Semua Bab Cinta Untuk Ayah Keponakanku: Bab 11 - Bab 20
57 Bab
Ketegangan Antara Carlos dan Ibunya
“Saya minta maaf kalau sikap saya tadi tidak berkenan di hati Bu Victoria,” kata Miranda sepenuh hati. “Bukan maksud saya menyinggung perasaan Ibu. Saya justru merasa kagum dengan keanggunan yang terpancar dari diri Ibu dan….”“Sudahlah,” potong Victoria tak sabar. “Tidak usah berbelit-belit. Tolong jelaskan saja, bagaimana kamu bisa membujuk anakku sampai membeli ruko yang harganya di atas harga pasar? Ini sama sekali bertolak-belakang dengan kebiasaan Carlos. Membeli properti tanpa menawar terlebih dahulu. Didikan saya terhadap anak saya selama ini tidak seperti itu!”Lagi-lagi Miranda terkesiap. Perempuan ini luar biasa, komentar gadis itu dalam hati. Dari luar tampak begitu anggun dan berpendidikan. Tapi ternyata lidahnya tajam sekali. Kalau dia memang keberatan anaknya membeli ruko itu dengan harga tinggi, kenapa setuju saja diajak ke kantor notaris ini untuk menyaksikan penandatanganan akta jual-beli?! Dasar nggak waras. Untung pihak penjual sudah pulang. Kalau nggak, mereka bi
Baca selengkapnya
Taman Flora
Pada suatu hari Miranda menjemput keponakannya lebih awal di daycare. Joy yang digandeng gurunya turun dari lantai dua tampak gembira menyambut kedatangan tantenya tersebut.“Akhirnya Tante Mira bisa juga menjemput Joy lebih awal. Hehehe…,” komentar anak cerdas itu sambil tersenyum lucu.Miranda tergelak mendengar gurauan keponakan kesayangannya itu. Gadis itu membungkukkan badannya lalu mencium kedua pipi bulat si bocah. Joy meringis kegelian.“Pekerjaan Tante hari ini udah selesai. Jadi langsung ke sini jemput kamu, Sayang,” ujar gadis itu menjelaskan.Digamitnya lengan sang keponakan. Dia lalu berpamitan pada guru yang mengantar Joy. Demikian pula anak laki-laki itu dengan riang mengucapkan sampai jumpa besok pada perempuan dewasa berkuncir ekor kuda tersebut.Begitu duduk di dalam mobil, Joy langsung bertanya, “Kita mau pergi ke mana dulu, Tante? Masa langsung pulang ke rumah?”Dahi Miranda mengernyit. “Kalau nggak pulang ke rumah, terus mau ke mana, Nak? Besok kamu kan masih haru
Baca selengkapnya
Panggil Aku Carlos
Senyuman hangat merekah di wajahnya yang tampan. Kelihatan sekali pria itu senang bertemu Miranda lagi. Si gadis menyambut keramahan kliennya itu dengan sikap ceria.“Halo, Pak Carlos. Nggak nyangka saya bisa ketemu Bapak di sini. Hehehe…,” ucap Miranda riang.“Saya sering datang berkunjung ke taman ini, Mir,” kata kliennya memberitahu. “Mengingatkan saya pada taman kota yang dulu suka saya datangi di Australia. Memang di sana lebih besar dan bagus, sih. Tapi dibanding dengan taman-taman lainnya di kota ini, Taman Flora ini kondisinya menurutku paling ok sih, buat refreshing. Hehehe….”Belum pernah Miranda melihat pembawaan Carlos serileks ini. Pria itu kelihatan begitu nyaman berada di taman yang rimbun ini. Penampilannya masih semi formal seperti biasanya. Barangkali dia baru pulang dari kantor, tebak gadis itu dalam hati.“Lho, Tante Mira kenal sama Om ini?” tanya Joy menyela percakapan dua insan tersebut.Si tante mengangguk mengiyakan. Dia lalu menjelaskan, “Om Carlos ini salah s
Baca selengkapnya
Semakin Terpesona
“Kenapa, Mir? Aneh ya, kalau manggil aku pakai nama langsung? Hahaha….”Derai tawa Carlos terdengar merdu di telinga gadis itu. Gila, kok tiba-tiba orang ini jadi kelihatan menarik gini, ya? batin Miranda tak habis pikir. Apa gara-gara sikapnya begitu manis pada Joy sehingga bikin aku terpikat begini?Tiba-tiba mata gadis itu melotot. What?! Aku terpikat sama orang kaya sombong ini?! jeritnya dalam hati.“Jangan melotot gitu dong, Mir. Serem tahu. Hahaha….”Miranda jadi salah tingkah. Wajahnya merah padam. Ya, Tuhan, keluh gadis itu dalam hati. Aku kok jadi kayak gadis puber yang jatuh cinta!“Tante Mira!”Seruan Joy membuat si tante terkejut. Bocah itu tertawa geli. “Kacang panjang Joy sudah habis. Bisa minta punya Tante?”“Oh, ya. Ini, Joy,” jawab Miranda seraya menyodorkan semua kacang panjang di tangannya.Tindakan gadis itu diikuti oleh Carlos. Pria itu memberikan sejumlah kacang panjang kepada anak laki-laki yang bari dikenalnya tersebut.“Nanti kalau sudah habis, minta lagi sam
Baca selengkapnya
Diajak Bertemu Lagi
Alangkah terkejutnya gadis itu melihat nama yang tertera pada layar perangkat komunikasinya itu. Carlos Martin! serunya dalam hati. Ada apa dia tiba-tiba meneleponku? Bukankah proses transaksi ruko komplek CBD sudah sepenuhnya selesai? Sertifikat asli sudah selesai balik-namanya. Juga sudah diambil Carlos sendiri di kantor notaris. Hal itu sudah kukonfirmasi langsung lewat telepon pada orang itu sekaligus si asisten notaris. Terus ada hal apalagi yang bikin dia nelepon aku sekarang?“Tante, kok nggak diterima teleponnya?” tanya Joy penasaran. “Udah bunyi berkali-kali, lho.”“Oh, iya. Sebentar,” sahut tantenya singkat. Ditekannya logo bergambar telepon dan berwarna hijau pada layar ponselnya. Lalu dengan nada suara dibuat agak berwibawa, Miranda menyapa orang yang meneleponnya, “Halo, Carlos. Ada yang bisa dibantu?”“Halo, Miranda. Apa kabar?” sahut suara di seberang sana manis sekali. Seandainya dada si gadis dapat dibelah saat itu juga, akan terlihat betapa jantungnya berdetak sa
Baca selengkapnya
Lukas dan Carlos Berhadapan
Pria di hadapannya menghela napas panjang. Lalu dia memberanikan diri menatap Miranda dalam-dalam. Hal itu membuat kakak iparnya tersebut merasa risih. Gadis itu kemudian mengalihkan pandangannya ke arah.lain.Lukas tak putus asa. Diutarakannya isi hatinya. “Sama sekali nggak pernah terpikir olehku untuk mencari mama baru buat anakku. Bagiku kamulah perempuan yang terbaik dalam menggantikan posisi Astrid sebagai ibunya Joy, Mira.”Kerongkongan si gadis tercekat. Nah, lho, cetusnya dalam hati. Lukas udah mulai ngomong yang bukan-bukan. Mati aku!“Seandainya kamu mau memberiku kesempatan kedua, Mira,” ucap laki-laki itu semakin berani. “Akan kubuktikan bahwa aku dengan sepenuh hati akan menjagamu dan Joy seumur hidupku….”Miranda tak tahan lagi. Emosinya naik seketika. Dia bangkit berdiri. Lalu beranjak meninggalkan adik ipar sekaligus mantan kekasihnya itu. Gadis itu merasa tak pantas Lukas mengharapkan kembali cintanya. Dia tak mungkin mengkhianati Astrid. Roh adiknya itu tidak akan t
Baca selengkapnya
Berciuman
“Miranda,” ucap laki-laki konglomerat itu serius.Matanya menatap gadis itu lekat-lekat. Miranda merasa risih. Mereka hanya berdua di dalam mobil sekarang. Tidak ada Joy seperti biasanya.“A…apa, Los?” tanya gadis itu gelagapan.Dia memaksakan diri untuk balas menatap mata kliennya tersebut. Carlos bergerak mendekat. Miranda tersipu malu. Jantungnya berdetak kencang sekali. Gadis itu mulai menyadari bahwa dirinya menaruh hati pada pria ini.“Apa kamu menyukai papanya Joy?” tanya Carlos tiba-tiba.“Hah?! Apa katamu?” respon si gadis geli. Dia tertawa terbahak-bahak. Si pria tak berkedip memandanginya, bahkan sampai menelan ludah. Miranda mirip sekali dengannya kalau tertawa begini, cetus Carlos dalam hati. Digigitnya bibirnya getir. Berusaha menahan sesak yang terasa dalam dada.Melihat reaksi pria itu, Miranda jadi senang sekali. Dipikirnya Carlos cemburu pada Lukas. Gadis itu tersenyum manis. Dengan lembut dia berkata, “Lukas itu suami mendiang adikku, Los. Adik kandungku sendiri. Wa
Baca selengkapnya
Susah Tidur
“Kamu mikirin siapa, Mir? Laki-laki yang terakhir menciummu sebelum aku?” tanya Carlos tanpa tedeng aling-aling. Tatapannya tajam sekali bagaikan pedang yang menghunus ulu hati gadis di hadapannya.Miranda jadi salah tingkah. Dia tak siap dengan semua ini. Memang pria yang semula dianggapnya arogan ini makin lama makin menawan hatinya. Namun gadis itu menyadari bahwa terdapat jurang pemisah yang sangat lebar di antara mereka.Carlos Martin berasal dari keluarga terpandang di kota Surabaya, sedangkan dia hanyalah gadis biasa-biasa saja yang bahkan sudah menjadi yatim piatu sejak usia remaja. Dalam lubuk hatinya yang paling dalam, Miranda sadar betul status sosial ekonominya sangat tidak selevel dengan pria ini.“Kenapa kamu nggak menjawab pertanyaanku, Mir?” cecar Carlos penasaran. “Apakah laki-laki yang kumaksud itu sebenarnya adalah…papanya Joy?”Si gadis tersentak. Ditatapnya Carlos seketika. Sorot mata gadis itu tampak panik. Kerongkongannya terasa tercekat. Lidahnya tak mampu meng
Baca selengkapnya
Pergi Bersama Lukas
Akan tetapi kebutuhan hidup yang besar di kota metropolitan seperti Surabaya membuat gadis itu tak mampu banyak menabung dari penghasilannya sebagai broker properti. Apalagi sebagai marketing profesional dirinya dituntut untuk berpenampilan formal dan rapi setiap kali bertemu klien-klien yang rata-rata berasal dari golongan ekonomi menengah ke atas. Selain itu pekerjaan Miranda yang mobile juga membutuhkan biaya bensin dan pulsa ponsel yang tak sedikit setiap bulannya. Belum lagi kebutuhan Joy yang beragam, seperti biaya sekolah, penitipan anak, dan lain-lain.“Sepertinya tahun ini penuh kejutan buatku,” gumam gadis itu pelan. “Aku bertemu kembali dengan Lukas setelah sekian tahun tak pernah mendengar kabar tentang dirinya. Syukurlah dia mulai bertanggung jawab secara finansial terhadap kebutuhan anaknya. Aku jadi bisa menabung sekarang. Keberuntunganku rupanya tak berhenti sampai di sana. Carlos akhirnya menunjukkan niatnya untuk menjalin hubungan lebih dekat denganku. Dia bahkan sud
Baca selengkapnya
Bertengkar
“Apaan, sih? Bisanya nyindir melulu!” tukas gadis itu sengit.Lukas nyengir menanggapi kegusaran mantan kekasihnya tersebut. Lalu pria itu menghela napas panjang. Sorot matanya perlahan melembut. Tujuannya untuk mengurangi kesewotan Miranda. Dia ingin gadis itu merasa nyaman dengan dirinya seperti sebelum nama Carlos disebut-sebut. Karena sebentar lagi Lukas ingin menanyakan suatu hal yang teramat penting.“Sori sudah bikin kamu kesal, Mira,” sesal Lukas.Miranda diam saja. Dia pura-pura berkonsentrasi lagi pada ponselnya. Sebenarnya gadis itu tidak sedang chat dengan siapapun, melainkan memeriksa list properti-properti yang dipasarkannya di portal jual-beli. Apa ada pengunjung portal itu yang komen atau sekadar melihat-lihat saja. Selain itu dia juga mengecek list properti-properti terbaru yang di-upload oleh staf IT Bu Rosita pada website kantor pemasarannya.Merasa tidak mendapat tanggapan, Lukas kemudian melanjutkan, “Sekali lagi aku minta maaf ya, Mira, kalau kata-kataku tadi bi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status