All Chapters of I Hate You, I Love You: Chapter 41 - Chapter 50
101 Chapters
Reva Kembali
Reynar berangkat ke kantornya dengan wajah sumringah. Mungkin benar yang orang katakan jika hasrat seksual terpuaskan membuat bahagia kehidupan ini. Begitulah yang dirasakannya, kehidupan seksualnya menjadi semakin bergairah semenjak bersama Alana.  Wildan hanya bisa ikut bahagia semenjak mood Reynar yang jarang marah - marah kalau ada pekerjaan dari karyawan yang tidak tepat. Semenjak ada Alana Reynar jadi sangat berbeda. Ia juga tahu kalau atasannya selalu bercinta tiap malam dengan Alana tak merasa heran. Setelah bertahun - tahun ia ikut bekerja di Adiwangsa Grup baru kali ini melihat Reynar tersenyum lebar. Ia bahkan berharap Reynar sudah lupa dengan dendamnya pada Alana.  
Read more
Kecewa Dengan Keadaan
Reynar menghela napas berat saat ia harus merangkul pundak Reva. Untuk sekarang demi Alana, ia berusaha menahan ego nya, jika ia terus menerus bertengkar dan menyudutkan Reva akan membuat Alana salah. Reva yang merupakan putri keluarga Wijaya mampu melakukan apapun sesuai keinginannya. Meskipun, sudah bertunangan selama 3 tahun dengan Reva, tak pernah ada perasaan cinta yang dirasakan oleh Reynar pada Reva.  Sudah berkali - kali Reynar mencoba untuk menerima kehadiran Reva. Bahkan Reva sangat dekat dengan keponakannya, Felicia. Reva begitu perhatian pada Felicia sering mengajak keponakannya bermain ataupun jalan - jalan. Meskipun, Reva sangat sombong, arogan, dan sangat egois, tapi ada sisi baik dari Reva yang mungkin tidak semua orang mengetahuinya, tapi ia tahu. Sekarang wajah tunangannya tersebut tampak cemberut jika keing
Read more
Pertengkaran Dua Wanita
 Suara gaduh terdengar di lantang saling menyahut memekakan telinga bagi yang mendengarnya. Seorang wanita berpenampilan seksi dengan polesan make up semakin menunjang penampilannya yang cantik mengeluarkan kata - kata kasar dan umpatan pada wanita lain yang juga membalas tatapannya tak kalah lantangnya. Bagaikan dua singa betina yang siap saling menerkam tak mau kalah.    Dua wanita cantik itu tidak ada yang mau mengalah saling mempertahankan argumen yang menurut mereka benar. Membuat salah satu wanita semakin berang dan ingin mencakar wanita yang lain.       "Dengar yaa kamu wanita murahan, aku ini Reva
Read more
Berterus Terang
Setelah dari apartemen Reva, Reynar kembali ke Villa Rose. Ia mengkhawatirkan keadaan Alana. Sesampainya di Villa Rose, Wildan dan Nina sudah menyambutnya. "Bagaimana keadaan Lana?" tanya Reynar."Nona Alana sudah tidur Tuan," jawab Nina."Apa dia menangis?" "Iya Tuan, tapi sekarang sudah tidak lagi." “Wildan panggilkan semua penjaga.” “Baik Pak.” Hary, Fajar, dan Irfan sudah di hadapan Reynar. Ia akan memberikan instruksi agar siapapun tidak boleh masuk ke dalam Villa Rose meskipun itu Reva. Semua dilakukannya demi melindungi Alana. “Kalian jaga Villa Rose. Jangan biarkan siapapun masuk ke dalam Villa, siapapun itu termasuk Reva. Kalau bodyguard Reva memaksa untuk masuk ke dalam kalian lakukan segala cara untuk menghalangi si Indra masuk! Hajar saja si Indra itu bila dia tetap memaksa masuk,” titah Reynar. “Siap Tuan,” ucap Hary, Fajar, dan Irfan serempak. "Dan untuk kamu, Nina tugasmu segera hubungi Wildan saat Reva dan Indra mencoba mengganggu Alana dan lindungi Alana da
Read more
Pergi Dari Villa Rose
Nina menyiapkan semua barang-barang yang diperlukan Alana untuk pindah ke rumah Reynar. Alana juga ikut membantu Nina memasukan barang-barang di dalam koper. "Kita mau ke mana, Nin?” tanya Alana penasaran. “Pindah dari Villa Rose, Nona,” ucap Nina. "Pindah dari Villa, Nona. Keadaan Anda bisa dalam bahaya jika masih berada di Villa ini." "Iya sih. Hmm, Nina aku mau nanya sesuatu deh.” “Tanya apa Lan?” Nina masih sibuk dengan pakaian-pakaian Alana. “Hmm, Nin. Apa kamu tahu kalau Kenneth sudah memiliki tunangan?" Nina menoleh ke arah Alana. Mendengar pertanyaan Alana, ia menjadi gugup sendiri, tapi berusaha untuk tetap tenang. “Aku ga tau sih Lan. Aku juga baru kerja kan di sini,” ucap Nina berbohong. “Masa sih.” Alana menatap Nina curiga. “Astaga Lana. Mau si Reva itu tunangannya atau bukan, tapi Tuan Reynar ‘kan hanya peduli sama kamu. Buktinya selalu aja bela kamu loh, bahkan mati-matian melindungi kamu. Itu point paling penting.” “Tapi, tetap aja aku ga suka kayak git
Read more
Penculikan
Reynar dan Yudi sedang berbincang-bincang membicarakan tentang keamanan untuk menjaga Alana. Ia berniat untuk menyewa bodyguard untuk menjaga Alana. “Kamu memang tidak salah memilih teman, Rey. Perusahaanku memang ahlinya dalam keamanan,” ucap Yudi. “Ga usah terlalu berlebihan. Aku sudah tau itu,” ujar Reynar. “Hahaha, biasalah Rey promosi tipis-tipis.” “Tipis-tipis yaa tipis-tipis asal ga setipis tempe goreng aja.” “Kalau masalah tipis kayak tempe goreng malah enak Rey jadi kriuk.” “Ada aja caramu membalas semua omonganku.” “Ada dong namanya juga Yudi,” ucap Yudi sambil menaik turunkan alisnya. “Lalu kapan kamu membutuhkan bodyguard untuk Lana.” “Kapan lagi kalau bukan sekarang, masa nunggu tahun depan. Bisa-bisa lumutan aku.” “Beuh… sensi amat sih kayak test pack.” “Jangan banyak bicara deh. Apa aja yang bisa kamu tawarkan untuk bodyguard. Yaa, aku harus mengakui kalau perusahaan keamanan mu memang mumpuni buktinya Lana bisa kamu bawa kabur dari Villa Rose.” “Yah, dia bah
Read more
Mencari Alana
Wildan masih berada di rumah sakit menjaga Nina yang sudah sadarkan diri. Wildan merasa sangat bersalah pada Nina. Ia sudah memberitahukan pada Reynar tentang keadaan Nina yang mengalami keguguran. Awalnya, Reynar bingung siapa yang menghamili Nina, tapi melihat Wildan yang tampak sangat khawatir keadaan Nina jadi mengerti kalau Wildan lah yang bertanggung jawab. Reynar tidak mempermasalahkan Wildan menjaga Alana dan Hary, bahkan ia tidak ambil pusing dengan keadaan Nina dan Hary. Baginya sekarang keberadaan Alana jauh lebih penting. Ia sudah mencoba menghubungi telepon genggam Reva, tapi tidak aktif. ***3 hari kemudianSetelah tiga hari belum kehilangan jejak Reva dan Alana, akhirnya ia mendapatkan informasi tentang keberadaan Alana. Yudi memimpin misi penyelamatan Valencia. “Rey, kamu jangan gegabah dan kontrol emosimu,” ucap Yudi saat berada di dalam mobil. “Tapi ini menyangkut Alana bagaimana aku bisa mengontrol emosiku,” ujar Reynar. “Kalau kamu emosi terus melakukan tindak
Read more
Bertemu Pak Tua
Keesokan harinya di rumah sakit Alana terbangun dari tidurnya, ia merasakan beda sakit seluruh badannya dan di saat ingin bergerak ia merasakan tangannya ada yang memegangnya. Rasa sakit kembali menyusup di dalam hatinya, ia merasa sangat bersalah pada Reynar. Semua yang dialaminya dampak dari perbuatan Sinta. Seandainya, ia tidak mabuk dan menyetir mobilnya sendiri tentu semua kejadian ini tidak akan pernah terjadi. Ia masih bersama orang tua nya dan mungkin saja ia sudah lulus kuliah. Sekarang ia merasa sangat malu dan tak punya muka lagi untuk bersama dengan Reynar. Merasakan ada pergerakan Reynar terbangun. Ia menatap Alana dengan khawatir. “Aku panggilan dokter ya.” "Ga usah. Aku baik-baik saja," tolak Alana. Reynar menatap Alana dengan seksama. Ia memperhatikan wajah wanita yang dicintainya. Wajah Alana masih pucat dan tampak sayu. “Aku baik-baik saja Rey. Ga usah memanggil dokter,” ucap Alana lagi. “Ini bukan masalah kamu merasa baik-baik saja, tapi memang kamu haru
Read more
Yudi dan Julia
Mata Yudi terbelalak menatap wanita yang sedang meringis kesakitan sambil memegang kepalanya. “Kamu!” Seru Yudi tak percaya. “Hai Om,” sapa Julia.” "Ngapain kamu naik mobilku?" tanya Yudi dengan tak percaya. "Aku menumpang di mobilnya, Om. Aduh sakit loh Om kepalaku, kalau nyetir itu pelan-pelan Om, kayak balapan aja sih," keluar Julia. “Kamu ngapain numpang di mobilku. Keluar!" “Iya ... iya, aku keluar, tapi minta uang ya." Yudi menatap wanita calon istri Papanya dengan heran. "Ngapain minta uang sama aku, sana minta sama calon suamimu." "Idiih, mana mau aku nikah sama kakek - kakek tua itu. Mana kejam dan jahat lagi. Geli deh." "Terus kamu pikir aku itu baik? Yang kamu bilang kakek - kakek tua itu Papaku, loh." "Aku tahu kalau Om ini anaknya, tapi Om berbeda, Om itu baik." "Tahu dari mana aku baik?" "Om itu baik. Buktinya tadi Om menentang pernikahan menjijikkan itu, 'kan?" "Baru kamu yang bilang aku baik," gumam Yudi dengan pelan.
Read more
Meminta Bantuan Yudi
Di saat Alana sibuk dengan pemikirannya untuk pergi dari kehidupannya Reynar dan terlintas di dalam benaknya tentang meminta tolong pada Yudi, tiba-binti pintu kamar rawatnya terbuka. Betapa takjubnya Alana saat melihat kedatangan Yudi yang tampak bersinar seakan sebuah jawaban dari pertanyaannya.Mungkin aku bisa minta tolong Yudi untuk membantuku. Alana membatin.Kedatangan Yudi diiringi oleh Reynar dari belakang membuat sinar yang menyelimuti Yudi seakan sirna. Niatnya untuk memberitahukan tentang rencananya pada Yudi harus ditunda dulu demi semuanya menjadi lancar. Ia harus melakukan itu semua demi bayi dalam kandungannya. “Hai Lana. Gimana keadaanmu?” tanya Yudi. “Baik,” jawab Alana dengan wajah datar. Berbeda dengan Yudi yang tampak sumringah Reynar malah memperhatikan reaksi Alana. Bahkan Alana tidak mau melihatnya dan terlihat dingin padanya. Ia menjadi resah sendiri. Di dalam pikirannya, apakah Alana sudah tahu siapa dirinya yang sebenarnya sehingga Alana menjadi acuh. “K
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status