All Chapters of Kau Buang Aku, Kunikahi Bosmu: Chapter 311 - Chapter 320
327 Chapters
Bab 311
Bab 311Siti mengerutkan kening karena merasa heran. Bagaimana mungkin tidak ada satupun orang yang tahu tempat tinggal baru dari mantan mertuanya itu?Paling tidak seharusnya ada satu atau dua orang yang mengetahuinya karena mantan Ibu mertuanya itu orang yang cukup pandai bersosialisasi. Walau kemungkinan besar dia memang sudah dibenci, namun pastinya wanita paruh baya itu berusaha untuk mendekati teman-teman lamanya."Mas, entah mengapa aku merasa ada sesuatu yang aneh." Wanita itu kembali menatap dekat suaminya sambil mengerutkan kening, "Apa Mas juga nggak menemukan alamat barunya?"Pria itu menggelengkan kepalanya perlahan karena sampai saat ini dia masih belum menemukannya dan pihak kepolisian juga tengah berusaha untuk mencari karena bagaimanapun juga wanita paruh baya itu dianggap mengetahui sesuatu.Adi memang kabur dari penjara dan pria itu sangat pintar sampai bisa menutupi semua jejaknya agar tak ditemukan sama sekali. Tapi kemungkinan besar juga pria itu pasti akan mengh
Read more
Bab 312
Bab 312Wajah Retno kini berubah serius. Wanita itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling karena tak ingin jika ada orang lain yang mendengar pembicaraannya dengan Eva."Tenang, Tante. Disini aman," ujar Eva ketika wanita itu sadar akan ketakutan yang bergambar jelas di wajah Retno.Wanita paruh baya itu menganggukkan kepalanya perlahan dan mulai menceritakan segalanya sesuai dengan perintah dari Adi."Apa?!" Mata Eva kini terbelalak dengan sempurna. Dia tak menyangka dengan hal yang telah dilakukan oleh Adi. "Tan, ini bahaya! Aku nggak mau ikut campur soal masalah ini!"Eva sangat yakin kalau masalah yang telah diperbuat oleh Adi kali ini pasti akan membuat bencana. Dia pikir pria itu sangatlah ceroboh karena melakukan hal yang begitu bodoh."Eva, dengerin dulu karena ini juga udah terlanjur terjadi dan mau tak mau kita juga harus bekerja sama dengan baik." sekali lagi wanita paruh baya itu mencoba untuk meyakinkan Eva.Bagaimanapun juga mereka gini perlu bekerja sama agar bisa menj
Read more
Bab 313
Bab 313Eva mengerutkan keningnya tak mengerti dengan penjelasan dari wanita paruh baya yang duduk tepat di seberangnya. "Apa maksudnya, Tan?""Eva, kamu mahir dengan masalah ini dan Tante juga yakin kalau kamu bisa melakukannya jauh lebih baik dari siapapun. Sekarang kamu hanya perlu mencoba untuk membuat masalah lain agar mereka kehilangan fokus."Eva terdiam sambil merenungkan perkataan Retno. Mencari masalah lain?Sejujurnya itu bukanlah masalah yang sulit karena Eva dengan senang hati pasti akan melakukannya jika ada sangkut pautnya dengan sepupunya. Tapi masalahnya dia enggan berdebat lagi dengan Dirga karena pria itu sampai saat ini pun masih belum memaafkannya dengan sepenuhnya.Berkali-kali dia telah mencoba untuk melunakan hati Sang suami tercinta agar melupakan masalah yang sempat terjadi dan tak memaksanya kembali untuk meminta maaf pada Siti. Tapi pria itu tetap saja mencoba untuk memberikan jarak padanya.Bahkan Dirga kini sudah jarang bersikap manis padanya.Meskipun b
Read more
Bab 314
Bab 314"Ayah, kita mau ke mana?" Sosok gadis kecil yang kini tengah dipotong erat oleh Adi, tampak bertanya-tanya.Namun pria itu hanya diam tanpa ada niat sedikitpun untuk menjelaskan. Dia terus berjalan menjauh dan masuk ke kediaman Selina.Setelahnya pria itu langsung menutup pintu rapat-rapat dan meletakkan gadis kecil yang sejak tadi dipotongnya.Putri tampak mengerutkan kening kebingungan karena ayahnya itu tampak ketakutan."Ayah …""Diam!"Gadis kecil itu tampak kaget setengah mati ketika mendengar suara ayahnya yang tiba-tiba berteriak padahal beberapa hari belakangan pria itu selalu memperlakukannya dengan lembut.Dia perlahan mulai memundurkan tubuhnya ketika melihat raut wajah sang ayah mulai berubah menjadi muram dan juga gelap.Rasa takut mulai menyelimuti tubuhnya perlahan dan membuat gadis kecil itu menggigil karena ketakutan.Adi mengusap wajahnya dengan kasar karena sejujurnya pria itu tak ingin berteriak pada Putri. Hanya saja celotehan gadis kecil itu membuatnya m
Read more
Bab 315
Bab 315Eva merasa sangat marah karena bagaimanapun juga saat ini dia tengah disindir secara langsung oleh Adi. Bertahun-tahun dia mendambakan buah hati, bahkan orang-orang sekitarnya juga tak berani untuk mengatakan apapun keturunan.Tapi sayangnya pria yang tengah bertelepon dengannya saat ini sudah keterlaluan dan membuatnya jadi tak bisa menahan amarah lagi."Sekali lagi kamu berani mengatakan sesuatu yang menjengkelkan seperti ini, aku nggak segan untuk membuatmu hancur walau harus mempertaruhkan harga diriku sendiri."Adi terdiam sejenak setelah mendapatkan ancaman secara langsung dari Eva. Tapi pria itu tampaknya tak merasa takut sama sekali. Dia justru menarik sudut bibirnya tipis dan melirik ke arah gadis kecil yang duduk ketakutan di sofa ruang tamu."Oke, aku nggak akan membahas hal seperti ini lagi kalau kamu juga bisa diajak kerja sama dengan baik. Tutup mulutmu itu rapat-rapat dan jangan protes sama sekali." Setelah mengatakan itu, dia langsung memutuskan sambungan tele
Read more
Bab 316
Bab 316Putri melirik arah sosok pria yang kini tertidur tepat di sofa. Gadis kecil itu masih merasa ketakutan karena bagaimanapun juga dia sadar kini dibawa ke tempat yang tak seharusnya.Entah berapa lama waktu telah berlalu, namun dia merasa sudah sangat lama berada di luar.Gadis kecil itu sangat yakin kalau ibunya kini pasti tengah merasa khawatir dan Putri sekarang dilanda perasaan bersalah sebab menyembunyikan banyak hal dari Siti.Perut gadis kecil itu mulai keroncongan, dia masih belum menyantap makanan apapun kecuali saat sarapan tadi. Wajar baginya merasa lapar karena Adi juga tak memberinya makanan."Ugh … lapar," lirihnya sambil memegangi perut.Gadis kecil itu mengalihkan pandangannya ke sekitar. Dia juga merasa sedikit haus. Putri kembali melirik ke arah ayahnya dan gadis kecil itu merasa sedikit ragu untuk membangunkannya karena pria itu sudah berpesan untuk tak mengganggunya.Namun sebagai manusia biasa tentu saja dia tak bisa menahan diri atas hasrat yang terus memak
Read more
Bab 317
Bab 317Selina menghela napas keberadaan langsung mengelus pelan pundak Adi. Dia berharap bisa sedikit menenangkan pria itu."Udahlah, Mas. Toh ini juga masalah gampang jadi kamu nggak usah khawatir sama sekali. Mas Adi pasti capek, kan? Mending istirahat aja sana dan aku akan beresin ini."Adi yang awalnya tengah marah itu kini mulai lulus setelah mendengar penuturan lembut Selina. Dia menghela nafas kasar dan kembali memicingkan matanya sambil menatap tajam ke arah Putri. Setelahnya dia langsung berlalu pergi kembali ke kamar."Dasar anak nggak guna, bisanya nyusahin aja!" gumamnya dengan perasaan dongkol.Selina bisa mendengar umpatan kasar pria itu, namun dia memilih untuk tetap diam seolah-olah tak mendengar apapun karena tak mau membuat suasana menjadi canggung lagi.Selina yang melihat kepergian pria itu kini bisa bernapas sedikit lega."Kenapa dia harus galak sama anak kecil, sih?" gumamnya lirih.Pandangan mata wanita muda itu kembali beralih menatap Putri. Dia merasa sangat
Read more
Bab 318
Bab 318Butuh waktu sekitar 10 menit hingga hidangan nasi goreng sederhana kini telah siap. Wanita muda itu segera meletakkannya tepat di atas meja dan aroma harumnya menggugah selera kini menusuk tepat ke indra penciuman Putri."Wah ... baunya enak banget!"Selina merasa senang ketika melihat gadis kecil itu juga berselera."Makanlah," ujarnya.Putri menganggukan kepalanya perlahan dan mulai menyendokan nasi goreng yang panas itu ke dalam mulutnya.Dia diam sejenak seolah tengah menikmati, namun tak lama raut wajahnya sedikit muram dan gadis kecil itu menundukkan kepalanya perlahan.Selina yang melihat hal itu tentu saja merasa heran."Apa nasi gorengnya nggak enak?" tanyanya dengan khawatir karena Ini pertama kalinya dia memasak nasi goreng setelah sekian lama.Gadis kecil itu menggelengkan kepalanya perlahan dan mulai mengusap matanya yang sedikit berair."Nasi gorengnya enak banget, Kak. Rasanya juga mirip seperti buatan Ibu," lirihnya.Hati wanita muda itu tiba-tiba terasa nyeri.
Read more
Bab 319
Bab 319Selina membuka pintu kamarnya dan benar saja, pria yang tak lebih dari benalu itu kini masih tertidur lelap seolah dia tak pernah melakukan kesalahan apapun.Selina menghela napas berat. Apa dia tak sadar kalau belum memberi makan anaknya sendiri?Dia masih tak menyangka karena ada sosok ayah yang begitu tega seperti Adi.Namun marah-marah seperti ini juga tak ada gunanya sama sekali karena pria itu tak mungkin mau mendengarkannya. Dibandingkan harus meluangkan waktu untuk marah-marah, dia memutuskan untuk segera pergi ke lemari bajunya dan mencari pakaian yang pas dikenakan Putri.Cukup lama dia berkutat untuk mencari pakaian, namun tiba-tiba saja ada seseorang yang memeluknya dari belakang dan berhasil membuatnya terpekik kaget."Kamu kaget, ya?" suara berat seorang pria telah berhasil menggetarkan gendang Selina.Wanita itu kini tampak tersenyum kikuk. "Ah, Mas ... kamu kenapa malah ngagetin aku, sih?"Adi hanya diam. Pria itu merasa seolah-olah berada di awan karena memili
Read more
Bab 320
Bab 320Siti melipat mungkin ada juga sajadahnya setelah wanita itu selesai menunaikan salat. Matanya terlihat begitu sembab karena sampai sore ini pun masih belum ada kabar mengenai keberadaan anaknya.Namun dia tak ingin larut dalam kesedihan dan wanita itu akhirnya memutuskan untuk turun ke lantai bawah. Dia tak mungkin membuat orang-orang di rumah ini merasa khawatir terus menerus padanya.Perlahan wanita itu mulai menapaki tangga setelah keluar dari kamarnya. Tapi entah mengapa dia merasakan atmosfer yang cukup berbeda seolah-olah semua orang yang ada di rumah ini tengah merasa tegang.Siti mengerikan pening ketika melihat sosok suaminya kini berada tepat di ruang tamu. Sumi dan Bi Yati juga ada di sana. Bahkan Tatang dan Dadang juga secara kebetulan berada tepat di dalam rumah."Ada apa ini?"Suara Siti telah berhasilkan mengejutkan semua orang dan mereka kini terlihat sangat kikuk.Siti semakin merasa heran, dia mendekat sambil mengerutkan keningnya."Kok malah pada diem aja? A
Read more
PREV
1
...
282930313233
DMCA.com Protection Status