All Chapters of PENDEKAR PULAU TENGKORAK : Chapter 11 - Chapter 20
98 Chapters
Memulai Aksi
"Bohong! Kau pasti sudah bekerja sama dengan Purnomo untuk bisa menikmati tubuhku, bukan?" sahut Ayu Wulandari dengan penuh emosi. Jalu semakin bingung dengan kosakata baru yang dia tidak mengerti maksudnya. Bagaimana mungkin dia bisa dituduh hendak memakan gadis cantik putri dari Nyi Sundari dan Aji tersebut, sedangkan dirinya hanya berniat menyelamatkan Ayu Wulandari dari niat buruk Purnomo yang sebenarnya dia pun tidak paham apa hendak dilakukan lelaki bertubuh jangkung itu.Ya, Jalu memaknai arti kata menikmati sama dengan memakan. Keterbatasan berkomunikasi selama delapan belas tahun tinggal di pulau tengkorak membuatnya menjadi sosok yang lugu tapi bengis jika sudah berhadapan dengan sesama pendekar."Apa kau kira aku kanibal pemakan daging sesama manusia?" "Jangan pura-pura lugu, bedebah! Aku tahu kau berupaya mendekati orang tuaku agar bisa mendapatkanku." Lagi-lagi Ayu Wulandari menuduh Jalu tanpa dasar yang kuat. Dia hanya berpikir jika Jalu tak jauh berbeda dengan lelaki
Read more
Kemampuan Jalu
Pertanyaan yang sama berseliweran di dalam pikiran setiap anggota perguruan Kelabang Hitam. Siapa pemuda yang berdiri di pintu gerbang? Ada masalah apa sehingga keempat penjaga sampai dibunuhnya? Puluhan lelaki berpakaian serba hitam yang merupakan anggota perguruan Kelabang Hitam itupun bergerak mendekati Jalu. Mereka masih menyangsikan bahwa pembunuh keempat penjaga tersebut adalah sang pemuda yang tampak tidak berbahaya jika dinilai dari wajah tampannya.Jalu mengambil beberapa ranting pohon kering yang tergeletak di dekat kakinya. Setelah itu dia mematahkannya kecil-kecil seukuran satu ruas jari. Satu ranting sebesar jempol kaki sepanjang satu meter dibiarkannya utuh dan dipegangnya di tangan kiri.Lelaki muda berusia delapan belas tahun berwajah tampan itu tersenyum tipis sebelum mengayunkan langkah kakinya. Dia kemudian berhenti dan berdiri setelah berjalan empat meter jauhnya.Puluhan anggota perguruan Kelabang Hitam itu heran dan bingung dengan keberanian yang ditunjukkan pe
Read more
Perguruan Kelabang Hitam
Terang saja puluhan lelaki yang semuanya memakai pakaian berwarna hitam itupun bergegas memberikan perlawanan.Tapi Jalu jelas bukan lawan sepadan buat mereka. Satu persatu anggota Perguruan Kelabang Hitam tergeletak di tanah. Mereka yang terkena sabetan ranting kayu di kepala seketika tewas dengan tengkorak retak. Darah meleleh keluar dari retakan hasil tebasan ranting yang sudah dialiri tenaga dalam. Sengaja Jalu hanya mengincar bagian leher dan kepala yang merupakan dua titik vital dan bisa mengakibatkan kematian secara cepat. Sambil terus menyabetkan ranting di tangannya, Jalu bergerak gesit mendekati lelaki bertubuh tinggi besar yang tampak terkejut melihat pemuda itu bergerak ke arahnya.Tanpa menunggu temannya untuk menghadang pergerakan Jalu, lelaki bertubuh tinggi besar besar tersebut menyongsong datangnya serangan yang mengarah kepadanya."Minggir semua! Biar aku yang menghadapinya," teriaknya keras memberi perintah kepada teman-temannya.Belasan anggota Perguruan Kelabang
Read more
Melawan Ki Sodolanang
Jalu tersenyum mendapati lawan sudah mulai dilanda rasa takut. Tiba-tiba saja dia berpikir jika semua penghuni yang ada di perguruan itu dibunuhnya, lantas siapa yang akan mengakuinya sebagai pendekar terkuat?"Kedatanganku kemari sebenarnya tidak untuk bertarung melawan kalian. Cukup kalian yang berada di perguruan ini mau mengakui takluk kepadaku, maka aku tidak akan menyentuh kalian.""Sombong!"Terdengar suara keras dari belakang belasan anggota perguruan Kelabang Hitam yang berkumpul dan disusul melompatnya tiga orang lelaki tua melewati atas kepala belasan anggota tersebut.Ketiga lelaki tua itu mendarat beberapa langkah di depan Jalu dengan tatapan tajam penuh kebencian. Benci karena nama perguruan Kelabang Hitam begitu disepelekan oleh pemuda ingusan. "Mulutnya itu terlalu sombong dan perlu diberi pelajaran, Anak muda! Jangan kira karena kau bisa menghabisi beberapa anggota kami itu sama artinya dengan kekalahan perguruan ini!" ujar salah seorang dari ketiga lelaki tua yang
Read more
Dikeroyok 1
"Biarkan kami membantumu, Ki," ucap salah satu teman Ki Sodolanang."Diam kau, Karya! Aku belum selesai bermain dengan kecoa ini!" sahut Ki Sodolanang sebelum mengalihkan pandangannya kepada Jalu yang tertawa pelan melihatnya."Apa yang kau tertawakan, Bedebah?" bentak Ki Sodolanang."Wajahmu itu semakin terlihat mengerikan, Tua Bangka. Coba kau cari cermin dan berkacalah, pasti kau akan takut dengan wajahmu sendiri," ejek Jalu.Ki Sodolanang mengusap wajahnya yang dipenuhi debu dengan punggung tangan. Setelah itu dia memompa tenaga dalamnya dan kemudian kembali melesat memberi serangan. Kecepatan lelaki tua bertubuh tinggi kurus tersebut semakin bertambah dan membuat Jalu sedikit kerepotan."Mati kau!" Ki Sodolanang berteriak sambil melepaskan pukulan setelah melihat celah terbuka di bagian belakang pertahanan lawan.Bugh!Punggung Jalu terpukul cukup keras hingga membuat pemuda tampan itu terdorong jauh ke depan. Tapi Jalu tidak merasakan sakit karena pukulan Ki Sodolanang malah men
Read more
Dikeroyok 2
Tanpa berpikir panjang pemuda tampan itu meloloskan pedang pusaka berbilah hitam itu dari wadahnya. Energi yang kuat seketika menyebar menekan kedua lelaki tua yang hendak mengeroyoknya.Karya dan Janaka sampai menyipit melihat sinar kebiruan yang menyelimuti pedang Halilintar di tangan Jalu. Meski tidak tahu mengenai pedang pusaka yang akan digunakan pemuda itu untuk melawan mereka berdua, tapi kedua lelaki tua itu sadar jika pedang tersebut bukanlah senjata biasa. Itu terlihat dari aura dan energi yang sedang mereka lihat dan rasakan.Jarang sekali ada atau bahkan tidak ada senjata pusaka yang mengeluarkan aura biru terang dari bilah yang berwarna hitam. Pada umumnya pedang berbilah hitam akan mengeluarkan energi berwarna hitam pula, Itu yang ada di dalam pikiran mereka berdua.Kedua tetua utama perguruan Kelabang Hitam selain Ki Sodolanang itu kemudian mencabut senjatanya masing-masing. Karya menggunakan pedang, sedangkan Janaka memakai tombak pendek bermata tiga seperti trisula."
Read more
Dikeroyok 3
Serangan mereka berdua terus berlanjut, Jalu yang dibuat kerepotan akhirnya terkena sayatan dari pedang Karya di rusuknya. Darah mengalir keluar cukup deras dan berwarna kehitaman. Menyadari senjata lawannya mengandung racun, Jalu menempelkan telapak tangan kanannya dan menekan luka tersebut.Secara perlahan, luka sayatan tersebut mengering dan keluar asap hitam yang berbau sedikit busuk. Jalu tersenyum kecil melihat hal tersebut. Pelajaran yang diberikan Caraka dalam menangani racun ternyata sangat berguna untuknya.Di sisi lain, Janaka berpikir sesuatu telah terjadi pada Jalu dan menemukan celah untuk menyerang, Dia bergerak cepat dan melepaskan serangan. Lelaki tua bertubuh pendek kekar berjuluk pendekar tombak Sambernyawa itupun kemudian mengeluarkan salah satu jurusnya yang cukup ditakuti di dunia persilatan, jurus Tombak Peregang Nyawa."Mati kau!" Selama tombaknya bisa menyentuh lawan, Janaka yakin bisa menyerap tenaga dalam dan energi kehidupan yang dimiliki lawannya.Nyatany
Read more
Dikeroyok 4
"Bocah gila, terimalah seranganku!"Dalam satu hentakan kakinya, Janaka yang tidak bisa menahan emosinya tiba-tiba saja langsung melesat memberi serangan.Pertarungan jarak dekat pun terjadi. Serangan kaki dan tangan Janaka menjelajah setiap area bagian tubuh Jalu yang terbuka. Dengan kecepatan yang dimilikinya, Jalu menghindari setiap serangan Janaka tanpa kesulitan yang berarti.Pertarungan antara dua orang pendekar yang memiliki perbedaan jauh dalam hal rentang usia itu terjadi dengan cepat. Hanya dalam hitungan detik sudah belasan kali keduanya bertukar serangan dan terlihat jika Jalu bisa menguasai jalannya pertarungan.Janaka yang awalnya penasaran dengan kemampuan Jalu dan ingin mencoba kemampuannya terlebih dahulu, akhirnya mau tidak mau harus melibatkan Karya dalam pertarungannya kali ini. Dia merasa kalau bertarung sendiri tidak akan bisa mengalahkan pemuda tersebut. Jadi bantuan Karya akan sangat dibutuhkannya agar segera bisa menyelesaikan pertarungan."Karya, bantu aku!"
Read more
Kematian Janaka
Nafas Janaka sudah mulai tidak teratur, serangan jarak jauhnya ternyata juga tidak efektif dan malah membuat tenaga dalamnya berkurang drastis. Beruntung Karya masih memiliki cadangan tenaga dalam dan segera mengalirkannya ke tubuh temannya itu untuk memulihkannya."Dia sangat sulit untuk dikalahkan, Karya ... Kita berdua sudah mencoba berbagai cara, tapi tetap saja kita yang dalam keadaan terdesak," ujar Janaka seraya menatap pedang Halilintar yang beraura biru terang."Kau benar. Aku rasa pedangnya itu adalah sumber kekuatannya. Jika kita bisa merebut pedang itu, maka kita akan bisa mengalahkannya," balas Karya sambil sedikit menekan bahu Janaka untuk memasukkan tenaga dalamnya.Jalu menatap tajam kedua pendekar aliran hitam tersebut. Dia memutarkan Pedangnya dengan ujung bilah ke arah bawah, "Kalian berdua menyerahlah, akui diriku sebagai pemimpin dan aku akan mengampuni nyawa kalian!"Kedua lelaki tua itu menatap Jalu dengan rasa benci yang tinggi. Ungkapan yang tadi membuat emo
Read more
Melawan Ki Pranasuta
Jalu tersenyum menyeringai sambil menggeleng pelan. Selepas itu dia menoleh kepada anggota perguruan Kelabang Hitam yang ternyata sudah berlutut ketakutan dengan tangan sudah berada di belakang kepala tanda menyerah.Ayunan langkah pemuda tampan itu terhenti ketika merasakan adanya serangan energi yang mendekat ke arahnya dari belakang."Hmmm, ternyata masih ada lagi," gumamnya pelan sebelum bergerak menyamping dua langkah.Serangan energi berbentuk sinar merah itu bergerak nyasar menuju belasan anggota perguruan Kelabang Hitam yang sedang berlutut di tanah. Alhasil sebagian dari mereka mati dengan cara yang mengenaskan. Bahkan yang terkena serangan energi secara langsung tubuhnya sampai hancur menjadi potongan kecil.Jalu membalik badan. Dilihatnya seorang lelaki tinggi besar berumur sekitar lima puluh tahun sudah berdiri di depannya dalam tujuh meter. Di punggungnya tergantung sebuah pedang yang berukuran cukup besar dan sesuai dengan fisiknya yang juga besar.Lelaki yang membawa pe
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status