoor. Aku sedang menghadiri pesta resepsi pernikahan putri dari salah satu pengusaha yang pernah memakai jasaku sebagai konsultan keuangan. Aku lebih memilih datang sendirian ke pesta ini tanpa mengajak Lilis, meskipun ia dan Bagas sedang ada di rumahku.Ya, aku yang sekarang memang berbeda sekali dengan aku yang dulu. Dulu, saat masih bersama Alana, aku tak akan melewatkan mengajaknya ke pesta-pesta mewah seperti ini. Aku sendirilah yang akan memilihkan gaun yang dipakainya dan akan dengan bangga menggandeng tangannya di tengah pesta. Alana selalu elegan dan memukau, selalu saja banyak mata yang menatap takjub padanya ketika aku membawanya ke pesta atau acara-acara kelas atas. Hal itu tentu saja membuatku bangga, rasa percaya diriku selalu sanga
Read more
BAB 63
Alana.Aku segera masuk ke ruang utama di mana pesta diadakan, aku harus mencari Nafisa dan mengajaknya untuk segera pulang. Aku sungguh tak mau bertemu lagi dengan Mas Wildan yang sedari tadi masih saja ngotot mengakui janin yang ada di dalam rahimku meskipun aku sudah mengatakan dengan tergas bahwa ini bukanlah anaknya.Nafisa yang kebingungan hanya menurut saja saat aku menarik tangannya dari tengah-tengah pesta dan mengajaknya untuk pulang.“Kamu enggak apa-apa, Al?” tanyanya ketika kami sudah berada di dalam mobilnya.Aku menggeleng. “Aku baik-baik saja, Naf. Hanya saja kakiku terasa pegal.”“Kamu yakin baik-baik saja? Kelihatannya kamu seperti orang panik tadi, Al.”Aku menghela Nafas. Nafisa memang selalu bisa membacaku. “Aku tadi ketemu Mas Wildan, Naf.”“Hahh? Dimana? Kok aku enggak liat ada mantan suamimu di sana.”Aku pun menceritakan dengan rinci pertemuan dan isi pembicaraanku dengan Mas Wildan tadi pada Nafisa.“Idih, pe de banget tuh si mantanmu. Ngaku-ngaku ayah dari b
Read more
BAB 64
Wildan.“Assalamualaikum,” sapaku lirih sambil membuka pintu rumahku.Tak ada jawaban, Lilis dan Bagas pastilah sudah tidur. Aku pulang larut malam dari pesta yang kuhadiri tadi. Bukan tanpa alasan, aku terus masih mencari-cari sosok Alana di tengah pesta. Aku masih ingin melihatnya, melihat perut buncitnya yang membuatnya terlihat sangat seksi. Namun ternyata Alana sudah pulang, karena setelah beberapa kali aku berkeliling mencarinya, aku tak menemukan lagi dirinya di sana. Padahal aku ingin sekali bertanya ia datang bersama siapa, kemudian menawarkan diri untuk mengantarnya pulang. Aku tak tau di mana Alana sekarang tinggal, karena rumah lama kami sudah dijualnya.Perlahan kubuka pintu kamarku, terlihat Lilis dan Bagas yang sudah terlelap di atas tempat tidurku yang berukuran king size. Aku tersenyum melihat Bagas yang semakin hari semakin montok. Lilis memang sangat telaten mengurus putraku sehingga Bagas terlihat sehat dan montok. Lalu pandanganku beralih pada ibunya, Lilis tertid
Read more
BAB 65
Lalu sekarang Lilis meminta untuk kembali ke rumah ibu, setelah menemaniku selama seminggu bersama Bagas. Padahal, selama ia berada di rumah, belum pernah sekali pun aku menyentuhnya. Ia pun sepertinya tak terlalu peduli, meskipun biasanya disaat aku menyentuhnya, ia akan tetap melayaniku dengan baik.“Tapi Mas sekarang sedang banyak pekerjaan dan tak bisa mengantar kalian,” jawabku setelah terdiam sesaat. Padahal aku tak sedang bekerja, aku justru sedang menghabisakan waktu dengan mengawasi Kafe Jingga, mencari sosok yang sangat kurindu.“Nggak apa-apa, Mas. Aku dan Bagas bisa pulang dengan mobil carteran. Mas Wildan tak perlu mengantarkan kami, apalagi Mas sedang banyak pekerjaaan.”“Kalau begitu kamu tunggu aja di rumah. Nanti Mas suruh salah satu supir perusahaan yang mengantar kalian.”“Baiklah. Terima kasih, Mas.”Aku pun menelpon seorang supir perusahaan yang kupercaya untuk mengantar Lilis dan Bagas. Memang sudah waktunya mereka untuk kembali ke kampung, apalagi seperti yang d
Read more
BAB 66
Alana.Seminggu belakangan, setelah kembali dari Bandung, ada hal yang paling kunanti-nanti setiap harinya. Yaitu ketika Darwin mengusap-usap perutku sebelum aku tidur. Hal itu rutin dilakukannya setelah aku menceritakan bagaimana tak nyamannya perasaanku saat tidak sengaja bertemu dengan Mas Wildan dan ia mencuri mengusap perutku. Rasa tak nyaman itu kemudian berganti dengan kehangatan setelah Darwin memelukku dan mengusap lembut perutku sampai aku terlelap dalam mimpi indah.Itu pertama kalinya aku dan Darwin tidur bersama, meskipun awalnya ia berjanji untuk meninggalkan kamarku setelah aku terlelap. Namun hingga pagi tiba, aku masih merasakan tangan kekar Darwin melingkar di pinggangku. Ternyata lelaki itu tertidur di kamarku, dan sepanjang malam ia tidur sambil memeluk tubuhku.“Good morning, Wife! Maaf ya, aku nggak tepati janjiku, semalam aku juga sangat lelah dan mengantuk hingga tertidur di kamarmu.”“Ehm, iya. Nggak apa-apa,” jawabku lirih.Darwin mencium keningku sekilas ke
Read more
BAB 67
“Alana! Kamu hamil dan mengatakan jika itu bukan anakku. Lalu apa namanya jika kamu tak berselingkuh dariku? Ternyata kita berdua sama saja, Al. Satu sama. Dengan siapa kamu berhubungan di belakangku? Apa dengan mantan kekasihmu itu? Atau dengan pria lain? Berapa pria yang sudah menidurimu selain aku, Al?”Plakkk!!!Aku melayangkan tamparanku di wajah lelaki itu. Betapa kotornya hatinya menuduhku seperti itu.“Pergi kamu dari sini, Mas! Aku membencimu! Aku tak mau melihatmu lagi!” bentakku.Mendengarku membentaknya, Mas Wildan justru semakin berjalan ke arahku hingga tubuhku terpojok di dinding. Nafasnya berembus kasar menerpa wajahku. Aku ingin melawan dan melepaskan diri, namun lelaki itu menahan tubuhku.“Sakit sekali rasanya mendapatkan bentakan darimu, Al. Bagiku tamparanmu tadi tak ada artinya, namun bentakanmu dan caramu mengusirku sangat melukai hatiku. Apa kamu tau berapa banyak penderitaan yang kamu sudah kamu berikan padaku? Aku kehilangan cintaku. Aku terjebak dalam hubung
Read more
BAB 68
Darwin.Entah bagaimana aku harus mendeskripsikan perasaanku saat ini. Semula aku berniat pulang untuk memberi kejutan pada Alana, namun ternyata justru aku yang dikejutkan. Bagaimana tidak, saat baru saja membuka pintu apartemen Alana, aku langsung disuguhkan dengan pemandangan yang memilukan. Alana, istriku sedang berada dalan cengkraman seorang lelaki. Sepertinya mereka berdua tak menyadari kehadiranku.Awalnya aku memilih ingin mengantar sendiri menu makan siang untuk Alana yang biasanya kukurimkan lewat kurir. Aku ingin mengantarkannya sendiri dan makan siang bersama Alana. Maka aku segera mengarahkan mobilku ke Kafe Jingga tadi. Namun ternyata Alana sudah pulang ke apartemen sehingga aku memilih pulang ke apartemennya membawakan menu makan siangnya.Lalu aku dikejutkan dengan apa yang kulihat. Dengan mata kepalaku sendiri aku menyaksikan bagaimana lelaki yang ternyata mantan suami Alana itu menggerayangi tubuh istriku. Sementara kulihat, Alana sedang menutup mulutnya dengan kedu
Read more
BAB 69
Darwin.“Al aku mau ke kantor polisi dulu untuk mengajukan laporan atas insiden kemarin, aku juga akan mengajak beberapa orang sekuriti apartemen untuk jadi saksi,” ucapku pada Alana setelah kami berdua menikmati sarapan pagi yang kupesan melalui layanan pesan antar.Selama hamil Alana memang tak kuperbolehkan menyentuh dapur, selain karena ia memang sensitif dengan aroma yang tajam, aku juga tak mau ia kecapean. Maka jika Rita sedang izin seperti saat ini, aku lebih memilih memesan menu sarapan untuk kami berdua.“Iya,” jawabnya sambil menghirup teh manis yang kubuatkan tadi.“Kamu bikin teh manisnya pinter banget. Enak.” Alana tersenyum.“Kamu sekarang kayaknya punya kebiasaan baru deh, Al.”“Apa itu?”“Bikin aku gemes.”Lalu kami berdua tertawa. Sejak kejadian kemarin, Alana benar-benar berubah terhadapku, ia lebih bisa mengobrol dengan lepas padaku, tidak seperti sebelum-sebelumnya Alana seperti menjaga jarak denganku, kecuali untuk urusan menenangkan mualnya.Kuusap lembut sisa-s
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status