All Chapters of TEMPE GORENG DI MEJA MEWAH MENANTU (Fobia Miskin) : Chapter 21 - Chapter 30
63 Chapters
MEETING ZOOM
Menit kemudian Mbak Ummi datang menenteng kerupuk."Lho, mana telurnya, Mbak?" tanyaku penasaran."Ini ada di dalam plastik."Mbak Ummi meletakkan plastik di meja tamu. Karena aku dan Aira sedang bersantai di situ."Lho, kok cuma empat butir? Aku kan memberi uang untuk 1kg telur."Mbak Ummi mengulas senyum. "Maaf, Vin! Tadi di jalan Mbak melihat es warna-warni ada bulat-bulat seperti cendol dawet. Mana tenggorokan kering. Jadi, Mbak mampir dan beli dulu. Terus, sisa uangnya baru buat beli. Maaf, Vin. Anggap saja itu sedekah buat Mbak."Gigiku gemeretak. "Sayang, kamu lihat dia ...! Sepertinya aku sudah nggak kuat untuk mempekerjakan Mbak Ummi. Ini baru sehari lho. Tapi kamu lihat kelakuannya?"Aira mengedikkan bahu. "Kurasa sikap Mbak Ummi masih wajar.""Ya sudah, aku ke belakang dan masak dulu." Mbak Ummi meninggalkan kami. Mbak Ummi ke belakang. Perlahan aroma harum menguar dari dapur. Sepertinya wanita itu memang pandai memasak. Bisa dilihat dari bentuk tubuhnya. Pasti apa saja mas
Read more
MISTERI KEHAMILAN
Kalau aku mengundurkan diri, itu namanya mempermalukan diri. Sedangkan aku dan Aira di awal sudah setuju. Seperti pada pembahasan, kami akan membawa pasangan masing-masing. Kami akan berangkat menggunakan mobil pribadi. Tapi aku memilih nebeng pada mobil Angga. Setidaknya dia tidak cerewet seperti Zaki. Biar lebih irit tak keluar bensin."Ayo siap-siap, Sayang!" Aira hanya berdiam diri ketika aku sibuk memasukkan baju ke dalam koper, "katanya mau bulan madu!""Kalau ada Selena namanya bukan bulan madu, Mas! Tapi bulan merah.""Terus bagaimana?""Aku mau di depan Selena kamu bersikap menjadi laki-laki paling romantis sedunia dan aku menjadi wanita paling beruntung sedunia, supaya Selena kepanasan," ujar istriku."Berat.""Kok berat?"Ah, nggak. Maksudnya barang bawaan kita cukup berat."***"Mbak Ummi jaga rumah, ya!. Kunci semua pintu. Jangan sampai ada maling masuk. Tapi di sini aman kok. Di pintu gerbang masuk komplek dijaga ketat."Kalian mau kemana?" Mbak Ummi yang saat ini sudah
Read more
NUMPANG
"Awas ya, Mas! Jika sampai kamu ketahuan selingkuh dengan Selena dan dia terbukti kamu hamili, sesuai surat perjanjian yang sudah kita sepakati, semua asetmu akan menjadi milikku," ucap Aira lantang di dalam kamar hotel.Acara di tepi pantai belum selesai, tapi karena suatu hal jadi bubar. Aira pun ngambek nggak mau bicara selama di dalam kamar. Kalau tahu akan jadi seperti ini, lebih baik aku tidak ikut. Percuma bayar mahal-mahal kalau akhirnya seperti ini.Kami tidur saling memunggungi. Aira kusentuh pun menjauh. Malam yang seharusnya romantis dan menjadi malam terindah bulan madu kami terasa memilukan. "Hallo, Brow! Bagaimana tidur kalian? Nyenyak kan?" sapa Zaki di tepi kolam renang sekitar hotel."Memuaskan!" sahutku. Meski sebenarnya malamku terasa garing. Tapi, karena yang bertanya laki-laki penggoda istriku, terpaksa aku berbohong.Dari sudut mata kulihat Zaki tertawa. Kuyakin dia mentertawakanku. "Selena beneran hamil nggak sih?" tanyaku penasaran."Nggak tahu. Aku nggak p
Read more
SUARA HATI
"Kurasa kalian sudah tahu. Maaf, ya! Sebenarnya dia adalah suamiku."Selena menggandeng pria yang sejak berangkat menemaninya."Suami?!" Aku dan yang lainnya saling menatap satu sama lain."Tunggu, tunggu!" Aira maju selangkah, "kalau kamu sudah menikah, kenapa kemarin mengakui kalau kamu masih mencintai Mas Kevin dan mengedit fotoku dengan alasan mau membuat rumah tanggaku berantakan. Lagi, kenapa juga kamu mengajak aku ketemuan dan ngotot ingin mengembalikan cinta suamiku padamu. Kamu masih waras kan?" cecar Aira."Sayang ...!" Aku mencoba menarik mundur. Tapi tanganku dikibaskan."Tunggu, Mas! Aku butuh kejelasan. Aku tidak mau cuma gara-gara mantanmu ini kita jadi berantem."Aku pun diam. Membiarkan Aira mencari tahu kepuasan hatinya sendiri."Apa?! Jadi selama ini kamu mengaku di depan teman-temanmu kalau kamu belum bersuami? Keterlaluan!" hardik pria yang badannya lebih berisi dari pada aku. "Maaf, bukan begitu, Sayang!" Selena mencoba memegang tangan pria yang diakui suaminya
Read more
BERITA DARI RUMAH
"Tapi, setelah aku tahu kalau Kevin sudah tak mencintaiku dan memilih istrinya, aku mencoba menerimamu. Kalau tidak, saat ini juga bayiku akan kugugurkan. Mengertilah posisiku, Mas!" pinta Selena. Badannya luruh ke pasir putih dengan tangan berpegangan pada tubuh suaminya yang mematung."Nggak, ini bukan cinta. Tapi keterpakasaan. Kalau mantanmu masih mau denganmu, pasti kamu juga tak akan mencintai aku. Cukup sudah pengorbananku selama ini. Aku akan memberimu kebebasan."Kurang ajar. Pria itu meninggalkan Selena begitu saja. Bahkan dengan kasar dia memudarkan cengkeraman tangan istrinya."Mas, tunggu, Mas!" Selena menangis dalam posisi duduk."Sel ...!" Aku ingin mendekat. Tapi tanganku ditahan istriku. Dia menggelengkan kepalanya dengan tatapan tajam."Silakan maju selangkah mendekati mantanmu itu. Tapi aku juga akan mundur selangkah untuk menjauhimu, meninggalkan semua kenangan tentangmu!" Tatapan Aira terlihat serius dan tak main-main. Demi keutuhan rumah tanggaku, aku pun memilih
Read more
KEBAKARAN
Aku dan istriku kembali ke hotel dan check out saat itu juga dan melakukan perjalanan pulang dengan taxi yang sama. Di dalam mobil kucoba menghubungi Mbak Ummi. Tapi, panggilanku tak juga diangkat. Jika tidak ada signal tidak mungkin."Bagaimana, Mas? Aku takut terjadi sesuatu pada Mbak Ummi," ujar Aira. Dia menutup mulut dan hidungnya demi menyembunyikan kekhawatirannya. "Aku masih mencoba. Tapi tidak ada jawaban. Sebenarnya ada apa?"Entah kenapa saat ini perasaanku tidak enak. Pikiranku kacau dan berandai-andai hal yang sangat buruk telah terjadi."Tolong cepat sedikit, Pak!"Driver cuma mengangguk."Pak, tolong cepat sedikit!" ulangku. Meski kecepatan mobil sudah maksimal, aku merasa masih saja di tempat yang sama."Menepi, menepi. Berhenti!" Driver pun menepi. Aku keluar, kemudian menggantikan peran sebagai sopir."Hubungi Mbak Ummi lagi!" seruku. Dari kaca spion kulihat istriku melakukan apa yang kuperintahkan.Aku terus melajukan mobil dengan pacuan gas maksimal. "Pak, hati-
Read more
SUMBANGAN
"Malam ini kalian tinggal di sini saja dulu. Besok baru melihat kondiri rumah," ujar Pak RT. Aku baru menyadari kalau rumah ini miliknya.Kebakaran itu mungkin telah melenyapkan surat-surat penting dan barang lainnya. Kalau aku ke sana sekarang, meski api telah padam, bukan tidak mungkin kalau masih banyak sisa-sisa bara api. Untung saja kebakaran juga tidak menyebar ke tetangga. Mudah-mudahan uang di dalam brangkasku masih ada dan tidak ada yang mengambilnya."Kamu tenang saja Mas Kevin. Rumahmu telah diberi garis batas polisi. Aku juga sudah menyuruh salah satu satpam untuk berjaga di sekitar lokasi agar tidak terjadi penjarahan."Baguslah. "Mas Kevin, taxi yang mengantar Mas Kevin meminta uang bayaran. Karena saat itu Mas Kevin sedang syok, jadi kupinjami," kata salah satu tetangga."Tega kamu, ya! Aku sedang terkena musibah. Ikhlaskan sajalah. Aku nggak ada waktu memikirkan hal sepele seperti itu. Paling cuma sekitar tiga ratusan."Heran. Bukannya prihatin malah minta ganti.Tet
Read more
AMARAH ISTRI
"Maaf, aku nggak butuh belas kasihan." Kudorong halus amplop di tangan Bu RT."Gayamu, Pak Kevin. Sudah diberikan peringatan dari Sang Khalik masih saja sombong. Belanja saja ngirit, sok-sokan menolak bantuan dari kita-kita. Benar nggak ...?" cerca wanita bertubuh gempal yang memang julid padaku."Sudah, sudah. Kalau Mas Kevin memang tidak mau menerima dan masih merasa cukup, kita doakan saja kehidupan Mas Kevin setelah ini menjadi lebih bahagia." Pak RT mengangkat kedua tangannya ke atas agar warga tidak menyorakiku."Ih. Males banget!" sahut wanita gempal yang sama.Ingin sekali kututup mulutnya. Sayangnya aku takut tersandung hukum. Zaman sekarang hal kecil bisa menjadi besar."Brow, bagaimana, Brow? Apa masih ada barang yang bisa diselamatkan?" tanya Zaki dan kawan lainnya. Mereka berlari ke arahku, "Kita langsung pulang ketika melihat berita tadi malam yang lewat di sosial media.""Ini bukan masalah besar. Yang penting kotak brangkasku masih aman. Apa lagi uang yang ada ditabunga
Read more
TERLANJUR KECEWA
Bab 16Pov AiraSetelah musibah yang menimpa hunianku dengan suami, kupikir Mas Kevin akan berubah. Nyatanya dia malah semakin sombong. "Ayo, Mbak Ummi!" Kugandeng tangan saudara perempuanku itu. "Tapi, Ra! Kita mau ke kampung tanpa membawa apa-apa?" "Apa lagi yang mau dibawa, Mbak? Baju-baju kita sudah habis terbakar."Mas Kevin menyeringai. "Oke! Pulang saja ke asalmu. Jangan harap aku akan menyusulmu. Aku akan melihat, berapa lama kamu bisa hidup tanpaku!""Mas, apa otakmu sudah nggak bisa berpikir? Aku besar seperti segede ini karena siapa? Kita bertemu dalam keadaan sudan dewasa. Jadi, jangan pernah menganggap aku hidup bergantung padamu. Nikmati saja harta yang sudah kamu kumpulkan."Aku melanjutkan langkah meninggalkan halaman kantor polisi."Aira ...!" teriak Mas Kevin ketika aku terus melangkah pergi bersama Mbak Ummi. Aku memilih tidak menengok ke belakang sebelum berubah pikiran. "Kita mampir ke toko emas dulu, Mbak!" Aku masuk ke sebuah toko emas di sebrang jalan. Anti
Read more
DRIVER GANTENG
Mbak Ummi mengelus punggungku dan berkata, "Sabar, Ra! Aku yakin Kevin akan menjemputmu. Aku sudah malang melintang bertemu banyak karakter orang. Kalau kuperhatikan Kevin itu baik dan sayang banget sama kamu.""Dilihat dari sudut mana, Mbak? Kalau Mas Kevin sayang padaku, otomatis dia tidak akan pelit dan perhitungan padaku. Buktinya juga dia tadi tidak mengejarku.""Tapi, akhirnya mengirim pesan untuk menjemputmu kan?" Mbak Ummi menatapku dengan intens.Aku mengangguk, dengan lirih berkata,"Iya."Dibandingkan dengan diriku, Mbak Ummi memang lebih berpengalaman dalam mengarungi rumah tangga. Taxi online yang kupesan sudah datang. Tapi, sebelum meluncur ke desa, aku menyempatkan diri membelikan oleh-oleh untuk Ibu dan juga anak-anak Mbak Ummi. Melihat kedatangan seorang ibu yang pamit pergi bekerja tentu menumbuhkan harapan bagi si buah hati.Lanjut, aku mampir ke toko kecil di pinggir jalan untuk membeli pakaian tiga stel sebagai ganti di kampung nanti. Tak lupa beberapa daster ku
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status