Suami Mempesona Ternyata Mencintaiku

Suami Mempesona Ternyata Mencintaiku

Oleh:  Apple Leaf  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
50Bab
472Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Secara tak terduga Litha menerima lamaran dari pria yang pernah hadir satu malam dalam hidupnya. Awalnya Kalandra hanya ingin bertanggungjawab pada Litha yang tak lain adalah ibu dari putrinya. Setelah setahun tinggal bersama, Kalandra mengutarakan perasaannya. Namun, Litha akhirnya mengetahui Kalandra menutupi sesuatu darinya. “Apa kamu masih memikirkan masa lalu?” “Tidak, Litha. Aku sudah melupakan masa lalu jauh sebelum aku menyatakan cintaku padamu.” “Lantas kenapa butuh waktu selama itu buat kamu untuk mengatakan kebenaran sama aku? Kamu bikin aku mikir kalau kamu masih terbayang masa lalu kamu sama Indira.” Benarkah Kalandra mencintainya? Atau pria itu hanya ingin mempermainkan Litha?

Lihat lebih banyak
Suami Mempesona Ternyata Mencintaiku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
50 Bab
1. Ayah dari putriku
“Gemini bantu, ya, Ma!” Gadis kecil itu berseru kala melihat ibunya mengeluarkan beras seberat 10kg dari bagasi mobil. Mereka baru saja kembali dari toko kelontong.“Ini tidak berat, kok, Gem,” sahut Litha dengan senyum terukir di wajahnya. Gem merupakan nama panggilan Gemini yang berarti permata.“Gemini mau bantu,” katanya lagi meletakkan tangannya pada ujung karung beras yang dibawa Litha.Keduanya berhenti di depan pintu, kemudian Litha merogoh kunci di dalam tasnya. Perlahan wanita itu memutar kunci, membuka pintu tersebut dan mendorongnya.“Makasih bantuannya, ya, Sayang. Mama bisa bawa berasnya ke dapur. Kamu tunggu di sofa, nanti Mama bikinin susu.” Litha kembali mengangkat beras setelah mendapatkan anggukan dari Gemini. Gadis kecil itu menutup pintu di belakang Litha. Namun, tak lama kemudian, gadis itu mendatanginya ke dapur.“Andai ada Papa, pasti Mama tidak perlu repot-repot bawa beras ke dapur,” oceh Gemini dengan suara manisnya ketika sampai di dapur.Punggung Litha mene
Baca selengkapnya
2. Tidak akan berpisah
Dia datang bak antagonis yang merobohkan kehidupan pemeran utama. Menikah dengan ayah kandung dari putrinya, sekaligus merebut laki-laki itu dari tunangannya. Begitulah yang dikatakan orang-orang di sekitarnya. Padahal mereka tahu dengan jelas setelah Kalandra mengakhiri pertunangan lalu meminang Litha.Mereka menyalahkannya karena mencari Kalandra setelah anak itu sudah besar.5 tahun lalu ketika melahirkan Gemini, usianya baru menginjak 22 tahun. Menjadi ibu tunggal selama empat tahun sebelum menikah dengan Kalandra, ia berjuang sendiri tanpa dukungan psikologis.Yang lebih menyesakkan lagi, Litha diusir oleh keluarganya karena merahasiakan kehamilannya yang dianggap merusak reputasi keluarga. Dan sampai sekarang tak sekalipun ia menghubungi keluarganya.Diingatkan akan masa-masa itu membuat pelupuk Litha menjadi hangat. Dan kalau ia lanjutkan untuk mengingat kenangan itu, maka air matanya akan benar-benar tumpah.“Lihat mata pelakor itu merah. Apa sebentar lagi dia akan menangis?”“
Baca selengkapnya
3. Mantan Tunangan Bertamu
Indira merapikan gaun branded yang dikenakannya begitu melihat Kalandra memasuki ruang tamu.Raut muka Kalandra nampak tenang. Pandangannya memang tertuju pada wanita di seberangnya, tapi entah kenapa pikirannya tersangkut pada Litha.“Alan, maaf aku datang ke sini tanpa mengabari,” kata Indira membuka percakapan. “Aku memaki kamu di depan banyak orang waktu itu. Aku minta maaf,” suaranya terdengar serak dan tulus.Meski hubungan mereka sudah pupus satu tahun lalu, tapi kebiasaan Indira memanggil ‘Alan’ tak dapat wanita itu ubah.“Aku paham. Kalaupun kamu tidak minta maaf, aku tidak menyalahkan kamu. Aku berada di posisi yang sulit waktu itu, dan semua itu memang salahku,” Kalandra menahan ucapannya sejenak. “Tapi kurasa keputusanku sudah benar.”Mata Indira membelalak. Keputusan yang dimaksud Kalandra adalah memilih Litha dan Gemini. Cairan hangat tumpah dari pelupuk Indira dan debar jantungnya semakin kencang karena amarah yang dia pendam mulai berkobar.“Kamu tidak menyesal menyaki
Baca selengkapnya
4. Penjelasan
“Benar. Mereka memang tidak menyukaiku. Tidak mengapa asalkan Kalandra berada di sisiku dan mendukung aku. Itu sudah cukup untuk membuatku merasa bahagia,” ucap Litha.Ia berucap demikian karena ingin membungkam Indira dan meruntuhkan keangkuhan perempuan itu. Benar saja satu kata pun tak mampu dilontarkan oleh Indira, yang membuat Litha puas.Namun, tak lama karena wanita itu mengeluarkan tawa mengejek.“Terus kamu pikir Kalandra akan selamanya ada di sisi kamu? Seperti dia yang pernah mengkhianati aku, dia juga bisa melakukan hal yang sama. Dia bakal mengkhianati kamu.” Kata-kata Indira seperti memberikan kutukan supaya Kalandra mengkhianati Litha.Litha menyunggingkan senyum miring. “Itu tidak akan pernah terjadi karena aku tidak akan membiarkan Kalandra berakhir di pelukan wanita lain.” Ia berbalik untuk masuk ke rumah, mengunci pintu rapat-rapat agar wanita itu tidak bisa masuk lagi.Ketenangan yang dipertahankan Litha menipis. Bahunya bergetar karena perasaan cemas mulai mengger
Baca selengkapnya
5. Dia Mencintaiku
Litha masih tak menemukan perubahan eskpresi di wajah tampan suaminya, tetap datar dan tenang.Kalandra menjawab desakan pertanyaan Litha dengan nada tenang seperti biasa, “Aku menolaknya. Kami tidak mungkin bisa kembali seperti dulu. Tapi memang dia ingin berbaikan denganku.”Jawaban Kalandra cukup membuat Litha puas. Untuk saat ini hatinya masih bisa tenang, tapi ia tak tahu sampai kapan pria itu akan tetap pada keputusannya saat ini.“Aku harap kamu tidak salah paham,” kata Kalandra. “Tapi, aku tidak bisa memastikan kalau dia tidak akan berkunjung lagi ke rumah. Dia adalah orang yang keras kepala,” Kalandra menambahkan.Itu artinya Kalandra tidak memiliki niat untuk melarang Indira bertamu ke rumah mereka.Mendengar ucapan Kalandra membuat Litha mengerutkan kening. Ia sempat berharap pria itu berinisiatif melarang Indira datang lagi. Rupanya tidak.“Jadi kamu tidak berniat melarang dia datang ke rumah? Apa kamu bermaksud untuk memperbaiki kembali hubungan kalian?” Litha bertanya te
Baca selengkapnya
6. Wanita itu datang lagi
Pagi-pagi sekali keluarga kecil itu kedatangan seorang tamu di depan pintu mereka. Tamu yang membuat keributan kemarin dan hampir memecah ketentraman keluarga Litha.Paras wanita itu menampilkan senyum anggun seolah-olah apa yang dilakukannya kemarin bukanlah hal yang besar.Dia berdiri di depan pintu dengan melambaikan tangan kanannya. Sorot matanya bergantian memperhatikan Kalandra dan Gemini.“Buat apa kamu datang sepagi ini? Bukannya urusan kita sudah selesai kemarin?” tanya Kalandra yang bingung akan kehadiran Indira. Dia lalu menoleh pada Gemini di sebelahnya yang juga memasang raut bingung. “Sayang, kamu naik ke mobil duluan, ya.”“Oke, Papa. Karena aku sudah nurut, sebagai gantinya Papa harus traktir aku sepulang sekolah,” kata Gemini yang memiliki senyum manis. Gadis kecil itu berjalan perlahan menuju mobil setelah mendapatkan anggukan dari sang ayah.Senyum Indira perlahan memudar mendengar pertanyaan Kalandra. Apalagi melihat kedekatan ayah dan anak itu. Tentu saja dia mera
Baca selengkapnya
7. Khawatir
Begitu sampai di depan sekolah, Litha segera turun dari taksi. Langkahnya begitu terburu-buru lantaran anak-anak TK sudah keluar bersama orang tua mereka. Salahkan jalanan yang macet sampai membuat Litha terlambat menjemput Gemini. “Ya, ampun! Gemini pasti ngambek, deh.” Ya, biasanya anak itu akan merajuk jika Litha telat menjemputnya. Gemini tidak suka menunggu sendirian, jadi kalau Litha telat, biasanya dia akan menunggu di ruang guru. “Gemini di mana?” Litha sudah masuk ke dalam sekolah, tetapi sekolah sudah mulai sepi saat ini menyebabkan ia merasa gelisah. “Ah, iya, ruang guru!” Ia berjalan cepat ke ruang guru. Untungnya Litha mendapati wali kelas Gemini masih di dalam ruangan. Pandangannya menyapu ke dalam ruang guru, tetapi tak menemukan putrinya di sana. “Selamat siang, Bu Vita. Apa Ibu tahu di mana Gemini?” tanya Litha. “Gemini tidak ada meminta saya menemaninya, Bu Litha. Saya pikir Ibu sudah menjemputnya tadi,” balas Vita sembari menghampiri Litha. “Hari ini saya te
Baca selengkapnya
8. Mawar yang mengering
Mata Litha tak percaya mendapati seluruh bunga dalam greenhouse-nya mati, tenggorokannya ikut terasa kering, sehingga ia tak mampu berkata-kata. Pak Kerta segera menyodorkan sebotol air mineral pada Litha. Tangannya gemetar kala ia membawa botol tersebut ke bibirnya. Ia bahkan merasa kesulitan untuk meneguk air tersebut. Mengapa? Pertanyaan itu ada dalam benaknya. Litha menggeleng beberapa kali lantaran tak percaya bisnisnya hancur dalam sekejap. Padahal tadi pagi semuanya masih baik-baik saja. Bunga-bunga tersebut masih terlihat segar dan siap dipanen. “Tolong jelasin sama saya, kenapa semuanya bisa jadi seperti ini?” Litha melirik para karyawannya satu per satu, tetapi mereka semua menunduk cemas. Hanya Pak Kerta yang berani melihat wajah kecewa Litha. “Kami merawat tanamannya seperti biasa, Bu. Tapi, sempat mencium bau obat pembasmi rumput, Bu. Saya tanya sama semua karyawan, mereka juga bilang tidak tahu siapa pelakunya,” jelas Pak Kerta. Seketika tatapan semua orang beralih pa
Baca selengkapnya
9. Seseorang telah mengaturnya
“Apa bisnis Litha benar-benar hancur?” Pertanyaan itu terlepas dari mulut Rosella yang terdengar bernada datar. Dia yang tidak pernah peduli akan Litha, sekarang untuk pertama kalinya tertarik untuk membahas menantunya. Mungkin saja karena kegagalan bisnis juga akan berimbas pada Kalandra.“Bener, Ma,” sahut Kinasih terdengar antusias. Kemudian wanita berusia tiga puluh tahun itu menjelaskan dengan mata berbinar seakan-akan hancurnya bisnis Litha adalah berita baik untuk mereka. “Entah siapa orang baik yang menggunakan tangannya untuk menghancurkan Litha. Sekarang wanita itu tidak akan berani menyombong lagi.”Di meja makan itu hanya Kinasih yang terlihat bersemangat. Sedangkan suami dan adik iparnya tak berkomentar apa pun. Namun, adik iparnya memiliki ekspresi tak setuju dengan perkataan Kinasih. Seingat Devita, Litha tidak pernah menyombongkan bisnisnya selama ini. Devita memutar bola mata setiap kali mendengar ucapan Kinasih yang menjelekkan Litha.“Hati-hati dengan perkataan kamu,
Baca selengkapnya
10. Informasi yang ditunggu
“Mama. Lihat aku bawa apa,” celetuk gadis kecil berwajah bulat tersebut yang agaknya berhasil mengagetkan ibunya. Kedua tangan Gemini saat ini memegang baki yang berisi bolu gulung.Litha bergegas mengambil alih baki tersebut lantas menaruhnya di atas meja. “Kenapa kamu bawa sendiri kuenya?”“Biar spesial dong, Ma,” sahutnya terdengar menggemaskan.Sejak satu jam lalu mereka berada di ruang keluarga. Tepatnya mereka menonton sebuah film kartun. Namun, beberapa saat yang lalu, tanpa Litha ketahui, Gemini keluar untuk mengambil bolu gulung tersebut.“Tadi aku minta Bi Rina buatin bolu gulung ini pakai resep buatan Mama.” Tangan mungilnya perlahan mengambil bolu gulung dan disodorkan pada Litha. “Buat Mama,” imbuhnya dengan lengkungan senyum terpasang di wajahnya.Litha terkesima mengetahui betapa perhatian putrinya. Beberapa hari ini dia memang agak murung dan sudah membuat Gemini khawatir.Hati Litha dipenuhi kehangatan dan segera memeluk putrinya. “Makasih, Sayang. Maaf, ya, Mama kuran
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status