Semua Bab Mengejar Cinta Pangeran Dingin: Bab 11 - Bab 20
71 Bab
Bekal Untuk Shega
Tidak biasanya pagi-pagi seperti ini Jolly berada di dapur, biasanya ia masih bersiap-siap berada di dalam kamar. Jolly  bangun cukup pagi sekitar jam 06:00 ia sudah bergelut dengan alat dapur, ia begitu antusias membuatkan sarapan untuk Shega.“Arghh panas.” Jolly meringis kasakitan kala tangannya tak sengaja terkena teplon.“Eh? Tumben banget anak Bunda jam segini udah di dapur aja.” Ucap Bunda memasuki dapur.“Iya Bund, Lyly mau bawa bekal ke sekolah,” jawabnya.“Tumben banget kamu bawa bekal,” tanya Bunda heran.“Iya Bunda, gatau kenapa pengen bawa aja” ujarnya beralasan.“Oh bagus kalo gitu, makanan dari rumah lebih bagus, terjamin sehat.” Kata Bunda menyetujui.“Ehehehe, iya Bunda.” Umpat Jolly.Sudah cukup lama Jolly bermain dengan alat dapur akhirnya selesai juga. Pagi ini Jolly membuat sandwhich berisi daging dan sayuran, tak lupa
Baca selengkapnya
Tingkah Manis Shega
Setelah berlama-lama bercengkrama dengan Pasha dan Birru, akhirnya pria yang ia tunggu memunculkan batang hidungnya juga.“Eh Shega,” panggil Jolly. Sementara sang empu tidak menggubbris sama sekali.“Lama amat lo Ga,” gumam Artha.“Abis di godain dedek-dedek gemes pasti,” tebak Birru.“Dedek-dedek gemes siapa maksud lo?” Tanya Artha bingung“Anu loh, kelas 10 sama 11, AHAHAHA.” Sahut Birru.“Tiap kali Shega ke kantin kan pasti selalu ada aja yang godain dia, heran gua mah, padahal cakepan juga gue.” Ucap Birru dengan pedenya.“ Dih.” Artha bergidik ngeri.“ Ini gue bawain makan buat lo, sesuai janji.” Gumam Jolly, mengingat sedia kala Shega memintanya untuk membuatkan makan lagi untuknya.“Ikut gue.” ucapnya, Shega meraih tangan Jolly tanpa permisi, ia membawa gadis itu menuju halaman belakang tempat bias
Baca selengkapnya
Perasaan Yang Tak Mungkin Salah
“Lo balik duluan aja Qy, gua harus bersihin aula dulu,” gumam Jolly.“Oh lu masih di hukum, berapa lama?” Tanyanya.“Seminggu sih, mayan lama,” sahut Jolly.“Gak papa lah, selagi di hukumnya sama orang yang lo suka, pasti gak bakal cape kok,” tutur Qyara menyemangati.Setelah kepergian Qyara, Jolly langsung menuju kelas Shega. Ia yakin pria itu masih berada di kelasnya, dengan langkah yang cepat Jolly menuju ke sana. Namun setelah sampai di tempat tujuan, Jolly bertemu dengan Dara beserta dayangnya Pasha dan Nana yang selalu membuntutinya kemana pun.“Ngapain lo ke sini?” Tanya Dara sinis.“Bukan urusan lo.” Jawab Jolly, ia melewat dara. Namun dengan tangkas Dara meraih lengan Jolly dengan kasar. Membuat wanita itu memutar badannya hingga berhadapan dengan Dara.“Ini urusan gue, karena lo udah se-enaknya main masuk ke kelas gue,” gumam Dara.Jol
Baca selengkapnya
Hari Paling Buruk
Jolly keluar kelas dengan sangat hati-hati. Hari ini Pak Susanto tidak bisa mengajar di kelasnya di karenakan ada urusan di luar kota. Pak Susanto memberi beberapa tugas yang tidak terlalu sulit menurutnya dan sudah di lesesaikan Jolly engan baik.Jolly akhirnya memutuskan pergi keluar kelas untuk menghilangkan rasa suntuknya. Ia berjalan menyusurui koridor dengan derap langkah pelan. Matanya memperhatikan sekitar hawatir ada guru lain yang melihatnya.Jolly berjalan menuju area lapangan yang sangat luas. Ia memperhatikan mereka dari kursi yang tersedia di tepi lapangan. Sepertinya olahraga baru saja akan di mulai, pikirnya. Baru setengah siswa yang sudah berada di lapangan, dan setengah yang lain sepertinya masih mengganti baju.“HEY ITU SIAPA YANG BERKELIARAN DI LUAR KELAS? SEGERA MASUUKK.” Suara lantang yang membuat Jolly terlonjak.“Mampus gue,” ucapnya kala meliat Bu Nining yang mnangkap basah dirinya tidak berada di dalam kel
Baca selengkapnya
Dara And The Genk
Jolly meninggalkan mereka bertiga yang tak henti mengucilkannya. Ia pergi kembali menuju kelas dengan langkah cepat. Hingga pada suatu tikungan ia menabrak seseorang berpostur tinggi. Hal ini membuat Jolly menghentikan langkahnya.“Arghhh.” Ringis seseorang di depannya.“ Sorry, gak sengaja,” ucapnya meminta maaf.Baru ia sadari kala mengetahui siapa orang yang baru saja ia tubruk tak sengaja tadi. Ternyata itu adalah teman dekatnya yang tak lain Brandon.“Lyly, astaga jalan liat-liat dong,” gumam Brandon setelah mengetahui siapa yang telah menubruk tubuhnya.“Gak sengaja di bilang.” Rengeknya. “Oh iya, hari ini lo masih di hukum kan, lo balik sama siapa?” Tanya Brandon.“Gak tau, tapi kalo kemaren gue di anter Shega.” Jawabnya.“Hari ini gue yang anter,” ujar Brandon ketus.“Hm ok.” Jolly menyetujui tawaran Bra
Baca selengkapnya
Peduli?
Shega berlari menuju kamar mandi, ia begitu hawatir jika memang Jolly benar-benar berada di sana. Brandon, Qyara, Birru, dan Artha mengekori dari belakang.“Anjir Shega kaya lagi ngajak lari maraton,” Birru mengeluh yang tertinggal lebih jauh dari mereka. Nafasnya tersengal, kedua tangannya di letakan pada lutut.“Ruu, lu ngapain malah ruku di koridor woy,” ujar Artha, dia menarik Birru dari belakng.Shega membuka pintu kamar mandi sangat terburu-buru. Setelah pintu berhasil dibuka, Shega mendapati Jolly terbujur kaku di bawah wastafel, badannya menggigil kedinginan, wajahnya membiru dan sangat pucat. Pria itu langsung menghampiri Jolly, kemudian ia berusaha menyadarkannya.Qyara, Brandon, Artha, dan Birru baru saja sampai, mereka terbelalak melihat kondisi Jolly sekarang. Kini tubuhnya di baringkan pada pangkuan Shega, ia masih bersikeras untuk menyadarkannya, namun tetap saja Jolly tak kunjung membuka matanya.“Lyy,
Baca selengkapnya
Over Thinking
“Alamdulillah sekarang kodisinya sudah cukup membaik, jadi Lyly hari ini udah bisa pulang.” Ujar Dokter setelah selesai memeriksa Jolly.“Alhamdulillah Dok, terimakasih.” Tutur wanita yang mengenakan dres navy itu, yang tak lain adalah Purwa Bunda Jolly.Jolly menghela nafas panjang, akhirnya ia bisa terbebas dari tempat yang membosankan ini.“Iya sama-sama Bu, nanti setelah ini Perawat akan melepas infus. Di tunggu saja ya Bu, saya permisi.” Ucap lelaki ber-jas putih itu, berpamitan.“Baik Pak.” Sahut Purwa.“Ayo Bund, aku udah mau pulang banget ini.” Rengek Jolly yang sudah tak sabar ingin segera kembali ke rumahnya.“Sabar nak, tunggu perawat lepas infus dulu.” Ujar Bunda menenangkan. Tangannya mengusap lembut kepala Jolly.Usai melepas infus dan pembayaran administrasi. Jolly segera pulang menuju rumahnya. Sebenarnya ia sudah merasa baikan dari kemarin, hanya
Baca selengkapnya
Makna Cinta
“Lyy? Lyly bangun nak. Minum obat dulu, ini Bunda udah bawain makan.” Ucap Bunda di balik pintu kamar Jolly. Membuat ia terbangun dari tidurnya.“HWAAAAAA.....” Jolly berteriak kala mendapati Shega yang tertidur bersama di sampingnya, membuat sang empu terbangun juga dari tidurnya.“Apa sih, berisik amat.” Ucapnya setengah sadar, ia malah melanjutkan tidurnya sembari mengubah posisi membelakangi Jolly.“Shega? Shega...Ga?... bangun kebo.” Ujar Jolly, ia berusaha membangunkan Shega.“Lyly sayang, ini Bunda udah lama di depan pintu loh. Ayo bangun dulu nak minum obat dulu sebentar, biar cepet sembuh. Emang kamu mau masuk rumah sakit lagi. Ayo bangun cepet. Biar besok bisa mulai sekolah juga.” Ujar Bunda panjang lebar. Terpaksa ia meninggalkan Shega yang tak kunjung bangun. Tak lupa Jolly menutup seluruh tubuh Shega dengan selimut. Ia berharap Bunda tidak menyadari keberadaanya.“Iya Bu
Baca selengkapnya
Camping SMA Adiwilangga
Satu minggu Jolly lewati, masa hukuman telah berlalu. Berkat hukuman ini membuat Jollly dengan Shega jauh lebih akrab. Ada hikmanya juga, pikirnya.Dan kini Jolly tengah sibuk menyiapkan untuk kebutuhan acara camping dari sekolahnya. Semalaman Jolly sibuk packing, begitupun Bunda yang sibuk menyiapkan perlengkapan obat-obatan.“Aduh Bunda, udah dong jangan segala di bawa. Ini kopernya udah penuh,” Ujar Jolly mengeluh kala Bunda Purwa memberikannya obat-obatan sekardus penuh.“Gak papa sayang, ini demi kepentingan kamu. Buat jaga-jaga juga barangkali nanti kamu sakit kan gak perlu repot nyari obat.” Sahut Bunda beralasan.Jolly menghela nafas panjang. Sekeras apa pun ia membantah Bunda, itu tidak ada artinya. Bundanya begitu perhatian. Namun, menurutnya itu sangat berlebihan. Apa lagi Jolly sudah bertambah dewasa dan sudah memiliki pillihannya sendiri. Terkadang ia merasa lelah dalam kekangan Bundanya. Dia harus me
Baca selengkapnya
Ketika Birru Marah
Sudah hampir sepuluh menit seluruh siswa memperhatikan arahan dari para panitia.“Huftt... ahirnya selesai juga.” Ujar Qyara sambil memegangi pinggulnya.“Dasar lo remaja jompo!” timpal Jolly.“Demen banget lo ngehina gue.” Qyara merajuk.“Utututu, gak kok bercanda cantik.” Bujuknya, tangannya memegangi kedua pipi tirus miliki Qyara.“Ayo anak-anak, silahkan masuk ke  bus. Dan duduk pada kursi yang sudah di tentukan ya. Pastikan menaruh barang dengan aman dan jangan sampai ada yang tertinggal.” Ujar Bu Tiara yang ikut serta menjadi panitia.Seluruh siswa memasuki bus dengan tertib. Mereka menduduki tempat yang telah di tentukan. Akan tetapi untuk urusan dengan siapa saja duduknya itu di serahkan kepada masing-masing individu. Dan ini membuat Qyara dan Jolly senang karen ia bisa duduk bersama tanpa harus di atur oleh panitia.“Aduh, tinggi amat sih.” Gumam Jol
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
8
DMCA.com Protection Status