All Chapters of Love Breaking Contract: Chapter 11 - Chapter 20
20 Chapters
11. Tantangan
Apa yang harus kulakukan dengan foto ini? Aku hanya pernah bertemu dengan Rody beberapa kali dan belum pernah berbicara langsung dengannya. Jadi, orang seperti apakah dia? Aku sama sekali tidak punya jawaban.Skandal yang melibatkan keluarga Sastrajaya selalu menarik perhatian. Selama ini, gosip miring yang menerpa keluarga Sastrajaya hanyalah bahwa calon penerus Luxy Group adalah seorang playboy tukang foya-foya serta hubungan ‘rahasia’ playboy itu dengan karyawan adik tirinya. Tapi kedua gosip itu sudah hilang bagai ditelan bumi setelah pernikahan kami.Lalu, apa yang akan terjadi jika perselingkuhan menantu Luxy Group terbongkar?Kepalaku jadi pusing.Di hadapan pegawai Jasc EO, Jasmine dan suaminya selalu terlihat mesra dan saling mencintai. Jasmine khususnya, tampak sangat tergila-gila pada suaminya. Sedangkan Rody, terlihat seperti rela bahkan jika harus menjilat kaki Jasmine hanya untuk menyenangkannya.Jenis pasangan yang menyebalkan untuk dilihat. Meskipun banyak yang memuji
Read more
12. Di Tepi Pantai
Aku lupa kalau mertuaku adalah orang yang sangat licik, bisa-bisanya aku terpancing oleh perkataannya. Bahkan Jasmine jadi mencemoohku sewaktu kami turun ke lantai bawah.“Aku sudah tahu kalau kau bermulut besar, tapi ternyata kau juga bodoh,” katanya dengan mulut berbisa. “Berkatmu, Aldo akan segera didepak dari perusahaan.”Sungguh, perkataan Jasmine membuatku terus kepikiran. Bagaimana jika aku menjerumuskan Aldo ke dalam perangkap orangtuanya? Padahal selama ini dia sudah sangat baik padaku walaupun pernikahan kami hanya pura-pura. Tapi aku malah berpotensi membuat rencana besarnya gagal total.“Sedang apa di sini?” Aldo mendapatiku sedang duduk termenung di ruangan kerja kantornya.Ah, aku hanya terpikir untuk segera memberitahu kesalahan yang aku buat tanpa banyak berpikir.“Mau pengakuan dosa,” jawabku pasrah. Entah nanti sikap Aldo akan berubah dingin padaku, memarahiku, atau bahkan membenciku, aku pasrah saja. Yang penting dia harus mendengar masalah ini terlebih dahulu.“Kau
Read more
13. Kita ini Apa?
Setelah matahari terbit cukup tinggi, Aldo menggulingkan tubuhnya untuk memelukku.“Aku akan memejamkan mata sebentar sebelum menyetir pulang,” katanya dengan mata terpejam.Rambutnya yang sedikit panjang jatuh menutupi kelopak matanya. Aku menggerakkan tangan untuk merapikan rambutnya ke belakang.Dia benar-benar tampan, aku membatin.“Kau juga cantik,” kata Aldo masih terpejam. Aku sedikit menarik rambutnya yang masih kubelai. Dasar, dia masih saja membaca pikiranku.“Tidurlah, nanti kubangunkan,” kataku. Aldo menggerakkan tubuhnya semakin dekat denganku, kemudian aku mendengar nafasnya yang teratur. Dia sudah tidur.Sebaliknya, aku tidak bisa memejamkan mata sedikit pun. Semalam, Aldo sukses membuat jantungku berdebar-debar tidak karuan.Setelah pernyataan itu, dia menciumku. Dan tubuhku sepertinya mengingat ciuman Aldo. Aku membalas ciumannya yang hangat dan tanpa tuntutan.Kami melakukannya cukup lama sampai angin laut yang berhembus mulai terasa dingin.“Tunggulah di sini, aku a
Read more
14. Adik Ipar
Berapa kali pun kupikir, aku tidak menemukan jawaban kenapa Aldo menyukaiku.Walaupun memang banyak yang bilang aku cantik, tapi itu hanya dari standar orang biasa. Berbeda dengan wanita-wanita yang pernah digosipkan atau bahkan yang ada di foto ‘candid’ yang dikirimkan Jasmine waktu itu.Aldo bahkan pernah digosipkan berkencan dengan artis cantik. Kalau dipikir-pikir, aku hanya seperti kutu jika disandingkan dengan artis itu.Aku segera mengenyahkan pikiran tidak penting itu dan segera meneliti dokumen yang harus kutinjau. Kalau pekerjaanku tertunda sedikit saja, aku bisa kena ejek Genta lagi. Dia bilang ‘pengantin baru bawaannya ngelamun terus’ sambil terkekeh. Dan aku tahu apa yang ada di dalam kepalanya. Dasar playboy.Seseorang mengetuk pintu ruang kerjaku lalu sebuah kepala menengok ke dalam. “Bu Fiona, adik ipar Anda mencari,” lapor Meylia, sekretarisku.Adik ipar? Jasmine?? Hal buruk apa yang sudah kulakukan sehingga aku mendapat ganjaran bertemu dengan orang gila itu pagi-pag
Read more
15. Sarapan Keluarga Sastrajaya
Aldo duduk di pinggiran tempat tidurku sambil bercerita. Sedang aku memperhatikan ceritanya dengan seksama dari kursi meja rias. Walaupun kami agak berjauhan, namun aku bisa merasakan dia berhati-hati dalam bercerita.“Rody adalah anak bungsu di keluarganya. Dia lemah dan tidak sepintar kakaknya , Danu. Walaupun dalam kondisi apa pun, Danu lah yang berhak mewarisi usaha keluarganya karena dia adalah anak sulung. Namun karena ada perbedaan yang cukup jauh, ayahnya jadi terlalu membeda-bedakan mereka. Mungkin karena itulah, Rody tumbuh dewasa dengan sikap yang sok jagoan karena sebenarnya dia tidak punya banyak kemampuan,” Aldo menghela nafas lalu melanjutkan ceritanya.“Keluarga Hastama memiliki usaha demolishing, mereka mencari uang dengan menghancurkan bangunan dan pembebasan lahan. Untuk itu, mereka banyak terlibat dengan genk dan preman. Rody yang penakut tentu tidak sesuai dengan bidang usaha keluarganya.”Aku membelalakkan mata menyadari benang merah yang mulai terlihat.“Apakah
Read more
Informasi
Hai guyss.. Seperti yang sudah readers ketahui, sudah beberapa hari ini author ngga update 'Love Breaking Contract'. Jadi, beberapa hari ini author sakit lumayan lama. Kupikir sakitnya bakal sembuh sehari dua hari, tapi ternyata ngga sembuh-sembuh juga 😁. Tapi syukurlah, berkat doa dan dukungan dari semuanya sekarang kondisiku sudah mulai membaik🥳 Jadi, author akan usahakan besok akan mulai update lagi. Gemes juga kenapa tiap makan bareng keluarga Sastrajaya selalu aja ada masalah. Jadi bisa ditebak kalau judulnya makan bersama pasti ada adegan heboh 😄 Tunggu cerita Aldo & Fiona terus yaaaa Thanks for the love and support ❤️❤️❤️ Note: plisss kasih masukan biar karyaku semakin baik yaa. Thanks!
Read more
16. Teror
“Kau harus ke rumah sakit,” kataku sambil memandang tangan Aldo yang banyak terkena pecahan kaca.“Tidak usah,” jawabnya sambil terus mendekapku.Aku berusaha melepaskan diri dari dekapannya karena sungkan dengan Galih yang sedang menyetir untuk kami.“Kau harus memeriksakannya, bisa saja masih ada pecahan kaca di dalam lukamu,” paksaku.“Kalau kau begitu mengkhawatirkanku, maka buat aku merasa lebih baik,” kata Aldo dengan wajah kesal.“Bagaimana caranya?” Tanyaku.“Cium aku,” jawabnya sambil mengalungkan tangannya ke leherku.Wajahku pasti sudah merona karena malu. Bisa-bisanya dia bicara begini dengan adanya Galih di kursi depan.“Bicara apa kau, ada Galih di sini,” kataku sambil menyembunyikan rasa malu.“Anggap saja dia tidak ada,” kata Aldo ngawur, membuat Galih sedikit berdehem.“Kau tidak boleh bicara seperti itu, itu tidak sopan!” Tegurku pada Aldo.Aldo terlihat tidak senang karena aku menegurnya, sedangkan aku bisa melihat Galih tersenyum melalui spion tengah.“Tidak apa, N
Read more
17. Rasa
“Cakep banget!” Beberapa perempuan muda berteriak tertahan dengan heboh sambil terkikik-kikik. Aku mengarahkan mataku kepada sesuatu yang membuat mereka tertawa dan saling sikut satu sama lain.Di ujung pandangan mata mereka tampak Aldo dengan balutan setelan kerjanya sedang berdiri di depan meja salad, sibuk memilih topping.Aku sama sekali tidak menyalahkan mereka, karena Aldo memang terlihat luar biasa. Apalagi rambutnya yang sudah mulai terlalu panjang kini bisa dikuncir kecil, membuat kesan excecutive muda rebel.Walaupun begitu, ada perasaan tidak suka mengganjal di hatiku. Perasaan yang mendorongku untuk menepuk punggung mereka dan berkata ‘Hei, yang kalian lihat itu suamiku. Jaga mata kalian dan makan saja.’Tapi aku masih bisa menahan diri untuk tidak melakukannya. Karena pertama, aku adalah istri dari calon penerus hotel ini dan mereka adalah tamu hotel. Dan kedua, membayangkan melakukannya saja sudah membuatku sangat malu.“Kenapa mukamu merah begitu? Kau sakit?” Aldo menyo
Read more
18. Pertengkaran Pertama
Hatiku terasa membumbung bahagia karena ayah mertuaku menyetujui konsep rencana Aldo untuk menaikkan pendapatan Grand Luxy. Kami baru saja selesai mempresentasikan konsep tersebut di hadapan beliau, dan beliau menyetujuinya secara langsung. Rasanya aku ingin meloncat sambil berteriak ‘cihuy!’Tapi tidak mungkin aku melakukannya, aku pergi ke kantor CEO sebagai direktur Grayscale, jadi aku harus menjaga martabatku. Maka, kami keluar pintu kantor dengan tenang walaupun hatiku ingin meledak saking gembiranya.Sayangnya, kegembiraan yang kurasakan langsung lenyap ketika aku melihat sosok Rody berpapasan dengan kami, rupanya dia hendak masuk ke kantor CEO.Rody pun juga terlihat sama tidak sukanya melihat kami. Aku hampir melihatnya meludah ketika mata kami bertemu.“Seharusnya kau pergi ke rumah sakit untuk merawat luka di wajahmu,” kata Aldo mengomentari luka pukulan hasil karyanya di wajah Rody. “Bukannya malah pergi menyelinap untuk mengacak-acak rumah orang lain.”Rody berhasil terpan
Read more
19. Penculikan
Aku memaksakan diri membuka mata walaupun kepalaku sangat pusing dan tubuhku sangat lemah.Gelap dan dingin. Aku menyadari bahwa aku terbaring di atas lantai yang dingin. Bukankah terakhir tadi aku sedang ada di depan rumah?Kepalaku semakin pusing ketika berusaha mengingat-ingat apa yang telah terjadi padaku.Ah, orang itu. Apakah dia berpura-pura menjemputku padahal dia mau mencelakaiku? Lalu, siapa dia? Atau, siapa orang yang ada di baliknya?Tidak ada siapa pun di dalam ruangan yang gelap ini yang bisa kutanyai. Setelah sadar sepenuhnya, aku mencoba untuk berteriak. Aku menyadari bahwa seseorang sudah menculikku.“Tolong! Ada orang di luar?!” Aku berteriak sekuat tenagaku yang masih lemah.Aku tidak sepenuhnya merasa takut. Justru aku merasa aneh. Seorang Fiona, anak yatim piatu dari kota kecil yang mencari peruntungan dengan bekerja di kota besar tidak mungkin akan diculik. Seandainya aku tidak terlibat dengan keluarga Sastrajaya.Mungkin inilah yang dikatakan ayah mertuaku, aku
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status