Lahat ng Kabanata ng Di Atas Ranjang Om Rudy : Kabanata 51 - Kabanata 60
66 Kabanata
Ratu di hatiku
 Satria membopong Liany menuju kamarnya segera, tubuh istrinya terasa sangat dingin hingga Satria menaikkan selimut ke dada Liany. Wajahnya pucat dan bibirnya yang berwarna keunguan.“Sayang, bangun, ayo bangun, semuanya sudah selesai, mereka sudah pergi dari sini. Bangun, Liany.” Satria mengambil minyak kayu putih dan membalurkannya ke kaki dan betis Liany yang dingin. Dora dan Bi Inah menyusul Satria untuk melihat keadaan istri atasannya mereka itu.“Apa perlu panggil dokter, Pak Bos?” tanya Dora yang melihat Liany terkulai lemas di tempat tidur mereka.“Rangga …” panggil Liany lirih mencari bayinya. Satria yang hampir menelpon dokter Wilma segera meletakkan kembali ponselnya.“Rangga baik-baik saja, Sayang, kamu tidak usah khawatir, Rangga tidak akan kemana-mana, dia akan bersama kita selamanya, aku janji, Liany.” Satria menggenggam tangan Liany dengan erat, meyakinkan sebisanya jika p
Magbasa pa
Kencan luar biasa
 Beberapa bulan setelah perseteruan sengit itu terjadi, situasi di rumah Liany sudah aman dan tenang. Satria mempekerjakan dua orang sekuriti di rumahnya dan menambah kamera pengawas untuk memantau keamanan. Tidak ada lagi orang-orang yang terlihat mencurigakan atau tanda-tanda keberadaan Ibu Witri dan Eve yang jahat itu. Semuanya berjalan dengan baik, Liany belajar banyak dari Karinda, sekretaris sekaligus asisten pribadi mendiang Tante Katrin sambil menunggu jadwal perkuliahan. Lilis pun diberi kesempatan untuk mengikuti kursus yang dia suka, menjahit pakaian. Liany berharap kelak Lilis tidak lagi bekerja dengan orang lain tetapi memiliki usaha sendiri dan sukses.“Gimana kursus jahit kamu, Lis?” tanya Liany di suatu sore saat mereka menenami Rangga bermain di taman rumah.“Baik, Bu. Cuma ribet bikin polanya tetep aja Lilis ketemu matematika lagi, pusyiiing Lilis Bu, kalau ketemu sama bagi, kali, kurang, tambah. Tapi Lilis
Magbasa pa
Perempuan bertato
Liany memandangi wajah perempuan yang babak belur itu, bengkak, lebam, bibir pecah dan tangan yang dibalut perban. Dokter bilang jika janinnya baik-baik saja, janin itu bertahan dengan baik ditengah penyerangan yang brutal. Mata Liany menelusuri lengan perempuan yang juga bergambar tato, hidungnya bekas tindikan dan rambutnya yang berwarna merah menyala. Satria sendiri belum memperhatikan bagaimana rupa yang ditolongnya itu karena wajahnya tertutup rambut serta darah.Satria telah selesai dengan segala urusan administrasi perempuan yang ditolongnya itu lalu menyusul Liany di kamar perawatan. Tak lupa dia menelpon Lilis dan Lastri asisten rumah tangga mereka yang baru, mengabarkan jika mereka akan pulang terlambat.“Liany, bagaimana keadaan … Ohh Tuhan…” desis Satria saat melihat perempuan yang tengah terbaring dengan penuh luka nyaris disekujur tubuhnya.“Dia belum sadarkan diri, tetapi dokter bilang kalau janin yang dikandungnya
Magbasa pa
Yelena
Liany memandang keduanya, semakin terasa jika suaminya itu mengenali perempuan yang baru saja terbangun itu.“Aku kira kau sudah lupa padaku, Kak,” ujar perempuan itu dengan sedikit senyum di bibirnya.“Aku memang nyaris tidak bisa mengenalimu, karena penampilanmu yang sekarang, jauh dari yang kuingat terakhir kalinya. Kenalkan, ini Liany, istriku yang telah menyelamatkan nyawamu. Dia memutuskan untuk menolongmu meskipun kami tidak mengenalimu tadi malam. Liany, ini Yelena, adikku yang kuceritakan tempo hari.” Satria memperkenalkan kedua sosok perempuan itu. Liany terperangah karena tidak mengira jika Yelena yang diceritakan suaminya tiba-tiba saja hadir di kehidupan mereka dengan cara seperti ini.“Ouh … kau sudah menikah rupanya, Kak. Selamat yaa…” binar mata perempuan bernama Yelena itu terlihat gembira menatap Satria dan Liany bergantian.“Hai Liany, aku Yelena, senang berjumpa denganmu,” u
Magbasa pa
Dua saudari
Myla menatap ke arah jendela pesawat yang membawanya dari negeri paman Sam menuju ibukota negaranya. Di sampingnya Om Rudy masih tertidur dengan pulas. Sudah saatnya mereka kembali pada dunia nyata yang sejenak mereka ingin lupakan. Kertas yang tak ingin dibukanya saat beberapa bulan lalu akhirnya dibuka juga. Surat terakhir dari mendiang Tante Katrin saat meninggal dunia. Myla memandangi kertas itu yang dibacanya kala pesawat tengah mengudara beberapa jam. Ucapan perpisahan dan harapan-harapan mendiang mamanya ada di dalam sana.Mendiang Tante Katrin menginginkan dia dan papanya melanjutkan hidup dengan bahagia, menemukan cinta yang baru dan memulai hidup baru yang bahagia. Di tanah airnya sana, CEO baru perusahaan mamanya Demian, tengah menunggunya. Berkali-kali Demian menyatakan perasaannya dan memintanya untuk menikah tetapi Myla belum siap melepas masa lajangnya, dia merasa jika papanya masih berduka tak siap akan kehilangan putri satu-satunya.&ldquo
Magbasa pa
Perebut perhatian
“Dengar, Yelena, jika kamu menyayangi calon bayimu itu hindari rokok, jaga asupan makananmu dan kamu harus benar-benar memperhatikan kondisimu. Aku lupa membelikanmu susu hamil, biar nanti Satria yang akan mampir untuk membelinya.” Liany memperbaiki selimut Yelena.“Baik, Kak, lihat aku sudah makan banyak dari bekalmu dan aku juga menghabiskan makanan yang diantar suster tadi, rasanya membuat perutku mual. Rasa mual itu yang membuatku ingin merokok,” terang Yelena.“Jangan Yelena, kalau kamu merasa mual, carilah makanan atau permen yang bisa menghilangkan rasa mual kamu.” Liany membelai kepala Yelena dengan lembut.“Kak Lia, apa Myla itu cantik dan bersikap baik kepada kakakku?”“Heh? Myla … dia cantik, juga bersikap baik, ayoolah … setiap wanita yang melihat kakakkmu itu, pasti akan bersikap baik,” ujar Liany dengan senyum lebarnya.“Kecuali aku, malah aku pernah memuk
Magbasa pa
Partner in crime
Myla berjalan cepat dan menarik lengan Yelena agar menjauh dari satria, keduanya tersentak kaget dengan Myla yang tiba-tiba saja ada di dalam kamar itu.“Berani-beraninya kalian berpelukan di kamar ini, di rumah kakak iparku!” bentak Myla sambil melihat ke arah Yelena dan Satria bergantian.“Mas Satria jangan macam-macam dengan Liany yaa!” ancam Myla lagi. Matanya membulat sambil mengacungkan telunjuknya dengan marah. Yelena menyentak lengannya agar terlepas dari cengkraman Myla. Satria ingin tertawa tetapi dia berusaha sekuatnya untuk menahan diri dan bersikap tenang.“Heeyy… tenang dulu, Myla, ini tidak seperti yang kamu bayangkan,” bujuk Satria, dia mendekati adiknya dan berusaha memperkenalkan keduanya.“Myla, dia itu Yelena, adik angkat Mas  dan Yelena ini Myla adik Kakak juga,” ujar Satria sambil menunjuk ke duanya.“Apa?!” seru Myla tidak percaya, segera dia memindai Yel
Magbasa pa
Surprise... surprise
Sepanjang perjalanan pulang Demian lebih banyak diam, dengan sabar dia mendengarkan Myla berceloteh tentang kelucuan Rangga dan Yelena si gadis urakan di mata Myla. Adik Satria yang ini benar-benar tidak menyukai adik Satria yang satunya lagi meskipun mereka menyayangi kakak yang sama.“Dem, dari tadi kok kamu diam saja, ada apa?” tanya Myla yang akhirnya menyadari kesenyapan Demian.“Tidak ada apa-apa,” jawab Demian pelan yang tatapannya fokus pada jalan raya.“Ooh ayolah, kamu jangan kayak cewek yang ditanya kenapa cuma jawab tidak apa-apa,” sindir Myla pada lelaki di sampingnya itu. Demian menarik seulas senyum di bibirnya, setelah bertemu dengan Yelena berbagai perasaan berkecamuk di dalam dirinya.“Sungguh, aku tidak ada apa-apa, aku masih sama terkejutnya melihat Yelena di tengah-tengah mereka.” Demian mencengkram erat setir mobilnya hingga buku-buku jarinya memutih rasa kesal dan sesal itu menyerbu be
Magbasa pa
Limited Edition
Lilis segera mengambil lap, mengisi ulang tekonya dan bergegas meninggalkan dapur. Satria dan mengambil botol Rangga yang terjatuh dari tangan Liany sementara Yelena membereskan mangkok bekas mie mereka.“Lia, aku dan Yelena…,”“Sat? Apa kamu mau menikahi Yelena untuk perlindungan dan bayi dalam kandungannya?” tanya Liany yang masih berdiri di tempatnya. Satria menoleh kepada Yelena yang seakan tidak terjadi apa-apa.“Tidak! Aku tidak akan menikahi perempuan lain dengan alasan apapun, aku tidak akan melakukan itu,” ucap Satria penuh penegasan. Yelena yang mendengar itu hanya tersenyum kecil, dia sedang mencuci mangkuk dan peralatan masak yang tadi dipakainya.“Biar aku yang membuatkan Rangga susu kau kembali lah ke kamar. Aku akan bicarakan hal ini dengan Yelena, itu adalah ide gila yang tidak akan kusetujui. Kembali lah ke kamar,” pinta Satria sekali lagi. Liany tidak berkata lagi, dia hanya menatap punggung Yelena yang masih berdiri di dapur lalu dia berbalik menuju kamarnya sendiri
Magbasa pa
Memburu Mike
Demian melonggarkan dasinya, pertemuannya dengan Yelena di rumah Satria calon kakak iparnya sungguh membuatnya gelisah. Bingung, entah bagaimana nanti cara Demian untuk memberitahukan kepada Satria jika adiknya yang satu lagi adalah gadis berandalan yang terlibat dengan kecelakaan besar keluarganya. Setumpuk file di meja kerjanya tentang ekspansi bisnis yang tengah dilakukannya sudah habis dibaca. Dia sedang memperjuangkan sebuah mega proyek yang saingannya adalah perusahaan besar milik keluarga Mike Dewangga. Kali ini Demian lah yang akan mengibarkan panji perang kepada keluarga laki-laki itu, tak akan ada ampun bagi mereka, tekad Demian.Di bawah tangan Demian, Karisma bergerak lebih cepat karena pada dasarnya Demian sendiri adalah pebisnis ulung dan punya banyak koneksi. Selama ini dia hanya bersembunyi dari bayang-bayang rasa bersalahnya atas kematian ibu, kakak ipar dan Brian kecil. Saat itu dia tengah mengantarkan mereka untuk ke sebuah perayaan ulang tahun anak salah seorang k
Magbasa pa
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status