All Chapters of Terpaksa Menjadi Wanita Malam: Chapter 11 - Chapter 20
21 Chapters
Sebuah Paksaan
Terpaksa Menjadi Wanita MalamPart 11Hari berganti hari, kini Naina sudah pulang ke rumah. Bersyukur dia anak yang kuat dan mau berjuang untuk sembuh dari sakitnya."Naina, seneng nggak sekarang sudah pulang kerumah lagi?" tanyaku saat menemaninya yang hendak tidur siang."Seneng dong, Buk. Aku seneng kalo bobok di rumah. Di rumah sakit capek suruh minum obat terus," kata Naina polos. Mata beningnya menatapku penuh cinta."Kalo sakit memang nggak enak, Nduk. Maka dari itu Naina sekarang jangan jajan sembarangan ya. Biar nggak sakit lagi." Aku mengusap kepalanya. Jarum jam sudah menunjukkan pukul satu siang, biasanya itu adalah jam di mana Naina harus tidur siang.Setelah kubacakan sedikit cerita ia langsung terlelap dalam mimpi. Anak pintar. Walau ia tumbuh tanpa sosok seorang ayah di sampingnya, Naina bisa beradaptasi dengan teman sebaya yang memiliki orang tua lengkap. Tapi tak jarang ia bertanya tentang sang ayah. Itu yang sering membuatku cemas, bagaimana aku harus menjawab perta
Read more
Permintaan Aldo
Terpaksa Menjadi Wanita MalamPart 12"Aku ingin bertemu Naina. Aku ingin bertemu anakku. Ijinkan aku, kumohon," pinta Aldo dengan wajah memelas."Untuk apa kamu menemui Naina? Tidak usah kalo hanya ingin membuatnya terluka," kataku mencegah."Tapi Naina itu anakku. Dia harus tau kalo aku ayahnya," desak Aldo lagi.Aku tertawa, "kemana saja kamu selama ini, hah? Lalu siapa yang bilang kalo Naina itu anakmu? Bukannya kamu sendiri tak mengakuinya," sindirku lagi padanya, mengingatkanku lagi pada masa lalu saat dia menolak hadirnya Naina."Aku minta maaf, Hani. Maaf, kumohon maafkan aku, ingin sekali aku memeluknya," rengeknya terus memelas."Tidak!" Tolakku lagi."Mas Aldo, apa yang kamu lakukan disini? Siapa wanita ini, mas?" Suara wanita menghentikan perdebatanku dengan Aldo. Kami menoleh kemana suara itu berasal.Tak jauh dari kami duduk. Berdiri seorang wanita yang cantik, tapi terlihat tidak sedang baik-baik saja."Kamu---," kata Aldo tercengang.Wanita itu mendekat ke arah kami.
Read more
Sebuah Tawaran
Terpaksa Menjadi Wanita MalamPart 13"Aku tidak butuh jawabanmu sekarang. Pikirkanlah dulu tawaran ini. Anakmu pasti akan lebih bangga melihat ibunya bekerja dan menafkahi keluarganya dengan uang halal.""Aku sudah menganggapmu seperti anak sendiri, karena mungkin Maura sepantaran denganmu. Itulah alasannya aku ingin memberikanmu pekerjaan yang lebih baik," tambah tuan Alex."Sekali lagi terima kasih banyak, Tuan. Tapi tidak untuk saat ini," tolakku lagi.Aku harus bisa menjauh dari mereka, entah mengapa sejak orang dari masa laluku bermunculan, hidupku makin tak karuan, takut kehilangan. Kehilangan Naina. Tidak, aku tidak akan membiarkannya.Apa aku harus pindah dari kota ini agar bisa jauh dari ibu, tuan Alex, juga Aldo?Tuan Alex menghargai keputusanku. Jujur sebenarnya hatiku sakit saat mengetahui jika dialah yang telah membuat ibu pergi meninggalkan aku dan bapak. Dengan uang yang ia miliki juga, tuan Alex bisa menggaet ibu dalam pelukannya.Tapi sejak malam itu kumengenalnya,
Read more
Nekat
Terpaksa Menjadi Wanita MalamPart 14Aku memutuskan pulang saat jarum jam sudah menunjukkan pukul tiga dini hari.Mungkin aku akan naik taksi saja, kasihan jika jam segini aku meminta pak Saman untuk menjemputku. Ia pasti masih terlelap dalam tidurnya.Berjalan menyusuri trotoar di sekitar club. Tapi ....Tiba-tiba ada yang membekapku dari belakang, kemudian memukul tengkukku hingga aku dibuat lemas. Aku diseret entah kemana. Aku tak bisa berontak. Tenaganya lebih besar dariku, apa ini perbuatan Aldo lagi?Tak lama mataku terbuka, mungkin tadi aku sempat tak sadar akibat pukulan."Tolong!""Di mana aku?"" Tolong!" Teriakku lagi. Aku ada di sebuah bangunan tua. Tangan dan kakiku terikat. Tapi mulutku tidak di tutup.Terdengar suara langkah orang datang ke arahku. Ada dua orang mendekat. Dia ...?Lelaki yang tadi sempat di usir oleh Seno, keamanan di club. Apa yang ia lakukan di sini?"Kalian mau apa?" Teriakku panik. Lelaki itu datang membawa seorang temannya."Pergi! Pergi, jangan
Read more
Hadiah Misterius
Terpaksa Menjadi Wanita MalamPart 15"Tunggu di sini bulek ambilkan sarapan. Terus minum obat. Biar cepat sembuh." Ia melangkah keluar untuk mengambil makanan untukku. Air mataku kembali menetes. Ibu saja tak pernah memperlakukanku seperti ini. Sedang bulek Nur, yang hanya adik dari almarhum bapak, sangat menyayangiku bahkan tahu jika kini aku sedang tak baik-baik saja.Tak lama bulek datang, membawa semangkuk bubur. Ternyata ia menyempatkan diri untuk membuatkanku bubuk, agar bisa minum obat."Terima kasih ya, Bulek," ujarku padanya."Wes, ndang di maem. Nanti setelah itu makan obatnya," omel bulek Nur."Ibu, ibu ...." Teriak Naina dari luar kamar. Lalu ia masuk dengan membawa sebuah boneka sama seperti yang tempo hari di kirim untuknya."Kenapa, nduk Nai?" Tanya bulek."Ada tamu nyariin ibuk. Dia baik deh, kasih boneka ini untuk Naina," celetuk Naina. "Tamu?" Kataku serentak berbarengan dengan Bulek Nur. Kami saling beradu pandang."Apa dia yang mengirim boneka dan makanan kemari
Read more
Dia Beda
Terpaksa Menjadi Wanita MalamPart 16"Bersyukur akhirnya mbak ayu bisa keluar dari dunia itu. Bapak sebenernya sedih, kalo lihat mbak ayu di bawa laki-laki," ujar pak Saman. Wajahnya kembali terlihat muram."Bapak kok tau, kalo saya sering di bawa laki-laki keluar?" Tanyaku menyelidik."Kadang saya suka nunggu depan club walau sebentar. Hanya ingin memastikan, mbak ayu baik-baik saja," ujar pak Saman membuatku terharu."Ya Allah, pak. Bapak baik banget sudah mau jagain saya," kataku sambil berkaca-kaca."Nanti pasti saya akan butuh jasa pak Saman kembali. Bukan untuk mengantarkan ke club tapi untuk mengantarkan kue, bapak mau 'kan?" Tawarku lagi padanya."Siap, mbak ayu. Tinggal telepon, bapak akan siap sedia," sahut pak Saman semangat.Setelah pak Saman pulang. Aku memesan taksi online terlebih dahulu. Ada suatu tempat yang ingin kukunjugi sebelum pergi ke club Ambarita. Semoga saja dia ada di sana. Taksi yang kutumpangi berhasil membelah padatnya kendaraan yang memenuhi jalanan i
Read more
Rasa apa ini?
Terpaksa Menjadi Wanita Malam bab 16 B"Iya, kak?""Saya mau yang mengantarkan makanan saya, dia." Aku menunjuk lelaki yang sedang memasak."Kalo di antar sama yang lain nggak mau, kak?""Ini buat kamu beli rokok." Aku menyelipkan uang dua puluh ribu rupiah di tangannya. Ia paham apa yang harus di lakukan.Aku bergegas menuju tempat makan out door yang memang di gunakan jika tempat makan di dalam tenda sudah penuh.Ini lebih berkesan daripada di dalam tenda. Bisa makan ditemani bintang dan bulan di langit yang nampak cerah malam ini.Sambil menunggu makananku jadi, aku memainkan ponsel. Sesekali berselancar di dunia maya. Dunia yang lebih kejam dari dunia nyata. Itu menurutku. Bagaimana tidak, di dunia maya, orang akan dengan mudahnya menghakimi, menghujat, menghina orang lain tanpa tau siapa sebenarnya orang itu. Adalagi yang membela mati-matian padahal belum pernah bertemu sama sekali. Banyak kasus penipuan dengan berbagai modus. Hingga tak jarang para korban rugi, baik secara mate
Read more
Video Viral
Terpaksa Menjadi Wanita MalamPart 17"Aku sudah selesai. Terima kasih, atas makanan gratisnya. Besok lain kali kalo aku kesini lagi, biarkan aku membayar seperti pembeli pada umumnya," kataku memecah keheningan. Sepiring nasi goreng buatan Haikal sudah habis kumakan."Tentu saja, tapi tidak ada kata tak enak hati jika untuk teman. Bukankah kita sekarang berteman?" Ia mengedipkan sebelah matanya padaku. Senyum manis mengiringi tatapannya.Jadi ...?Dia masih mau berteman denganku, walau tahu siapa aku sebenarnya. Oh, Tuhan. Baik sekali dia."Terima kasih," ucapku kembali.Saat ingin berpamitan pulang, ada yang menepuk pundakku. Aku menoleh ke belakang."Halo, Hani sayang. Kamu doyan juga makanan kaki lima seperti ini?" Kata pria bertubuh cungkring ini. Kukira dia adalah salah satu pelanggan tetap di club Ambarita. Aku sering melihatnya di sana. Mungkin ia ke sini juga ingin menikmati makanan yang dijual Haikal."Maaf. Anda mungkin salah orang," Aku kembali memakai maskerku. Berpura-pu
Read more
Pendekatan
Terpaksa Menjadi Wanita MalamPart 18 AAda rasa nyaman saat bercerita pada Haikal. Ia sangat menghormati wanita, tak banyak pria di sekelilingku yang bersikap sopan dan baik padaku. Kebanyakan mereka hanya ingin menikmati tubuhku. Tak banyak pula mereka yang sering melecehkahku. Tapi itulah resikoku dengan pekerjaan seperti ini.Hanya Haikal dan tuan Alex yang memperlakukan wanita pelac*r sepertiku dengan baik.Jika mengingat tuan Alex, aku akan kembali teringat sosok ibu. Ada kerinduan padanya. Tapi rasa rinduku terkalahkan dengan rasa amarah yang telah kupendam selama belasan tahun."Hai, kok ngalamun?" Ucap Haikal mengagetkanku."Ah, tidak." Aku tersenyum pias. Kami melanjutkan obrolan yang makin hangat.Malam makin larut. Rencana awal aku ingin berpamitan ke club Ambarita pun gagal. Mungkin aku akan menelpon Maria saja untuk berpamitan. Sudah tak mau menginjakan kaki di sana kembali. Hatiku sudah menolak untuk pergi ke sana.Haikal mengantarkan aku pulang. Seperti biasa, kehadir
Read more
Naina Hilang
Terpaksa Menjadi Wanita Malam bab 18 BSeiring berjalannya waktu, bulek Nur mau memaafkanku. Tapi dengan satu syarat, aku harus benar-benar berubah dan tak kembali bekerja di club Ambarita lagi. Ia bilang aku harus bertobat dengan sebenar-benarnya.Pagi ini setelah mengantarkan Naina ke sekolah. Kami bedua berencana belanja bahan untuk membuat kue dan roti. Untung saja masih punya motor yang bisa dipakai ke sana kemari."Nanti bulek akan buat kue untuk testi dulu, nduk. Setelah itu kamu bagikan ke tetangga terdekat. Biar mereka bisa merasakan, siapa tau di kemudian hari mereka mau pesan ke kita. Bagaimana menurutmu?" Usul bulek Nur padaku."Aku manut saja, sama bulek. Aku cuma bisa bantu modal sama tenaga. Soal management dan promosi bulek pasti lebih jago."Bulek Nur, memang termasuk ibu-ibu sadar teknologi. Walaupun kami dari kampung, tapi dunia perkotaan menuntut kami yang dari kampung untuk bisa mengikuti kemajuan teknologi.Diusianya yang sudah 42 tahun, dia sering di sebut juga
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status