Lahat ng Kabanata ng PERNIKAHAN KEDUA: Kabanata 31 - Kabanata 40
62 Kabanata
Bab 31
PERNIKAHAN KEDUA 31Begitu tiba di rumah Keysha, aku terkejut. Yang ada disana bukan hanya Om Reyhan, tapi dia juga membawa orang tua Tante Sarah yang sudah sepuh. Pemandangan miris menyambutku. Kiara menangis tersedu-sedu sambil memeluk Ibunya erat, seolah mengerti bahwa dia akan segera dipisahkan lagi. Sementara Tante Sarah kebingungan duduk dibawah tatapan orang-orang yang mengintimidasinya, Om Reyhan dan kedua orang tuanya. Dan bukan itu saja, seorang wanita dengan tampang angkuh, memakai setelan jas resmi duduk sambil menumpang kaki."Baguslah kau segera datang Zaid. Aku datang hendak menjemput istriku.""Anda tidak berhak memisahkan seorang istri dari suaminya. Mereka ini sudah saling mencintai sejak dulu."Wanita tua dengan dandanan rapi itu menuding wajahku. Dialah Ibu Tante Sarah yang dipanggil Eyang putri oleh Keysha."Dan kau hanya orang luar disini. Kau sama sekali tak punya hak meski sekedar bicara sepatah katapun." Sang Ibu masih berapi-api. Wajah Om Reyhan tampak penuh
Magbasa pa
Bab 32
PERNIKAHAN KEDUA 32PoV KEYSHA"Menikahlah denganku. Jadilah istriku, Key."Aku membeku di kursiku. Menatap mata hitam sempurna itu, yang juga menatapku tanpa kedip, aku terpaku. Apa telingaku tak salah dengar? Lelaki sempurna ini, yang kukagumi dan kerap menjadi sumber semangatku setiap hari, mengajakku menikah? Benarkah? Apa dia tak salah ucap?"Keysha, aku bersungguh-sungguh. Menikahlah denganku."Aku masih tak mampu berkedip. Saat ini, yang terngiang di telingaku justru suara Diaz kemarin sore. Ya, baru kemarin sore, sebelum akhirnya dia pergi jauh menyebrangi benua tanpa pamit lagi padaku.'Aku cinta sama kamu, Key. Aku cinta kamu!'Alangkah lucunya. Adiknya menyatakan cinta, dan Abangnya mengajakku menikah. Lelucon macam apa ini?Aku tertawa, bingung dan linglung."Abang jangan aneh-aneh. Abang tahu…""Aku tahu. Aku tahu kalau Diaz juga mencintaimu. Karena itulah dia pergi menjauh dan berpesan padaku untuk menjagamu."Lagi-lagi aku ternganga. Anak bandel itu…"Jadi, Abang ingin
Magbasa pa
Bab 33
PERNIKAHAN KEDUA 33Aku tidur sambil memeluk Kiara, bersyukur karena aku tak kehilangan satu haripun bersama mereka, Ibu dan Ara, dua orang yang menjadi sumber kebahagiaanku. Aku berjanji akan mempertaruhkan apa saja demi membuat mereka bahagia. Lalu, cahaya lampu tidur menimpa jari manis tangan kiri dan kemilau cincin itu menmbuatku menarik tanganku. Aku tersenyum, menghela napas panjang dan segera menyadari bahwa kini aku terikat dengan seseorang. Seseorang, yang juga kucintai.Aku turun dari tempat tidur dan mengambil wudhu, lalu sholat tahajjud dengan hati tenang. Aku memang berada di suatu tempat yang tak kuinginkan, tinggal bersama orang-orang yang tak menginginkanku, tapi aku bertekad akan tetap disini demi Ibu dan Kiara.Usai sholat, aku mengaji sebentar menunggu subuh. Biasanya setelah sholat subuh, Ibu akan bangun dan memasak. Tapi itu dulu saat Ayah masih ada. Kemarin di rumah mungil kami, Mbok Imas melarang Ibu ke dapur pagi-pagi. Beliau sedih melihat tubuh Ibu yang kurus
Magbasa pa
Bab 34
PERNIKAHAN KEDUA 34Rani menarik tangannya dari cekalan tanganku dengan membabi buta. Dia panik luar biasa, padahal aku hanya main-main. Rasanya aku ingin tertawa melihatnya. Aku memang sengaja, supaya dia tahu bahwa dia tak seharusnya main-main denganku. Dan ketika cekalannya kulepaskan, Rani langsung berlari naik tangga sambil menyumpah-nyumpah. "Astaga, anakmu Sarah. Mama rasa dia sudah gila!" Seru Eyang sambil menekap dada.Aku tersenyum kalem."Belum Eyang. Tapi kalau ada yang coba-coba menyakitiku, Ibu dan Kiara, aku bisa benar-benar menggila."Eyang melotot. Dia lalu berjalan ke depan dan berseru-seru memanggil sopirnya. Ibu menggeleng-gelengkan kepala memandangku, lalu bergegas mengikuti Eyang. Masih kudengar suara Ibu meminta maaf dan suara Eyang mengomel panjang pendek. "Maafkan Keysha Ma.""Didik anakmu Sarah. Bisa-bisa aku kena serangan jantung kalau dia masih begitu.""Iya, Ma."Aku tertawa kecil, kuletakkan pisau buah itu kembali ke dapur, lalu naik ke lantai atas, men
Magbasa pa
Bab 35
PERNIKAHAN KEDUA 35Rani memandangku dengan tampang curiga, lalu tak lama dia mendesah."Rasanya nggak mungkin.""Kenapa nggak mungkin?" Aku mengerutkan kening menatapnya. Dia balas menatapku."Papa sangat mencintai Ibumu, bahkan saat Mamaku masih ada, nyaris semua sumber pertengkaran adalah karena Papa tak pernah melupakan Ibumu."Aku terdiam, sebuah fakta yang baru kudengar. Kupikir ini hanya tentang balas dendam. Rani tertawa getir."Karena itulah aku membenci Ibumu dan ingin membuatnya tak bahagia seperti apa yang dirasakan Mama sampai dia meninggal dunia."Kali ini aku semakin kehilangan kata-kata. Ternyata bukan hanya aku yang menjadi korban masa lalu mereka. Masa lalu yang tak mau pergi."Wajar nggak kalau aku benci Ibumu?" Rani tertawa, tapi dapat kulihat matanya menyorot sedih."Apa Papamu nggak sayang sama Mamamu?""Papa sayang sama Mama, tapi setiap kali Mama melakukan kesalahan, Papa akan selalu bilang : Sarah nggak begini… nggak begitu… meski dengan suara pelan. Mamaku or
Magbasa pa
Bab 36
PERNIKAHAN KEDUA 36"RANI!"Bentakan Om Reyhan yang menggelegar membuat Rani nyaris melompat. Dia langsung bersembunyi di belakang tubuh Ibu. Sementara Om Reyhan berpaling dengan murka ke arahku."Suruh tamumu pergi dan bawa kembali semua ini!"Aku memandang Ibu. Pada saat seperti ini, ingin sekali rasanya aku melihat Ibu mengeluarkan suara untuk membelaku, bukan hanya diam. Bang Zaid mungkin tak menyangka semua ini akan terjadi. Pastilah dia hanya berpikir bagaimana cara membantuku. Aku menoleh pada Mbak Riri dan Mbok Imas."Mbak Riri dan Mbok Imas, pulanglah dulu, saya nanti akan bicara pada Bang Zaid."Mbak Riri mengangguk tanpa membantah. Mereka lalu berjalan menuju mobil tanpa menoleh lagi."Hey! Bawa ini semua!"Seperti kesetanan, Om Reyhan melempar paper bag itu ke halaman. Astaga, dia benar-benar tipe orang yang tak bisa menghargai maksud baik orang lain."Maaf, Pak. Saya hanya menyampaikan perintah Bos saya. Dan benda yang telah dia berikan, dilarang untuk dibawa lagi. Kata B
Magbasa pa
Bab 37
PERNIKAHAN KEDUA 37Aku spontan tertawa membaca chat dari Rania, dan tiba-tiba saja merasa kalau aku punya adik remaja, adik selain Kiara. Lalu aku mengingat-ingat, berapa usia Rania? Lima belas atau enam belas tahun? Ah, dia masih anak-anak. Mengingat ceritanya tentang almarhum Mamanya, aku jadi menduga, mungkin saja dia selama ini mendapat didikan yang baik dari Mama yang sangat dia cintai. Lalu setelah dia ditinggal pergi, tiba-tiba saja Papanya menikahi Ibuku. Sikap judesnya, bisa jadi adalah caranya untuk protes.Mobil Bang Zaid datang tak lama kemudian. Di hari-hari biasa, Bang Zaid hanya memakai mobil Innova reborn, tapi bagiku itu sudah cukup mewah karena selama ini, Ayah mengajariku berhemat demi bisa menabung untuk kuliah. Mobil kami adalah mobil Avanza keluaran tahun lama, yang itupun dipakai sesekali saja. Dan itu pula yang membuat Eyang mencibir setiap kali kami datang. "Katanya suamimu kepala cabang perusahaan, mobil jelek seperti itu, bikin malu saja."Ah, Ayah hanya k
Magbasa pa
Bab 38
PERNIKAHAN KEDUA 38"Mas, tidak bisakah ditunda? Nanti malam Key tunangan. Ini moment penting untuknya."Samar aku mendengar suara Ibu. Subuh masih sangat muda, dari kejauhan suara adzan sedang dikumandangkan. Aku keluar kamar hendak mengambil minum ketika tanpa sengaja mendengar suara Ibu dari celah kamar yang terbuka sedikit."Justru karena dia mau tunangan, aku tak mau hadir.""Ya Allah, Mas. Sampai kapan kebencianmu pada anak-anakku usai?"Suara Ibu bergetar. Aku menggigit bibir mendengarnya, sedih dan juga geram. Entah terbuat dari apa hati lelaki ini sehingga begitu bebal dan tinggi hati. Dia pikir aku dan Ara lahir dari batu kah?"Sampai mati!"Astaga.Aku nyaris saja menginterupsi perdebatan itu kalau tak ingat bahwa itu akan makin mempersulit keadaan Ibu."Sudahlah, kubilang sabar. Saat ini aku masih terus teringat wajah Arman dan bagaimana kamu mengkhianati aku."Suara Om Reyhan melunak. Lalu tak terdengar apa-apa lagi. Aku melipir naik lagi ke atas dan menutup pintu kamar d
Magbasa pa
Bab 39
PERNIKAHAN KEDUA 39PoV OM REYHANEmpat jam sebelumnya.Dari balik jendela kamar hotel, Aku memandang Jembatan Ampera yang tampak indah di sore hari. Banyak orang lalu lalang, wisatawan lokal maupun mancanegara yang menanti sunset di sungai Musi. Aku berencana mengajak Sarah wisata kuliner lalu belanja. Kami mungkin akan menghabiskan malam yang romantis disini. Sesuatu yang kuimpikan bertahun-tahun lamanya. Disini, akan kulakukan apa saja agar dia bisa melupakan bahwa nanti malam seharusnya dia ada disana, mendampingi Keysha menerima cincin pertunangan dari Zaid.Pintu kamar mandi terbuka, istriku keluar dari sana dengan wajah basah setelah mandi. Aku memandangnya sambil tersenyum, bahagia karena akhirnya berhasil menjauhkan dia dari Keysha. Tapi, Sarah menunduk dan dia menghindari tatapanku."Ada apa?" Aku mengangkat dagunya, dan tampak matanya yang bengkak dan merah. Aku mendesah, sungguh tak suka melihatnya seperti ini."Kau masih ingat pada Keysha?"Sarah membuang muka, mengalihka
Magbasa pa
Bab 40
PERNIKAHAN KEDUA 40"Aku tahu bahwa ini akan terjadi."Aku terkejut, menegakkan tubuh dari posisiku yang sedang membetulkan tali sepatu. Sandal sepatu putih cantik ini memiliki tali di bagian tumit, yang menahannya agar tetap berada di tempatnya meski aku berlari sekalipun. Solnya empuk meski sedikit tebal."Apa kabar, Bu Guru."Aku tertawa kecil, menyambut uluran tangan Diaz. Dia masih memanggilku Bu Guru. Ini adalah pertemuan pertama kami sejak pernyataan cintanya waktu itu. Dia pergi tanpa pamit dan tahu-tahu muncul menghadiri pertunanganku."Kau pergi tanpa pamit.""Aku nggak mau membuatmu ragu dan menangis.""Kenapa memangnya aku harus ragu dan menangis?""Karena aku terlalu ganteng untuk kamu tolak."Aku refleks memukul bahunya. Ternyata dia belum berubah, masih over-pede dan bicara seenaknya."Ternyata nggak ada cewek bule secantik kamu."Aku melotot."Berhenti menggoda. Aku ini calon kakak iparmu."Diaz meringis. Tatapan matanya lekat padaku. Tamu-tamu telah pulang, tinggal ke
Magbasa pa
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status