"Kakak, kumohon. Izinkan aku menikah dengan Mas Lukas,” pinta Astrid sambil menangis tersedu-sedu. Miranda shock sekali sampai tak sanggup berkata-kata. Bagaimana mungkin adik kandungnya sendiri ingin merebut kekasihnya?! Miranda dan Astrid adalah kakak-beradik yatim piatu. Ketika sang adik divonis menderita leukimia, gadis itu mengajukan permintaan yang sulit dikabulkan Miranda. Namun demi membahagiakan Astrid di sisa hidupnya, gadis itu terpaksa membujuk Lukas, sang kekasih, untuk menjadi adik iparnya. Pemuda itu akhirnya setuju. Namun saat Astrid hamil enam bulan, dia menghilang tanpa jejak. Miranda akhirnya kembali demi menemani adiknya tercinta. Astrid meninggal dunia setelah melahirkan seorang putra yang diberi nama Joy. Bertahun-tahun kemudian Lukas hadir kembali dalam kehidupan Miranda. Ia menceritakan alasan kenapa pergi meninggalkan Astrid. Laki-laki itu kembali mendekati Miranda. Sementara itu ada seorang pria kaya bernama Carlos yang juga menyukai gadis itu. Siapakah yang akan dipilih Miranda untuk menjadi pendamping hidupnya sekaligus sosok ayah yang baik bagi Joy, keponakannya tercinta?
view more“Halo?”
“Halo, dengan Ibu Miranda saya bicara?”
“Betul. Bisa dibantu, Pak?”
“Saya sekarang berada di depan ruko tiga lantai yang dijual atau disewakan di komplek CBD. Rukonya menghadap ke jalan raya. Pada spanduknya tertera nama dan nomor telepon Anda. Berapa harga jual dan sewa ruko ini, Bu?”
Broker properti yang bernama Miranda itu menyebutkan nominal yang dikehendaki si pemilik ruko.
“Wow, tinggi juga, ya?” komentar peneleponnya. “Ngomong-ngomong, berapa luasnya? Sertifikatnya apa?”
“Sertifikatnya Hak Guna Bangunan, Pak. Maaf, dengan Bapak siapa saya bicara?”
“Saya Carlos. Apakah sertifikatnya bisa ditingkatkan menjadi Hak Milik?”
“Maaf, Pak Carlos. Karena itu kawasan komersial, jadi menurut peraturan pemerintah sertifikatnya harus Hak Guna Bangunan. Bisa diperpanjang setelah tiga puluh tahun kok, Pak.”
“Begitu, ya. Hmm…, berapa luas ruko ini?”
“Luas ruko itu….”
Gadis itu menyebutkan luas ruko yang sudah hampir dua tahun tidak laku tersebut. Mudah-mudahan Pak Carlos ini calon pembeli atau penyewa serius, batinnya harap-harap cemas. Sungkan juga aku sama si pemilik kalau rukonya tak juga mendapatkan penawaran.
Banyak sekali orang yang menelepon Miranda menanyakan properti yang dipasarkannya itu. Mulai dari calon pembeli langsung, broker lain, maupun makelar yang bekerja secara independen. Pun sudah belasan klien yang datang masuk ke dalam dan melihat-lihat, namun belum seorang pun yang menyatakan keseriusan minatnya.
Miranda sampai merasa heran sendiri. Padahal harganya sesuai pasaran. Lokasinya juga strategis menghadap jalan raya. Tempat parkirnya luas. Pengamanan komplek tersebut juga termasuk ketat. Ruko-ruko deretan bahkan belakangnya telah terjual semua. Beberapa malah sudah beroperasi. Ada yang dibuat kantor, rumah makan, tempat refleksi, dan lain sebagainya.
Tinggal satu ruko yang terletak di tengah-tengah ini yang belum ketemu jodohnya. Gadis itu sampai merasa tidak enak dengan pemilik ruko tersebut. Kliennya itu dulu membeli darinya saat ruko tersebut masih belum dibangun. Jadi orang itu cuma melihat lokasi dan dijelaskan berdasarkan gambar denah. Berbekal pengetahuannya yang luas mengenai dunia properti, Miranda berhasil meyakinkannya untuk membeli buat investasi.
Tanpa terasa satu tahun berlalu. Komplek ruko CBD tersebut akhirnya berdiri dengan megah. Semua unit telah terjual. Dalam hitungan bulan bangunan-bangunan komersial itu telah berhasil disewakan atau bahkan dijual lagi kepada pihak lain. Hanya satu ruko ini yang tersendat-sendat pemasarannya. Dalam dua tahun tidak pernah ada orang yang menawar untuk membeli ataupun menyewanya!
“Kapan saya bisa melihat-lihat ke dalam ruko ini, Bu Miranda?” tanya orang bernama Carlos itu ingin tahu. “Apakah Anda sekarang sedang berada di sekitar sini?”
Miranda yang sedang berada di kantornya melirik ke arah jam dinding. Jam empat sore, cetusnya dalam hati. Kalau aku berangkat ke sana sekarang maka akan terlambat menjemput Joy di daycare. Tapi kalau kesempatan ini kulepaskan, kok sayang sekali, ya. Takutnya Pak Carlos nanti keburu tergoda dengan ruko lain. Aduh. Gimana ini?
Akhirnya gadis itu memantapkan hatinya untuk mengambil keputusan. “Saya sekarang berada di kantor, Pak Carlos. Kalau Bapak bersedia menunggu, sekitar setengah jam lagi saya tiba di sana. Bagaimana?” tanyanya harap-harap cemas.
“Ok, saya tunggu Anda di depan ruko. Sampai jumpa.”
“Sampai ketemu, Pak Carlos.”
Done, batin gadis itu kegirangan. Ya Tuhan, semoga ini orang yang Kau kirimkan untuk membeli atau menyewa ruko itu. Amin.
Miranda segera membereskan meja kerjanya sambil menelepon seseorang. Terdengar suara di seberang sana menyapa halo.
“Halo, saya tantenya Joy,” jawab gadis itu segera. “Mohon maaf. Ada urusan mendesak yang harus saya selesaikan. Bisakah Joy saya jemput agak terlambat nanti? Sekitar jam setengah enam petang gitu.”
Suara di seberang sana berkata tidak apa-apa. Miranda menghela napas lega.
God bless me, batin gadis itu penuh rasa syukur. Setelah mengucapkan terima kasih, diakhirinya pembicaraan di telepon. Miranda langsung ngibrit meninggalkan kantornya. Dia harus segera berangkat supaya kliennya tidak menunggu terlalu lama.
***
“Bagaimana Mas Carlos? Cocok tidak rukonya?” tanya gadis itu begitu kliennya selesai melihat-lihat ruko yang dipasarkannya.
Kini Miranda merubah panggilannya menjadi Mas. Bukan Bapak seperti waktu di telepon tadi. Karena kliennya itu ternyata masih muda.
Paling umurnya baru dua puluh enam atau dua puluh tujuh tahun, batin gadis itu menerka-nerka. Cakep dan gagah banget orangnya. Rambut pendeknya disisir ke bawah ala artis cowok Korea. Kemeja putih kotak-kotak biru yang dipakainya pas banget melekat di badannya yang atletis. Ccck, ccck…. Sandainya setiap hari ketemu klien kayak gini, pasti indah hari-hariku. Hehehe….
“Saya suka, sih. Cuma harganya kok mahal sekali, ya?” komentar pemuda itu sambil mengernyitkan dahi.
Miranda tersenyum simpul. Sudah biasa kalau calon pembeli berakting seperti ini, batin gadis itu. Lagu lama.
“Boleh tahu ruko ini rencananya akan dibuat usaha apa, Mas Carlos?” tanya gadis itu mencoba menggali kebutuhan kliennya. Gunanya supaya dia bisa menunjukkan keunggulan properti yang bersangkutan dalam menopang bisnis si klien.
“Bisnis roti Martin Bakery.”
Miranda terperanjat. Siapapun yang tinggal di kota Surabaya pasti mengenal toko roti ternama itu. Martin Bakery merupakan salah satu perusahaan yang turun-temurun di kota ini. Roti-roti buatannya merupakan produk kelas menengah ke atas dan tak pernah sepi pembeli. Outlet-outlet-nya bertebaran di kota ini. Beberapa tahun terakhir bahkan merambah kota-kota besar lainnya di pulau Jawa.
Apakah ini Carlos Martin, pewaris tunggal Martin Bakery? tanya Miranda dalam hati.
Keluarga Martin memang salah satu orang kaya lama yang tak suka diekspos media. Hampir tak pernah terdengar desas-desus tentang keluarga itu. Yang dikenal warga kota ini adalah perusahaan rotinya yang merupakan salah satu kuliner kebanggaan Surabaya.
“Hmm, maaf. Apakah sekarang saya sedang berhadapan dengan Mas Carlos Martin, pemilik Martin Bakery?” tanya gadis itu memberanikan diri.
Baginya pengetahuan mendalam tentang jati diri klien adalah suatu keharusan. Tujuannya supaya dia dapat menemukan properti sesuai kebutuhan orang yang bersangkutan.
Pemuda itu terkekeh. “Apalah arti sebuah nama,” cetusnya sinis. “Pentingkah status saya sebagai Carlos Martin? Bukankah yang penting Anda berhasil menjalankan transaksi dengan klien?”
Dada Miranda bagaikan dihujam sebilah pisau yang tajam sekali. Luar biasa angkuh orang ini, batinnya kesal. Aku kan bertanya baik-baik. Kenapa dijawab sesinis itu?!
Gadis itu sekarang menyesal telah memprioritaskan bertemu Carlos daripada menjemput keponakannya di tempat penitipan anak. Maafkan Tante Mira, Joy, batinnya merasa bersalah. Mudah-mudahan kamu nggak bosan nunggu lama di daycare, ya.
Menyaksikan lawan bicaranya diam saja, Carlos akhirnya berkata, “Hari sudah sore. Saya pulang dulu. Tentang ruko ini, akan saya pertimbangkan lagi. Terima kasih banyak sudah meluangkan waktu menemani saya melihat-lihat. Selamat sore, Bu Miranda.”
Memangnya aku ibumu?! jerit gadis itu dalam hati. Biasanya orang-orang memang memanggilnya dengan sebutan Ibu kalau berbicara di telepon. Tapi begitu bertemu muka dan melihat dirinya masih muda, mereka kerap merubah panggilan dengan sebutan Mbak Miranda.
Miranda merasa hidupnya bagaikan mimpi. Semuanya berjalan begitu cepat. Perkawinannya dengan Carlos, KDRT yang dialaminya, musibah keguguran yang menimpanya, tuntutannya terhadap sang suami atas tindak pidana kekerasan, dan yang terakhir adalah perceraiannya dengan konglomerat muda tersebut.Wanita itu menghela napas panjang. Dia sudah hidup berdua lagi dengan Joy di rumah lamanya. Kembali menjalani kehidupan mereka sebelum dirinya menikah dengan Carlos. Setiap pagi mengantarkan keponakannya itu ke sekolah sekaligus tempat penitipan anak. Lalu dia melanjutkan hari dengan bergelut dalam kesibukan sebagai broker properti.Rosita, pemilik kantor pemasaran properti tempatnya bekerja, tidak banyak bertanya tentang perceraiannya. Demikian pula dengan rekan-rekannya sesama broker properti. Mereka memahami bahwa pasti ada alasan serius yang membuat Miranda melepaskan diri dari keluarga Martin. Tak mudah mendapatkan hati seorang konglomerat muda seperti Carlos Martin. Kalau sampai Miranda tak
Keinginan Miranda dipenuhi oleh Victoria. Putranya itu diperiksa kondisi kejiwaannya oleh Dokter Asih. Hasilnya ternyata Carlos mengalami gangguan jiwa berat. Kombinasi antara depresi dan bipolar. Oleh karena itulah sikap pria itu tidak konsisten, terutama terhadap istrinya sendiri. Terkadang dai dapat bersikap sayang sekali, tapi tak jarang berubah menjadi acuh tak acuh. Demikian pula dia dulu tak segan-segan melakukan kekerasan fisik dan mental terhadap Miranda ketika naik darah waktu mengetahui Lukas berenang di kolam renang rumah mereka.Tuntutan kasus KDRT terhadap Carlos dicabut oleh Miranda. Wanita itu benar-benar menepati janjinya untuk tak menggugat harta gono-gini dalam gugatan cerainya. Victoria menghargai tindakan menantunya tersebut. Diam-diam dia meminta pengacaranya untuk menggunakan segala cara demi mempercepat persidangan hingga Miranda segera putus hubungan dengan keluarga Martin.Winda, kuasa hukum Miranda yang mencurigai hal itu kemudian memberitahu kliennya. Miran
Kata-kata kuasa hukumnya itu membuat harga diri Victoria tersentuh. Itulah sebabnya wanita itu mengikis egonya hingga bahkan merendahkan dirinya dengan menemui sang menantu di tempat tinggalnya.Victoria datang berdua dengan Ridwan. Miranda sendiri telah siap menghadapi kedua tamu spesialnya itu dengan didampingi oleh Dokter Asih dan seorang wanita paruh baya yang merupakan kuasa hukumnya. Nama pengacara itu adalah Winda, rekanan Dokter Asih yang berpengalaman menangani kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan.Kedua belah pihak saling bersalaman ketika bertemu. Hanya Victoria dan Miranda yang tidak. Wajah kedua wanita itu terlihat kaku sekali saat berhadapan. Bahkan Victoria sengaja tak memandang ke arah menantunya itu. Saking dia membutuhkan kerja sama Miranda demi kebebasan Carlos. Jika tidak, najis sekali baginya menginjakkan kaki di rumah ini!Miranda sendiri dengan gagah menengadahkan wajahnya dan menatap sang ibu mertua. Bagaimanapun dia adalah tuan rumah ini, wajib memperlak
Miranda dimintai keterangannya di kantor polisi, sedangkan Carlos yang menjadi tersangka pelaku kekerasan dijebloskan ke dalam sel tahanan. Laki-laki itu berteriak-teriak histeris bagaikan orang gila.“Lepaskan aku! Berani-beraninya kalian menangkapku. Kalian tidak tahu siapa aku? Aku ini Carlos Martin, pemilik Martin Bakery. Siapa pejabat di kota ini yang tidak kenal aku? Bahkan atasan kalian pun akan menghukum kalian semua jika tahu aku diperlakukan seperti ini!”Dokter Asih geleng-geleng kepala melihat kelakuan suami pasiennya itu. Orang kaya yang berakal sehat tidak akan membuka jati dirinya sefrontal itu di hadapan penegak hukum. Biasanya justru akan bersikap tenang dan bahkan tak mengeluarkan sepatah katapun sampai kuasa hukum datang mewakili dirinya.Perilaku Carlos yang emosional itu menunjukkan ketidakstabilan mentalnya. Oleh karenanya diperlukan observasi psikologis yang mendalam untuk mendukung pemeriksaan kepolisian lebih lanjut.Sementara itu Victoria sendiri dibawa ke
Tiba-tiba Victoria yang sejak tadi diam saja bangkit berdiri dan berteriak keras sekali, “Cukup, Miranda! Berani-beraninya kamu bersikap tidak sopan di depan suamimu sendiri. Kamu lupa siapa Carlos Martin? Dia ini adalah pewaris tunggal keluarga Martin yang terpandang. Siapa yang tidak kenal bisnis Martin Bakery yang sangat luas jaringannya? Dasar kamu ini kacang lupa kulitnya. Dengar ya, Miranda. Kamu ini bukan siapa-siapa kalau tidak menikah dengan putraku!”Sang menantu menyeringai sinis. Ditatapnya ibu mertuanya itu dengan berani. “Nyonya Victoria Martin, saya memang bukan berasal dari keluarga terpandang. Saya ini cuma seorang perempuan pekerja keras yang kebetulan dipertemukan dengan seorang pemuda kaya raya, yaitu putra Anda si Carlos Martin. Semula saya kira dia laki-laki yang baik, terhormat, dan mempunyai integritas. Sayang sekali dugaan saya salah besar. Seandainya orang-orang di luaran sana tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam perkawinan kami, mereka pasti mendukung penu
“Enak sekali ikan salmon panggang ini, Mir. Saos madu lemonnya meresap dengan sempurna. Membuat ikannya terasa moist, manis, dan segar. Hmm…, Mama bisa makan banyak, nih. Hehehe…,” puji Victoria saat makan siang bersama Miranda dan Carlos esok siangnya.Sang menantu tersenyum senang mendengar pujian ibu mertuanya tersebut. Tak sia-sia dia mencari ikan salmon dengan kualitas terbaik. Juga meminta koki rumahnya memasak ikan super mahal itu sesuai kegemaran Victoria. Si koki sampai membuat menu itu sebanyak dua kali untuk dicicipi rasanya oleh Miranda. Pada upaya yang terakhir sang nyonya rumah akhirnya merasa puas dan meminta agar menu tersebut dibuat agak banyak sebagai hidangan utama makan siang hari ini.“Ibu Victoria perfeksionis sekali orangnya. Apalagi ikan salmon adalah makanan favoritnya. Beliau sudah pernah menikmati kelezatan ikan itu dengan berbagai cara penyajian. Jadi saya harap menu kreasi Anda nanti tidak mengecewakan, bahkan kalau bisa justru membuat mama mertua saya it
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments