All Chapters of Gairah Cinta Roosje: Chapter 61 - Chapter 70
77 Chapters
Bagian 60
GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 60—---- o0o —----"Saya belum sempat meminta maaf pada Guru," ujar Ki Bajra kemudian. Lalu menoleh ke arah Ki Sendang Waruk dengan mata menyipit. "Kira-kira, kamu tahu apa yang menyebabkan kematian Guru?"'Pertanyaan bodoh macam apa itu?' tanya Ki Sendang Waruk. "Mungkin karena memang sudah waktunya untuk meninggal, Ki," jawabnya tanpa membeberkan perihal yang menimpa Ki Ranah Welung, sewaktu pertama kali dia temukan dalam kondisi mengenaskan. "Apa ada hal lain yang hendak Aki tanyalan kembali? Saya masih punya sedikit urusan dengan keluarga almarhum Juanda ini."Ki Bajra tiba-tiba mengekeh. "Urusan apa, Waruk? Urusan dengan janda tua itu? He-he-he," ujarnya seraya mendekat.Ki Sendang Waruk tidak ingin menjawab. Dia bersiap-siap hendak melangkah, meninggalkan sosok tadi."Permisi, saya pamit pergi, Ki, kalau memang sudah tidak ada lagi hal yang patut kita b
Read more
Bagian 61
GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 61—---- o0o —----"Saya tinggal di kediaman Nèng Asih pada waktu itu, berlangsung hingga beberapa pekan. Sampai luka dalam yang saya rasa, benar-benar telah pulih seperti sediakala," pungkas Ki Sendang Waruk menutup kisahnya di hadapan Hanan dan Mang Dirman. "Namun karena kondisi saat itu tengah genting, saya pun lantas memutuskan diri untuk berpindah tempat dan bergerilya kembali, bergabung bersama para pejuang lainnya."Ki Sendang Waruk dicari-cari oleh pihak Belanda atas dasar laporan dari Ki Bajra. Kemudian terburu-buru meninggalkan kembali Asih, sendiri tinggal di gubuknya. "Siapa itu Asih, Ki?" tanya Hanan setelah —lama— menyimak penuturan kisah hidup Ki Sendang Waruk dan alasan lelaki tua tersebut, menghilang, usai pemakaman ayahnya dulu.Orang tua itu menarik napas berat. Lalu menjawab risau, "Saya sendiri belum sepenuhnya mengenal siapa sebenarnya perempuan
Read more
Bagian 62
GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 62—---- o0o —----Sekitar pukul tujuh pagi, Hanan sudah berada di Balai Kesehatan warga setempat. Sebuah gedung sederhana dengan desain khas berdindingkan ragam bentuk batu templek berwarna kehitaman, menghiasi di sepanjang pandangan mata."Mamang kalau mau kembali ke rumah, pulanglah dulu," kata pemuda tersebut sebelum melangkah memasuki bangunan tadi. "Nanti siang, jemput lagi saya di sini, ya?"Mang Dirman terpana sejenak, menatap sedemikian rupa terhadap anak dari majikannya tersebut. Lantas mengulas senyum lebar dipadu dengan bias wajah semringah. "Subhanallah, Aden terlihat gagah dan tampan sekali dengan setelan pakaian seperti itu, Den," puji orang tua itu tidak henti-hentinya mengulas senyum. "Mirip sekali dengan mendiang Juragan Laki-laki.""Ah, Mamang ini," kata Hanan tersipu. "Bagaimana, Mamang mau tunggu di sini atau pulang dulu?" Kembali anak m
Read more
Bagian 63
GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 63—---- o0o —----"Uummhhh, apa yang bisa saya bantu untuk Anda, Nona Roos?" tanya Hanan merasa agak risi dipandangi oleh Roosje sedari awal tadi. "Mohon maaf, jika kondisi ruangan ini begitu sederhana dan saya belum mempersiapkannya untuk menyambut Anda."Sekali lagi gadis itu hanya mengulas senyum simpul. Balasnya kemudian usai melihat-lihat ke sekeliling ruangan tersebut, "Tidak apa-apa, Hanan. Justru, saya ingin mendengar dari kamu orang, mungkin agar ruangan … atau bila perlu bangunan ini diperbaiki agar bisa terlihat lebih nyaman. Supaya kamu orang bisa bekerja dengan lebih baik.""Ah, tidak perlu, Nona. Dengan begini saja, kami sudah sangat bersyukur," ujar Hanan. "Hanya saja, mungkin kayu-kayu jendela dan pintu itu perlu diganti saja. Soalnya saya lihat tadi, ada banyak yang sudah lapuk.""Oh, soal itu? Baik, saya akan secepatnya sampaikan itu ke Papa," timpa
Read more
Bagian 64
GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 64—---- o0o —----"Hei, Dasimah!" seru Roosje begitu sosok Dasimah muncul tergopoh-gopoh di dapur. "Ke mana saja kamu orang, heh? Saya cari-cari kamu orang dari tadi.""Maafkan saya, Nona," ujar Dasimah tampak pucat ketakutan. "S-saya baru kembali dari kebun belakang. T-tadi … mencari-cari sedikit bahan bumbu untuk memasak." Dia melirik sejenak ke arah Ambu Darsih yang tampak sedang sibuk sendiri di dekat tungku perapian. "Nona mencari saya? Maaf, apa yang bisa saya lakukan untuk Nona sekarang?"Roosje mendengkus kesal, lantas berkata, "Kamu orang buatkan itu minuman untuk tamu saya Hanan di ruang depan, ya? En bawakan sekarang juga. Jangan berlama-lama!""B-baik, Nona. S-segera saya laksanakan," balas Dasimah tergagap-gagap sambil menyingsingkan lengan kebayanya secara tidak sengaja. "S-sebentar, a-akan saya buat dan bawakan sekarang juga."Tiba-tiba kelopa
Read more
Bagian 65
GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 65—---- o0o —----Mang Dirman baru saja menepikan sadonya di bawah rindang pepohonan di belakang rumah, sekonyong-konyong Juragan Sumiarsih keluar menyongsong dari pintu dapur."Mang!" panggil perempuan tua tersebut seraya mendekat.Mang Dirman menoleh dan langsung membungkuk. "Eh, Juragan," katanya seraya mengulas senyum. "Ada apa, Juragan? Ada yang bisa saya bantu?""Ah, tidak. Justru saya ingin bertanya," balas Juragan Sumiarsih. "Mengapa Mamang pulang? Tidak menunggu sampai Hanan nanti pulang, Mang?" imbuhnya kembali bertanya.Senyum Mang Dirman seketika terhenti. Tampak sekali dia merasa bingung untuk menjawab. Sampai kemudian terpaksa berkata, "Saya disuruh Den Dokter untuk kembali ke rumah, Juragan.""Loh, mengapa?" Juragan Sumiarsih mengerutkan kening. "Bukannya saya tadi saya sudah berpesan, Mamang harus menemani kemanapun Hanan pergi. Mama
Read more
Bagian 66
GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 66—---- o0o —----Keesokan harinya, Roosje kembali datang berkunjung ke tempat Hanan bertugas di Balai Kesehatan. Kali ini dia mendampingi Dasimah yang sebelumnya dipinta oleh dokter muda tersebut untuk berobat. "Nona Roos kembali datang, Den," kata Mang Dirman sesaat sebelum gadis itu masuk ke dalam ruangan. Hanan mengerutkan kening di sela-sela kesibukannya melayani pasien."Sendiri?" tanya anak muda tersebut menduga-duga. Mang Dirman menggeleng, lantas menjawab, "Tidak. Kali ini ditemani oleh seorang perempuan muda, Den. Kalau tidak salah, namanya Dasimah.""Dasimah? O, iya … saya kemarin memang minta dia datang berobat," kata Hanan kembali. "Suruh tunggu saja dulu dan mengantre dengan pasien lainnya.""I-iya, Den," sahut Mang Dirman menurut. Tidak berapa lama suasana di dalam gedung itu pun mendadak senyap begitu Roosje masuk. Tidak
Read more
Bagian 67
GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 67—---- o0o —----"Adik?" tanya Bunga begitu Hanan tiba kembali di rumah pada sore hari. Sepasang kekasih tersebut terlibat perselisihan kecil usai Bunga mendapati Hanan tengah bercakap-cakap berdua bersama Roosje."Nèng, tunggu!" seru dokter muda tersebut begitu Bunga berbalik arah, mengurungkan diri menemui Hanan di ruang kerjanya. "Nona Roos tunggu sebentar, ya? Aku hendak mengurus adikku terlebih dahulu," ujarnya sebelum bergegas menyusul kekasihnya."O, iya … silakan, Hanan," jawab gadis bule tersebut dengan tatapan heran setelah melihat sikap Bunga tadi.Beberapa warga yang sedang menunggu antrean, sontak menoleh dan memperhatikan tingkah kedua sejoli tersebut, disusul oleh Mang Dirman di belakang Hanan."Nèng, tunggu dulu sebentar," pinta Hanan sambil menghalangi langkah Bunga. "Biar aku jelaskan terlebih dahulu maksud aku tadi."Ga
Read more
Bagian 68
GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 68—---- o0o —----Perlahan roda sado itu bergerak berputar-putar, meninggalkan area Balai Kesehatan Desa Kedawung di Kampung Sundawenang bersama sosok lelaki yang sedang disukai. Dengan kedua bola matanya yang biru, Roosje menatap Hanan sejak awal kaki menaiki badan kendaraan berkuda tersebut."Hati-hati di jalan, Nona Roos," ucap dokter muda itu seraya memberinya seulas senyum.'Dank ke wel, Hanan,' balas gadis cantik berkulit putih kontras tersebut di dalam hati. 'Elke dag hou ik meer en meer van je. Ik weet het niet, is dit een tijdelijke liefde of ontstaat het vanzelf?'(Terima kasih, Hanan. Semakin hari, aku kian menyukaimu. Entahlah, apakah ini hanya cinta sesaat atau memang timbul secara alami?)Semakin hari, di mata Roosje, sosok Hanan kian terlihat menawan. Dia sudah tidak lagi mau berpaling, terkecuali padanya seorang. Lantas tersenyum-senyum sendiri, kala teringat pada pertemuan pertama mereka di siang itu beberapa bulan yang
Read more
Bagian 69
GAIRAH CINTA ROOSJE Penulis : David KhanzBagian 69 —---- o0o —---- Tuan Guus mencampakkan tubuh Dasimah, tergolek tidak berdaya di atas tempat tidur. Setelah puas memenuhi hasrat pribadinya, lantas laki-laki bertubuh tinggi besar itu menaikkan kembali celananya yang dibiarkan melorot hingga betis. Disusul dengan melingkarkan sabuk berbahan simpulan benang keras merekat di pinggang. "Itu sebagai bahan perhatian, agar kamu orang tidak sembarang bercerita, terutama pada anak muda yang bernama Hanan itu, heh!" ujar Tuan Guus seraya terkekeh-kekeh sendiri. Sementara Dasimah sendiri tertelungkup rata dengan permukaan kasur dengan kondisi area pinggang ke bawah tersingkap bebas. Dia tidak menangis, tidak pula bersuara.
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status