All Chapters of Pilihan Kedua: Chapter 21 - Chapter 30
34 Chapters
Bab 21
Ubud Palace atau yang biasa dikenal dengan Puri Saren Agung adalah istana yang menjadi tempat tinggal para raja dahulu. Bangunan ini kental akan seni dan budaya Bali. Selama tahun 1930-an Bali menjadi saksi bisu gelombang pengunjung luar negeri yang signifikan. Gelombang wisata pertama di fokuskan di Ubud di bawah kepemimpinan Tjokorde Gede Agung Sukawati yang sangat mahir berbahasa Inggris dan Belanda. Ia juga lah yang berinisiatif mengundang komposer artis terkenal Walter Spies untuk tinggal dan bekerja di Ubud. Lalu setelahnya beberapa seniman asing seperti Rudolf Bonnet dan Willem Hofker mulai bergabung untuk menghadirkan seni lukis modern. Mulailah kabar tentang keindahan Ubud yang mempesona menyebar dan menjadi tuan rumah dari wajah-wajah terkenal seperti Noël Coward, Charlie Chaplin, H.G Wells dan antropolog terkenal Margaret Mead. Pada tahun 1936, asosiasi pelukis yang di namai Pita Maha mulai terbentuk, hasil kolaborasi antara Tjokorde Gede Agung, Walter Spies, Rudolf Bonnet
Read more
Bab 22
Apa kalian pernah merasakan ingin membenci seseorang, tapi berakhir dengan meragukan perasaan tersebut? Aku sedang merasakan hal tersebut. Aku sangat ingin membenci Erlangga, tapi sepertinya aku harus menjadi orang munafik ketika bersamanya. Apa kalian tahu isi perbincangan kami di warung makan tadi? Aku tak ingin menceritakan hal ini sebenarnya, tapi aku ingin berbagi dengan orang lain. Jika Lucas ada bersamaku sekarang, maka aku akan dengan semangat menceritakan hal ini. “Aku tertarik padamu,” ucapnya. Tanpa kalimat pembukaan, atau setidaknya ia harus mengawalinya dengan sesuatu yang lebih lembut. “Lalu?” Aku membalasnya dengan tak kalah sarkas. “Kamu tak memiliki reaksi lain?” Aku mengangkat alis, kali ini benar-benar tak mengerti dengan jalan pikirannya. Aku bahkan tak tahu harus membalasnya seperti apa. “Aku benar-benar serius,” lanjutnya. Raut wajahnya memang menunjukkan keseriusan, tapi apa aku harus percaya? “Itu alasan kamu minta nomor aku secara paksa ke Galang?” “Kare
Read more
Bab 23
Aku sudah menceritakan tentang Erlangga pada Lucas. Aku tak bisa menahan kekesalanku seorang diri, dan Lucas adalah orang yang paling cocok untuk itu. Karena aku tak punya teman berbagi yang lain sebenarnya. Lucas memintaku untuk sedikit mempercayai Erlangga, karena kita tak bisa menilai seseorang hanya karena ia mengingatkan kita pada masa lalu yang ingin di lupakan. Aku mengiyakan, tapi aku tetap tak bisa begitu mudah mempercayai Erlangga. Apa jaminan dari aku yang mempercayai Erlangga? Jika ada yang akan menjamin hatiku akan baik-baik saja jika mempercayai Erlangga maka aku akan mengambil resiko. “Kamu gak bisa nyamain dia sama Ritchie gitu aja, gimana kalau dia bener-bener serius suka sama kamu,” ucapnya. Masih mencoba untuk meyakinkan hatiku. Percayalah, hatiku sudah sangat sulit mempercayai lelaki dan cinta, serta ucapan mereka yang mengatakan kalau mereka serius atau mereka menyukaiku. Aku tak peduli jika mereka bilang aku berpikir terlalu dangkal, aku memiliki trauma sendir
Read more
Bab 24
Aku selalu bersyukur dengan kehadiran Lucas, di manapun itu. Walaupun obrolan kami tak berjalan baik kemarin, tapi ia menepati janjinya untuk kembali ke Bali lagi. Yang lebih terpenting dari kejadian tadi sore adalah, aku juga berpapasan dengan Erlangga yang akan segera meninggalkan resort. Jika tak mengingat aku sedang berada di lingkungan kerja, maka aku akan memeluk Lucas begitu saja.Aku bahkan bisa melihat dengan jelas bagaimana perubahan raut wajah Erlangga ketika melihat senyumku pada Lucas. Aku tak tahu apa yang terjadi padaku, tapi aku sangat ingin membuatnya cemburu. Itupun jika ia merasakannya, yang kuyakin seratus persen ia tak merasakannya. Mungkin ia hanya kaget bahwa aku bisa sangat manis bersama pria lain, tapi tidak dengannya.Yang paling terpenting dari semua itu, aku sangat yakin besok akan timbul gosip baru yang mengatasnamakan diriku. Yah, aku sudah terbiasa dengan hal itu. Apa tidak ada wartawan infotainment yang ingin mewawancaraiku? Aku yakin bisa menimbulkan i
Read more
Bab 25
Aku memutuskan untuk mengambil cuti selama tiga hari untuk menemani Lucas dan Ina di Bali. Ini pertama kalinya selama enam bulan kami bisa berjalan-jalan seperti ini, dan aku memang butuh orang seperti mereka untuk mencerahkan hariku yang suram. “Kamu bahagia di Bali?” Ina bertanya padaku ketika kami mendudukkan diri di pasir pantai Kuta. Sebentar lagi kami akan melihat matahari terbenam, dan Lucas sedang membelikan kami cemilan serta air kelapa. “Aku ngerasa bakal ada kejadian buruk di sini, tapi ya, aku bahagia. Kalau memungkinkan aku akan lari lagi, luar negeri mungkin?” Aku sudah menceritakan tentang Clarissa pada Ina dan juga Lucas. Perjuanganku mencapai posisi manajer walau aku tak menginginkannya, dan juga Erlangga. Sampai saat ini, pikiran tentang Erlangga sangat menggangguku. Aku tak tahu apa yang terjadi, tapi aku merasa ini akan buruk. “Nyebelin, ya? Pasti dia gabungan Tsania sama Bella, atau mereka belum puas mojokin kamu di Batam, jadi mereka bikin kloning gabungan bua
Read more
Bab 26
Aku kembali bekerja seperti biasa setelah cuti mendadak yang kuambil selama tiga hari. Mau tahu hal yang lucu? Clarissa sangat menentang ideku untuk cuti secara mendadak. Ia beralasan, seharusnya cuti itu di ambil setidaknya seminggu sebelumnya, jadi ia memiliki persiapan dan ada orang yang menggantikanku. Dan tebak apa yang terjadi selanjutnya?Aku menjadi bahan gosip lagi. Hal yang sudah bisa kutebak sebenarnya, dan aku tak peduli, mereka akan terus membicarakanku walau aku membela diriku sendiri.Mungkin lain kali ketika Clarissa ingin menyebarkan berita gosip tentangku, aku akan membawa wartawan. Setidaknya aku bisa tenar dengan gosip ini, aku bisa memiliki pekerjaan sampingan sebagai artis. Tak terlalu buruk. Toh, aku juga lumayan jago berakting, mungkin bisa lebih bagus dari aktris yang biasanya sering tampil di televisi itu.“Kamu bilangnya gak mau pacaran, tapi teman priamu lumayan banyak juga, ya,” ucap Bara, yang saat ini sedang menata barang-barang yang ada di bar.Aku seda
Read more
Bab 27
Selama dua minggu ke depan, aku yakin hariku tak akan selancar biasanya. Salah satu bagian dari mimpi burukku yang coba kuhilangkan, tapi setelah di pikir-pikir, aku tak bisa menghindarinya.Erlangga ini, aku tak tahu apa yang ia mau. Kalian bisa bayangkan. Ia menginap di salah satu vila yang seharga hampir sepuluh juta selama dua minggu. Mungkin ia menghabiskan hampir seratus juta di vila ini. Itu haknya memang, tapi tetap saja. Memangnya sekaya apa dirinya hingga melakukan hal seperti ini?Hari pertama berjalan lancar, ia tak memiliki permintaan aneh. Yang paling aneh, ia hanya keluar dari kamarnya jika harus berenang di kolam. Bahkan ia meminta makanannya di antar kekamar. Minggu pertama ia menginap, ia selalu makan di restoran, dan hanya beberapa kali ia meminta room service.Aku mengetuk pintu vilanya lumayan lama untuk mengantarkan pesanan makan siang. Ketika aku sudah putus asa karena tak kunjung di bukakan, pintu itu terbuka menampilkan Erlangga dalam balutan handuk di pinggan
Read more
Bab 28
Aku benar-benar pulang tepat waktu ketika Dewa menginformasikan kalau Erlangga akan berada di luar. Aku menghela napas lega. Sebenarnya tak ada yang kulakukan ketika sampai di rumah. Aku tinggal sendirian, dan juga tak memiliki teman di Bali. Menyedihkan memang, tapi aku masih menikmatinya, dan akan terus menikmatinya. Dengan hotpants yang hanya menutupi setengah pahaku, dan baju tanpa lengan, ditambah cardigan putih yang menutupi sampai lutut, aku berjalan mengelilingi Ubud di malam hari. Hal ini sering kulakukan jika aku pulang kerja lebih cepat dan aku sedang tak ingin menempuh perjalanan jauh menuju Kuta ataupun Sanur. Sebenarnya di Ubud juga ada pantai, aku hanya sekali saja berkunjung ke pantai itu. Aku lebih suka suasana Kuta ataupun Sanur, itulah kenapa aku rela menghabiskan waktuku hanya untuk pantai di sana. Aku memasuki Istana Ubud setelah membeli tiket masuk di loket tadi. Setiap pukul tujuh tiga puluh, ada pertunjukan tari tradisional di Istana Ubud. Ini sudah kesekian k
Read more
Bab 29
“Tunangan Pak Erlangga marah-marah di lobi karena gak di kasih informasi soal kamar yang di sewa Pak Erlangga.”Itu percakapan yang terus berulang-ulang di gosipkan oleh karyawan Kayon. Aku bahkan sudah sangat muak mendengarnya. Aku bahkan sudah di tanyai beberapa orang tentang keberadaan tunangannya itu, dan aku memang bertemu dengan wanita itu.Aku sebenarnya merasa aneh, pertama kali aku bertemu Erlangga ia mengatakan bahwa tunangannya memutuskan dirinya ketika Erlangga sudah menyiapkan makan siang romantis. Ia bahkan terlihat putus asa saat itu. Lalu sekarang, ada seorang wanita yang mengaku sebagai tunangannya.Hal yang pertama terlintas di pikiranku ketika melihat wanita itu, dia adalah wanita yang angkuh dan sangat sosialita. Dia bahkan menatapku dengan sinis ketika aku masuk ke vilanya untuk mengecek ketersediaan mini bar. Erlangga sedang bekerja di luar, dan katanya akan sampai malam.Yang paling mengesalkan adalah selama satu harian ini aku melayaninya, dan ia hanya menunjuk
Read more
Bab 30
“Apa?! Early checkout?” Aku membulatkan mata terkejut mendengar ucapan Dewa di seberang sana. Ini masih pukul enam, dan masih ada sekitar setengah jam lagi sampai aku berangkat kerja, aku bahkan baru bangun ketika mendengar bunyi telepon dari Dewa. “Ya, dan aku gak pernah di infoin tentang ini juga. Masih ada tiga hari lagi sampai ia checkout. Linda juga gak tahu masalah ini.” Apa ini karena ucapanku kemarin? Harusnya itu bukan masalah, karena semua ucapanku adalah kenyataan. Lagipula aku tak merasa menyakitinya. “Kata Angga dia memang buru-buru tadi malam, katanya ada masalah dan dia harus checkout malam itu juga.” lanjut Dewa di seberang sana. “Kita gak akan di panggil Mister Benjamin karena ini, kan? Aku bener-bener gak sanggup harus ketemu dia lagi,” ucapku memelas. Ini benar-benar kabar buruk untuk memulai hari. Erlangga juga tak menghubungiku sama sekali sejak ucapanku kemarin. Ia juga seharian berada di luar, jadi aku juga tak bertemu dengannya. Ah, aku lupa soal tunanganny
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status