All Chapters of Suami Mempesona Ternyata Mencintaiku : Chapter 11 - Chapter 20
50 Chapters
11. Aku masih ada dalam hatimu?
Jemari ramping wanita itu sibuk memijat pelipisnya. Sesekali alis indahnya akan berkerut kala menahan rasa sakit. Seorang wanita dengan busana gaun putih polos tergesa-gesa menghampiri Indira sembari membawa sebutir obat dan segelas air putih pada kedua tangannya.“Kamu tidak mau ke rumah sakit, Sayang?” Salma menyodorkan kedua benda di tangannya pada Indira, lalu diambil satu per satu oleh wanita itu.Usai minum obat, Indira menggeleng kecil sembari masih memijat pelipisnya. “Cuma sakit kepala biasa, Ma. Ini gara-gara Kalandra dan Litha.”Setelah berdebat dengan Kalandra kemarin, dan pagi ini dia mendapat pemberitahuan bahwa dia dan timnya dikeluarkan dari proyek film. Dia langsung sakit kepala. Sekarang Indira tidak akan bisa lagi berpura-pura menjadi wanita lemah lembut—yang tersakiti—di depan Kalandra. Karena dia sudah memperlihatkan wajah aslinya. Begitu juga bagus, karena terkadang Indira merasa muak jika harus memelas di hadapan Kalandra.“Kalandra jahat banget Ma. Hanya karena
Read more
12. Merasa lega
Dukungan dari Kalandra, ternyata mampu membuat hati Litha tergerak untuk kembali membangkitkan bisnisnya. Meski, bayang-bayang kegagalan sebelumnya tak lepas dari benaknya, dia sudah berjanji untuk menjadi pribadi yang dapat mengubah kegagalan ini menjadi peluang.Hari ini ia datang ke perkebunan seorang teman lama. Bisa dibilang juga berkat orang itu, Litha bisa menjalankan bisnisnya.Ia membawa langkah memasuki perkebunan tersebut. Di mana semua bibit mawar yang Litha beli dulu, tentunya berasal dari tempat ini. Kemudian Litha menghentikan langkah kaki rampingnya tepat di depan kantor resepsionis perkebunan tersebut.Seseorang di balik kaca menyapa Litha dengan ramah. “Mbak Litha?”“Hai, Dianti.”“Mau ketemu Bu Wilda?”“Iya, nih.”“Mbak Litha sudah buat janji?”“Maaf, Dianti. Saya belum bikin janji sama Bu Wilda. Apa Bu Wilda sibuk?”“Bu Wilda susah datang, sih dari tadi. Sebentar, saya akan beritahu Bu Wilda dulu. Mbak Litha duduk saja dulu.”Litha mengangguk sembari berterima kasih
Read more
13. Makan malam rahasia
“Aku dengar dari Bi Rina, katanya Kak Kinasih nganter Gemini terus mampir. Apa dia mengusik kamu?” tanya Kalandra saat mereka tengah berdua di kamar. Kalandra tahu persis sifat kakak iparnya itu. Salah satu pengikut ibunya yang selalu siap untuk berdebat dengan Litha. Saat mendengar pertanyaan tersebut, tangan Litha masih sibuk mengendurkan dasi pria itu. Gerakan tangannya sempat berhenti sesaat, sebelum ia kembali melakukan aksinya mencopot benda itu dari kerah Kalandra. Wajahnya terangkat, menempatkan pandangan terpaku pada wajah tampan sang suami. Litha dengan sengaja menarik lembut kerah Kalandra agar lelaki itu memfokuskan perhatian padanya. Sontak aksinya tersebut membuat mata Kalandra membola lalu menurunkan tatapannya. “Dia memang datang mau menyusahkan aku, tapi dia kalah sebelum bertarung. Jika dipikir-pikir dia sangat menggemaskan.” “Dia? Menggemaskan kamu bilang?” “Iya, dia menggemaskan. Contohnya, saat dia mulai iri. Dia bakal menekuk alisnya, tapi tidak sampai dua
Read more
14. Mochi dessert
Momen berdua di dalam kamar, merupakan hal yang Kalandra tunggu. Kalandra merangkul tubuh istrinya, bersiap melabuhkan kecupan. Namun, sayang waktu seperti mempermainkannya karena suara teriakan Gemini.“Papa, Mama.”Keduanya kemudian berlari keluar kamar menuju kamar Gemini. Wajah mereka diliputi kepanikan karena gambaran-gambaran negatif menyerbu pikiran mereka.“Ada apa, Sayang?” Litha bergegas menghampiri putrinya usai Kalandra membuka pintu kamar gadis kecil itu.Mereka mendapati putri mereka menahan air mata yang pada pelupuk matanya. Tak kuasa melihat putrinya bersedih, Litha segera memeluknya.“Gambar yang Gemini buat rusak, Ma,” jawabnya bernada sendu.“Rusak?” Litha menoleh ke arah buku gambar yang sedang dipegang Gemini, sedangkan Kalandra berjongkok di sebelah putrinya sembari meraih buku gambar tersebut.“Ini masih bisa diperbaiki, Sayang,” tutur Kalandra menenangkan anaknya yang siap menyemburkan tangis.Gambar berupa kupu-kupu berwarna biru dengan corak hitam pada tepi s
Read more
15. Maaf, Litha
Rapat yang sudah Kalandra persiapkan memang berjalan lancar. Tanggal syuting pun sudah ditentukan. Namun, rencana hari ini untuk mengajukan penggantian penata kostum utama tak terelakkan harus gagal. Semua itu karena investor utama, Hedy membuat Kalandra harus bungkam soal mengeluarkan Indira dari tim.Apa boleh buat, Kalandra harus menerima kenyataan bahwa dia gagal memenuhi permintaan istrinya. Dia merasa menjadi suami yang tak dapat diandalkan.Meskipun dia berkeinginan keras mengeluarkan Indira, tetapi dia juga mengetahui sebesar apa risikonya. Hedy bisa saja menarik investasinya yang berujung penghentian produksi sementara. Lebih parahnya lagi skandal tersebut bisa menyebabkan gagal produksi.Usai rapat, semua kru yang berkepentingan hadir—meninggalkan ruang rapat. Ruangan itu hanya menyisakan tiga orang yang saling berdiam sampai suasana lebih mencair.“Apa pun masalah kamu dan dia,” ujar Hedy memberi jeda sejenak untuk menoleh pada Kalandra dan Indira. Dia kemudian melanjutkan u
Read more
16. Apa karena dia terlalu berharga?
Kilatan bertanya di mata Litha masih menyorot pada Kalandra. Awalnya Litha memang sudah mengantuk dan memejamkan mata tanpa ia sadari. Namun, suara Kalandra memasuki indra pendengarannya yang tak dapat ia abaikan. “Kamu melakukan sesuatu tanpa sepengetahuan aku? Apa itu?” desaknya dan segera bangkit dari sofa. Terdengar kesedihan yang penuh penyesalan dari suara rendah Kalandra barusan. Oleh karena itu Litha tak akan menyerah sebelum Kalandra memberikan penjelasan. Kalandra berjalan pelan ke depan meja kerjanya. Langkah pria itu bertemu dengan langkah Litha dan mereka pun saling bertatap muka. Kalandra kemudian mengubah posisi mereka dengan meraih pinggang Litha, mendudukkan wanita itu di atas meja kerjanya. Sementara kedua tangannya yang diletakkan di atas meja, mengunci tubuh Litha.“Litha akan sangat kecewa kalau dia tahu aku menyembunyikan kebenaran darinya. Sekarang aku malah takut untuk berkata jujur. Rumah tangga kami sudah berjalan harmonis sejauh ini. Apa semua itu akan bera
Read more
17. Kamu selalu saja menemukan alasan
Rupa wanita yang duduk di seberang meja tampak asing. Namun, sebelum mengajak Litha bertemu, wanita itu sudah menjelaskan siapa dirinya terlebih dahulu. Oleh karena itu, Litha tidak perlu repot-repot untuk menanyakan nama dan maksud wanita itu.Mereka duduk saling berhadapan di sebuah meja cafe yang menghadap dinding kaca. Litha menunggu wanita anggun—yang usianya lebih tua sekiranya dua puluhan tahunan darinya—untuk memulai perbincangan. Bisa dibilang wanita ini mungkin seusia dengan ibunya.“Silakan katakan apa yang perlu saya ketahui,” ujar Litha begitu merasa sudah dua puluh menit mereka saling berdiam. Ia mulai tak tahan dengan keheningan di meja mereka. Entah apa yang membuat Salma kesulitan untuk mengutarakan maksudnya.Salma meletakkan cangkir kopi yang isinya tinggal separuh. “Baru-baru ini aku tahu perbuatan Indira. Dia memang lebih tua dari kamu, tapi dia impulsif dan orangnya kurang tenang. Dia sudah menyinggung kamu dan karena itulah aku meminta maaf atas namanya.”Salma t
Read more
18. Serahkan sama Gemini
Beberapa menit yang lalu, Litha dengan enggan menerima ajakan Kalandra untuk pergi bersama. Pria itu mengatakan, bahwa sesampainya di sana, Litha akan memancarkan wajah bahagia.Litha sempat berpikir Kalandra mungkin mengajaknya ke sebuah restoran terkenal atau ke hotel ternama. Namun, jauh dari bayangan Litha. Mereka malah sampai di kediaman utama. Di kediaman yang tak pernah menyambut Litha dengan baik. Kediaman yang tak menyambutnya sebagai menantu.“Aku tahu kamu tidak bisa tidur kalau belum melihat Gemini. Gimana kamu senang, kan?”Litha menampilkan senyum canggung sebagai balasan. Tentu saja dia senang bisa melihat putrinya malam ini, tetapi sialnya ia juga akan bertemu para penghuni kediaman.Lelaki itu berinisiatif menggenggam tangan Litha, tetapi berbeda dengan Litha yang tak ingin disentuh. Ia lekas menjauhkan tangannya dari lelaki itu.“Masalah di antara kita belum selesai, Kalandra.”Kalandra hanya mampu menelan kepahitan dari kenyataan. Dia memberikan istrinya waktu, teta
Read more
19. Kediaman Utama
Embusan angin merusak tatanan rambut Litha. Jemari Litha menyapu untaian rambut legamnya lalu dibawa ke belakang telinga. Malam ini cukup dingin apalagi ia tengah di berdiri di balkon kediaman tersebut. Bukan keinginan Litha untuk berada di sana, melainkan ia hanya mengikuti kemauan Kinasih.Perempuan itu menyimpan kekesalan yang sudah mengakar pada Litha. Dan tentu saja masih mengarahkan tatapan tajam pada wajah Litha.Jujur saja Litha merasa risi dengan perlakuan Kinasih saat ini. Dia ingin cepat-cepat mengakhiri kesalahpahaman mereka lantas pulang.“Kamu sengaja mencari perhatian Kirana ‘kan? Dengan begitu kamu bisa gunakan Kirana untuk mencari perhatian Mama. Aku udah bisa tebak rencana busuk kamu, Litha!”Tuduhan yang dilontarkan Kinasih bahkan tak berdasar. Wanita itu mengarang omong kosong hanya untuk menjatuhkan mental Litha.Litha mendesah sebelum menyanggah ucapan Kinasih. “Buat apa aku melakukan itu, Kak? Kalau aku mau dekat dengan Mama, aku bisa melakukannya dengan caraku.
Read more
20. Pertahankan lidah tajammu
Tadi malam, karena sangat menyesal Kalandra berusaha membujuk Litha agar tak jadi datang. Namun, tampaknya wanita itu langsung bersemangat karena bisa bertemu dengan orang yang pernah menghancurkannya sekali. Litha ingin melihat seberapa tebal wajah Indira ketika mereka bertemu nanti.Ah, entah apakah Salma sudah pernah menyebutkan bahwa mereka pernah berbincang. Entahlah.Pesta makan malam tersebut digelar di sebuah hotel milik Hedy. Setiap orang yang Kalandra lewati menyapanya dengan ramah dan hormat. Tak lupa mereka juga berbisik tentang wanita dalam balutan gaun sage green di sebelah Kalandra.“Aku tahu Pak Produser udah punya istri, tapi aku baru tahu wajah istrinya sekarang. Cukup cantik sih.”“Aku juga dengar mereka sudah punya anak umur lima tahun. Padahal mereka menikah satu tahun lalu.”“Kalau kayak di novel-novel, istrinya kabur bawa anaknya gitu.”“Mungkin sih begitu.”Kalandra melirik Litha untuk memastikan bahwa istrinya tak merasa kecewa pada apa yang baru saja mereka d
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status