Lahat ng Kabanata ng My Boss Behavior: Kabanata 41 - Kabanata 50
110 Kabanata
41. Lahan Konstruksi
Mendung selalu mengindahkan istana. Tanpa gemuruh, udara sejuk menerjang berlebihan.Rambut Zara terombang-ambing tak karuan."Apa maksudmu?" desis Alexa tajam.Berdiri di depan pilar penyangga, hati mereka sedingin teras. "Apa rencanamu?" Alexa kembali bersuara.Zara membuang muka."Tidak akan kuberitahu." Sore tanpa jingga bagai lautan kelabu. Zara menyadarinya. Langit tidak akan menurunkan hujan dan semangatnya tetap membara. Namun, pandangan cantik itu menunduk redup. "Aku tau Reon yang menyuruhmu bertanya, 'kan?" ucap Zara tak mau menatap Alexa. "Tidak," jawab Alexa kaku. "Eh?" Terlalu terkejut, Zara sampai terbelalak. Pikirnya bohong jika Alexa melakukan sesuatu tanpa dasar perintah dari Reon. Gadis keren itu berubah malu-malu. Mata Zara semakin melebar karenanya. "Terima kasih atas kue-nya. Itu enak." Zara mundur mendengar suara berat Alexa. Dia bisa merasakan kelemahan yang berasal dari lubuk hati yang paling dalam. Lantas Zara tersenyum dan berbalik badan menatap
Magbasa pa
42. Gelisah Sebelum Perang
Pipi merah merona melihat bekas pergelangan tangan yang memerah."Jujur saja jika kau mengikutiku. Kau takut aku menghilang lagi, 'kan? Sikap Tsundere-mu itu sudah jelas, Tuan. Aku juga tidak akan minta maaf meskipun Alexa meminta." Lahan Konstruksi masih menjadi saksi. Setiap kali mereka bersinggungan, cuaca berubah sebagaimana mestinya. Udara dingin malam ini tak sedingin kemarin malam. Zara tidak mengelak kedinginan walau tatapannya sepanas api.'Sial! Reon tak bergerak. Lagipula kenapa dia mengejarku?' batin Zara. Laki-laki itu terdiam. Kehadirannya menyita seluruh kehangatan. Memandang wajahnya saja Zara terhanyut dalam udara hangat. "Kita pulang." Reon melenggang pergi. Bibir Zara yang membulat menjadi datar."Eh? Kenapa dia?" alisnya terangkat kebingungan. Dari perjalanan hingga ke rumah hanya tersisa sunyi. Hingga kemudian, Reon meminta Zara untuk kembali memakai pakaian pelayan. Setelah itu, masa hukuman berlangsung. Zara hanya perlu tidur di samping Reon. "HEH?!" te
Magbasa pa
43. Genderang Emosi Zara
Kabut menerpa dari ufuk timur. Pukul lima dini hari, Zara berada di lokasi proyek dalam penyamaran.Kamera Bastian terpasang alat perekam yang selalu menyala. Zack dan Alexa meninggalkan jati diri sementara. Mereka berempat sedang dalam pengaruh bendera perang. 'Akan kubongkar semua rahasiamu, Tuan Muda,' batin Zara penuh keseriusan. Tangan terkepal, pandangan lurus ke lahan penuh material bangunan, dan niat pun bercabang dua. Keinginannya untuk bertemu Reon sangat membuncah, sehingga penyelesaian misi ini harus dipercepat. Kepalan tangan dan kerutan di dahi cukup menggambarkan keseriusan gadis itu."Semuanya, geledah lokasi!" seru Zara membelah kabut di depannya. Sontak mereka berpencar mencari bukti. Dua jam kemudian, para kuli dan tukang datang.Terkejut lahannya dijarah, Zara membungkam mereka hanya dengan menyebut namanya. "Za-Zara Azuri Frazanista? Kau adalah mantan tunangan Tuan Muda Ryo?!" salah satu dari mereka bersuara. Tangannya sampai gemetar.Senyum Zara mengemban
Magbasa pa
44. Misteri Keberadaan Tuan
"Di mana Tuan?" tanya Zara resah. Hatinya tidak tenang. Setelah kejadian tadi usai, dia mengikuti kemanapun Alexa pergi."Masih belum selesai. Tuntaskan dulu!" dahi Alexa berkerut. Kakinya begitu cepat menuju ruangannya.Zara tersentak."Hah? Nasib Ryo sudah berakhir sekarang. Izinkan aku bertemu dengannya." gadis itu menangkupkan tangan. Alexa menahan diri untuk tidak berdecak."Berisik sekali!" Berbelok memasuki ruang kerja dan mengunci pintu. Suara dentumannya begitu keras."Alexa, tunggu!" Zara hampir terantuk pintu. Dia pun mundur. "Ck, menyebalkan!" Tanpa sadar hari berada di pertengahan siang.Zack melarikan diri lebih dulu untuk bekerja. Membiarkan mereka mungkin lebih baik bagi untuk saat ini.Zara termenung memandang para pegawai dari dinding kaca. Perasaan gelisah semakin tak berdaya membuat kening itu membentuk garis halus. 'Apa Reon sudah sembuh sepenuhnya? Apa yang mengganggunya kali ini?' pikiran Zara terus melayang-layang. "Zara?" Suara Bastian mengusir lamun
Magbasa pa
45. Serumpun Bunga Lavender
Aksi pukul pun terjadi. Zara sebagai saksi. Pandangannya seperti ikan mati. Permintaan Zack membuat Alexa marah besar.Lebih baik meninggalkan mereka secara diam-diam. Zara melewati gerbang belakang. "Eh? Sudah malam, ya? Aku tidak sadar karena sibuk mengobrol dengan dua ajudan Reon. Sekarang, di mana aku harus mencarinya?" Zara berjalan di sepanjang trotoar. Memegang surat yang telah diremas-remas. Rambutnya yang terurai terbelai angin begitu lembut. Perasaan tidak nyaman menghampiri dan enggan pergi. Niatnya memang ingin mencari Reon. Azuma dan beberapa pelayan tidak ada di rumah. Mereka pasti pergi menemui majikannya."Aku lengah! Kapan mereka pergi? Para pelayan juga bungkam, tidak mau menjawabku," gerutu Zara tanpa henti. Seolah dia yang dirugikan atas segalanya. Mendadak langkahnya terhenti. Dia mencium aroma parfum wanita. Menoleh ke belakang dengan sigap. "Siapa?!" Sungguh terkejut, ternyata salah satu pelayan Reon mendapatinya. "Nona, ayo kembali. Tuan Bastian datang
Magbasa pa
46. Keheningan Bulan Purnama
Studio foto yang begitu besar dengan aneka karya seni mahal. Zara berhasil menginjakkan kaki di tempat itu. Wajahnya menuntut jawaban."Apa maksudmu?"Tanpa basa-basi menunjukkan gumpalan kertas yang mengancam nyawanya. Forin tengah bersolek di meja rias pun berbalik badan, terkejut Zara berani muncul menggunakan pakaian pelayan. "Ah, kupikir kau akan merubah penampilanmu lagi, Cosplayer." senyum yang anggun, tetapi menipu. Zara berdecak ringan. "Maaf saja, aku takut membuatmu tersaingi, Nona." sudut bibir kirinya tersungging. Forin langsung berdiri tersulut. Zara semakin waspada dengannya. 'Benar kata Alexa. Dia baru pulang, tapi sudah merujuk ke pemotretan lain. Pasti demi memiliki waktu senggang bersama Ryo,' pikirnya. "Ketahuan, ya? Ternyata kau masih mengenali darah Ryo. Apa kau juga mengingat kisah cinta kalian?" dahi Forin berkerut. Senyum Zara tersungging manis. "Sampah yang telah lebur bersama debu tidak perlu diingat. Jawab saja pertanyaanku," tegasnya. "Kau ini!
Magbasa pa
47. Tiga Sisi Satu Waktu
Sunyi begitu menekan batin. Alexa mulai menyadarinya lagi, tentang apa pengaruh Zara terhadap atasannya. Azuma pergi, pandangan Alexa langsung turun. Dia bersandar lemah tetap memandang jendela. "Kenapa kalian memiliki persamaan? Zara, aku membantumu membalas dendam, tapi cara ini menjauhkanku dari Tuan. Aku tidak menyukainya." Pintu terbuka mengejutkan Alexa, meksipun dia tak bergerak."Kalau begitu, kenapa tidak menikmatinya saja bersamaku?" Alexa kembali duduk tegak."Zack?" Laki-laki itu perlahan mendekati jendela. Pintu dibiarkan terbuka. "Hah, rembulan, ya?" Terdapat pantulan cahaya bulan di matanya. Senyum Zack tersungging. "Sama seperti dirimu," sambungnya tanpa berpaling. Sontak Alexa berdiri. "Apa maksudmu?" Zack berbalik dan memasukkan tangan ke saku celana. "Entahlah! Menurutmu?" Alexa berdecak pelan. "Jangan mengusikku!" dia membuang muka. Zack terkekeh. "Sang Dewi Bulan sedang tersenyum pada kita. Tidak bisakah akur sejenak?" meneleng menggoda Alexa. "La
Magbasa pa
48. Permainan Gudang Berdebu
"Selamat malam, Tuan Putri. Apa tidurmu nyenyak?" Gelap terang berpadu di gudang pengap. Perlahan Zara membuka mata.Mengerjap menyesuaikan pandangan. Merasakan aroma dan atap yang berbeda. Lalu, sadar tubuhnya tidak bisa bergerak.Dia tersentak."Di mana aku?" Matanya terbuka lebar. Kaki dan tangan terikat kuat. Pergerakannya dibatasi, bahkan meronta pun mustahil. Zara terbaring di ranjang kecil yang dikelilingi barang berdebu. 'Astaga, penculikan? Bagaimana aku bisa ada di sini?' batinnya bingung.Menatap sekeliling gundah. Tak mengelak jantungnya mulai berdenyut cepat. 'Tenang, Zara. Ini hanya jebakan. Ah, suara tadi?' pikirnya menemukan sesuatu. Menoleh tajam ke segala arah. "Siapa di sana? Lepaskan aku!" sentak Zara tanpa takut. Tawa pun terdengar menggema di ruangan. Kerutan dahi Zara semakin bertambah. 'Sial! Aku tidak bisa bergerak!' batinnya lagi. Decakan halus keluar bertubi-tubi dari bibir Zara. Suara itu terasa berat di telinga Zara hingga menggerogoti seluruh ke
Magbasa pa
49. Kembalinya Sang Penguasa
"Beraninya kau menyentuh orang yang disayangi Tuan! Tidak akan kumaafkan!" rahang Alexa bergetar hebat. Ryo angkat tangan. "Wah, wah, aku belum sempat menyentuhnya, kalian sudah datang. Sesuai prediksiku, kalian yang akan mengambilnya. Maka dari itu sudah kupersiapkan sesuatu."Sebuah Remote Control diambil dari saku kemeja dan Ryo menekan satu tombol. Seketika penjara besi turun dari langit-langit mengurung Alexa dan Zack. "Apa?!" Zack sampai berdiri dan menendang orang yang dia duduki. Mereka berdua terkurung saling bertolak punggung memandang penjara."Dia punya besi besar seperti ini? Aku salah menilainya."Alexa sedikit kagum. Bukannya takut, matanya justru berkilau. Zack melipat tangan di dada. "Aku telah meremehkannya. Orang-orang di dekat Zara sangat berbahaya. Pantas saja Zara sangat pintar dan tegas," gumam Zack. "Kekuasaanku tidak hilang sepenuhnya. Memindahkan penjara adalah hal kecil. Aku akan merintis usahaku lagi perlahan-lahan. Setelah itu membawa kalian ke jura
Magbasa pa
50. Debat Sebatas Rindu
Kehangatan duniawi yang tidak bisa dibandingkan. Konon katanya tempat perlindungan ternyaman bagi wanita. Kini Zara merasakannya. Gadis itu tersadar. Dia melenguh menyesuaikan deru napas dan pandangan. Entah mengapa tubuhnya yang lemas terasa bergoyang-goyang. Lalu, suara mobil pun terdengar. 'Eh? Mobil?' batinnya sadar lebih awal. Terjingkat melepaskan diri dari lengan empuk penuh aroma parfum itu. Melotot menatap sekeliling takjub."Hah?! Aku teleportasi?!" pekiknya. "Ke neraka," balas seseorang tajam di sebelahnya. Sontak Zara tercekat. 'Ga-gawat! Aku merasakan aura Raja Iblis sangat kental dari tadi, jadi itu benar? Reon datang?!' pikirnya seraya perlahan menoleh ke samping. Sekarang mulutnya terbuka lebar. 'Huaaa, sungguhan Reon! Kenapa dia bisa datang?! Kenapa aku bisa dipeluk olehnya?! Apa aku ketiduran?!' hatinya berteriak tak karuan. Intuisinya bergerak. Zara mengetuk dagu tenang tak lagi panik. "Tidak, aku ada di gudang aneh dan Ryo menyuntikkan obat padaku. Setel
Magbasa pa
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status