All Chapters of KEMBALI PULANG: Chapter 51 - Chapter 60
110 Chapters
BAB 51
Steven duduk perlahan dan mencoba mencerna pertanyaan Lisa dengan tenang. "Maksudnya?" tanya Steven pelan mengulur waktu agar dapat menenangkan hatinya. "Gue tahu lo suka sama gue. Bener kan?" tanya Lisa tanpa basa-basi. "I... Iya bener." jawab Steven terbata-bata, tidak tahu kemana tujuan pembicaraan ini. "Kalau gitu gue mau bilang stop. Jangan suka sama gue lagi." "Kenapa?" Otot mata Steven menegang dan pupilnya tidak bergerak. Dia kaget sekaligus marah mendengar perkataan Lisa. "Karena gue nggak mau lo suka sama gue. Lebih baik mulai hari ini lo cari orang lain. Jangan gue." jelas Lisa dengan hati kosong dan perasaan terkulai. Entah mengapa dia merasa patah hati, padahal dia yang meminta Steven melupakannya. "Kenapa? Semua kata-kata lo tadi sama sekali enggak menjelaskan apa-apa." cecar Steven. "Gue enggak cocok sama lo." "Lo tahu darimana kita enggak cocok? Lo peramal?" desak Steven sambil menjambak rambutnya sendiri. Dia tahu Lisa sedang menutupi jawaban yang sebenarnya.
Read more
BAB 52
"Enggak tahu." jawab Lisa sambil menyeka airmatanya. Tapi entah mengapa semakin dia coba hapus, air matanya malah semakin deras keluar. Steven yang melihat bagaimana Lisa berusaha keras menutupi kesedihannya tidak tahan lagi. Dia langsung menarik Lisa ke dalam dekapannya. Tangis Lisa pecah dalam pelukan Steven. Meski dia coba untuk menahan tapi kedua tangannya bergerak ke arah punggung Steven dan membalas pelukan Steven. Lisa sadar seharusnya dia tidak membiarkan tubuhnya jatuh ke dalam pelukan Steven, tapi dia tidak sanggup menahannya. Aroma tubuh Steven yang menenangkan, sama sekali tidak berubah. Bukan aroma sabun apalagi parfum hanya aroma tubuhnya yang entah bagaimana selalu tercium wangi meskipun berpeluh. Dadanya yang bidang mampu menyelubungi tubuh Lisa dan membuatnya merasa terlindungi. Tubuh Steven yang hangat dan irama jantungnya yang bagai musik di telinga Lisa mampu membuatnya rileks. Lisa merasa seperti kembali pulang. Lisa menutup matanya dan menghirup aroma Steven
Read more
BAB 53
"Kok pesimis. Setelah lulus, gue mungkin cuma akan nyari pengalaman kerja setahun atau dua tahun. Setelah itu lanjut ke luar negeri. Mungkin kerja juga setahun dua tahun di luar negeri lalu kembali ke Indonesia. Nah, yang agak berat langkah selanjutnya. Menikah dengan cewek tercantik yang pernah gue temuin dalam hidup." jawab Steven sambil tersenyum mencoba menggoda Lisa. Namun senyumnya langsung hilang begitu melihat raut wajah Lisa yang datar, tampak tidak tertarik dengan perkataan Steven. "Kalau lo nggak jadi ke luar negeri gimana?" tanya Lisa lagi mengulangi pertanyaannya. "Yah, kerja di sini aja terus nikah." jawab Steven singkat. "Kalau perempuan tercantik yang lo nikahi berubah menjadi gemuk, jelek dan tidak terawat gimana?" tanya Lisa lagi. Steven menarik nafas dalam lalu membuangnya. "Enggak tahu. Lo kenapa sih? Alasan lo minta gue lupain lo, apa karena lo insecure?" "Bukan." "Jadi?" cecar Steven. "Alasan yang gue nggak bisa jelasin, yang pasti tadi lo udah janji bakal
Read more
BAB 54
"Menurut Papa, aku bisa jadi bintang?" tanya Lisa sendu. "Kamu akan selalu menjadi bintang di hati kami Papa dan Mamamu." hibur Pak Adhitama. "Kalau aku mati dan tidak menjadi bintang. Kira-kira berapa banyak dan berapa lama orang-orang akan ingat aku ya Pa?" Mata Pak Adhitama berubah menjadi lesu dan tatapannya kosong. Entah mengapa pertanyaan Lisa membuatnya sangat terkejut dan sedih. Lisa menyadari perubahan suasana hati ayahnya. Lisa terdiam beberapa saat menunggu reaksi ayahnya. Namun ayahnya tak memberi jawaban apapun. "Menurut Papa mana yang paling berat? Kehilangan orang tua, pasangan atau anak?" lanjut Lisa melirik Pak Adhitama yang terus diam sejak dia menanyakan tentang kematian. Cukup lama Lisa menunggu hingga akhirnya Pak Adhitama memberikan pendapatnya. "Seseorang yang sudah menikah dan punya anak pasti akan menjawab anak." jawab Pak Adhitama sambil menghembuskan nafas panjang. "Kenapa Pa?" "Kamu tahu, orang-orang menyebut anak yang kehilangan orang tua yatim piatu
Read more
BAB 55
"Mama, Lisa udah bangun. Jangan nangis lagi." ucap Lisa dengan suara lantang. Dia sendiri heran bagaimana pita suaranya yang sudah tidak difungsikan selama belasan hari, masih bisa mengeluarkan suara sekeras itu. Ibu mertua Lisa terus menangis, seakan-akan tidak mendengar suara Lisa. "Bu, sudah ya. Gantian sekarang yang lain juga mau masuk." Lisa melihat dokter mendatangi ibu mertuanya. Lisa mencoba menggerakkan tubuhnya. Dia bisa bergerak lalu dia mencoba duduk dan berhasil. "Dokter, saya sudah sadar." teriak Lisa bersemangat. Tapi dokter itu juga mengacuhkannya, seperti tidak mendengar Lisa. Ibu mertua Lisa keluar dari ruangan ICU diantarkan oleh dokter yang tadi berbicara dengannya. Lisa lalu melihat ibunya masuk ke dalam ruangan. "Mama." teriak Lisa bahagia. Tanpa sadar Lisa berdiri lalu segera memeluk ibunya. Namun ibunya terus berjalan dan menembus tubuh Lisa. Lisa menoleh ke belakang dan melihat ibunya sedang menangis di samping tempat tidur. Lisa berjalan perlahan dan
Read more
BAB 56
"Baik dok, kami mengerti. Keadaan ini memang tidak mudah bagi keluarga pasien." jawab salah satu dokter yang sedang berdiri di samping Gerard. "Sehari, berarti waktuku sehari lagi." guman Lisa sambil memandangi tubuhnya yang tidak berdaya. "Tapi saya minta maaf ya dok, kalau beberapa orang keluarga saya akan keluar masuk. Mereka mau mengucapkan kata perpisahan dengan Lisa. Tapi jangan khawatir hanya keluarga yang benar-benar dekat saja kok." ucap Gerard memohon pengertian para koleganya. Mereka semua mengangguk tanda mengerti. Setelah mereka semua keluar Lisa kembali memandangi tubuhnya yang terbaring tak berdaya. Semalam sebelum menutup mata, Lisa sudah sangat pasrah dan siap dengan kematiannya. Tapi melihat tubuhnya sendiri membuat Lisa ketakutan. Dia ingin masuk ke dalam tubuh itu dan bangkit kembali. "Halo nak." Suara ayah mertuanya memecahkan lamunan Lisa. "Halo Pa." jawab Lisa meski tahu ayahnya tidak akan mendengar suaranya. "Maafkan kami apabila sebagai mertua seringkali
Read more
BAB 57
"Apa maksudmu?" tanya Lisa bingung, terutama melihat ekspresi wajah Aulia yang sama sekali tidak dia kenali. Aulia terlihat tidak menyenangkan bahkan cenderung licik. "Steven sudah setuju agar Sylvia dan Scott tinggal bersama kami untuk sementara waktu, sampai keadaan Steven stabil. Steven terlalu naif karena percaya bahwa kami hanya akan mengasuh kedua anak itu sementara. Tapi aku pastikan bahwa rumah kami akan menjadi rumah permanen mereka. Dan kami akan menjadi orangtua mereka menggantikan kalian." lanjut Aulia masih berbisik sangat pelan. "Akhirnya aku merasakan bagaimana bahagianya dipanggil Mami. Kau ingat Lisa, dulu ketika mereka baru lahir, aku sampai memohon agar kau membiarkan mereka memanggilku Mami. Tapi kau tolak dengan alasan tidak ingin mereka bingung. Ha! Lihat sekarang siapa yang akhirnya menjadi ibu mereka." guman Aulia sinis. Lisa benar-benar terkejut mendengar kata-kata Aulia. Dia tidak menyangka ternyata Aulia berencana mengambil anak-anaknya. Selama ini Aulia
Read more
BAB 58
"Maaf kalau kita harus bertemu dalam suasana seperti ini." ucap Angel sepelan mungkin. "Aku memohon supaya Steven membiarkan aku menjengukmu sebentar saja. Aku cuma meminta kamu jangan khawatir. Setelah kamu pergi aku akan berusaha keras untuk menghibur dan menguatkan Steven. Aku juga memohon restumu. Aku berjanji akan selalu menemani dan menopang dia. Tidak peduli seberapa sulit, aku akan selalu berada di sisi Steven." lanjut Angel sambil mendekati wajah Lisa. "Aku benar-benar tidak menyangka pada akhirnya kita akan berbagi Steven." bisik Angel di telinga Lisa. Lisa mendekati Angel dan berusaha mendorongnya dari tubuhnya, tapi Lisa tidak bisa. Akhirnya Lisa hanya bisa melihat Angel berjalan keluar dari ICU dengan anggun. Lisa tidak menyangka, kepergiannya membuat para manusia pemakan bangkai berkumpul di sekitar tubuhnya. Mereka berusaha mengambil semua yang Lisa tinggalkan dan hal itu membuat Lisa semakin tidak rela meninggalkan keluarganya. Lisa terus berteriak serta menangis.
Read more
BAB 59
"Lihat sekarang istriku benar-benar sadar." Steven kembali berteriak. Para dokter yang masih berkumpul di ICU segera mendekati tempat tidur Lisa. Mereka kembali memeriksa keadaan Lisa. Steven benar, kali ini Lisa sudah benar-benar sadar. "Maaf Pak, kali ini kami minta bapak untuk tunggu di luar sebentar. Kami harus melakukan pemeriksaan lengkap terhadap pasien. Nanti kami pasti akan memberitahu perkembangan pasien." pinta salah seorang perawat kepada Steven. Gerard segera menarik Steven keluar dan membiarkan para dokter bekerja. "Bagaimana?" tanya Aulia yang sudah menunggu di pintu ICU sejak Steven menerima telepon dan menemui Lisa. "Ajaib. Lisa sadar, dia sudah bangun." jawab Steven tidak dapat menutupi kebahagiaannya. Gerard menepuk pundak Steven. Dia hendak mengingatkan adiknya agar tidak bereaksi berlebihan sebelum mengetahui kondisi Lisa seutuhnya. "Steven, ayo kita bicara sebentar." ajak Steven lalu berjalan ke pojok yang agak sepi. "Dengar, sebaiknya tahan dulu semangatmu
Read more
BAB 60
"Gerard, apakah mungkin merawat Lisa di rumah? Sepertinya dia sangat ingin pulang dan aku yakin keadaannya pasti akan lebih baik di tempat yang dia kenal." pinta Steven kepada Gerard setelah pembicaraannya dengan Aulia. "Kenapa harus merepotkan diri sendiri Steven? Di sini Lisa dirawat dengan baik. Ada perawat yang mengurus dan memeriksa keadaannya. Sabar saja dulu beberapa hari." jelas Gerard yang tidak setuju dengan permintaan Steven. "Kalau masalah biaya, jangan pikirkan. Semua sudah aku bereskan." lanjut Gerard yang berpikir Steven ingin mengeluarkan Lisa karena masalah biaya rumah sakit. Steven diam. Dia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Steven kembali ke kamar tempat Lisa dirawat. Lisa sedang membuka matanya namun pandangannya kosong hanya menatap langit-langit kamar rumah sakit. Melihat keadaan Lisa saat ini, tiba-tiba muncul perasaan bersalah dalam diri Steven. 'Apakah Lisa memaksakan dirinya untuk kembali demi aku?' tanya Steven berkali-kali dalam hatinya. Steven merasa san
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status